Halo lagi semuanya!

Saya SoniCanvas dan semua WIP yang selamanya menghilang akan berusaha menyegarkan kembali dunia fanfic indonesia yang sepertinya sepi sejak saya pergi hiatus untuk proyek "Honest Trailer". Tapi, jangan takut karena saya sudah kembali dengan cerita baru. Sebelum kita mulai, saya dapat ide untuk membuat ini dari salah satu senior saya di pesbuk yang kebetulan membagikan video acara TV jaman 90an(mungkin di zaman Power Rangers masih berstatus Super Sentai di Jepang) berjudul, um... "Superhero Samurai Cyber Squad".
Iya, emang judulnya aneh dan isi ceritanya kebanyakan tentang pertarungan megazord. Tapi, itu tidak masalah karena sepertinya itu konsep yang belum dimatangkan dengan benar. Sudah, daripada kita kelamaan disini mendingan langsung cek aja..


Disclaimer(sebagai asuransi saya jika tersinggung)
Dynasty Warriors, characters, and the crews belongs to KOEI-Tecmo and OmegaForce.
Fan fic tion ini tidak bermaksud untuk menyinggung pihak yang bersangkutan karena bertujuan sebagai hiburan semata. Jangan marah, apalagi dendam. Fic ini nantinya bakal jadi komedi kok.

.

Rate : T
Summary : Sebuah virus bersemayam di dalam sebuah kopi permainan Dynasty Warriors saat sesi permainan online Steam diaktifkan. Virus tersebut meracuni otak manusia dan menghancurkan setiap konsol permainan yang terjual di wilayah Barat selama dua minggu. Khawatir penjualan permainan kawakan itu terus menurun, Akihiro Suzuki(pencipta asli Dynasty Warriors) harus memulai langkah ekstrim dengan menjalankan "Code: Godseekers"-memanggil lima perwira dari lima faksi berbeda untuk bersatu menyelamatkan permainan mereka beserta konsolnya.

.

SoniCanvas presents...
A "Dynasty Warriors" fanfiction.

.

.

.

Dynasty Rangers

Prolog

Aaah...

Hari yang indah di kantor pusat KOEI-Tecmo kesayangan kita.

Perusahaan yang berpusat di Hiyoshi, Prefektur Yokohama, Jepang ini terkenal dengan seri permainan Dynasty Warriors dan Samurai Warriors yang terus mendulang kesuksesan dari penggemar setianya. Ketika gagal, mereka tak menyerah untuk berinovasi dan kembali meraih kejayaan.

Kecuali, hari ini sedang tidak indah.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Para staf sedang berlari lalu-lalang karena kejadian yang mengerikan telah memecah belah tim kreatif permainan Dynasty Warriors. Tampak staf yang terpleset, hampir bertabrakan, bahkan hampir terjatuh karena semuanya berebut untuk berbicara pada Pemimpin dari tim tersebut, yang tak lain adalah Akihiro Suzuki—Produser dari seri permainan Dynasty Warriors.

Namun kemana Tuan Suzuki pergi? Dia tak terlihat dimana-mana.

Ternyata, sosok manusia ini berlari tunggang-langgang hingga terseok-seok menghampiri Kou Shibusawa, CEO dari perusahaan yang sudah merger itu.

"Tuan Shibusawa, anda tiba tepat pada waktunya." Suzuki akhirnya bisa berpapasan dengan atasannya. "Kita menghadapi masalah besar!"

"Masalah apa? Capcom menyerang lagi dengan tuntutan gilanya?" sang bos besar balik bertanya sambil mengernyitkan dahinya.

"Bukan, Pak. Ini lebih parah dari tuntutan Capcom pada perusahaan kita." jawab Suzuki. "Salah satu server kita di platform Steam terinfeksi virus dan mencuci otak pengunduh permainan kita agar menghancurkan seluruh konsol permainan, lalu mereka menjadi kumpulan NPC orang-orang kecil zaman Cina kuno yang menghancurkan wilayah Barat Jepang hingga Eropa dan Amerika."

