Just love you
Cast:
Tan Eunhyuk
Choi Donghae
Kim Ryeowook
Tan Heechul
Dan member lain seiring berjalannya cerita
Synopsis:
"Kenapa kau sangat menyebalkan!"/ "Apapun yang terjadi, aku hanya mencintaimu… hanya kamu dan tidak akan berubah!"/ "Bodoh sekali dia membuat namja sepertimu menangis!"/ "Dapatkah aku mengulang waktu? atau bisakah aku mati sebelum mengenalmu?" HAEHYUK STORY
Warning: yaoi/BL (sudah pasti ), AU, EYD dimana-mana, OOC, membosankan akut (tidak menerima complain efek samping), membingungkan, cerita pasaran
.
Tidak menerima flame, lebih baik saran yang membangun oke?
Jadi jika tidak suka, jangan dibaca
.
.
.
Chapter 1
"Eomma aku berangkat!"
"Tidak makan dulu?"
"Tidak eomma, Hyukkie sudah terlambat!" kataku sambil menggigit sepotong roti.
"Baiklah, itu bekal untuk hari ini,"
"nde eomma, gomawo~" aku berlari ke pintu, eomma hanya menggeleng melihat kelakuanku. Aish lupa! Aku kembali berlari kemeja makan.
"Ada yang tertinggal?"
"Mmm~ ciuman keberuntungan belum,"
"Hahaha berapa umurmu masih meminta ciuman dari eomma?" eomma tersenyum lalu mencium pipi kananku. Setelahnya aku melambaikan tangan sambil berlari ke luar. Aku memakai helm kuning kesayangan dan mulai menghidupkan sepeda motor tua berwarna putihku.
Hehehe ada yang lupa, aku belum memperkenalkan diri. Mianhae… setiap pagi aku selalu seperti ini. apalagi jadwal sekolah yang semakin padat dan mengharuskanku pulang sore. Akhirnya aku sering terlambat karena tidak bisa membagi waktu. Baiklah, annyeonghaseo naneun Tan Eunhyuk imnidha! Umur 18 tahun, sekolah di SMA Shinwa kelas 3. Seorang namja penyuka dance, yang menjadi ketua di club teather. Tadi itu eommaku. Yeoja cantik berambut panjang namanya Tan Heechul. Aku kira sudah cukup perkenalnya.
Aku memasuki gerbang sekolah. Memarkirkan sepeda dekat pohon. Tempat favorit karena membuat sepeda motorku tidak kepanasan. Belum selesai aku menaruh helm, tiba-tiba aku merasa dilempar sesuatu dari belakang. Aku menoleh mendapati seorang namja paling menyebalkan sejagat raya.
"Ups kukira tidak ada orang," katanya dengan wajah tanpa dosa. Aku mengerucutkan bibir kesal.
"Yaa, kau sengaja ingin cari gara-gara denganku?"
"Hei jangan suka menunduh orang? Kau melakukannya agar mendapat permintaan maaf dariku kan?"
"Apa? memang kau yang salah kok!"
"Aku tidak sengaja!"
"Mana ada tidak sengaja pas mengenaiku!"
"Bisa saja kan? katak gastric brooding bisa melahirkan melalui mulut, atau septum jantung dapat bocor dan menjadi kelainan… semua hal yang tidak mungkin bisa terjadi,"
"Mentang-mentang siswa terpintar, dasar ikan amis,"
"Mwoya? Bilang saja kau tidak mengerti myeolchi bau kedelai,"
"Apa kau bilang? Dasar ikan pabo,"
"Huh tidak salah? Kau itu yang monyet pabo!"
"Kau sengaja ingin mangajakku bertarung!"
"Aku tidak yakin, kau terlalu kurus dan cengeng!" kata namja bersurai brunette ini sambil menyender pada mobil sport hitam miliknya. "Bisa-bisa aku dituntut karena melakukan tindak kekerasan pada anak dibawah umur,"
"Siapa yang dibawah umur? Yaa umur kita sama, bahkan menurut bulan lahir lebih tua aku tahu!"
