✳Le Author's Bachot Start✳
Haihai! Masih ingat dengan Leila? Yup, kalian sedang membaca fic Yaoi keduaku. Masih tentang Len x Oliver, namun dengan cerita yang berbeda. Tadinya aku mau pair karakter yang lain.. tapi gimana ya?.. Aku bingung mau pakai karakter yang mana.. Menurutku tak ada yang cocok. Untuk memenuhi kriteria cerita ini, cerita ori karakter tersebut harus banyak tokoh cewenya.. terus karakter cowo yang akan dipair harus imut dan lucu.. terus.. *Udah dong bachotnya*.
Oke, aku cuma berharap kalian ga bosan membaca cerita Len x Oliver dariku. Keburu ada ide sih.. takut keburu ngilang idenya. LOL :p. Enjoy, and don't forget to RnR! :*
Disclaimer
Vocaloid © Yamaha Corporation
Psychotic Love © Leila Scarlet Vanilla
Vocaloid bukan punya Leila, karena kalau punya Leila, pasti hasilnya bakal jelek orang lain gak akan suka.
CAUTION!
Contains: Yaoi (Boy x Boy Love), Lemon Asem, Yandere Guy, Mature content, Kesadisan bertubi-tubi, GJ, Typo(s), and more annoying things.
Please leave this page if you're hate yaoi, mature things, and sesuatu yang sadis. If you still read it, you can became Gelo.
For Fujoshi akut/non akut, and Gore Lover, You're very welcome. Enjoy .
Psychotic Love
Chapter 1: Murder
Pagi itu, Oliver datang ke Future Media Highschool seperti biasa. Ia sedang berjalan menuju kesekolahnya sambil membaca buku. Tiba-tiba seseorang memanggil dia dari kejauhan. "Oliiive!.. Oliveeerr!...". Oliver menoleh kearah sumber suara. Ternyata SeeU. Ia pun berlari menghampiri Oliver.
"Morning.." SeeU tersenyum menyapa Oliver. "Morning.." Oliver menyapanya kembali. "Eh, pulang sekolah kau punya acara tidak?" tanya SeeU.
"Tidak, memangnya kenapa?" tanya Oliver.
"Maukah kau datang kerumahku? Kita 'kan sudah lama berteman, sekali-kali kau main dong kerumahku. Mau ya?" SeeU mengharapkan jawaban 'ya' dari Oliver.
"Ya, tentu saja. Kenapa tidak?" mendengar jawaban Oliver, SeeU begitu gembira.
"Yeeii! Terima kasih ya Olive!" SeeU memeluk Oliver dengan penuh rasa senang.
"Oh..Ya, sama-sama.. hehe.. Sebaiknya kita cepat ke sekolah, sebelum terlambat." SeeU melepaskan pelukannya.
"Iya, Ayo!". Mereka berdua mempercepat langkahnya, dan meneruskan perjalanan mereka ke sekolah.
*At School*
Oliver dan SeeU masuk ke kelas bersama. Dikelas mereka melihat Yuki, yang kelihatan tidak senang melihat mereka jalan berdua.
"Morning, Yuki.." Oliver tersenyum menyapa Yuki. Dengan senyum yang dipaksakan, Yuki menyapanya kembali.
"Oh.. Ohayo, Oliver.". SeeU dan Yuki saling berpandangan dengan tatapan yang sinis.
Oliver sedikit heran dengan kedua gadis itu. Sebenarnya, SeeU dan Yuki memiliki perasaan khusus pada Oliver. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan Oliver. Mereka saling membenci. SeeU dan Oliver melangkah ke tempat duduk mereka masing-masing. Saat Oliver mau pergi ke tempat duduknya, Yuki memanggilnya.
"Ano.. Oliver?" Oliver menoleh, dan terkejut saat Yuki memberikan sebuah kado padanya.
"Happy Birthday.. I hope you can always be the best.." Hari ini adalah hari Ulang tahun Oliver yang ke-14. Ia begitu gembira menerima hadiah dari Yuki.
"Oh gosh.. Kau ingat ulang tahunku? I'm so happy! Thank you Yuki! Thank you so much!" Oliver membuka kadonya. Ternyata sebuah rompi baru berwarna biru tua.
