Readers POV

"(Name)-san, tolong bawakan buku catatan ini ke mejaku." Kata Yamada-sensei, saat aku baru saja ingin pergi ke kantin untuk makan siang. Aku menatap tumpukan buku catatan milik teman-teman sekelasku yang pastinya akan sangat berat jika aku bawa sendirian.

"Eeeeh? Tapi kan sekarang jam makan siang!"

Yamada-sensei langsung memukul meja dengan keras dan menatapku dengan tajam. "Tidak ada 'tapi', ini hukuman karena kau tidur saat jam pelajaranku! Dan pastikan kau membawa buku-buku ini sendirian ke mejaku."Yamada-sensei membereskan barang-barang nya dan pergi meninggalkan kelas, aku bisa melihat dia tersenyum dengan puas. Cih, dasar iblis.

"Che…." Aku mengambil tumpukan buku catatan itu sekaligus. Dan ugh! Ini berat! Tanganku bergetar menahan berat buku ini, Rasanya jari-jari tanganku mau putus karena beban buku -tiba buku-buku ini menjadi lebih ringan, dan aku melihat sosok yang benar-benar tinggi berdiri di depanku, sosok itu menatapku dengan mata sipit nya.

"Ryu!"

"Ayo cepat, kau tidak ingin kehabisan waktu jam makan siang bukan?" dia membawa ¾ buku-buku catatan itu dan aku mengikutinya dari belakang.

"Terima kasih, Ryu."

"Hm."

Namaku adalah (Full Name), aku adalah siswi SMA Yosen kelas 2-B, umurku 17 tahun, aku menyukai apa yang aku sukai dan membenci apa yang kubenci. Dan yang sedang berjalan didepanku adalah Wei Liu, dari namanya saja sudah ketahuan kalau dia bukan orang jepang bukan? Dia ini dari China, dia bersekolah disini karena adanya system pertukaran pelajar. Dia ini benar-benar tinggi! Tingginya 203 cm, dan itu membuatku tidak nyaman saat berjalan disampingnya karena aku terlihat seperti…. Kurcaci, dan itu bukan berarti kalau aku ini benar-benar pendek ya!

"Jika kau tidak membantu ku, mungkin tangan ku sudah copot~"

"Bukannya jika aku tidak membantumu, maka kau akan bertambah pendek ya?"

"APA KATAMU!?" aku menendang kakinya dan berharap dia jatuh, tapi sial! Dia sama sekali tidak memberi tanda-tanda kalau dia kesakitan!

"Oi, oi. Aku hanya bercanda."

Aku mendengus kesal, baru saja aku mau mengancamnya, tiba-tiba Ryu menumpukkan buku-buku yang ia bawa kembali ketanganku, sontak aku yang awalnya berdiri tegak langsung membungkuk 40 derajat.

Hei, hei, hei! Kenapa kau menumpukkannya kepadaku?!" aku harus mendongkak'kan kepalaku untuk menatapnya, dia tidak menjawabku, tetapi menunjuk sesuatu dengan ibu jarinya. Dia menunjuk ke arah kantin—lebih tepatnya ke papan menu kantin hari ini, dan aku melihat ada makanan kesukaannya yang terdaftar dalam menu itu.

Tonkatsu Ramen

Aku langsung menatapnya dengan datar. Ryu menatapku kembali dan mengatakan sesuatu kepadaku dengan bahasa China."Zaijian."[1] Kemudian ia lari meninggalkanku begitu saja demi makanan kesukaannya yang tercinta.

"Kora!Ryu—Teme! Kau mengkhianatiku hanya untuk Tonkatsu Ramen!?" tapi apa daya, dia sama sekali tidak memperdulikanku. Dasar tidak setia kawan!

.

.

.

Tonari no Himuro-kun ~The boy that always by my side~

Pair: Himuro x Reader

Genre: Romance & comedy

Rated: K+

Warn: OOC, TYPOS, EYD, and many more~

IF YOU DON'T LIKE IT, THEN DON'T READ IT

ENJOY~

.

.

.

.

.

Akhirnya aku membawa buku-buku itu sendirian kemeja Yamada-sensei, Yamada-sensei tersenyum puas saat melihat wajahku yang kelelahan, dia sempat menegurku lagi karena aku tertidur saat pelajarannya barusan.

"Kau mengerti (Name)-san?"

"Baik, maafkan aku..."

"Hm. Bagus."

Yamada-sensei memperbolehkanku untuk kembali kekelas, aku tersenyum (palsu) kepadanya dan berjalan untuk keluar dari ruang guru, setelah keluar, aku langsung berjalan menghentakkan kakiku dan terus mengutuk orang-orang yang membuatku kesal hari ini. Pertama aku akan ke kantin dan menguras isi dompet Ryu karena perbuatannya barusan, muahahaha~

DRUUK

"Aduh!"

"Ah, Maafkan aku!"

