Another DxD

Summary : Sudah 3 bulan lebih, sejak 666(Trihexa) dikalahkah oleh tim DxD dengan dibantu oleh sekutu lainnya. Hyoudou Issei, sang Sekiryuutei, sedang merasa kebosanan dan meminta saran kepada Ddraig untuk melakukan apa. Ddraig pun menyarankan untuk berkunjung ke dimensi lain dengan bantuan Great Red. Apakah yang akan terjadi? Saksikan sendiri!

Pairing : Issei x ?

Rating : T

Genre: Action, Adventure, Fantasy, Ecchi, Romance, Humor, Demons, School, Harem

Disclaimer: Highschool DxD bukanlah milik saya, itu milik Ichie Ishibumi

Warning : Godlike!Issei Canon!Issei AU! Gaje! Mainstream!


Chapter 01 : Aku digantikan!

Sudah 3 bulan lebih, sejak pertempuran kami, tim DxD, melawan 666(Trihexa), berakhir. Kami semua beserta keempat Yondai Maou dan sekutu kami yang lainnya, berhasil menghentikan ancaman terbesar di dunia ini, yaitu 666(Trihexa).

Aku sampai tak habis pikir. Makhluk super besar itu, memiliki sepuluh tanduk yang tiap tanduknya terdapat mahkota dan memiliki tujuh kepala yang di setiap kepalanya terdapat nama hujatan. Yaitu bertuliskan 666.

Makhluk itu mirip seperti macan tutul, tapi kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti singa. Naga memberikan makhluk ini kekuatan, tahta dan kekuasan yang besar padanya.

Kami benar-benar habis-habisan dalam melawannya dan membuatnya mati dengan dibantu oleh Great Red dan Ophis. Seluruh tenaga kami kerahkan, hanya untuk membuatnya menghilang dari dunia ini untuk selamanya.

Makhluk yang mempunyai kekuatan besar dan sebanding dengan Great Red dan Ophis itu, benar-benar membuat kami kerepotan. Apalagi ditambah oleh Azi Dahaka dan kumpulan Scale Mail Sekiryuutei palsu beserta Apophis.

Melawan kedua Naga Jahat, kumpulan Scale Mail Sekiryuutei palsu dan menghentikan 666. Dunia benar-benar terguncang, bahkan dengan kurang ajarnya, salah satu dari kedua naga itu melibatkan kedua orang tuaku!

Pada saat itu, aku mendapatkan kekuatan baru akibat tubuh yang kuterima dari potongan daging Great Red dan sebagian kekuatan yang diberikan Ophis padaku. Ya, itu adalah Diabolos Dragon atau bisa disebut DxD.

DxD. Nama yang sama dengan nama tim kami, nama yang sama dengan sebutan Great Red dan nama yang sama dengan kekuatan baruku. Aku tidak tahu kenapa aku menamakannya begitu, tapi kurasa aku menyukai nama itu.

Aku jadi berpikir. Apakah ini artinya, perjalananku untuk mewujudkan mimpiku sebagai Raja Harem, sudah berakhir? Kenapa aku bilang begitu? Karena sepertinya hal-hal yang berhubungan dengan iblis, malaikat, malaikat jatuh, naga, dewa, mau pun yang lainnya sudah selesai.

Masalah sudah tuntas sejak kami, tim DxD, mengalahkan 666. Sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

…Benarkah? Apakah itu benar? Memang sih, aku senang ada banyak perempuan yang suka padaku, tapi aku merasa kalau ini kurang. Aku tahu kalau aku adalah makhluk yang egois, apalagi sekarang aku adalah naga yang direinkarnasi menjadi iblis oleh Rias Gremory, seorang iblis tingkat atas, yang mereinkarnasiku menjadi pelayan iblisnya.

Tapi sampai saat ini pun, tingkatanku sebagai iblis masihlah di tingkat menengah. Belum naik ke tingkat yang lebih tinggi.

Aku mendapat ini semua juga karena sebuah keberuntungan saja. Menjadi iblis dari Rias, mendapatkan Boosted Gear, salah satu Sacred Gear dari ke-13 Longinus Terlarang. Mengalahkan musuh yang kuat dan menjadi terkenal di dunia bawah, sampai-sampai aku menjadi artis di sana karena aku sering mengatakan Oppai saat bertarung dulu!

Dan lagi, aku menjadi artis untuk acara tokusatsu anak-anak! Aku benar-benar bersalah karena sudah meracuni pikiran anak-anak yang polos itu dengan perkataanku dulu. Sejak itulah, aku dikenal dengan sebutan Oppai Dragon oleh semua orang di penjuru dunia.

