Love you, touchan…
Rated: M mugyaaa..
Pair: Uchiha sasuke x Uzumaki naruto
Disclaimer: Naruto sejak dari janin udah punya babe Kishimoto
Genre: romance, family, angst, a little bit humor
Warning: pastinya YAOI donkzzzz…. Xexexxe xp…narUKE- saSEME…fuufuufufuufufuuu…. #plak ga penting…. And maaf kalo bnyak typo ditiap chapter coz authornya males meriksa lagi.. hhehe (yak ketahuan dech…..)#plak di tampar readers
Summary:
Menceritakan kisah tentang seorang duda beranak satu yang menemukan cinta sejatinya pada diri seorang pemuda yang masih berstatus mahasiswa sebuah universitas kedoteran terkenal. Bagaimanakah hubungan mereka, akankah cinta mereka dipersatukan oleh takdir? Dan bagaimana dengan sang anak?
#chapter 1
Namaku adalah Namikaze Naruto, saat ini aku berusia 30 tahun dan hidup sebagai seorang duda beranak satu. Ya, aku sudah menikah saat umurku 24 tahun, setelah tamat kuliah aku langsung menikahi gadis yang saat itu aku cintai, dan dari pernikahan kami itu aku mendapatkan seorang putra yang perawakannya mirip sekali denganku. Namanya Namikaze Ryuutarou. Saat ini anakku berusia 5 tahun, dan saat ini ia sudah masuk ke jenjang taman kanak-kanak.
Tentang perawakan diriku, kata orang orang aku tergolong dalam kategori Bishounen (cowok cantik) dan sangat manis, tapi kadangkala tanggapan orang-orang padaku, kurasa terlalu berlebihan dan akupun agak risih mendengarnya. Tinggiku masih normal untuk ukuran laki-laki, hmm.. kalau tak salah sekitar 172cm kuukur sebulan yang lalu, badanku cukup berisi namun tak terdapat otot-otot yang begitu menonjol ditubuhku. Rambutku pirang cerah dan juga agak berantakan walaupun sudah aku sisir setiap hari, namun akau rasa rambutku ini tak bersahabat dengan sisir. Mataku berwarna biru, kata orang-orang juga biru mataku mengingatkan mereka akan musim langit musim panas. Hidungku sedikit mancung dan juga bibirku berwarna merah padahal aku berulang kali mengatakan aku tak pernah memakai 'pemerah bibir' seperti yang kebanyakan wamita selalu pakai dibibir mereka agar menambah kesan sexy atau apalah namanya itu. Sedangkan kulitku berwarna agak sedikit gelap tak seputih orang jepang pada umumnya, orang-orang bilang berwarna tan eksotis tapi aku tak menegrti artinya apa.
Sedangkan anakku itu mirip sekali denganku, perbedaannya hanya terletak pada warna kulit kami, kalau warna kulitku agak gelap sedangkan warna kulit anakku itu putih seperti ibunya. Hal yang sanagt aku sukai dari putraku adalah senyumannya, jangan heran jika kalian melihat putraku apalagi senyumnya aku yakin kalian pasti akan kehabisan darah melihatnya. Karena akupun sering mengalami hal itu, hehe..
Saat ini kami tinggal di sebuah apartement di desa konoha, yah apartement yang cukup sederhana untuk kami tinggali, aku tak ingin memberikan fasilitas yang mewah pada anakku sejak dini, aku ingin menanamkan betapa indahnya menghemat selama kita masih hidup.
Oh ya aku lupa mengatakan soal pekerjaanku, aku bekerja sebagai seorang guru di salah satu SMA Negeri di Konoha, dan aku senang dengan pekerjaanku ini walaupun sejujurnya aku bisa saja mendapatkan pekerjaan yang lebih dari ini.
