SUDDEN LOVE

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : Sasuke X Hinata

Ch. 1

Pagi itu hujan deras dan orang-orang berkumpul di pemakanam, terpampang jelas foto pemimpin keluarga yang tewas saat itu. "aku tidak tahu dia akan mati semudah itu."

"dia diserang dengan membabibuta. Siapapun tidak akan lolos. Geng illegal yang hobi membunuh para anggota geng tertinggi semakin marak."

"dimana itachi-nii?"

"dia menemui kepala keluarga yang baru. Mungkin anda harus menyusulnya juga, tuan sasuke."

"huh? mereka sudah menentukan seorang pengganti neji?" tanya sasuke menatap heran kepada bawahannya itu, "aku penasaran siapa itu. selama ini neji melakukannya dengan sangat baik."

Sasuke berjalan menuju tempat dimana dia bisa bertemu dengan pemimpin baru klan hyuuga. Sebelum itu, semua orang dari berbagai kalangan anggota geng berkumpul di pemakaman itu mengenang sesok 'pelindung' wilayah yang sangat kompeten neji hyuuga. Selama 10 tahun terakhir tidak ada yang bisa lolos dari pengawasan orang itu, tidak ada yang berani mengacau di wilayah teritorial geng lain. Bisa dibilang, neji yang mengawasi keseimbangan pergerakan dari para geng yang berkuasa di kota ini. Tapi akhir-akhir ini sering muncul pengacau, banyak anggota geng yang terbunuh tanpa tahu siapa pelakunya.

Berita kematian neji menyebar pagi ini. Dia ditemukan disebuah pabrik kosong dengan darah yang menggenang disekujur tubuhnya. Tim dokter yang biasa menangani penyakit para geng di kawasan ini mengecek bahwa setidaknya ada 10 tusukan di daerah vital dalam tubuh Neji Hyuuga dan itu yang membuatnya tidak bisa tertolong lagi.

Sasuke memandangi foto neji hyuuga sebelum masuk ke altar untuk memberikan salam kepada neji. "dia bukan orang yang mudah dihabisi." Gumam sasuke lalu melepas sepatunya dan masuk kedalam ruangan itu.

"aku akan bicara denganmu setelah ini." itachi baru saja selesai melakukan salam dan berdoa untuk neji ketika sasuke masuk.

Sasuke menarik nafas dalam dan melangkahkan kakinya masuk kedalam. Di dalam ruangan ada seorang perempuan berpakaian kimono hitam duduk di tempat keluarga seharusnya berdiri. "dia Hyuuga Hinata. penerus baru."

"hah, seorang perempuan?" gumam Sasuke ketika melihat gadis itu, bukan bermaksud merendahkan tapi dunia yakuza seperti ini bukanlah dunia yang tepat bagi seorang perempuan yang terlihat ringkih di depannya itu. "aku turut berbela sungkawa," Sasuke menyalami gadis itu dengan membungkukan badanya.

"terimakasih, semoga nii-chan tidak pernah menyakiti perasaanmu." Jawabnya dengan suara yang sangat mengejutkan halusnya.

"aku dengar kau penerus setelah neji?"

Gadis itu terdiam sesaat ketika sasuke bertanya, "kabar menyebar dengan sangat cepat rupanya. Aku sudah menyangka akan menyebar cepat, tapi tidak secepat ini."

"dia orang yang sangat kompeten dalam bidang ini. Siapapun akan penasaran siapa yang akan menggantikannya. Bahkan kematiannya saja menggemparkan seluruh orang yang ada dalam bisnis ini," sasuke kembali membungkukan tubuhnya dan pergi dari ruangan tersebut.

Gadis itu masih terus tertunduk meskipun sedang berbicara dengan para tamu yang memberikan salam doa untuk neji.

"tuan Sasuke, kau tidak akan pergi?"

Sasuke masih berada di area pemakaman dan melihat terus kearah Hinata Hyuuga yang menjadi penerus klan hyuuga setelah kematian neji. Dia berpikir bagaimana gadis dengan suara lemah lembut itu bisa mengontrol semuanya, Sasuke bahkan berani bertaruh kalau fisik gadis itu tidak terlalu kuat.