Itu semua karena monyet sialan itu! Kalau tidak salah, Bikou namanya. Ya, dia yang memberikanku dan Rias julukan yang aneh. Aku sebagai Oppai Dragon dan Rias sebagai Switch Princess.

Rias dipanggil sebagai Switch Princess karena dulu aku memencet puting dadanya hanya untuk mencapai Balance Breaker! Memang memalukan tapi ada perasaan senang sedikit bercampur di hatiku ini ketika melakukannya!

Ah, lupakan kenangan buruk itu. Gara-gara aku melakukan itu, Ddraig sampai stres dan harus mengkonsumsi obat penenang agar tidak menangis sedih karena terlalu sering mendengar julukan itu karenaku. Maafkan aku ya, Ddraig.

Begitu juga dengan Albion, Hakuryuuko, menerima panggilan memalukan juga yaitu Butt Dragon Emperor atau Ketsuryuuko. Sama seperti Ddraig, Albion juga menjadi stres karena itu. Ddraig dan Albion sampai-sampai harus minta tolong kepada Azazel-sensei untuk mendapat obat penenang dan saling kontak dengan Fafnir, salah satu dari Lima Raja Naga yang sebagian jiwanya tersimpan di Artificial Sacred Gear milik sensei.

Sekarang aku jadi bingung, mau melakukan apa. Hari ini juga libur, tidak melakukan apa-apa. Bosan tapi aku bingung. Sebaiknya kutanyakan kepada Ddraig saja.

Hei Ddraig, aku merasa bosan nih. Apa kau tahu, tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi?

[Oh. Maaf Partner, aku baru bangun.]

Tidak apa-apa. Cepat katakan padaku, Naga.

[Baiklah-Baiklah. Bagaimana kalau kita pergi ke Dimensional Gap?]

Dimensional Gap? Maksudmu tempat dimana Great Red berada?

[Ya. Memangnya kenapa?]

Memangnya kita mau ngapain kesana? Yang bisa dilihat disana hanyalah seekor naga merah besar sedang berenang dengan tenangnya di lautan celah dimensi membosankan.

[Begini. Bagaimana kalau kita minta bantuan dari Great Red, untuk membiarkanmu berkunjung ke dimensi lain? Ya, daripada bosan dan tidak melakukan apa-apa?]

Berkunjung ke dimensi lain? Menarik sih, tapi apakah tidak berbahaya? Bagaimana kalau aku tidak kembali kesini lagi?

[Aku yakin 99%, kalau kita pasti akan kembali lagi kesini!]

99%? Kemana 1%-nya?

[Eh… Um… Bukankah 99% sudah sangat bagus? Jangan pedulikan tentang 1%-nya! Percaya saja, pasti akan berhasil. Bagaimana?]

Perkataanmu terdengar mencurigakan, Ddraig. Tapi lebih baik dicoba, daripada tidak sama sekali.

[Begitu dong, Partner! Percaya diri adalah kunci dari kesuksesan!]

Ya-ya, tapi jika terjadi kesalahan… kau yang bertanggung jawab. Mengerti?

[A-Aku mengerti. Hahahaha….]

Dengan saran dari sobat nagaku itu, Ddraig, aku pergi melangkah keluar dari rumahku. Ketika aku mau keluar dari pintu, Rias dan perempuan lainnya menghalangi jalanku dengan menutupi jalanku untuk jalan ke pintu rumah.

Aku yang penasaran akan tindakan mereka terhadapku itu pun bertanya kepada mereka.

"Anu, Rias dan yang lainnya. Kenapa kalian menghalangiku untuk pergi keluar?"

Ketika aku mengatakan itu, ekspresi kesal terlihat di wajahnya. Aku merasa, kalau hal buruk mungkin akan terjadi padaku ketika aku sudah melihat ekspresinya yang seperti itu.

Tidak hanya ekspresi Rias saja, ekspresi perempuan lainnya juga begitu.

"Kau mau kemana, Issei?"

"Um… Aku mau pergi ke suatu tempat, Rias."

Begitulah. Aku harus merahasiakan dimana tujuanku. Jika tidak, mungkin dia dan yang lainnya tidak akan mengijinkanku untuk keluar dari rumah.

"Ara-ara, Issei-kun… kau sudah pintar bohong ya?"