Sebenarnya aku baru 6 bulan pindah kekota ini, dan 6 bulan sudah aku mengenal seseorang yang akhir-akhir ini selalu menghantui pikiranku. Dia adalah Uchiha Sasuke, orang yang tinggal tepat disamping kamarku, yapz, ia adalah tetanggaku. Sedikit mengesalkan, jika mempunyai tetangga yang cukup irit bicara seperti dirinya, namun entah kenapa anakku sangat menyukai pemuda ini. Hampir setiap hari ia pasti datang menghampiri kamar sasuke, kalau tidak ia yang datang pasti sasuke yang datang berkunjung ke kamar kami. Untungnya sasuke tak keberatan dengan tingkah anakku yang cukup merepotkannya, hehe walaupun ia tak pernah mengatakannya namun aku tahu dari sorot matanya yang menatap anakku dengan kasih sayang.
Hari ini seperti biasa sasuke datang berkunjung ke kamar kami dan paling tidak ia sangat membantuku dalam menyiapkan makanan untuk anakku ini.
"nee, sasuke,, hali ini sasuke akan mengantal lyuu lagi kan?" ucap anakku yang masih belum bisa menghilangkan cadelnya itu, hehe lucu…
"hn" haa sudah kuduga itulah jawaban yang selalu diberikan atas pertanyaan anakku, tapi sepertinya anakku mengerti apa artinya 'hn' dari sasuke itu.
"yeiii… sasuke baik…" ucap anakku yang kini berusaha menghabiskan sarapannya kemudian berangkat menuju ke tk yang tak jauh dari apartement kami.
"nee, ryuu.. nanti dipulangnya touchan yang jemput ya, sasuke ada kuliah jadi touchan tak mau merepotkannya kali ini, ok?" ucapku pada ryuu sambil mengusap remah roti yang menempel dipipinya, tak lupa dengan senyum manisku.
"oke…" ucapnya mengerti akan ucapanku.
"yoshh.. kalau begitu cepat selesaikan makanmu dan kita berangkat ok?"
"hummbbb…nyamm.. nyammm" ucapnya ditengah kegiatan mengunyah makanan yang sudah hampir habis itu.
Setelah selesai dengan kegiatan sarapan kami, ryuu langsung menuju kamarnya untuk mengambil tas dan juga alat-alat keperluan sekolahnya, sedangkan aku dan sasuke, kini kami tengah mencuci piring bekas kami gunakan tadi.
"hmm.. hari ini kau ada kuliah samapai jam berapa sasuke?" Tanya ku yang masih asik menyabuni piring-piring didepannku.
"jam 4." Jawabnya singkat.
Kulirik sekilas kearahnya yang kini membilas piring-piring yang sudah kusabuni tadi, entah kenapa aku merasa gugup bila berada dekat dengan dirinya, jantungku berdetak terlalu cepat, seperti akau habis berlari sekian kilo saja.
Tiba-tiba pandangan mata kami bertemu, ia menatapku, aku kaget dan tanpa sengaja ku palingkan wajahku yang kini tengah bersemu merah, merasa seperti maling yang ketahuan mencuri. Dapat kurasakan ia bergerak mendekatiku, dekat, dekat, dan semakin dekat, dan kini lengan kananku bersentuhan dengan dada bidangnya, karena tinggi kami cukup berbeda, aku hanya setinggi dagunya. Kini jantungku semakin berdetak cepat rasanya jantungku ingin melompat keluar, kupejamkan mataku saat kurasakan tangannya menyentuh rambutku.
"ada sabun di ponimu, tch ceroboh" ucapnya kemudian.
"ah..ahaaha.. te.. terima kasih" ucapku gugup.
"touchan.. sasuke… ayo belangkat!"seru anakku yang kini sudah berada di depan pintu lengkap dengan peralatan sekolahnya.
"sebaiknya kita cepat, atau ryuu nanti bisa ngambek" ucap sasuke yang kini sudah melepas apron yang ia gunakan tadi.
"hmm.. ya..ya.." jawabku masih menundukkan kepala tak berani menatap kearah sasuke. 'Fyuhh.. untung saja ada suaranya ryuu kalau tidak..kalau tidak…argghhhhh…' batinku sambil memegang helaian rambut pirang di kepalaku.
"touchannnnn!" teriak ryuu lagi dari depan pintu.
"yaa.. touchan kesana sekarang!" teriakku juga membalas teriakan anakku itu.