"tuan muda, ketua itachi memanggil anda segera ketempatnya."

Kalimat itu mengejutkan lamunan sasuke, "oh. Siapkan mobil, Deidara." Sasuke berdiri dari duduknya dan melirik kearah gadis itu untuk yang terakhir kalinya. Dia membayangkan betapa keras dunia yang akan dijalani oleh gadis rapuh itu dan mungkin ini kali pertama dan terakhirnya sasuke melihat gadis itu. Sasuke memikirkan kalau dia akan berada di pemakaman lain setelah ini seolah bisa memprediksi berapa lama lagi klan hyuuga akan bertahan.

XXXXXXXXXXXXXXXX

Itachi berada di ruangan kaligrafinya ketika sasuke pulang kerumah. Dia segera bertemu dengan kakaKnya itu sesuai perintah ketika mereka bertemu di pemakaman neji hyuuga. "aku disini, aniki."

"oh kau sudah kembali." Itachi tidak memalingkan pandangannya untuk melihat sasuke yang duduk bersimpuh di depannya, "kau sudah melihat pewaris klan hyuuga yang baru?"

"Ya. Hinata Hyuuga, perempuan yang ada di ruangan berdoa."

"bagaimana menurutmu?"

Sasuke terdiam, mencerna pertanyaan yang dilontarkan oleh itachi. Perasaannya berkata kalau itachi akan melakukan sesuatu. Entah itu hal baik atau hal buruk. "perempuan yang tegar." Jawab Sasuke singkat.

Itachi menaruh kuasnya dan tertawa, "begitu menurutmu?"

"dia kehilangan keluarganya tapi tidak terlihat menangis di pemakaman. Jadi aku pikir dia wanita yang tegar." Sasuke tidak mendengar lagi itachi tertawa, lalu entah kenapa firasatnya tidak enak.

"dia wanita yang tangguh." Hal itu mengejutkan sasuke. "gaya bicaranya memang pelan dan lembut. Bahkan mungkin kau mengira kalau hyuuga akan segera runtuh dibawah kepemimpinannya."

Sasuke benar-benar sempat berpikir seperti itu ketika bertatap muka dan bicara seklias dengan gadis itu tadi. "benar."

Itachi menurunkan tangannya dari atas meja, "mungkin itu akan terjadi segera. Kurang dari 48 jam kau akan melihat klan hyuuga hancur."

"apa?" keterkejutan sasuke keluar begitu saja dari mulunya. Sebelumnya dia memprediksikan kalau klan hyuuga tidak akan berjaya seperti ketika neji menjadi pemimpin mereka. Tapi hancur kurang dari 48 jam? Bencanda? Apa seburuk itu?

"bawahan mereka tidak menginginkan hinata yang seorang perempuan untuk memimpin." Itachi mulai menjelaskan duduk perkaranya, "aku mendengar di pemakaman bahwa beberapa orang akan melakukan kudeta cepat atau lambat. Dan betapa terkejutnya aku ketika mengetahui kalau orang-orang itu berjumlah lebih dari… tidak setidaknya ada 90% dari mereka yang akan melakukan kudeta. Ini hanya prediksi, tapi kisame mengatakan kalau kudeta itu akan terjadi malam ini."

"bercanda. Dia akan mati," sasuke berfikir mengenai presentase yang di berikan oleh itachi tadi, 90% dari seluruh anggota kelompok, setidaknya jumlah anggota yang dimiliki oleh klan hyuuga adalah jumlah yang paling banyak dari semua kelompok geng lain yang ada di daerah ini.

Itachi menyeringai ketika Sasuke mengatakan hal itu. "kau mengerti?"

"apanya?"