Seseorang baru saja menyenggol bahuku dengan keras, saking kerasnya hal itu membuatku kehilangan keseimbangan dan membuatku terjatuh kebelakang dengan slow-motion. Tetapi aku tidak terjatuh, ada seseorang yang menangkap tubuhku dari belakang.

"Apa kau tidak apa-apa?"

Suara laki-laki yang begitu lembut. Aku mendongkak kan kepalaku untuk melihat wajah laki-laki ini, begitu melihat wajahnya aku merasa ada rona merah diwajahku, dia begitu tampan, matanya yang sebelah kiri tertutup dengan poninya, matanya yang sebelah kanan bewarna olive itu menatapku dengan dalam, aku hampir tidak bisa mengalihkan pandanganku. Dia memakai seragam sekolah ini, tapi aku baru melihat wajahnya, apa dia ini anak baru? Tanpa sadar, aku terus menatap wajahnya. Dan kesadaranku kembali, saat aku sadar kalau aku menyenderkan kepalaku di dadanya yang bidang.

"Eh—ah, aku tidak apa-apa kok!" aku langsung cepat-cepat menjauh darinya "Terima ka—" ucapanku tidak selesai ketika aku merasakan ada sesuatu yang menarik rambutku

GUITS—

"—Akh!" rasanya seperti dijambak dan itu sakit sekali, aku meringis kesakitan dan menoleh kebelakang. Dan ternyata...

Rambutku

Tersangkut

Di

Kancing

Bajunya

Aku yakin sekarang wajahku sudah sangat merah seperti kepiting rebus, lagipula kenapa bisa tersangkut?! Tanpa pikir panjang aku langsung menarik rambutku yang tersangkut di kancing bajunya.

"Hei—hei! Jangan ditarik seperti itu, aku akan membantumu melepaskannya." Katanya menahan tanganku.

"Ti-tidak usah! Biar kuatasi ini!"

Aku semakin menarik rambutku, dan dia semakin menahan tanganku. Semakin aku tarik, maka semakin kuatlah genggamannya. Aku yakin kalau kami sudah menjadi pusat perhatian karena banyak orang yang berhenti berjalan dan melihat kami berdua yang terlihat seperti pasangan-yang-sedang-bertengkar-tentang-perselingkuhan, bahkan orang-orang saling berbisik! Ukh... memalukan!

"Jangan jambak rambutmu! Pasti sakit kan?"

Aku kerahkan semua tenagaku untuk menarik rambutku, persetan dengan rasa sakit yang ada dikepalaku, yang penting aku harus pergi dari sini! Dan...

BREEEK!

"AAKH!" SAKIT! Tapi berhasil lepas! Yaay!

Aku melirik kancing bajunya lagi, disana ada beberapa (banyak) helai rambutku. Orang-orang disekitar masih memerhatikan kami, akupun berlari meninggalkan pria-tampan-yang-tidak-kuketahui-namanya

.

.

.

.

"Ryu—Teme! Aku akan—" baru saja aku ingin marah kepadanya...

"Sudah kuduga kau akan marah, nih." Ryu memberikanku pudding coklat ukuran jumbo limited-edition yang hanya dijual satu bulan sekali di kantin, aku langsung diam dan duduk dengan manis disebelahnya. Ryu meletakkan pudding itu di depanku. Dengan mata yang berbinar aku membuka pudding langka itu dan mulai memakannya.

Fukui-senpai—dan Ookamura-senpai yang daritadi sudah duduk dengan Ryu menatapku yang sedang memakan pudding itu.

"Woah—benar-benar, yang ada dikepalamu itu hanya makan dan tidur ya?"

Aku menghentikan aktivitasku, dan mulai mengibaskan poniku.

"EAT, SLEEP AND LOOK FABULOUS~"

"Bukankah maksudmu itu, EAT. SLEEP AND LOOK STUPID~?" Timpal Ryu dan Fukui-senpai bersmaan, aku langsung memukul perut Ryu dengan sikutku, dan menendang tulang kering Fukui-senpai.

"Guh!"

"Itte!"

"Tapi menurutku, perempuan yang kerjaannya makan dan tidur terus itu kesannya manis..." ucap Ookamura-senpai. Aku langsung menatapnya dengan datar "Ookamura-senpai, tolong hentikan itu. Kau membuatku kehilangan selera makan." Dengan kata-kata itu, aku sukses membuat Ookamura-senpai menangis dipojokan. Fukui-senpai dan Ryu mengacungkan jempol untukku.


Esoknya

Yamada-sensei, wali kelas 2-B SMA Yosen ini memasuki kelas yang dia urus dengan seseorang yang mengikutinya dari belakang. Begitu ia membuka pintu kelas, murid-murid kelas 2-B masih dalam keadaan berkeliaran dikelas, tidak ada yang duduk di tempatnya masing-masing.