'Semoga hari ini cepat terlewati' batinku sedikit frustasi sambil melangkahkan kaki menuju kearah ryuu dan sasuke.
Siang hari saat menjemput ryuu…
"nee,, gaala sensei, touchan lama,, lyuu bosan" ucapnya pada seorang pemuda berambut merah yang adalah sensei dari anakku, dan juga ia merupakan temanku saat masih smp dulu.
"tunggu sebentar lagi ya, sensei yakin sebentar lagi touchanmu pasti datang" ucapnya sambil mengusap helaian rambut pirang sang bocah.
"Ryuu….!" Teraik seseorang di kejauhan yang disinyalir adalah naruto.
"hha.. haa.. haa… maafkan touchan ryuu,, tadi di sekolah ada sedikit masalah jadi touchan terlambat datang kesini, sekali lagi maafkan touchan ya.." ucapku yang kini sudah mensejajarkan tubuhku dengan tubuh anakku. Memandangnya dengan perasaan yang sangat bersalah.
"embhh.. touchan halus membelikan lyuu lamen balu lyuu maafkan" ucapnya sambil menyilangkan tangannya di depan dada, berusaha untuk bersikap cuek padaku. Tapi hal itu malah membuat aku tersenyum, karena tingkahnya itu sangat menggemaskan.
"pfft.. ya..ya.. nanti touchan belikan ryuu ramen porsi besar, nah.. sekarang ayo pulang" ajakku kemudian mengamit lengan kecil anakku itu. Dan tak lupa juga aku berpamitan pada gaara.
"nee… gaara aku pulang dulu ya, terimakasih sudah menjaga dan menemani putraku, hehe"
"tak usah sungkan padaku naru, kita temankan. Hati-hati dijalan ya." ucapnya padaku
"jaa, ne.. gaala sensei.." seru anakku pada gaara.
Di tengah perjalanan menuju rumah….
"touchan… nanti mampir lagi ya ke tempatnya sasuke, aku mau main ke tempatnya lagi touchan"ujar anakku yang terlihat senang membicarakan tentang sasuke.
Mendengar nama itu, perasaanku kalut lagi, ada sesuatu yang ingin meloncat keluar. Aku hanya bisa terus mendengarkan ujaran anakku tentang sasuke, semakin lama hal itu membuatku kesal karena masih saja anakku membicarakan tentang pemuda yang menjadi pikiranku selama ini, yang membuat pikiranku kacau, hati tak tenang, gelisah, dan kalut. Karena kesal akhirnya dengan tak sengaja aku membentak anakku.
"HENTIKAN! JANGAN LAGI KAU BICARA DAN MENYEBUT NAMA ITU!" bentakku kasar pada anakku yang saat ini shock mendengar bentakanku pada dirinya.
"Seberapa baikkah orang itu padamu ryuu, kenapa kau selalu saja membicarakan tentang dirinya, dia bukan siapa-sipa kita ryuu, dia hanyalah seorang tetangga yang dengan kebetulan tinggal disamping kamar kita, dia hanyalah orang lu-"
"TIDAKK! Touchan jahat, sasuke tak seperti itu, lyuu sayang sasuke! Lyuu benci touchan!" teriaknya memotong ucapanku, dan kini ia berlari setelah mengatakan hal itu dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.
"RYUU!" ucapku yang dengan segera berlari mengejarnya. Namun langkahku terhenti ketika kudapati di belokan itu tak ada sosok anakku yang sedang kucari. Aku bingung. Tak ada seorangpun disana. Kemana dia? Kenapa cepat sekali menghilang? Perasaanku kini semakin kalut, pikiran-pikiran negative mulai terbersit dikepalaku. Pikiranku seakan kosong. Hanya nama anakku yang saat ini tengah kurapalkan tanpa henti sambil berlari mengitari blok rumah dimana tadi kami lewati.
Satu setengah jam berlalu, hari sudah semakin sore, tapi aku belum juga menemukan sosok anakku itu. Orang orang melihatku dengan tatapan heran, aku tak peduli walaupun saat ini penampilanku sudah sangat tidak enak dipandang, biarlah, asalkan aku cepat menemukan anakku. Aku terus berlari hingga kini aku berada didepan apartementku, tiba-tiba handphoneku berdering..