Kali ini, bukanlah Rias yang berkata tapi Akeno-san. Dia mengatakannya dengan kata-kata andalannya tapi aura yang dikeluarkan olehnya, cukup bisa membuat bulu kudukku berdiri karena ketakutan.

"T-Tidak. Aku tidak berbohong kok!"

Aku mencoba untuk menyembunyikan faktanya. Siksaan dari Akeno-san, yang dikenal sebagai Ultimate Sadist, tidak bisa diremehkan. Ketika dalam mode sadisnya, dia benar-benar mengerikan dan tak bisa dihentikan.

"A-Aku tak bisa membiarkan Issei-san pergi sebelum mengatakan pada kami, kemana perginya!"

Terdengar suara imut nan manis di telingaku. Ya, itu adalah suara dari Asia. Seorang perempuan polos nan suci meskipun sudah menjadi iblis.

"A-Asia… bahkan kau juga…"

Ugh. Asia bahkan sampai begini. Ah Satan, apa yang harus kulakukan? Aku sebenarnya tidak mau berbohong kepada Asia yang polos, lugu nan suci ini. Jika kau mentakdirkan begitu, kelihatannya aku tidak bisa melawan.

"Issei. Jelaskan padaku, kau mau kemana?"

Suara datar dan dingin. Aku menoleh dan itu adalah suara dari Xenovia. Perempuan mantan anggota gereja dan pemegang pedang Excalibur Durandal.

"Tidak mau!"

Aku menyilangkan tanganku sebagai tanda tidak mau. Aku tidak akan memberitahukannya kepada mereka. Tidak akan, karena membahayakan.

"Issei-senpai… beritahukan padaku…"

Oh tidak. Ini suara dari… Koneko-chan! Ya, suara imut nan dingin ini adalah suara milik Koneko-chan. Adik kelasku dan satu-satunya nekoshu di Klub Peneliti Gaib.

"Maaf Koneko-chan, tapi aku tidak akan memberitahukannya padamu."

Aku menggeleng kepalaku sebagai tanda tidak mau. Benar-benar deh, jangan paksa aku untuk membawa kalian pergi bersamaku!

"Issei-san, bisa jelaskan padaku?"

Suara ini… suara dari Rossweisse-san. Sial, dia juga guru di sekolahku. Masalah akan menjadi lebih besar jika dia terlibat.

"Maaf Rossweisse-san, aku tak bisa memberitahukannya."

Itu adalah yang terakhir. Pertanyaan terakhir dari tiap perempuan anggota Klub Peneliti Gaib yang tinggal di rumahku. Kalau Ophis, dia tidak bicara banyak meskipun kadang dia peduli padaku. Kalau Irina, untung saja dia tidak ada di sini, begitu juga dengan Ravel.

"Maaf. Aku harus pergi."

Aku lalu dengan cepat menempelkan lingkaran sihir kecil di setiap tubuh mereka, lalu lari dan menjentikkan jariku sambil mengatakan nama jurusnya.

"Dress Break!"

Dan… robeklah semua pakaian mereka. Mereka lalu berteriak malu dan berusaha menutupi tubuh mereka tanpa sadar. Aku menggunakan kesempatan itu untuk lari sekencang-kencangnya sampai mereka tidak bisa mengejarku.

Terima kasih kepada tubuhku yang sudah menjadi tubuh naga dan ditambah iblis, lariku jadi lumayan kencang. Kalau aku ikut lomba marathon, mungkin aku akan menjadi juara 1. Itu pun jika lawannya adalah manusia biasa.

Oh ya Ddraig, bagaimana caranya aku ke Dimensional Gap?

[Eh. Benar juga, aku sampai lupa. Hahahahaha!]

Hei-hei, seriuslah sedikit! Kan kau yang memberikanku saran untuk liburan ke berbagai dimensi lewat bantuan Great Red?

[Baik-Baik. Coba kau gunakan sihir teleportasimu. Aku akan memberikan koordinat tempatnya. Untung saja aku sudah mengingatnya dengan baik.]

Bagus! Kau memang naga terbaik dan terhebat yang pernah kutemui! Aku bersyukur karena kau menjadi partnerku, Ddraig!

[Haha. Sama-sama, meski aku masih trauma dengan julukanmu itu.]

Maafkan aku, Ddraig-sama! Itu memang kesalahanku, tapi juga kesalahannya si monyet sialan itu!

[Sudah-sudah, jangan diungkit-ungkit lagi. Aku bisa-bisa gila karena mengingatnya. Kuberikan padamu, koordinatnya. Ini]

Oh. Maafkan aku dan terima kasih.