"kondisi seperti itu tidak akan meloloskan siapapun." Sasuke bisa merasakan aura yang aneh di sekitar itachi, dia benar-benar merasa jika itachi memiliki rencana dan sasuke masih benar-benar khawatir dengan rencananya itu. "neji sedang ditelpon denganku sebelum dia tewas dan mengatakan mengenai kemungkinan untuk pemindahan kekuasaan. Di kelompoknya dia sudah meyadari ada seseorang yang memprovokasi anggota lain mengenai kudeta bahkan ketika neji masih memegang kendali geng. Dia ingin kita melindungi Hinata Hyuuga."

"lalu kau akan melakukannya?"

Itachi terkekeh, "tentu saja tidak! Kau yang akan melakukannya. Mulai sekarang kau yang akan menjadi pelindungnya. Akan aku jelaskan nanti setelah kau kembali karena sepertinya sudah tidak ada waktu lagi. kau harus pergi ke kediaman klan Hyuuga dan membawa keluar putri kecil itu untukku. Bawa dia ketempat yang aman sebelum aku menemui kalian."

"apa?"

"lakukan sekarang!"

Sasuke segera berlari dan memanggil beberapa anak buahnya untuk pergi ke kediaman klan Hyuuga. Sasuke masih mencerna dan menimbang apa yang dikatakan oleh itachi. Tapi yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya dia menyelamatkan Hinata Hyuuga dengan kondisi yang sangat mendesak begini. "aniki bodoh," gerutu sasuke seraya masuk kedalam mobil dengan beberapa anak buah yang di bawanya.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

"terlalu sunyi." Gumam sasuke ketika mereka memasuki wilayah tempat tinggal klan hyuuga, "Deidara, kau pernah kesini bersama itachi kan? Apa selalu sesunyi ini?"

"tidak. Biasanya ada beberapa orang yang berjaga. Aku pun terkejut bisa masuk semudah ini." Deidara memutar kemudinya, "tempat tinggal klan hyuuga terkenal yang paling sulit dimasuki, mereka memiliki banyak procedural untuk orang asing yang mau masuk ke kediaman mereka. Tapi melihat ini. Wah… kematian neji hyuuga memberikan dampak yang sangat jelas terlihat."

Saat ini sasuke setuju dengan pendapat deidara. Jalan panjang menuju rumah utama klan hyuuga ini terlalu sepi, lalu mereka masuk dengan mudahnya tanpa ada orang yang melakukan pemeriksaan. Sasuke mengambil pistolnya yang ada di bawah jok mobil dan bersiap-siap. "deidara siapkan dirimu."

"selalu."

Brak! Deidara mengerem mobil mendadak. "kau kenapa!" teriak sasuke ketika mobil tiba – tiba berhenti.

"s-sepertinya aku menabrak sesuatu, tuan muda. aku akan keluar." Deidara melepas seat belt-nya dan hendak membuka pintu. "aaaak!" dia teriak karena sesuatu merangkak naik dari depan mobil.

Sasuke terkejut melihat tangan yang berlumuran darah itu tapi kemudian dia melihat sosok tidak asing. "tolong" begitu sekiranya ketika gadis itu menggerakan mulutnya tanpa bisa mengeluarkan suara.

Sasuke segera membuka pintu mobilnya dan melihat kedepan. "hinata!" katanya yang melihat tubuh gadis itu berlumuran darah, "bodoh!" dia mengangkat tubuh gadis itu dan membawanya kedalam mobil.

"t-tuan, sasuke.." deidara masih terkejut dengan apa yang terjadi.

"deidara kita kembali kerumah!" teriak sasuke yang langsung mengunci mobilnya. "pergi secepat yang kau bisa." Sasuke mengambil HT yang menghubungkan mereka dengan mobil di depan dan di belakang mereka. "semuanya cek keadaan didalam rumah. Hati-hati, mereka berbahaya."

"yosh!" teriak anak buah sasuke. beberapa mobil terlihat berjalan masuk kedalam rumah dan mobil lainnya mengawal sasuke keluar dari lingkungan klan hyuuga.

"apa, apa yang terjadi sebenarnya?" deidara gugup melihat hinata yang berlumuran darah dari spion depan, "kenapa nona itu sampai seperti itu. apa kita kerumah sakit?"