"Hoi~ ayo duduk di tempat masing-masing, aku akan memberi pengumuman untuk kalian!" mendengar kata 'pengumuman' murid-murid kelas 2-B langsung duduk ditempat masing-masing, barangkali pengumuman yang dimaksud adalah sekolah akan diliburkan. Murid-murid jaman sekarang.

"Aku tahu kalau ini adalah waktu yang tidak tepat karena sebentar lagi kita akan menghadapi ujian tengah semester—"

"Wah... ada apaan nih?"

"Apa? Apa? Aku kena Remedial?"

"UTS juga belum!"

Murid-murid mulai ribut, Yamada-sensei menepukkan tangannya "Harap tenang! Ini bukan tentang ujian atau apapun itu!" mereka langsung diam lagi, Yamada-sensei melanjutkan kata-katanya "—kita kedatangan murid baru. Ayo masuk!" perintah Yamada-sensei.

Lalu masuklah sesosok pria yang tinggi, dengan wajah yang tampan yang bisa membuat para wanita jatuh cinta pada pandangan pertama. Para perempuan jawdrop, sedangkan laki-laki hanya mengangguk-ngangguk melihat sosok itu. Yamada-sensei menuliskan nama pria itu di papan tulis, disitu tertulis:

Himuro Tatsuya

"Yak, perkenalkan dirimu."

"Namaku Himuro Tatsuya, sebelumnya aku tinggal di amerika. Mohon bantuannya." Himuro membungkukkan tubuhnya, ia mendapatkan "hooo~" dari teman-teman sekelasnya.

"Hmm... Eeto... tempat dudukmu... oh! Disebelah (Name)-san. (Name)-san, angkat tanganmu agar Himuro-kun tahu dimana kau berada~"

"..."

Sunyi.

Wei Liu mengacungkan tangannya "Sensei, (Name) sedang tidur..." perkataannya itu membuat Yamada-sensei menghela nafas

"Anak itu... benar-benar... Himuro-kun, tempat dudukmu disebelah perempuan yang sedang tidur itu." Yamada-sensei menunjuk sosok (Name) yang sedang tertidur lelap itu. Himuro mengangguk kemudian berjalan menuju bangku yang akan dia tempati itu.

Setelah duduk, Himuro terus memerhatikan (Name) yang tertidur itu. Ia benar-benar serius menatap (Name), dan sama sekali tidak melepaskan tatapannya.

READER POV

Ugh... kenapa aku terus merasakan ada sepasang mata yang sedang mengawasiku? Waktu tidurku jadi terganggu kan... lagipula siapa sih, yang menatapku saat tidur?! Itu kan tidak sopan!

Aku memaksakan untuk bangun, dan melihat sekeliling. Ah, semuanya duduk di tempat masing-masing, sudah jam Homeroom ya? Lihat kedepan ada Yamada-sensei yang sedang menulis sesuatu di papan tulis. Lihat kekiri, seperti biasa ada tembok dan jendela yang tetap diam ditempat. Lihat ke kanan, ada cowok tampan kemarin yang duduk di bangku kosong itu dan menatapku. Ah sudahlah, lebih baik aku tidur lagi...

Aku mengejamkan kedua mataku untuk kembali tidur, lalu mataku terbuka lebar dengan sempurna karena ada kejanggalan tentang bangku yang ada disebelah kananku.

Tunggu, bangku itu kosong kan? Kenapa ada orang yang duduk disana?

Aku mengucek mataku untuk memperjelas penglihatanku. Dan oh tuhan, laki-laki yang kemarin itu duduk disebelahku! Dan dia tersenyum padaku kemudian mengatakan.

"Ohayou, (Name)-san."

"O-ohayou... eeto..." aku ingin menyebut namanya, tapi aku tidak tahu namanya!

"Himuro Tatsuya." Timpalnya.

"...Himuro-kun." Lanjutku.

Aku benar-benar tidak percaya, kenapa dia ada disini? maksudku... kenapa dia duduk disebelahku?!

"Ah, aku murid baru disini. Yoroshiku, (Name)-san." Ia mengulurkan tangannya mengajakku berjabat tangan. Dengan ragu aku meraih tangannya dan menjabat tangannya, rasanya...

DEG DEG DEG

"Aa... Yoroshiku, Himuro-kun..."

.

.

.

.

Disaat aku baru bangun dari tidurku, dia tersenyum kepadaku dan mengucapkan salam pagi kepadaku.

Dialah laki-laki yang duduk disebelahku.

Himuro Tatsuya-kun.

.

.

.

.

.

.

.

[1] Zaijian artinya selamat tinggal.

A/N: sesuai yang dijanjikan, misa bikin ff Himuro yg baru lagi. Feel nya dapet gak? Dan maaf kalau ini gak sesuai dengan harapan kalian, apalagi akhir-akhirnya (UGH) dan misa ingin tau apa yang kalian pikirkan untuk chapter yang satu ini ^^

Ditunggu Review fav dan follow nya~

LONG REVIEW ARE SEXY~