"Wow.. Ini bagus sekali! Bagaimana aku berterima kasih untuk ini?".
"Aku senang kau suka" Yuki pun ikut gembira karena Oliver menyukai hadiahnya.
SeeU hanya segera meninggalkan Oliver dan Yuki. Oliver pun melangkah ke tempat duduknya dengan gembira.
"Senang ya, kalau pagi-pagi sudah dapat hadiah dari cewe." kata Len menyindir Oliver.
"Iya. Tidak biasanya aku dapat hadiah dari seseorang sepagi ini." kata Oliver senang.
"Apa kau mau kado lagi?" tanya Len sambil memberikan sebuah kado lagi untuk Oliver.
"Gosh! Apa isinya?" Oliver membuka kado itu. Album Lagu pertama miliknya!
"Manager kita sudah merilis semua lagu yang pernah kau nyanyikan di Studio Crypton. Sebentar lagi, pasti kau juga akan terkenal seperti member Vocaloid yang lain." kata Len.
"Oh gosh! Kau tidak tau betapa senangnya aku! Hontou ni Arigatou! Len! My best friend!" kini Oliver sangat sangat gembira. Ia memberikan sebuah pelukan persahabatan pada Len dengan gembira. "Kalau album lagumu bagaimana?" tanya Oliver.
"Entahlah, Meiko-san tak pernah membahas Album laguku."
"Aku senang sekali Len!"
"Aku ikut senang. Semoga kau selalu menjadi yang terbaik.".
"Terima Kasih!". Rasa senang Oliver sudah tak bisa dibendung lagi. Apalagi setelah mendapat hadiah dari Len, orang yang ia sukai. Oops. Ini rahasia Oliver! Jangan sampai ada yang tau! Tak terasa, bel masuk berbunyi. Dan pelajaran di kelas pun dimulai.
*After School*
Sepulang sekolah, Oliver segera pulang ke Rumah. Ia memakai rompi barunya pemberian Yuki. Dia mau pergi kerumah SeeU. Apa tak akan menjadi masalah, Oliver memakai baju pemberian saingannya?. Ia lalu pergi meninggalkan rumahnya. Diperjalanan ia bertemu dengan Len.
"Yo! Teman! Baju yang bagus!" kata Len, tersenyum.
"Thanks!" Oliver membalas senyumannya.
"Hey! Ayo pergi ke Crypton Studio! Ajarkan aku bernyanyi bahasa Inggris!" ajak Len.
"Uhh.. Aku tak bisa.. Aku mau pergi ke rumah SeeU.. Maaf ya..". kata Oliver murung.
"Oh..Oke..". Len terlihat tidak senang.
"Maaf ya!..".
"ii yo! Mungkin kita bisa pergi nanti. Kalau begitu, sampai jumpa!" Len meninggalkan Oliver.
"Hati-hati!" kata Oliver dari jauh. Len hanya mengacungkan ibu jari tangannya. Oliver pun segera pergi ke rumah SeeU.
Sesampainya disana, ia disambut dengan kejutan yang membuat senyum Oliver melebar.
"Welcome, and Happy Birthday, Oliver." kata SeeU menyambut Oliver. Terlihat meja makan yang dihias begitu indah, dan Kue ulang tahun dengan lilin berbentuk angka 14, telah disiapkan SeeU untuk Oliver. Ternyata SeeU mengundang Oliver kerumahnya untuk merayakan pesta ulang tahunnya.
"SeeU.. Ini manis sekali.. Kurasa dengan terima kasih saja tak akan pernah cukup." kata Oliver.
"Duduk, dan nikmati saja pestanya." kata SeeU.
Oliver mengucapkan harapan dalam hatinya, dan meniup lilin ulang tahunnya. SeeU bertepuk tangan gembira.
"Apa yang kau harapkan?" tanya SeeU.
"Rahasia" jawab Oliver, yang sebenarnya, berharap semoga Len memiliki perasaan yang sama dengan dirinya.
"Curang! Tapi, aku berharap hadiahku sesuai dengan harapanmu." SeeU memberikan sebuah kado untuk Oliver.
Dengan senang hati, Oliver membuka kado tersebut. Sebuah biola. Itulah hadiah dari SeeU. Mata Oliver berbinar-binar bahagia.