"hallo, Sasuke?"
"hn, kau dimana?"
"aku didepan kamar apartement, ada apa?"
"aku kesana seka-"
"touchan!" teriak suara yang sangat aku kenal yang ternyata adalah anakku, percakapanku dengan sasukepun tak kuhiraukan, langsung saja aku menuju kearah anakku dan langung menerjang untuk memeluk tubuh mungil putraku.
"sasuke?" ucapku yang kini melihat sosok sasuke dibelakang anakku. Karna lelah dan emosiku belum sepenuhnya terkontrol, yang aku lakukan saat ini adalah mengahmpirinya dan tiba-tiba kulayangkan tinjuku kewajahnya. Ia kaget, tentu saja, namun hanya sekejap kemudian sikapnya kembali seperti semula.
"kau! kau bawa kemana ryuu ha? Tahukah kau aku khawatir sekali karna tak menemukan anakku, yang ternyata dari tadi ada bersamamu."
"kau. kau yang tak pernah tau rasanya seorang ayah yang gelisah memikirkan keadaan putranya. Seenaknya saja kau membawa ryuu pergi tanpa bilang papun padaku! Jawab aku! Kenapa kau hanya diam ha? Brengsek!" teriakku didepannya sambil memegang kerah kemeja sasuke. Sekilas kulihat ryuu masih menagis, menahanku supaya tak marah pada sasuke, tapi tak kuhiraukan.
"kau, yang hidup ditengah keluarga yang tak tahu apa-apa pantas saja hidupmu jadi orang seperti sekarang. Tak punya perasaan! Aku yakin kedua orang tuamupun tak ada yang mengharapkanmu!" ujarku yang semakin lepas kendali. Kali ini kulihat wajahnya sedikit menampakkan ekspresi terkejut saat kulontarkan makian makian itu. Aku kaget. Sorot matanya kini tengah menampakkan rasa kesepian yang sangat dalam. Kulepas cengkraman tanganku pada kerah bajunya, dan perlahan sasuke pergi, berjalan menjauh dari tempat ku berdiri. Terdapat sedikit rasa sesal dihatiku karena telah mengucapkan kata-kata itu padanya.
"hiks.. huwee.. touchan.. touchan jangan salahkan sasuke, lyuu yang salah, lyuu tadi telsesat, dan sasuke yang nolong lyuu, sasuke ingin bilang padatouchan kalau lyuu ada sama sasuke, tapi lyuu yang minta dilahasiakan, hiks.. lyuu masih kesal sama touchan, jadinya lyuu suluh sasuke jangan menghubungi touchan, hiks… maafkan lyuu… maaf touchan.. jangan salahkan sasuke… lyuu mohon.. hiks.. hiks.. huweee…" papar anakku sambil berusaha menahan isakannya, mendengar itu rasa sesal dalam hatiku bertambah, kini pikiranku mengatakan aku harus minta maaf pada sasuke harus!.
"nee…. Ryuu.. ryu maukan tinggal sebentar dirumah, touchan ingin minta maaf pada sasuke, bisakan?" tanyaku yang kini menatap anakku penuh harap, namun kakiku kini seakan-akan menarikku agar cepat cepat berlari mengejar sasuke.
"hiks.. tentu touchann. Touchan pelgilah.. bawa sasuke pulang ya.. hiks" ucapnya kemudian menghapus air mata yang menetes dipipinya sambil tersenyum kearahku. Melihatnya akupun langsung meninggalkan anakku kemudian berlari pergi mengejar sasuke. Entah mengapa langkah kakiku seolah tahu kemana perginya sasuke. Dan benar saja, kini orang yang aku cari ada dihadapanku, orang itu kini tengah memandang langit hitam yang penuh bintag diatasnya.