"Hahaha tapi kau masih seperti anak kecil, memang pantas sih nama myeolchi untukmu,"
"Argh… Choi Donghae beraninya kau!" aku berjalan mendekatinya. Berkacak pinggang sambil menatapnya tajam. "Kau bahkan jauh lebih pendek dariku!"
"Jangan berlebihan! aku hanya beda beberapa centi denganmu, lagipula walaupun pendek aku lebih populer! dan…" namja bernama lengkap Choi Donghae ini memegang daguku sambil menyeringai. "Aku lebih tampan, karena kau terlalu manis untuk menjadi seorang namja!"
"Mwo? yaa beraninya kau!" aku melayangkan tinjuku padanya, tapi dengan mudah dia menangkis dan memegang tangan kananku. Tidak hilang akal aku kembali mencoba meninjunya dengan tangan kiri, tapi lagi-lagi dia memegangnya. Aku berusaha melepaskan diri. Entah karena aku yang terlalu lemah atau memang dia yang terlalu kuat sehingga tubuhku hanya bisa bergerak resah. "Lepaskan aku!"
"Sejak kelas satu, kau tidak bisa menang melawanku! Jadi tidak perlu mencoba?"
"Aish… lepas!"
"Kalau aku tidak mau?"
"Lepaskan aku Choi Donghae! tidak malu apa jadi pusat perhatian!" protesku saat menyadari semua siswa yang ada diparkiran melihat kearah kami.
"Peduli apa aku pada mereka," katanya santai. igh dasar namja menyebalkan! Dengan kekuatan penuh aku injak kakinya. Dia pun mengaduh dan dan langsung melepaskan tanganku.
"Dasar ikan menyebalkan! Ingat, urusan kita belum berakhir!" kataku sambil berlari pergi. Kesal! kenapa aku harus bertemu dengan namja itu pagi-pagi seperti ini? Kenapa sih perkelahian kami tidak ada habisnya?dan satu lagi, ini paling penting kenapa dia selalu menjahiliku? Ada saja yang dia lakukan untuk membuat emosiku naik. Apa dia tidak bisa mencari target lain untuk di jahili?
Namanya tadi, Choi Donghae. namja menyebalkan yang sekelas denganku semenjak duduk di bangku SMA. Siswa yang masuk kedalam urutan populer nomor 1. Alasan pertama karena kekayaan. Huh, siapa yang tidak mengenal keluarga berdarah bangsawan seperti Choi? Bahkan mereka lebih populer dibandingkan presiden! Alasan kedua kejeniusannya, bagaimana tidak! dia adalah satu dari beberapa siswa yang terpilih untuk kelas akselerasi dan beasiswa penuh keluar negeri dari sekolah. Tapi bodohnya, siluman ikan itu menolak dengan alasan dia masih ingin menikmati masa muda! Apa itu yang namanya jenius? Aku yakin, dia melakukannya untuk pamer.
Masih ada dua alasan lain yang menurutku tidak logis dan mengada-ada. Yaitu ketampanan dan sikap dinginnya kepada siapapun. Hell no! tampan? Wajah seperti ikan cucut begitu? Jika aku bercermin masih tampanan aku, lebih! Dan sikap dingin? Lihat sendiri kan tadi bagaimana sikapnya kepadaku? apa itu yang dibilang dingin? Namja bernama Donghae itu hanyalah siswa cerewet, jail, sok ganteng, sombong, tukang pamer, dan paling penting, menyebalkan. Tidak ada sikap dinginnya sama sekali. Nol kosong!
"Pagi Hyukkie," sapaan itu membuatku mendongak. Melihat namja cantik berpipi tirus yang sedang melambaikan tangan di depan pintu kelas.
