Desclaimer : Masashi Kishimoto

Summary :

Neji merupakan siswa terkenal di sekolahnya, namun ia selalu menolak gadis-gadis yang menyatakan cinta padanya. ternyata ada sesuatu yang menjadi alasannya menolak mereka semua, penasaran? Silahkan mampir../summary ancur, oke!

pair : Nejiten

Warn : tak mungkin luput dari Typo(s), gaje, ancur, dll. Mohon sarannya di kotak review..:)

.

.

"aku tidak bisa!"

Sekali lagi. Kalimat penolakan itu terlontar—lagi—dari bibir pemuda itu. Dan kali ini sedikit lebih parah, pasalnya gadis—yang baru ditolak—itu tidak bisa dibilang memiliki kekurangan barang apapun, Shion namanya, ia merupakan gadis terfavorit di sekolah; merupakan ketua klub cheers, memiliki wajah mulus tanpa cela, tubuh yang proporsional, putri kesayangan kepala sekolah, harta yang ia miliki tak ternilai jumlahnya, selain itu nilai akademisnya tak pernah menginjak nilai dibawah sembilan. Adalah tindakan bodoh bila menolak gadis seperti ini.

Namun lain ceritanya bila orang itu adalah Hyuuga Neji. Mungkin seantero Konoha High School ini, hanya pemuda Hyuuga itu saja yg memiliki alasan untuk menolak pesona Shion. Terang saja; Neji adalah putra seorang petinggi negara di Konoha itu sendiri, nilai akademisnya tak pernah menginjak angka dibawah sepuluh alias sempurna, IQ tertinggi kedua setelah Nara Shikamaru, dikaruniai wajah sempurna dengan lekukan yang pas seperti sebuah pahatan serta tubuh yang proporsional, dan manik amethyst yang bersarang di kedua bola matanya yang tajam itu seakan memberi nilai plus pada dirinya. Siapapun pasti akan terpesona olehnya, tak terkecuali Shion.

Namun, semua itu sebanding dengan usaha untuk menarik atensi pemuda Hyuuga satu ini.

# # #

Bohong bila mengatakan gadis bercepol dua ini tak terpikat sama sekali pada Neji. Ia bahkan sudah menyimpan perasaan ini sejak awal ia berada di tahun pertama sekolah, tepatnya saat Neji menyampaikan pidato di upacara pembukaan tahun ajaran sebagai siswa berprestasi. Itu pertama kalinya Tenten bertemu Neji.

Dan kenyataan bahwa banyak yang menyukai Neji, serta penolakannya terhadap gadis terfavorit barusan, membuat mentalnya makin ciut. Ia tertawa miris dalam hati. Haha, ia mana mungkin akan melirikmu.

"Tenten! Perhatikan pelajaran atau kau keluar dari kelasku!" seru Kurenai-sensei di depan kelas. Tenten berjengit dari tempat duduknya karena terkejut.

"'ha-'hai sensei" ujar Tenten malu, tch apa yang terjadi padamu Tenten?! Fokuslah! Batinnya.

Tenten; ia hanyalah seorang gadis dari kalangan menengah, kehidupannya biasa-biasa saja tak ada yang menarik—kecuali tatanan rambut cepol dua miliknya. Nilainya pun standar dan mencukupi setidaknya ia tak pernah mengulang ulangan atau remidi. Namun mungkin ada satu hal yang menjadi kelebihannnya, ia ahli karate dan mengikuti klub karate di sekolahnya. Meski begitu, tak banyak orang yang mengetahuinya, termasuk Neji. Karena menurutnya hal itu adalah hal yang tak wajar dimiliki oleh gadis-gadis seusianya. Jadi ia berusaha menutupinya dari orang lain.

# # #

Tenten P.O.V

Kulirik sekali lagi jam tanganku. Pukul lima sore. Sudah waktunya berangkat ke klub karate.

"aahh...! rasanya malas sekali hari ini! bolos sesekali bukan masalah 'kan?" seruku reflek entah pada siapa seraya mengangkat tanganku tinggi.

"apanya yang bukan masalah, Tenten?~" sahut lirih seseorang di belakangku yang sepertinya di kelilingi aura mengerikan.

GLEK!

Tubuhku membeku. Tenggorokanku terasa tercekat. Dengan gerakan patah-patah aku menoleh ke arah belakang.

Sebuah senyum iblis yang terpatri di wajah Guy-sensei menyapaku begitu aku menghadap ke belakang.

"eeh...an..anu..apanya yang bukan ma..masalah, te..tentu saja tidak ada.. ta..tadi aku.. ha..hany—KYAAA! SUMIMASEN..SUMIMASEN SENSEI...GOMENASAI!"

aku bertaruh telingaku pasti akan merah setelah ini.

End of Tenten P.O.V

.

.

"cih sial! Pada akhirnya 'kan aku tidak membolos! Kenapa tetap diberi hukuman juga?! Hh...hh..h!" runtuk Tenten di tengah hukumannya mengelilingi sekolah yang luasnya dua kali lapangan sepak bola sebanyak 5 kali!

Ia terus berlari di tengah ocehannya dan kekesalannya pada Guy-sensei tanpa memperhatikan depannya, lalu..

Brukk! Ia menabrak seseorang

Tenten meringis mendapati sikut dan lututnya berdarah. Penampilannya pasti sangat berantakan sekarang. meski ia merasa sakit, ia tetap membungkuk beberapa kali dan meminta maaf. Tanpa melihat siapa yang ia tabrak.