"Coba kau mainkan." SeeU ingin melihat Oliver bermain biola.
Oliver memainkan biola itu, memainkan sebuah lagu Beethoven yang berjudul Fur Elise. SeeU mendengarkan lantunan biola itu, dan bertepuk tangan ketika Oliver selesai memainkannya. Dan pesta pun berlangsung sampai selesai.
Malam telah tiba, Oliver pun akan pulang ke Rumahnya. Kebetulan Len sedang lewat ke Rumah SeeU. Ia memperhatikan Oliver dari jauh, secara sembunyi-sembunyi.
"Terima kasih, SeeU.. Pesta yang sangat hebat." kata Oliver senang.
"Tak perlu berterima kasih. Aku senang kau menikmati pestanya. Tapi.. kau melupakan hadiahmu.." kata SeeU.
"Apa? Tidak kok. Ini. Biolanya sudahku bawa." jawab Oliver.
"Maksudku.. Hadiah yang lain.." perkataan SeeU membuat Oliver terheran-heran. "Oh..?".
"Tutup matamu!" Oliver pun menutup matanya, masih penasaran dengan SeeU.
Betapa terkejutnya dia. SeeU mencium bibir Oliver. Seketika wajah mereka mulai memerah, terutama Oliver. Jantungnya berdebar-debar saat bibir mereka bersentuhan cukup lama. Dan akirnya, ciuman mereka berakhir.
"S-SeeU..?" wajah Oliver masih memerah.
"Terima kasih sudah datang. Kapan-kapan datang lagi." kata SeeU.
"Baik, sampai jumpa." Oliver pun pergi, dan SeeU melambaikan tangan padanya.
Len melihat semua kejadian itu. Ia terlihat tidak senang. Sangat Tidak senang. Apakah permintaan Oliver terkabul? Bahwa Len menyukainya? Ia terlihat cemburu.
*The Next Day*
Keesokan harinya, Oliver datang kesekolah seperti biasa. Ia melihat Len datang ke kelas, ia agak terlambat. Ia pun tersenyum, dan menyapanya.
"Morning, Len." Len pun menyapanya kembali, namun dengan senyum yang hambar.
"Ohayo.." jawabnya singkat.
Oliver heran. Ada apa dengan Len?. Oliver melamun dikelas. Ia jadi teringat kejadian kemarin, saat SeeU menciumnya. Sebenarnya, ia tak bisa menerima ciuman itu. Oliver mencintai orang lain. Tapi ia juga tak bisa menolaknya. Ia tak mau menyakiti SeeU. Jadi ia terpaksa menerimanya. Bicara tentang SeeU, dimana dia? Dia belum datang ke kelas, sedangkan bel masuk sudah berbunyi dari tadi. Apa dia sakit? Tapi kemarin ia baik-baik saja. Ada apa sebenarnya, akan dipikirkan nanti. Pelajaran sudah dimulai sekarang.
*After School*
Oliver memutuskan akan menelpon SeeU, menanyakan kabarnya. Setelah beberapa saat, SeeU tak kunjung menerima panggilan dari hp Oliver. Ia coba berkali-kali memanggilnya, namun hasilnya tetap sama. Tak ada yang menerima panggilannya. Ia mulai khawatir. Ada apa dengan SeeU?.. Ia pun memutuskan untuk datang ke rumahnya.
Sesampainya dirumah SeeU, Oliver langsung mengetuk pintu rumahnya. "SeeU? Kau dirumah? Excuse me?.." Dia terus mengetuk pintu rumahnya. Tak ada jawaban. Ia mencoba membuka pintunya. dan CKLEK. Pintunya terbuka. Aneh. Kalau ia sedang tidak ada dirumah, kenapa pintunya tidak dikunci?. Oliver pun masuk ke rumah SeeU.