"tidak. Ke… ke apartemenku. Aku akan memanggil Karin untuk mengobatinya." Jawab sasuke, dia menutupi tubuh hinata dengan mantelnya, "aku tidak percaya akan secepat ini dan separah ini." gumamnya.

Sasuke terus melihat kearah hinata yang tengah tak sadarkan diri, dia berifkir kalau mungkin mereka terlambar satu menit lagi untuk sampai kesini maka dia tidak akan bertemu dengan Hinata seperti sekarang ini. kondisi gadis itu sangat kritis, nafasnya sangat tidak teratur.

XXXXXXXXXXXXX

"nn," hinata bergumam didalam tidurnya. Dia merasakan seseorang dengan dada bidang dan harum menggendong tubuhnya ke suatu tempat. Samar-samar mendengar beberapa orang berteriak dan panic. Dia diletakkan diatas kasur. Kemana? Tubuhnya penuh dengan luka dan darah. Sprei bisa kotor dengan darahnya.

"hei kau tersadar?" bisik seseorang, "aku akan melakukan pengobatan. Bisa kau tidur lagi sebenar?" hinata menganggukkan kepalanya dan tanpa bertanya. Toh dia juga tidak bisa mengatakan apa-apa.

Jahitan demi jahitan terasa menusuk kedalam kulit hinata. Dia tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya, kakaknya neji selalu melindunginya dari siapapun yang sekiranya akan melukainya. Gelap. Dia kembali kehilangan kesadarannya, sudah beberapa kali setelah dia berhasil melarikan diri.

Hinata merasa tenggelam kedalam air, matanya terbuka dan melihat bayangan dirinya sendiri ketika masih berada di dalam rumah yang menurutnya paling aman itu. Beberapa orang menerobos masuk kedalam, mereka anak buah neji. Orang-orang yang dulunya bekerja untuk keluarganya. "ada apa?" tanyanya polos tanpa mengetahui maksud yang sebenarnya.

Laki-laki berperangai kasar itu tersenyum licik, "serahkan semuanya termasuk tubuhmu!" beberapa orang mengerubunginya dan memegangi tangannya, dia tidak bisa bergerak. Melihat gambaran itu hinata terasa semakin dalam tenggelam kedalam air lalu dia melihatnya lagi, neji hyuuga yang tersenyum kepadanya sebelum dia pergi ke pabrik dimana mayatnya ditemukan.

"hei, kau baik-baik saja?" seseorang seperti memanggil hinata, dia tidak bisa melihatnya dengan jelas, matanya masih enggan untuk terbuka.

"air.." gumamnya pelan.

Laki-laki itu mengenggak air putih dan memasukkannya kedalam mulut hinata melalui mulutnya, "kau tidak bisa bangun jadi aku harus melakukan ini." katanya setelah mentransfer air itu ke mulut hinata.

"tampan sekali." Gumam hinata pelan ketika samar-samar melihat wajah laki-laki itu. "lagi." kemudian laki-laki itu kembali memasukkan air dari mulut ke mulut dan hinata kembali tenang.

Chrip, chrip. Suara itu membangunkan hinata. matanya terbuka melihat langit-langit ruangan. "uh? Dimana?" ini bukan kediamannya atau apartemen miliknya tapi disuatu tempat yang asing. Dia tahu seseorang membawanya semalam, laki-laki bertubuh tegap dan wangi ditubuhnya. "oh?" tidak ada darah. Darahnya yang dikiranya akan mengotori sprei kasur itu.

"kami sudah mengganti spreinya." Seseorang masuk dengan mambawakan sarapan, "anda bisa duduk? Perkenalkan nama saya Deidara. Salah satu bawahan tuan Sasuke Uchiha."

"dei.. dara?" ulang hinata. Dia seperti pernah melihat wajah orang ini. Pemakaman Neji! Ingat hinata. dia datang bersama seorang pria tampan dari keluarga Uchiha. "jadi Sasuke Uchiha yang membawaku kesini?"

"betul sekali. Anda mengalami pendarahan hebat semalam." Jelas laki-laki berambut kuning itu, "Tuan Muda Itachi akan menemui anda setelah pekerjaannya selesai. Jadi anda istirahat saja disini."