Kudekati dia, yang nampaknya sedikit terkejut dengan kedatanganku. Langsung saja kuucapkan permintaan maafku padanya, berkali-kali kuucapkan kata 'maaf' sambil membungkukkan badanku dalam-dalam. Namun ia hanya terdiam memandangku. Sesak dalam dadaku terus bertambah, aku benar-benar sangat menyesal telah mengatakan makian-makian itu padanya. Sungguh saat itu bukan hanya karena udara yang dingin tapi juga rasa maluku yang besar sehingga membuat wajahku kini tengah merah padam.
Beberapa saat kami terdiam dan saling memandang, tiba-tiba ia tertawa, memecahkan keheningan yang ada diantara kami. Aku heran, mengapa ia harus tertawa padahal tak ada yang lucu. Kesal karena tanggapanku tak dihiraukan, kupukul kepalanya itu dengan tanganku, ia hanya bisa mengaduh kecil kemudian tersenyum hangat kearahku. Lagi-lagi, wajahku memerah dibuatnya. Kupalingkan wajahku kearah lain, iapun bertanya apakah aku sakit atau kedinginan. Namun tak kujawab pertanyaannya itu. Dadaku bergemuruh kian keras, dan tanpa sengaja perasaan yang selama ini kutahan keluar begitu saja, kukatakan "aku menyukaimu" iapun terkejut. Tapi itu tak lama, sekejap mata kini aku tengah berada dalam pelukannya, kudengar ia membisikkan sesuatu ditelingaku, "terimakasih" hanya kata-kata itu yang kudengar, setelahnya ia menangkup pipiku dan kemudian iapun menciumku. Kaget, itulah yang kurasakan saat ini, namun kehangatan yang dijalarkan melalui bibirnya seolah-olah menghipnotisku, kini pikiranku terbang, tak kurasakan lagi dinginya angin malam yang berhembus, hanya kehangatan yang kini kurasakan dalam pelukannya.
Dan disinilah aku sekarang, berada didalam kamar apartement sasuke…..
"ahh… nghh..."
""sshh… ohh.. ahhh…"
"aahh..ahhh..ahhh..ahh.. fas..ter.."
"yes… sshh.. ugh.. my love…"
"ahh..ahhh..ahh.. fast..err..sa..sukee… fu..ck me.. har..der.. ahh..nghhhh.. plee..aase..ngghh…ahhh"
"ye..s… yes.. if you said you love me,, more and more…"
"ye..s.. nghh.. aahh.. haa..haa.. i.. lo.. .. you.. I lovee..e.. .."
"thanks…"
Desah dan deru nafas yang memburu saling beradu diudara, itulah yang kini ada dalam kamar yang hapir dipenuhi warna biru, dan kini aku yang tengah berada dibawah pemuda yang beberapa jam yang lalu kunyatakan bahwa aku menyukai dirinya, kini tengah menikmati kenikmatan yang telah lama tak kurasakan bahkan mungkin lebih dari yang pernah kurasakan. Tak kuhiraukan lagi suasana yang mungkin saja membangunkan anakku di kamar sebelah atau tetangga lainnya, aku tak perduli yang kuperdulikan sekarang adalah pemuda yang tengah menjamah seluruh tubuhku, pemuda yang sedang menikmati hangatnya berada dalam tubuhku, pemuda yang kini adalah kekasihku. Ya, kekasihku… orang yang kucintai….
Tsuzuku…..
Hieee… gimana? Gimana? Gaje? Abal? Ya ialah yang buat kan juga ga jelas.. xexexe
Ooww… ya ini fic aku adaptasi juga dari manga yaoi yang sempet aku baca judulnya sama, koishite daddy…
Cuma mungkin peran sang ayah aku ganti jadi naruto xexexe
Maaf ya kalau ficku ini kurang berkenan dihati kalian…
Terimakasih juga telah berkunjung juga membaca fic ini, mungkin aku Cuma buat chapter pendek yah sekitar 7 chapter,,. Kalau memungkinkan aku juga berniat buat sekuelnya hehehe gimana?
Buat yang review, ngasi kritik or saran terimakasih banyak.. maaf ga bisa ngasi apa apa,, aku ngasi cium aja dah kalo gtu xexexex #ditabok readers..
Akhir kata….
Jaa.. neee….