"Hai Wookie, pagi!" ucapku membalas sapaannya. Dia Kim Ryeowook. Sahabatku sejak sekolah dasar sekaligus teman seclub. Kami sangat akrab bahkan mereka mengira aku memiliki hubungan khusus dengan Ryeowook. Mengingat sahabatku ini mempunyai penyimpangan soal cinta. Aku tidak mau mengigat kejadian dimana hal ini terungkap, itu sangat menyedihkan. Yah kalian benar! dia gay, tapi bukan denganku. Aku baru tahu beberapa bulan yang lalu jika dia sedang memiliki hubungan khusus dengan siswa kelas sebelah bernama Kim Yesung. Hanya aku yang tahu. Tapi bagiku bagaimanapun Ryeowook, dia tetap sahabatku. Aku tidak akan mempermasalahkan tentang normal atau gay. Toh kejadian seperti itu sudah tidak lagi menjadi hal tabu. Selama kita saling mencintai dan siap dengan komitmen masing-masing apa salahnya. Aku lebih setuju dengan hal yang tidak normal daripada normal tapi hanya untuk kepuasaan. Bagiku itu malah menyedihkan.
"Apa Hyukkie sudah mengerjakan tugas dari Lee songsaenim? Dikumpulkan sekarang lo?" pertanyaan itu langsung membulatkan mataku.
"Tugas, tugas apa?"
"Aduh Hyukkie, itu… tugas yang kemarin disuruh cari jawabannya karena semua siswa tidak ada yang bisa menjawab,"
"Tidak bisa menjawab?"
"Iya yang Choi Donghae tidak masuk itu! ingat?"
"MWO? JADI ITU PR?"
"Nde, kau tidak tahu?"
"Huwaaa bagaimana ini! Suara Lee songsaenim sangat kecil, aku tidak dengar karena waktu itu rolling bangkuku paling belakang,"
"Aigooo lalu bagaimana? lima menit lagi masuk,"
"Punyamu?"
"Aku dipaksa mengumpulkan tadi, mian? Aku juga lupa jawabannya, karena semua itu Yeye hyung yang mengerjakan,"
"Aish… aku tidak mungkin meminta punyamu pada ketua kelas mengerikan itu!" kataku sambil menatap yeoja bersurai pirang panjang yang tengah mencoba make up dengan teman-teman segenknya. "Kenapa semester satu ini harus dia sih yang jadi ketua kelas?"
"Mianhae Hyukkie, aku tidak bisa berbuat apa-apa saat dia meminta tugasku… untuk berbicara dengannya saja aku tidak berani,"
"Nde, aku tahu kok Wookie,"
"Lalu bagaimana? Siapa yang tidak mengerjakan akan disuruh lari keliling lapangan,"
"Mwo? aigoo… bisa pingsan aku! aish kenapa tadi tidak sarapan ya?" disaat kami kebingungan, aku merasakan pantatku ditendang. Aku mengeram kesal dan menoleh. Mendapati Donghae yang tengah memasang wajah tanpa dosa. "YAA KAU KIRA PANTATKU BOLA?"
"Mungkin,"
"Dasar namja menyebalkan!"
"Siapa yang menyebalkan? Kau atau aku?"
"kaulah! Main tendang pantat orang sembarangan! Jangan membuatku marah disaat aku bingung! Apa kau tidak pernah tahu untuk membaca situasi?"
"Sekarang siapa yang menyebalkan? Kau mengobrol didepan pintu berabad-abad tanpa tahu masih ada siswa yang ingin masuk! Kau kira kelas ini milik kakek buyutmu?"
"Apa katamu?"
"Minggir, songsaenim sudah datang!" Donghae berjalan diantara aku dan Ryeowook. Lihat wajahnya? Sungguh menyebalkan! Jika ada kategori manusia paling menyebalkan aku orang pertama yang merekomendasikannya.
"Ayo Hyukkie kita duduk,"
"Nde." aku berjalan lesu kekelas. Dan… hebat! Hari ini sungguh hebat. Pagi-pagi aku sudah diganggu oleh ikan cucut ini, tidak mengerjakan PR, dibayang-bayangi lari keliling lapangan yang panas, sekarang dengan tidak berkeprimanusiaan dan keadilan aku harus duduk sebangku dengannya. Dengan ikan cucut sok ganteng itu. kenapa harus ada rolingan sialan yang diadakan seminggu sekali ini sih? oh tuhan… mimpi apa aku semalam sampai harus mengalami kesialan beruntun begini.