"sumimasen!.. sumimasen!, aku sama sekali tak melihatmu tadi" ia masih membungkuk.

"Iee, bukan masalah" suara bariton ini, bahkan selalu menghiasi mimpi Tenten, tak salah lagi, pasti...

"Neji?!" pekiknya heboh, Neji bahkan harus menutup telinganya sebentar.

"hn?" balasnya singkat.

Seakan dibawa kembali ke kenyataan, ia tersadar dari tindakan spontannya barusan yang menyebabkan luka lecetnya bertambah perih. Tenten kehilangan kesimbangan dan hampir jatuh jika saja tak ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya, menahan badannya.

"tangan dan kakimu lecet. Aku akan mengantarmu ke UKS" ujar Neji seraya menggendong Tenten. Wajah Tenten merah padam, nafasnya tercekat saat wajahnya sangat dekat dengan Neji.

Tenten tak bisa berkata-kata, ia terlalu terkejut dengan apa yg terjadi. Hampir semua mata tertuju pada mereka berdua. Tak ada yg menyangka seorang pangeran seperti Hyuuga Neji mau melakukan hal itu pada gadis biasa seperti tenten.

Tenten P.O.V

Kami-sama, apa aku bermimpi?oh atau mungkin aku sudah mati karena terjatuh tadi dan kini aku dipertemukan oleh malaikat rupawam di hadapanku ini?.

Apa? Tidak! Tidak! Tidak! Apa yang kupikirkan sih?!. Aku menggeleng pelan. Kulihat ada teman-temanku. Ini di sekolah, berarti aku masih hidup dan tidak sedang bermimpi.

Dari sini aku bisa melihat wajah Neji dengan jelas, memang benar sepertinya aku—

"ada apa" tanya Neji.

"menyukaimu" hei! Suara siapa itu?! suaraku?! Kenapa bisa keluar?! baka! baka! baka!

End of Tenten P.O.V

Tenten melotot tak percaya dengan apa yg baru saja terlontar dari bibirnya tanpa komando apapun.

Neji mengeryit. Skakmat untukmu Tenten, sekarang Neji pasti akan membencimu.

"aku menyukaimu" kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Tenten.

Lupakan ia akan membencimu, lupakan jika saat ini kau masih berada di sekolah, lupakan pengkhianatan bibirmu terhadap kinerja otakmu, dan juga lupakan bahwa saat ini kau berada di dekapannya dengan sorot matanya yang tajam ke arahmu. Tenten membuang ke arah lain. tak peduli respon apa yang akan ia terima.

Hening.

Sampai akhirnya mereka sampai di dalam ruang UKS. Neji menurunkan tubuh Tenten perlahan di ranjang UKS, lalu segera mencari kotak P3K.

Neji P.O.V

Aku berlalu dari hadapannya. Alih-alih mencari kotak P3K aku mengamatinya dari sela-sela lemari. Gadis itu tak banyak berubah sejak terakhir kali aku bertemu dengannya. Ia masih saja menggunakan tatanan rambut kuno seperti itu, batinku mendengus geli.

Aku berjalan mendekatinya, sedikit berjongkok untuk menyamai tingginya yang sedang duduk di tepi ranjang. Aku mengambil beberapa kapas yang sudah dibubuhi obat lalu mengoleskan nya ke luka Tenten. Kudengar ia mendesis pelan, mungkin perih. Merepotkan juga.

Hening lagi.

"jadi kau menyukaiku?" aku menyeringai saat melihat wajahnya serupa tomat sekarang. ah..sepertinya memang ia tak mengingatku. Ya sudahlah, biarkan dulu seperti ini, batinku. Tanpa sadar sudut bibirku tertarik membentuk senyum yang sangat tipis.

"kalau begitu, besok bawakan bento untukku" lanjutku lalu segera melenggang pergi dari hadapannya. Sempat kulirik wajahnya yg melongo. Dan—lagi-lagi—aku menyeringai puas.

End of Neji P.O.V

.

.

Tenten P.O.V

Oke, aku benar-benar yakin, aku berada di surga sekarang! buktinya aku sama sekali tak merasakan sakit di lutut dan sikutku! Selain itu...

"KYAA...!" jeritku

Neji-kun tersenyum! Neji-kun tersenyum! Neji-kun tersenyum!

Lalu, tadi dia minta apa? Bento?! Bolehkah aku berteriak lagi sekarang?!

Aku merasakan tubuhku melemas, aku baru sadar bahwa tubuhku sejak tadi menegang hanya karena berada di dekat Neji. Kugigit bibir bawahku untuk meredam emosi yang membuncah di dadaku. Aku serasa melayang sekarang.

End of Tenten P.O.V

.

Sesosok pemuda yang sekian detik lalu keluar dari UKS, ternyata tak benar-benar pergi dari sana. Ya, Neji sedari tadi berdiri di depan pintu UKS. Tentu saja karena tadi ia mendengar jeritan Tenten. Sebelumnya ia mengira terjadi hal yang buruk padanya, sampai ia melihat gadis itu senyum-senyum sendiri di posisi yang tidak berubah dari tadi.

Neji menghela nafas lega. Kemudian ia mendengus geli melihatnya. Sudut-sudut bibirnya tertarik membentuk lengkung kurva yang jarang ia perlihatkan.

.

.

TO BE CONTINUED...

A/N : bagaimana? Ancurkah? Gaje? Pasti iya. Pantas dilanjut atau tidak?

Keep or delete? Tinggalkan review pleasee...