"bagaimana dengan sasuke?"

"dia juga akan segera kembali," jawab deidara sebelum melanjutkan kembali, "aku akan melaporkan kalau kau sudah siuman."

Deidara meninggalkannya sendirian. Tempat itu cukup sunyi untuk berfikir, seluruh tubuhnya dibalut oleh perban, bahkan tangannya juga. seharian hinata hanya melihat keluar jendela tanpa beranjak dari tempat tidurnya.

"kenapa kau tidak menyentuh makananmu?" pemuda tampan itu datang kehadapan hinata, "kau setidaknya harus makan.:

Sasuke uchiha, batin hinata. "sekujur tubuhku terluka, aku bahkan tidak bisa meraih makanan disana." Jawab hinata dengan wajah datarnya.

Laki-laki itu melepaskan jaketnya. Sungguh tubuh yang mengagumkan, hinata menebak seluruh ototnya sekeras batu. "aku akan menyuapimu," katanya sambil menggulung lengan bajunya.

Hinata tersenyum ketika melihat otot kencang milik sasuke, matanya tidak bisa teralihkan dari otot leher Sasuke yang tidak kalah kencangnya. Dia semakin penasaran bagaimana otot perut sasuke. "dengan tubuh seperti itu, kau pasti sudah meniduri banyak wanita ya?"

Sasuke terlihat marah, "hah. Ini pertemuan pertama tapi kau sudah bicara seperti itu. sungguh tidak sopan!"

"ini karena kau tidak bisa menutupi dirimu kalau kau habis tidur dengan wanita," hinata melirik kearah cap lipstick di leher sasuke. "ini bukan pertemuan pertama kita. Aku melihatmu ketika upacara pemakaman neji nii."

Sasuke sedikit tersanjung gadis itu mengingat wajahnya meskipun sepanjang waktu dia hanya menunduk ketika bertemu dengannya. "sebaiknya kau habiskan makananmu sebelum itachi datang."

"aku tahu."

Sangat keras kepala, pikir sasuke. tangannya terus menyuapi hinata sesendok demi sesendok, gadis itu menelan makanannya dengan normal. Mulutnya mengunyah dengan baik dan tenggorokkannya menelanya dengan sangat baik.

"aku sudah kenyang."

Sasuke tersadar dari lamunannya, sudah berapa lama dia memperhatikan gadis itu. "baiklah, itachi akan segera datang. Aku ingin kau berpakaian."

"bisakah kau, meminjamkan aku kimono? Kimono yang cukup besar agar tidak menyentuh lukaku," pinta hinata.

"uh. Aku segera mengambilkannya." Sasuke pergi untuk mengambil beberapa kimono yang diminta oleh hinata dan beberapa saat kemudian sudah kembali dengan beberapa pasang warna kimono.

"aku mau yang hitam. Tolong sampirkan ketubuhku."

Itachi datang membawa beberapa orangnya dan langsung menemui hinata. sasuke menunggu diluar, tidak tahu apa yang kedua orang itu bicarakan. Setelah selesai, itachi hanya pergi begitu saja dan tidak mengatakan apa-apa.

"dia ingin kau terus menjaga nona muda itu" kata kisame asisten pribadi itachi. "kami akan kembali beberapa hari lagi. gadis itu menyerahkan semua asset hyuuga kepada kakakmu untuk mengelolanya. Entah apa yang sebenarnya dia rencanakan tapi itachi cukup terkejut dengan keputusan nona itu."

Sasuke langsung masuk kedalam kamar hinata setelah semua orang itachi pergi. "apa yang kau lakukan? Memberikan semuanya kepada itachi?"

"kasar sekali. Kau bahkan tidak bisa mempercayai kakakmu?" seringainya dengan licik, "dia orang yang sangat kompeten dalam bidang ini. terlebih lagi aku tidak bisa melakukan apa-apa karena serangan kudeta itu. jadi aku serahkan semua pengelolaannya kepada kakakmu sementara aku dalam proses pemulihan."

