Bukuku, Bukumu; Hidupku, Hidupmu

Oleh: Jogag Busang

Disclaimer: Kuroko no Basuke by Tadatoshi Fujimaki

Penulis tidak mengambil keuntungan materil dari fanfiksi ini

.

.

Suara ketukan pintu.

"Masuklah," kata Akashi tanpa mengalihkan tatapannya dari berjejal-jejal rumus di buku tulisnya. Dia sedang mengerjakan tugas untuk kuliah besok.

Seorang lelaki berambut biru masuk.

"Apakah aku menganggumu?"

"Tetsuya? Kau belum tidur?" Akashi akhirnya menghentikan gerakan pulpen yang ada di tangannya. "Kukira setelah kau mematikan ponselmu tadi, kau sudah tidur. Dan malam-malam begini kau ke rumahku?"

"Kalau aku mengganggu, aku aka segera keluar, Akashi-kun," kata Kuroko masih ragu-ragu.

"Tidak, Tetsuya. Aku hampir selesai kok. Sebenarnya… aku senang-senang saja kamu datang ke rumahku. Aku hanya kaget. Ada apa?"

"Aku hanya ingin meminjam buku. Ibumu menyuruhku untuk menuju kamarmu langsung."

"Oh, buku yang kemarin itu?"

Akashi bangkit dari duduk nyamannya dan mulai menelusuri ratusan buku di raknya.

"Nah, ini ketemu."

Akashi memberikan buku tersebut kepada Tetsuya.

"Terima kasih, Akashi-kun."

"Iya, sama-sama Tetsuya. kamu bisa membacanya di kamarku," kata Akashi sambil kembali menulis.

Keduanya pun sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Akashi-kun?" panggil Kuroko setelah setengah jam.

"Hmm?" balas Akashi, matanya memandang lembaran kertas. Sudah selesai rupanya.

"Bolehkah aku meminjam bukumu yang lain?"

Akashi sekarang memperhatikan Kuroko sepenuhnya. "Silahkan saja, Tetsuya. Pinjam sebanyak yang kau mau. Aku masih punya banyak."

Kuroko hanya tersenyum menanggapi, tidak ribut dengan gaya Akashi yang sedikit sombong, itu memanglah kenyataan. Buku Akashi sangat banyak.

Kuroko mulai memilih. "Aku pinjam sekaligus lima, boleh?" tanya Kuroko tanpa menatap Akashi. Dia sedang memandangi rak buku dengan penuh antusias.

Akashi memeluk tubuh Kuroko dari belakang. "Hanya lima? Bahkan jika kau mau mengambil semuanya, pasti kuijinkan."

Kuroko tidak bisa menahan diri untuk menyeringai. Akashi selalu begini. Mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Benarkah?" tanya Kuroko sambil balas memegang kedua tangan Akashi.

"Bukuku adalah bukumu, Tetsuya. Bahkan tidak hanya itu."

"Maksudmu, Akashi-kun?"

"Maksudku, bukan hanya bukuku saja yang bisa menjadi bukumu. Hidupku juga bisa menjadi hidupmu, Tetsuya."

Sekarang, Akashi-lah yang balik tersenyum.

.

GAME OVER