Aku sudah diberikan koordinat tempat dimana Great Red, berada sekarang atau lebih tepatnya Dimensional Gap berada.

Tanpa basa-basi lagi, aku langsung melakukan sihir teleportasi ke tempat Great Red berada, yaitu Dimensional Gap.

Kenapa aku harus kesana dulu? Karena yang punya kekuatan untuk mengatur dimensi adalah si naga merah super besar itu.

Dimensional Gap

Akhirnya aku sudah sampai di Dimensional Gap, tempat Great Red berada. Lebih seperti kolam renang pribadi yang sangat besar baginya karena dia selalu berenang di tempat itu.

Kulihat, ada seekor naga merah super besar di depanku. Ya, dia adalah Great Red yang sedang berenang di lautan celah dimensi ini dengan tenangnya.

Karena aku tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Great Red, Ddraig berbicara padanya menggantikanku.

[Hei Great Red! Kami berdua ingin berkunjung ke dimensi lain, apakah kau bisa membantu kami?]

Great Red membuka mulutnya dan menjawab pertanyaan Ddraig dengan sebuah auman. Seolah mengerti akan itu, Ddraig berkata sesuatu lagi.

[Begitukah? Terima kasih. Partner, katanya kita diijinkan olehnya untuk pergi berkunjung ke dimensi lain. Dia memberikan jaminan kalau dia akan bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi jika gagal nanti.]

Begitu ya? Baguslah! Ayo, kita berkunjung ke dimensi lain! Akhirnya aku akan bisa merasakan serunya petualangan di dimensi lain ini!

Saat aku sedang memikirkan itu, Great Red mengepakkan sayap merah besarnya itu. Mulutnya terbuka, lalu sebuah lubang dimensi berbentuk oval yang lumayan besar terbuka di depannya. Aku terkejut akan itu, lalu Ddraig menyadarkanku dari keterkejutan serta kekaguman yang melandaku.

[Ayo kita pergi, Partner!]

Owh. Tapi kita akan kembali kan, Ddraig?

[Yakinlah saja, Partner!]

Baiklah jika kau bilang begitu. Ayo berangkat!

Aku lalu mengeluarkan sayap iblisku. Untung saja aku bisa mengeluarkannya. Kan tidak enak, memakai sayap naga terus menerus. Setelah sayap iblisku keluar, aku lalu terbang kedalam lubang dimensi itu.

Dimensi Lain

Akhirnya aku sudah sampai juga di dimensi lain. Aku melihat-lihat sebentar seperti apa dimensi yang kudatangi ini. Aku turun kebawah dan berjalan-jalan sebentar.

"Terlihat sama…."

Saat aku melihat-lihat, lubang penghubung antar dimensi yang dibuka oleh Great Red tiba-tiba mengecil dan tertutup semakin cepat. Aku kaget dan terkejut melihat itu. Dengan cepat, aku mencoba mengeluarkan sayap iblisku lagi dan masuk ke dalam lubang dimensi itu.

"Ah sial! Lubangnya…!"

Tapi terlambat… lubang itu menutup dengan cepat dan semakin cepat. Aku terdiam dan berhenti setelah melihat itu. Satu-satunya harapanku untuk kembali ke dunia ini, musnah.

[P-Partner…]

Diam… Ddraig.

Musnah sudah… lubang harapanku untuk kembali. Rias, Akeno-san, Asia, Koneko-chan, Xenovia, Rossweisse-san, Ophis, Irina, Ravel dan yang lainnya. Aku tak bisa dengan enaknya kembali ke tempat asalku karena aku tak bisa dan kenapa aku meminta tolong kepada Great Red? Karena hanya dialah yang bisa melakukan perjalanan antar dimensi.

[Uhm. Maaf mengganggumu Partner, tapi ada baiknya kita mengecek dimensi ini terlebih dahulu. Siapa tahu, kita nanti bisa menemukan jalan keluar untuk kembali ke dimensi asal kita.]

Begitu ya? Benar juga apa yang kau katakan tadi, Ddraig. Baiklah, ayo kita cek dimensi ini.

[Bagus. Selama kau tidak menyerah, harapan akan selalu ada, Partner! Jadi pantanglah menyerah!]

Ya-ya, aku tahu itu dan siapakah yang mengatakan kalau perjalanan ini akan aman dan berkata kalau tingkat berhasilnya 99%?

[M-Maafkan aku, Partner. Ini salahku.]

