My Evil Roomate.
Disclaimer : THE GOD, THEMSELF'S, THEY PARENT'S , ELF, SM ENTERTAINMENT.
Warning: EYD kurang baku, tak banyak menggunakan kosakata Korea, BOY LOVE , alur aneh, jika tidak menyukainya silahkan keluar dari halaman ini.
Genre: Romance, School Life.
Ket:
Leeteuk, Heechul, Hankyung, Yesung, Kangin, Shindong, Sungmin. (Murid Kelas XII)
Eunhyuk, Donghae, Siwon, Zhoumi. (Murid Kelas XI)
Ryeowook, Kibum, Kyuhyun, Henry. (Murid Kelas X)
Chapter one.
BRUK!
Sesosok namja berkulit putih dengan rambut hitam legam sedikit panjang menghempaskan tubuh mungilnya di atas kasur ang berwarna –err, pink.
Ne, pink. Kamar ini penuh dengan warna pink. Ah, tak lupa berbagai boneka kelinci berbagai ukuran ada di kamar ini. Terlihat ada dua kasur di ruangan yang cukup besar itu. Namun, salah satu satu kasur tersebut kosong.
"Aish apa-apaan bocah itu," gumamnya kesal sambil menutup mukanya rapat-rapat di bawah bantal besar bermotif kelinci itu.
Tiba-tiba ia bangun dari posisi telungkupnya, seperti mengingat sesuatu yang penting ia langsung melesat masuk ke dalam kamar mandi sembari mengumpat tak jelas.
"Arrrggh, dasar bocah sialan!"
Ingin tahu apa yang terjadi sebelum ini? Baiklah, akan kuceritakan semuanya dari awal.
Flashback
Namja bertubuh jangkung itu menghela napas untuk kesekian kalinya, bola mata obsidiannya memandang lurus bangunan beraksen kuno namun terlihat megah yang menjulang di depannya. Jemari tangan kirinya yang membawa sebuah koper mulai menarik benda berbentuk kotak berwarna hitam itu berjalan. Ia membawa kakinya melangkah memasuki area yang akan menjadi 'rumah'nya untuk beberapa tahun ke depan.
Beberapa namja dan yeoja yang sedang berseliweran di lapangan dan koridor bangunan itu nampak memliriknya bahkan ada yang terang-terangan berhenti dari aktifitasnya dan diam mematung memandang namja dengan rambut cokelat yang sedikit ikal itu.
Tak menghiraukan tatapan-tatapan yang ditujukan untuknya ia terus melangkah sembari berkonsentrasi dengan PSP yang ia genggam di tangan kanannya. Yang ia tuju saat ini hanya satu, ruang kepala sekolah.
CKLEK.
Dalam hening yang menyambut namja itu membuka knop pintu kayu besar di depannya. Membuat seorang di dalam sana menolehkan kepalanya kearah namja itu.
"Sillyehamnida, maaf saya terlambat," ujar namja itu sedikit sinis, dipandangnya dingin seorang yeoja cantik yang tengah tersenyum kecil kearahnya.
"Eoseo oseyo, kau tak perlu sesinis itu padaku," tegur yeoja itu pelan.
"Lalu apa yang kau ingin aku lakukan?" tanya namja jangkung itu dingin dengan seulas senyum tanpa arti kepada yeoja yang balas menatapnya dengan polos.
Yeoja berambut hitam lurus panjang itu menopang dagunya di atas kedua punggung tangannya, ia menatap aegyo namja di depannya yang tampak kehabisan kesabaran.
"Baiklah, jangan menatapku seperti itu, aku menyerah," sungut namja itu pasrah, ia menarik cepat kursi yang ada di depan meja yeoja itu dan menghempaskan tubuhnya secara kasar.
Yeoja itu tersenyum makin lebar, "Anneyonghaseyo, Dongsaeng-ah."
Namja itu memutar kedua bola matanya secara imajinatif, "Annyeong, Noona."
IoI
"Aaiissh, Ahra-noona itu apa-apaan, sih," tampak namja yang sedari tadi menahan kesal, sedikit menumpahkan kekesalannya dengan mengumpat sendiri.