"Steam?" Tuan Shibusawa terkejut hingga melompat bak melihat kecoa di depannya. "T-tapi...bukankah seharusnya Steam tidak bisa ditembus virus atau peretas manapun di dunia ini? Kau yang bilang sendiri kalau Steam sangat aman, Tuhan tak mungkin mengganggu transaksi keuangan di dalamnya!"

"Sayangnya saya salah, Pak." Suzuki segera mengambil remote televisi dan menyalakan televisi dalam ruangan kantor CEO.

"Sebuah fenomena yang liar telah mengguncang dunia. Sekumpulan orang mendadak bertingkah aneh dan melupakan identitasnya setelah memainkan sebuah permainan dari program Steam. Parahnya, mereka terus berteriak histeris sambil menghancurkan setiap konsol permainan yang terjual di toko elektronik maupun yang tersedia di rumah-rumah penduduk. Belum ada penyebab pasti bagaimana ini bisa terjadi, namun pemerintah bekerjasama dengan para pedagang menghentikan bahkan melarang pembelian permainan berjudul Dynasty Warriors dari Steam sebagai langkah antisipasi sementara dokter mencari cara untuk menyembuhkan penyakit tersebut." demikian ucapan sang reporter berita yang baru saja dilaporkan hari ini.

"Apa kau sudah melacak asal virus ini?" Tuan Shibusawa menunjuk berita di televisi, bertanya pada Suzuki selaku programner dari permainan ciptaannya.

"Virus ini terus mengacak alamat IP(Internet Provider) asalnya dan semakin kuat seiring bertambahnya pengamanan Steam. Sesuatu secanggih ini hanya bisa dilakukan oleh perusahaan dengan standar militer." jelas Suzuki. "Namun sebelum penyerangan terjadi, virus ini tinggalkan pesan untuk kita."

Berbagai lembaran laporan di kedua tangan sang produser langsung diserahkan pada bosnya. Dibukanya salah satu lembaran itu. Lembaran tersebut merupakan satu hingga dua kalimat yang terdiri dari susunan angka nol dan satu bertuliskan, "Jaga musuhmu lebih dekat. Tak ada yang bisa kau lakukan dengan duduk di meja dan meretas komputer."

"Jaga musuhmu lebih dekat?" Tuan Shibusawa menopang dagunya. "Ini pasti ulah Capcom lagi. Mereka selalu punya cara kotor untuk menjatuhkan lawan mereka setiap kali kalah bersaing. Pertama tuntutan joystick bergetar di Dead or Alive, kemudian fitur impor data dari permainan pusat di Samurai Warriors, sekarang ini menyerang Dynasty Warriors."

"Pak, jika kita tidak segera lakukan sesuatu, saham perusahaan kita akan menurun dan mungkin kita akan seperti Square Enix yang terpaksa terus membuat permainan Final Fantasy karena hanya itu yang bisa selamatkan perusahaan mereka." Suzuki memberi peringatan.

"Aku tahu. Tapi terpaksa kita harus lakukan... itu." Tuan Shibusawa menjawab dengan menekankan kata "itu".

"Pak, bukankah itu akan menghancurkan semesta yang diciptakan dalam permainan baik dalam konsol dan PC? Pasti ada cara lain!" Suzuki mendadak panik ketika bosnya mengatakan "itu" dan mulai paham maksudnya.

"Permainan kita terancam punah. Hanya ini yang bisa kita lakukan." Tuan Shibusawa menegaskan ucapannya. "Kumpulkan seluruh tim kreatifmu dan para pengembang di Omega Force. Kita akan mengadakan rapat darurat siang ini."

Keluar dari ruangan itu, Suzuki segera berjalan menuju ruangannya dimana seluruh stafnya menunggu. Ia kemudian berseru, "Segera ke aula untuk rapat siang ini dan hubungi para pengembang di Omega Force sekarang juga!"

"Tapi bukankah anda ada rapat dengan pemegang saham?" tanya salah seorang staf bawahannya..

.

.

.

.

.

.

"Batalkan rapat tentang saham. Waktunya kita jalankan kode 'Godseekers'. Aku ulangi, jalankan kode 'Godseekers'."

"Siap, Pak!"

~To be Continued...