"SeeU? Kau dimana? Excuse me?" Tak ada yang menyahut. Oliver terkejut. Ia melihat tetesan darah dilantai dibelakang pintu rumahnya. Tepat didepan Oliver. Tetesan darah itu terceceran kedalam rumah, membentuk sebuah jejak. Oliver mengikuti arah jejak tetesan darah itu. Darah siapa ini? Tetesan darah itu tercecer sampai ke lantai atas rumahnya. Oliver mulai takut. Jejak Tetesan darah itu berakhir didepan pintu sebuah ruangan dilantai atas. Sepertinya, ini kamar SeeU. Oliver menelan salivanya, dan perlahan membuka pintu ruangan itu.
MOTHER OF GOD!
Oliver terkejut setengah mati. Ia melihat SeeU! Mati dengan tubuhnya yang mengenaskan! Terlihat banyak darah yang membasahi tubuh SeeU, keluar dari luka-luka seperti luka akibat tebasan senjata tajam di sekujur tubuhnya. Di perut dan di dadanya terdapat banyak luka tusuk. Terlihat luka tebasan di Leher SeeU yang membuat kepalnya hampir terputus dari Lehernya. Oliver menutup mulut dan hidungnya, tak kuat menahan bau darah yang menyengat, dan tak kuasa melihat temannya mati dengan tragis.
Oliver segera turun ke lantai bawah, mencari sebuah surat kabar di ruang tamu. Ia mendapatkannya! Ia lalu mencari nomor telepon kantor polisi. Ketemu! Dengan cepat, ia segera menghubungi nomor itu. Ayo angkat!. Angkat!...
"Selamat siang. Kepolisian kota Power FX. Ada yang bisa kami bantu?" seseorang menjawab panggilan Oliver.
Dengan suara gemetar Oliver melaporkan yang telah terjadi. "Uhh... Tuan...? Kumohon... Cepatlah.. d-datang kemari... Aku ada di jalan Xx no. Xx... Aku m-mohon... Temanku.. m- mati dibunuh... seseorang..".
"Kami mengerti. Kami akan segera kesana. Tetaplah ditempat".
"T-terima kasih." Oliver menunggu lama datangnya pihak kepolisian. Setelah lama menunggu, Mobil polisi tiba di depan rumah SeeU.
"Anda meminta bantuan kami?" tanya seorang kepala polisi.
"I-Iya.. Aku Oliver.. A-Aku menemukan jasad temanku, dirumah ini.. tepat.. dikamar lantai atas.." Oliver masih gemetar. Semua polisi pun masuk, dan mencari jasad yang dimaksud Oliver. Dan mereka pun menemukannya.
"Sejak kapan kau menemukannya?" tanya kepala Polisi.
"Aku baru menemukannya." jawab Oliver.
"Apakah keluarga dia ada?" tanyanya lagi.
"Mereka tidak tinggal bersama..".
Kepala polisi mulai mengerti. Ia memerintahkan bawahannya untuk mengabarkan hal ini pada pihak keluarganya, dan segera memakamkan jasad SeeU. Mereka segera melaksanakan perintah atasannya.
"Dan kau, Oliver. Ikutlah bersamaku ke kantor polisi. Aku membutuhkan beberapa keterangan.".
"Baik, pak." Oliver mengikuti kepala polisi pergi ke kantor.
Bawahan kepala polisi itu mulai membawa jasad SeeU, dan memasang garis polisi di rumah SeeU.
Sesampainya dikantor polisi, pihak kepolisian melontarkan beberapa pertanyaan pada Oliver. Oliver menceritakan semua kejadiannya mulai dari jejak tetesan darah didepan pintu. Polisi menyimpulkan, bahwa korban bertemu pembunuh itu didepan pintu, dan sempat dilukai. Lalu, korban itu lari ke kamarnya, untuk bersembunyi, meninggalkan jejak darah. Namun pembunuh itu mengikutinya, dan membunuhnya secara sadis dikamar korban. Oliver masih tak kuat mengingat kembali kejadian itu. Badannya gemetar, dan air matanya mulai mengalir. Salah seorang polisi wanita menenangkan Oliver.
"Terima kasih, atas keterangannya. Kami akan berusaha keras menyelesaikan kasus pembunuhan ini secepat mungkin. Sekarang kau boleh pulang."
Oliver pun pulang dengan perasaan shock. Ia masih tak percaya ini terjadi. Ini mustahil.. Ini mimpi buruk.. Tapi inilah kenyataannya SeeU sudah mati..
⭐To Be Continue⭐