"Sekarang harus kemana? Aissh, aula utama," sungutnya lagi sembri mengingatkan dirinya sendiri tentang tujuannya.
Pasalnya ia harus jauh-jauh kembali dari Amerika kembali ke negara asalnya, Korea.
Hanya untuk menuruti kakak semawata wayangnya tercinta yang sudah sangat merindukannya. Dan dengan konyolnya ia dimasukkan ke sekolah berasrama yang dimiliki oleh keluarganya sendiri.
Ah, sekarang dia harus bergegas ke aula utama, hari ini penerimaan murid baru! Aissh, kena dia tidak datang kemarin saja, sih. Jadi tak perlu jengah ditatap oleh para yeoja genit itu.
Ya, Cho Kyuhyun. Nikmati hari-hari barumu di sini.
"Ya! Minnie, kau sudah bangun?" ujar seseorang yang dengan tiba-tiba menerjang dan merangkul Sungmin dari belakang setelah baru sajaSungmin menutup pintu kamarnya.
"Aish, tentu saja, bukankah aku selalu bangun pagi?"
Seorang namja yang merangkulnya itu hanya bisa menunjukkan cengiran kudanya.
"Omona, Sungmin-hyung rajun sekali," seru seorang namja lainnya yang tiba-tiba berjalan di sampingnya.
"Kalian ini senang sekali menggelayutiku setiap pagi," keluh Sungmin yang lengan dan bahunya sudah digelayuti oleh dua adik kelasnya ini.
"Habis Hyung imut banget sih, ya kan, Hae?" canda namja yang menggelayuti lengan Sungmin.
"Ne, Minnie memang imut," respon namja yang merangkul bahu Sungmin.
"Haaiiish, Donghae, aku ini Hyungmu! Bersikaplah lebih sopan padaku!" sungut Sungmin.
"Eh, Hyung, tahun ini kau sekamar dengan murid baru, ya?"
Sungmin mengangguk kecil.
"Ne, kau tau darimana, Eunhyuk?"
"Ya! Aku ini tahu segalanya, Hyung!" seru Eunhyuk semangat, yang hanya direspon dengusan kecil oleh Sungmin.
"Kira-kira teman sekamarku itu seperti apa ya."
"Waah, lihat siapa yang datang ini," seru seorang namja cantik kepada Sungmin.
"Annyeong, Chullie-hyung," sapa Sungmin kepada namja cantik itu.
Sungmin tersenyum kecil kemudian ikut bergabung ke dalam kumpulan namja yang sedang duduk berkumpul di sudut aula besar yang telah di dekorasi seelegan mungkin. Ne, untuk upacara penerimaan murid baru.
"Aish, aku tak mau terkena detensi lagi oleh kelinci satu ini," gumam namja yang sedang merapihkan blazernya dengan cepat, sedangkan yang lain hanya tertawa melihat namja yang berotot itu mengancingi blazernya sampai ke atas.
"Aku tak semenyeramkan itu, Kangin-hyung," tutur Sungmin yang mengambil tempat duduk di samping namja bermata sipit yang sedang menerawang ke arah murid-murid baru. Membuat yang lain memandang ke arahnya dengan aneh.
"Baiklah, Yesung mulai berlaku aneh lagi," celetuk namja cantik itu sembari mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah namja bermata sipit itu.
"Ya! Kim Jongwoon! Jangan melamun seperti itu!" seru namja dengan lesung pipit di sudut bibirnya.
Dan namja itu masih diam mematung membuat keenam namja yang duduk di dekatnya menggeleng pelan.
"Haish, Teukie-hyung, itu tak akan berhasil, Yesung-hyung mulai tak waras," gumam namja tambun yang sedang asyik mengunyah kue cokelat di mulutnya.
"Asal kau, Shindong," tegur pelan namja lainnya yang sedang bersender malas pada kursinya dan menatap ke arah buku atau kamus tepatnya, yang ia geluti sedari tadi.
"Aish, Hankyung-gege, tapi dia memang terlihat tak waras," tambah Kangin.