"oh…"

"apanya yang 'oh'? Sekarang bisa kau bantu aku mengelap keringatku?" pinta hinata, "luka-luka ini membuatku berkeringat. Aku tidak bisa membiarkannya basah."

Sasuke melihat nafas gadis itu terdengar berat. Tanpa berkata lagi dia langsung mengambil handuk dan membantu hinata mengelap tubuhnya. Sejak saat itu, hinata tinggal di apartemennya dan dia membantu hinata mengganti perban baru setiap kali perban itu basah karena keringat hinata atau ketika terkena air.

"dimana sasuke?" tanya hinata ketika deidara mengantarkan sarapan pagi untuknya, "dia harusnya berada disini."

"itu, dia sedang mengurus pengambilan pajak di areal ikebukuro" jawab deidara, "Karin akan datang untuk membuka jahitanmu."

"baiklah" jawab hinata singkat, sesungguhnya dirinya agak kesepian dengan ketidak hadiran sasuke saat ini.

XXXXXXXXXXXX

"bos, sudah semuanya" lapor salah satu anak buahnya ketika sasuke sedang bersantai disebuah klub malam, "semuanya terkendali tidak ada masalah."

"ah! Sasuke-kun~~~" teriak para gadis yang langsung berlari ke pelukan Sasuke begitu melihatnya di klub malam itu. "lama sekali tidak datang kesini. Aku merindukanmu."

"aku juga" ciumnya pada salah satu gadis lalu disusul dengan teriakan manja gadis lain yang menginginkan ciuman sasuke. "aku ingin mencium kalian satu per satu tapi maaf, aku harus kembali. Jika tidak, itachi akan membunuhku," kata Sasuke lalu melambaikan tangan pada gadis-gadis itu.

"selamat datang dirumah, tuan muda" sapa deidara ketika sasuke sampai di apartemennya, "aku akan pulang sekarang."

"baiklah." Sasuke membuka jasnya lalu masuk kedalam kamar mandi dan merendam dirinya dengan santai. Akhir – akhir ini pikiranya seperti terganggu dengan hinata, "seperti ada yang telupakan…" sasuke segera keluar dari bathtub ketika selesai merelaksasikan diri.

"kau datang tanpa memakai apapun ketika aku ada disini?"

Sasuke lupa gadis itu masih ada di apartemennya dan dia tidak memakai apa-apa ketika masuk kedalam kamar. Lalu… gadis itu juga tidak mengenakan apapun. Sasuke bisa melihat dengan jelas tubuh polos gadis itu yang sedang tengkurap diatas kasur.

"apa yang kau lakukan?!"

Gadis itu mencoba bangun dengan tangannya, "tubuhku sakit semua." Katanya kembali terjatuh keatas kasur, "aku ingin berbaring dengan posisi yang benar."

Sasuke menghela nafas dan memakai pakaian dalamnya terlebih dulu lalu menaikkan lututnya keatas kasur dan membantu hinata merentangkan tubuhnya. "apa yang sedang kau lakukan sebenarnya?"

Gadis itu tiba-tiba menyentuh dada Sasuke yang telanjang dengan satu jari telunjuk kecilnya. "kau, punya tubuh yang bagus."

Sasuke tiba-tiba tidak bisa bergerak, sentuhan gadis itu turun ke bawah dan menyentuh otot perutnya. Desiran aneh menyelimuti tubuh sasuke saat ini. lalu dia menangkap tangan gadis itu. "hentikan. Apa yang kau lakukan seenaknya saja menyentuh tubuhku!" sasuke langsung mengangkat tubuh gadis itu dan menyelimutinya dengan selimut.

"kau akan tidur disini?" tanya hinata ketika sasuke juga menyelimuti tubuhnya sendiri.

"ini apartemenku, kamarku dan kasurku" omelnya kesal lalu membalikkan tubuhnya membelakangi hinata, "perempuan aneh" gumamnya.

Malam semakin larut, semua lampu di apartemen sudah dimatikan dan kedua orang itu (hinata & Sasuke) tidur dengan lelap terutama sasuke yang sudah hampir seminggu ini tidak merasakan nyamannya kasur.