Ya, ini salahmu. Benar-benar salahmu, aku sudah menduga kalau akan terjadi yang seperti ini karena tidak mempedulikan sisa 1%-nya tadi. Tapi nasi sudah menjadi bubur, terlambat untuk menyesalinya meskipun tadi aku sudah menyesal.

[P-Partner… kau…]

Kudengar, kalau ada isak tangis yang terdengar di lengan kiriku ini. Sepertinya Ddraig menangis karena menyesal.

Dasar. Benar-benar naga yang merepotkan. Lupakan itu, Ddraig. Sebaiknya kita berkeliling tempat ini dan mencari tahu.

[Benar juga. Ayo Partner!]

Owh! Ayo!

Setelah mengatakan itu, aku pun mengeluarkan lagi sayap iblisku dan terbang menyusuri tempat-tempat yang ada dari atas langit. Saat sedang mengecek, mataku menangkap sesuatu. Entah kenapa, aku merasa tahu tentang kejadian yang kulihat di depan mataku ini.

Dari yang kulihat, ada seseorang berambut coklat jabrik seperti duren, berkencan dengan seorang perempuan. Mereka berdua berhenti di sebuah taman, tepatnya di dekat air mancur.

Aku merendahkan terbangku dan bersembunyi di salah satu pohon yang ada di sana, mencoba mengamati kejadian yang kulihat ini.

"Naruto-kun, maukah kau mendengarkan apa yang kukatakan?"

"Apa pun itu akan kudengarkan, Yuma-chan."

Tunggu! Yuma-chan? Apakah telingaku tidak salah dengar? Kenapa namanya hampir mirip dengan si brengsek itu.

Mengesampingkan itu dan memastikan detailnya, aku melihat mereka lagi. Kali ini mataku tak salah. Perempuan itu penampilannya benar-benar sama dengan Yuma-chan atau Raynare!

"Maukah kau mati untukku?"

"Eh…?"

Sama! Kata-katanya sama dengan si brengsek Raynare!

"A-Apa maksudmu Yuma-chan? Kelihatannya telingaku agak bermasalah. Bisa kau katakan sekali lagi, Yuma-chan?"

Dengan sebuah senyuman yang terukir di bibir perempuan bernama Yuma itu, dia membuka mulutnya dan berkata sesuatu padanya.

"Maukah kau mati untukku?"

Saat mengatakan itu, penampilannya tiba-tiba berubah. Mirip seperti Raynare! Sial, apa aku berada di dimensi yang mirip dengan duniaku.

Perempuan itu lalu melemparkan sebuah tombak cahaya tepat ke dada si laki-laki itu. Dengan batuknya yang mengeluarkan darah, dia memuntahkannya.

"K-Kenapa… Yuma-chan?"

"Hahaha! Salahkanlah Tuhan yang telah memberikanmu Sacred Gear itu."

"Sacred… Gear…?"

"Dengan ini, tugasku sudah selesai. Selamat tinggal, Hyoudou Naruto."

Setelah mengatakan itu, 'Yuma'-chan itu pergi dari hadapan orang bernama Naruto itu dan entah kenapa, nama keluarganya sama denganku. Siapa dia? Apakah dia diriku yang lain di dimensi ini? Entah kenapa, aku agak merasa kesal ketika melihatnya.

Lalu, terbentuklah sebuah lingkaran sihir berwarna merah crimson. Dari lingkaran sihir itu, keluarlah seorang perempuan bersurai merah panjang, berwajah cantik, tubuhnya yang seksi dan dada yang besar.

R-Rias…?!

Perempuan yang mirip dengan Rias itu menatap laki-laki bernama Naruto itu dan mengatakan sesuatu padanya.

"Apa kau mau hidup?"

"Y-Ya… aku mau…"

"Kalau begitu, kukabulkan keinginanmu."

Setelah mengatakan itu, 'Rias' mengeluarkan 8 bidak catur, yaitu semua pion. Dia menaruhnya di atas dada laki-laki itu. Saat ini aku benar-benar mengerti satu hal ketika melihatnya, yaitu…. aku digantikan?!


Pojok SBS

AN : Yo-yo~ Ketemu lagi dengan saya yang memasuki fandon NaruDxD lagi. Kali ini saya membawa cerita lain lagi tapi dengan Issei yang menjadi tokoh utama. Settingnya setelah Issei mengalahkan 666(Trihexa), maklum jelek dan agak salah karena saya tidak tahu seperti apa endingnya. Silahkan dibaca saja. m(_ _)m

To be continued... To the next chapter.