Sungmin menatap lucu pada para Hyungnya, bagai dapat ide cemerlang ia tersenyum dan menatap para hyungnya bergantian.
"Ada apa?" tanya Shindong.
Sungmin tersenyum dan menempatkan jari telunjuknya di depan bibirnya, dengan tatapan bingung mereka menatap Sungmin. Namun senyum para hyungnya langsung berkembang ketika melihat Sungmin mendekatkan wajahnya ke pipi Yesung.
CUP!
"Wuaa! Jangan mengagetkanku seperti itu!" seru Yesung yang menatap Sungmin dengan tatapan horror, kemudian disusul oleh tawa Shindong dan yang lain.
"Apa sih yang kau lihat?" selidik Heechul yang menatap ke arah yang sama pada arah yang di tatap Yesung.
Dan pandangan Heechul bertemu dengan segerombolan anak baru, ah, bukan itu yang menarik. Ada seorang yeoja yang menarik perhatiannya.
"Waaah, ternyata pilihanmu yeoja yang sangat manis!" tunjuk Heechul kepada seorang yeoja berambut pendek seperti namja.
"Wah, dia tomboy tuh, buktinya di sekelilingnya namja semua," tambah Kangin semangat. Dan semuanya langsung menengok ke arah yang sama, sontak mereka mengangguk setuju.
Sedangkan Sungmin seakan menyadari sesuatu ia langsung tertawa.
"Hahahaha, Hyung lihat baik-baik!" seru Sungmin dan itu membuat para hyungnya menoleh ke arahnya secara bersamaan.
"Apa maksudmu?" tanya Heechul dan Kangin bingung.
"Haish, Hyung, dia itu namja! Lihat saja, dia memakai celana seperti itu!" Jelas Sungmin cepat.
"MWO?"
"Kim Jongwoon kau sudah gila!" teriak Heechul sembari mendekatkan wajahnya ke arah wajah Yesung.
"Aish, Hyung. Kalau begitu, Hyung juga gila?" celetuk Kangin yang sedang duduk santai disebelah Hankyung yang masih menatap kamus dengan fokus.
"Mwo? Apa maksudmu bocah," sungut Heechul sambil menjitak pelan kepala Kangin.
"Halah, Hyung. Kalau begitu yang di sebelahku ini siapanya Hyung?" tunjuk Kangin pada Hankyung, dan itu sukses membuat Heechul diam.
"Hahaha, Heechul-hyung kalah!" maki Shindong dan Kangin bersamaan.
Bletak!
"Bisakah kalian diam sebentar?" tutur Leeteuk kepada para dongsaeng tak tahu dirinya itu.
Senyum manis masih berkembang di wajah teduhnya, walau perlakuannya tadi sedikit membuat ia seperti malaikat maut.
"Omooo, Eomma marah," ujar Yesung pelan.
Dan Leeteuk hanya bisa menjitak kepala Yesung pelan. Walau yang dijitak sedikit meringis sakit tentunya.
"Nah, lihat siapa lagi sekarang yang datang," ujar Heechul, ia menunjuk dua orang namja yang berjalan mendekati tempat duduk mereka.
"Yaaaa! Annyeong hyungdeul!" seru keras seorang namja yang ternyata adalah Eunhyuk kepada rombongan tadi.
"Aish, monyet ini berisik sekali," ujar Donghae yang berjalan di belakangnya.
"Hei, ikan amis diam saja!" maki Eunhyuk sembari menjulurkan lidahnya kepada Donghae.
"Aduh, kenapa setiap kali bertemu kalian, kalian selalu saja bertengkar, kalian ada masalah apa sih?" tanya Leeteuk yang sudah kembali tenang, ia duduk di samping Shindong yang masih asyik mengunyah kuenya.
Eunhyuk dan Donghae hanya saling pandang kemudian tertawa.
"Gwaenchana, eomma!" Seru mereka berbarengan.
Kemudian Eunhuk mengambil tempat duduk di samping Sungmin dan menyenderkan bahunya di bahu namja manis itu.
"Huaaa, tempat ini ramai sekali," keluhnya entah kepada siapa.