"nggh.. tidak, lepaskan…" lenguh hinata yang meringkuk di belakang tubuh sasuke. tangannya mencakar punggung sasuke dan membuat laki-laki itu terbangun.

"eh? Apa-apaan ini." Sasuke terpaksa membuka matanya dan membalikkan tubuhnya, melihat hinata tidur dengan gelisah.

Alis gadis itu mengerut dan giginya menggigit bibir bawahnya sendiri, nafasnya juga tidak beraturan.

"oi, ada apa denganmu?!" sasuke mencoba membangunkan hinata dengan mengguncang tubuhnya. Tapi gadis itu tidak juga membuka matanya. "oi" Sasuke menyentuh kepala hinata lalu gadis itu terdiam, alisnya perlahan-lahan mulai rileks dan nafasnya mulai teratur lagi. Sasuke menopang kepalanya menyamping melihat tubuh hinata yang terlihat kecil di depan dadanya, lalu dia menaruh tangan kirinya di belakang kepala gadis itu dan tangan lainnya menarik tubuh hinata mendekat ke dadanya.

"dingin." Gumam hinata dalam tidurnya.

Sasuke yang mendengar hal itu menarik selimut hingga menutupi bahu hinata lalu membiarkan tangannya melingkari tubuh mungil gadis itu. lalu, bagaimanapun mencoba Sasuke tidak bisa tidur. Dia terus memandangi hinata yang tidur di dalam pelukannya. Selama gadis itu tinggal disini, mereka belum berbicara mengenai hal lain selain melepas perban dan mengganti perban. Sasuke benar-benar ingin tahu apa yang terjadi dengan gadis itu.

Pemandangan malam saat dia menemukan hinata yang berlumuran darah masih terus membayanginya sampai sekarang. tidak bisa membayangkan bagaimana orang-orang itu bisa melukai perempuan serapuh ini. Banyak memikirkan hal yang terjadi membuat mata sasuke lama-lama terpejam.

XXXXXXXXXXXXXXXX

Pipipipip. Pintu apartemen terbuka dan deidara masuk. deidara langsung menyiapkan sarapan pagi untuk Hinata.

"selamat pagi, n-n-noa…" dia cukup terkejut ketika melihat sasuke dan hinata berada di kasur yang sama sambil berpelukan tanpa mengenakan pakaian sehelaipun.

"nn?" sasuke terbangun dan melihat deidara di ambang pintu, "kenapa mukamu pucat seperti itu?"

"m-maaf! Aku akan kembali lagi nanti!" teriak deidara langsung membanting pintu kamar.

"ada apa dengannya?" sasuke menguap dan masih merasa mengantuk. Dia kembali berbaring lalu menoleh kesampingnya dan melihat gadis itu masih tertidur pulas tanpa mengenakan pakaian, "ah… mungkin deidara merasa canggung dengan ini." sasuke langsung menaikkan selimut sampai menutupi tubuh hinata.

1 jam berlalu dan gadis itu masih belum terbangun. Sasuke menatap gadis yang memiliki wajah lembut terbaring diatas ranjangnya tanpa mengenakan pakaian. "ini pertama kalinya," gumamnya memikirkan tidak pernah ada yang tidur diatas ranjangnya selain dia dan sekarang gadis itu tidur lelap di ranjangnya tanpa busana. Ini sudah hampir 2 minggu sejak dia menemukannya di halaman rumah gadis itu.

"sasuke, kenapa kau memandangiku?" hinata terbangun dan wajahnya memerah. Sebenarnya dia sudah terbangun sejak deidara masuk ke kamar dan melihatnya dan sasuke sedang saling memeluk.

Sasuke lagi-lagi menyadari dirinya melamun. "kau sudah bangun rupanya? Aku akan pergi sekarang. deidara mungkin tidak akan kembali sampai siang nanti."

Gadis itu bangun dan duduk di pinggir ranjang dengan hanya setengah badan menutupi tubuhnya. "aku punya permintaan padamu," katanya menyita perhatian sasuke. "bisa kau duduk mendekat?"