Aku duduk sambil meliriknya. Sebegitu hebatnyakah dia sampai yeoja-yeoja itu melihatnya. Dengan mata berbinar pula? Hell no! dan lihat pose membacanya itu. sok kegantengan. Apa dia kira sedang menjadi pangeran Inggris?
"Donghae-ssi," aku kembali melirik kesamping saat suara seorang yeoja masuk kedalam pendengaranku. Aku melihat si ketua kelas, yeoja yang bagiku sangat mengerikan ini tengah berdiri disamping Donghae dengan wajah malu-malu. Donghae tetap diam membaca bukunya. "Waktu kau tidak masuk, kita diberi tugas oleh Lee songsaenim dan dikumpulkan hari ini! tapi tenang aku sudah menyalin tugasku untukmu, ini…! jadi kau tidak perlu takut dihukum," aish yeoja ini memang mengerikan! Catatan, hanya didepan Donghae dia bersikap manis manja seperti itu. coba bandingkan sikapnya pada Ryeowook, aku dan siswa biasa lainnya. Huh… dasar kecentilan. Yeoja ini menaruh buku bersampul merah muda itu dimeja Donghae. tapi apa balasan namja menyebalkan ini, dia tetap asik dengan bukunya tanpa berterimakasih. Jangankan mengucapkan terimakasih, melirik saja tidak. huh… entah kenapa aku jadi suka sikap menyebalkan Donghae disaat situasi seperti ini.
"Donghae-ssi kok diam? Untuk makan siang nanti bagaimana kalau kita kekantin? Aku yang traktir!" lihat, Donghae masih tidak menggubris perkataan si yeoja. Oh~ apa ini yang dibilang sikap dingin. Wow, aku baru tahu jika Donghae bisa bersikap seperti ini. karena baru pertama kali ini aku duduk disamping Donghae.
"Selamat siang anak-anak," suara yang tidak ingin aku dengar, sungguh! Aku menatap kedepan. Sekarang berdiri Lee songsaenim. Guru yang dicap paling menakutkan. Tugasnya banyak, dan ajaibnya dia mengingat semua itu! mengajarnya tidak jelas, dan paling tidak mengenal ampun. Matilah kau Tan Eunhyuk. Katakan selamat tinggal untuk menu makan siang hari ini. "Sebelum masuk kemateri, kumpulkan tugas yang bapak berikan kemarin! Dan yang tidak mengumpulkan, berdiri!" oke aku bisa! mungkin hanya berlari tiga sampai lima putaran. Pasti Tan Eunhyuk sanggup melakukannya.
Saat aku ingin berdiri dari bangku, Donghae tiba-tiba mendorong buku bersampul merah muda itu ke depanku. Aku menoleh, mendapatinya sedang menatap lurus kedepan.
"Do-Donghae…" belum selesai aku berbicara, Donghae sudah berdiri dari bangkunya.
"Choi Donghae? sulit dipercaya, kau tidak mengerjakan tugas?"
"Kemarin saya tidak masuk,"
"kau tahu kan, saya tidak membutuhkan alasan!"
"Nde songsaenim," aku terus melihatnya. Kenapa? Kenapa Donghae melakukan hal ini? bukanya dia bisa selamat jika tetap meletakkan buku itu dibangkunya.
"Lihat semuanya mengerjakan, hanya kau yang tidak! Jangan mentang-mentang menjadi siswa terpintar Choi Donghae!"
"Nde songsaenim,"
"Lari keliling lapangan dan jangan berhenti sampai jam istirahat selesai! Satu lagi dalam satu hari ini kau tidak boleh mengikuti pelajaran." Donghae berjalan keluar kelas. Semuanya melihat, termasuk aku. Apa yang si ikan itu pikirkan? Kenapa dia berbuat hal ini padaku yang jelas-jelas musuh baginya?
.
.TBC
.
.