"Nah, sekarang kau malah bermanja-manja dengan Sungmin," kekeh Yesung yang sudah sadar dari tingkah anehnya.
Ya, karena objek yang dilihatnya sudah tak tahu pergi kemana. Poor Yesung.
"Aku ngantuk, Hyung!"
KKKYYYAAAAA!
Tiba-tiba terdengar dari arah pintu masuk aula, segerombolan yeoja berteriak histeris. Membuat tujuh namja (minus Eunhyuk yang masih mengantuk di bahu Sungmin) yang sedang duduk di sudut ruangan itu menoleh dengan cepat.
"Ada apa sih sebenarnya?" tanya Kangin yang sudah mulai pusing mendengar teriakan yeoja-yeoja itu. Baik siswi lama maupun baru.
"Itukan putra dari keluarga Cho, pemilik sekolah ini," terang Hankyung yang menatap gerombolan yeoja itu dengan tatapan tak tertarik, lebih menarik menatap kamus 'English-Chinese-Korean'nya.
"Ha? Memangnya dia mau melakukan peninjauan atau apa?" tanya Yesung polos.
Membuat Hankyung mendesah malas, "Pabbo, tentu saja untuk bersekolah di sini. Namja itu masih muda, kudengar dia masih kelas satu," terang Hankyung yang mencoba memaklumi ketidak tahuan Yesung tentang info terbaru.
"Dia masih kelas satu?" tanya Sungmin kemudian, ia memincingkan matanya untuk melihat bagaimana sosok yang membuat aula menjadi lebih sesak.
Dari dalam rombongan yeoja-yeoja itu tampak seorang namja dengan rambut cokelat ikalnya, bola mata tajam dan kelam, kulit putih sedikit bersinar karena tertimpa cahaya lampu
"Gosh, dia tampan!" seru Heechul yang sangat excited melihat namja itu.
"Andwae, jangan lihat dia, Hyung!" cegah Kangin yang segera menutup mata Heechul dengan kedua telapak tangannya.
"Apa-apaan sih racoon satu ini!"
"Lihat ekspresi Hankyung-gege!" Bisiknya pada Heechul. Dengan cepat ia menoleh ke belakang dan mendapati Hankyung memandangnya dingin.
"Ah, iya, baiklah. Aku diam," ujar Heechul kemudian kembali ke tempat duduknya semula, membelakangi namja yang membuat seisi aula menujukan perhatian padanya.
"Menarik juga makanan," tambah Shindong yang memang tak tertarik.
"Tampanan juga aku!" seru EunHae berbarengan lagi.
Sungmin hanya diam tanpa bisa melepaskan pandangannya dari namja itu.
"Waeyo, Minnie?" tanya Yesung yang kebetulan duduk di samping Sungmin.
"Ani, hanya saja..."
Yesung melirik namja itu yang sekarang sedang duduk tenang di bangku paling belakang yanga ada di tengah-tengah aula, sedetik kemudian Yesung menyadari tatapan tak suka dari Sungmin untuk namja itu.
"Padahal anak baru, tapi apa-apaan penampilannya itu? Celananya terlalu kecil, kausnya terlalu ketat, blazernya juga tak dikancing rapih, memakai kalung segala, sepatunya juga, dan kenapa dia membawa PSP ke sekolah? Di hari pertama penerimaan murid baru lagi!"
Semuanya diam memandang Sungmin. Oh tidak, ketua kedisiplinan sebentar lagi akan meledak, pikir mereka bersama.
"Hyung tidak akan ke sana, kan?" tanya Donghae yang sudah hafal bagaimana sensitivenya sunbae imutnya itu jika mengenai penampilan di dalam sekolah.
Sungmin lantas berdiri, "Tentu saja aku akan ke sana!"
"Hyung, jangan cari masalah, deh!" tegur Eunhyuk. Dan mendapat anggukan dari yang lainnya.
"Sudahlah Minnie, jangan sekarang," cegah Leeteuk.
"Setidaknya ku akan menyapanya, Eomma," jelas Sungmin yang sekarang berjalan menuju namja yang masih asyik dengan PSPnya itu.