"uh?" Sasuke tidak memikirkan kemungkinan permintaan apa yang gadis itu inginkan darinya. Tubuhnya hanya bergerak begitu saja untuk disamping gadis itu. "nah… sekarang apa permintaanmu?"

Hinata menarik dagu laki-laki itu lalu mengulum bibirnya. Tubuh sasuke secara insting memutar menghadap gadis itu lalu membuka mulutnya, membiarkan lidah itu memasuki mulutnya. "bisakah kau pulang setiap malam? Aku akan menghadiahi ciuman setiap kau tidur bersamaku" pinta hinata setelah melepaskan ciumannya.

Sasuke bingung dengan yang barusan terjadi dan dia hanya bisa bertanya, "kenapa?"

"aku sering mimpi buruk akhir-akhir ini. aku ingin kau memelukku seperti yang kau lakukan semalam."

"hah! Itu tidak akan terjadi! Aku hanya akan pulang jika aku mau!" sasuke berdiri dari ranjang lalu meninggalkan gadis itu sendirian. Di luar kamar, dia menyadari kalau gadis itu sadar kalau dia memeluk tubuh mungilnya semalaman. Sasuke lalu menggelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk wajahnya kemudian pergi keluar apartemen.

Hinata masih terduduk ditempatnya sekarang. Meskipun luka-lukanya sudah sembuh, tapi tubuhnya masih butuh waktu untuk bisa digerakkan seperti sedia kala. Dia memeluk lututnya memikirkan tubuhnya berada dalam pelukan sasuke semalaman. "hangat… nyaman…" gumamnya. Sejak 2 minggu yang lalu ketika tubuhnya dipindahkan kepartemen ini dia tidak bisa tertidur pulas. mimpi tubuhnya yang berada dalam air dan bayangan orang-orang ang menyerangnya malam itu terus bermunculan membuatnya tidak bisa tenang dan kepalanya sangat sakit ketika bangung pagi. Tapi pagi tadi ketika dia membuka matanya sakit kepala itu hilang dan kenyamanan melingkupi tubuhnya, dia melihat sauke yang tidur menghadap kepalanya dan melingkarinya dengan lengan kokoh itu membuatnya nyaman.

Deidara datang ketika jam makan siang, "n-nona… apa aku boleh masuk?" ketuk deidara dari luar kamar.

"hn, tidak dikunci."

Laki-laki itu terlihat gugup dan tidak berani melihat kearah hinata. "ini makan siangmu. Jika ada apa-apa…"

"aku ingin minta tolong padamu." Kata hinata langsung. "kau, bisa tolong belikan aku pakaian? Aku akan memberikan modelnya dan uang."

"ah…." Deidara ingin menolaknya karena itu bukan tugasnya tapi melihat seharian hinata hanya memakai kimono yang dibelinya waktu itu, "baiklah. Aku akan membelikan semuanya."

Hinata memberikan kartu kredit dan potongan-potongan gambar pakaian yang dia inginkan serta ukurannya kepada deidara. Setelah itu deidara langsung pergi untuk membeli semua pakaian-pakaian itu.

Butuh waktu seharian bagi deidara untuk menemukan toko tempat pakaian itu di jual. Kakinya hampir copot karena harus berlari kesana kemari untuk mebeli pakian yang hianta inginkan.

"oi, deidara. Apa yang sedang kau lakukan disini?" sasuke melihat laki-laki itu ketika sedang beristirahat sejenak.

"tuan sasuke!" teriaknya langsung memeluk Sasuke, "aku lelah sekali. Nona hinata memintaku membelikan beberapa pakaian, aku tidak tahu jika sesulit ini untuk menemukan semuanya."

Sasuke melirik kearah tas-tas beiri pakaian yang deidara bawa. Dia melirik kearah jam kota, "kau mencari pakaian sampai selarut ini?" tanyanya. Lalu bayangan gadis itu muncul dikepalanya, seharian ini meskipun dia sedang bersama para wanita di klub terus saja membayangkan wajah gadis itu yang terlihat sedih dan kosong.