Sungmin kemudian berjalan mendekati namja itu, beberapa siswi lama yang mengetahui predikat Sungmin langsung mundur beberapa langkah. Tapi, untuk para siswi baru, mereka justru makin berteriak karena ada seorang namja yang luar biasa imut, ah, tidak hanya yeoja, lihat sekarang para namja sudah menatap Sungmin dengan intens.
"Ehem, annyeong," sapa Sungmin pelan namun tajam. Tak perlu pakai embel-embel, memangnya siapa bocah di depannya ini?
Namun namja itu masih diam dan tetap memainkan PSPnya.
"Sepertinya Anda tidak mendengarkan saya," ujar Sungmin ketus.
Aah, akhirnya namja itu mengadahkan kepalanya dan menatap Sungmin, sejenak namja itu terpaku pada makhluk imut di depannya ini.
"Saya dengar Anda adalah putra bungsu dari keluarga Cho, benar begitu?" tanya Sungmin lagi.
Namja itu menyeringai sedikit, namun sedetik kemudian dia kembali menekuni PSPnya. Bagai dipukul benda tajam, wajah Sungmin sedikit memerah karena marah merasa tak dianggap.
"Ya! Kau anak baru, jangan banyak bertingkah!" seru Sungmin yang dengan cepat merampas PSP namja itu, membuat yang ada di dalam sana memekik kaget.
"Aish, kau itu apa-apaan, sih?" tanya namja itu kesal, karena merasa kesenangannya terganggu. Ne, kita semua tahu siapa namja itu. Cho Khyuhyun.
Sungmin memandang namja jangkung yang kini berdiri di depannya.
"Kambalikan PSPku!"
"NO! Lihat caramu berpakaian! Ya! Ini sekolah bukan arena fashion show!"
"Cih, kau ini merepotkan sekali," gumam Kyuhyun.
Sungmin mendecih pelan, kemudia ia membalikkan badannya dan berjalan menjauhi namja yang menurutnya sangat menyebalkan itu.
"Ambil benda ini di ruang OSIS setelah pulang sekolah, Cho."
Tetapi dengan cepat Kyuhyun mencekal kedua lengan Sungmin dan mengangkat kedua tangannya keatas, ia menyeringai dan mendekatkan wajahnya ke wajah Sungmin,"Wah, memangnya kau siapa?"
"Menjauh dariku bocah."
Kyuhyun semakin menyeringai dan ia mendekatkan wajahnya ke arah cuping Sungmin dan meniupnya pelan, sepertinya ia tak peduli dengan triakan di aula yang semakin heboh, teman-teman Sungmin juga terlihat sedikit kaget melihat posisi Sungmin.
"Kembalikan."
"Tidak," jawab Sungmin dingin.
"Kembalikan atau..." dan dengan cepat mengecup kilat bibir Sungmin. Dan dengan refleks Sungmin menendang perut Kyuhyun sehingga Kyuhyun harus meringis kecil.
"KAU! Bocah tak tahu diri!" maki Sungmin pada Kyuhyun yang telah seenaknya merampas ciuman pertama Sungmin.
Hankyung yang melihat dongsaengnya diperlakukan seperti itu maju ke tengah-tengah kerumunan orang dan menatap Kyuhyun yang masih meringis kecil.
"Orang brengsek sepertimu tak berhak menyentuhnya," ujar Hankyung dingin, ia menarik tangan Sungmin namun Sungmin berhenti mendadak.
"Kau akan menemukan PSPmu ini di kotak sampah, Cho."
IoI
"Hyung, gwaenchana?" tanya Eunhyuk dan Donghae bersamaan lagi.
Mereka sekarang sedang ada di luar aula, takut kejadian buruk kembali terjadi.
"Minnie, gwaenchanayo?" tanya Leeteuk yang khawatir melihat ekspresi Sungmin.
Sungmin mendecih pelan dan tangannya masih berusaha mengenyahkan jejak bibir namja tadi di bibirnya, walau singkat tetap saja tadi pertama kalinya ia dicium orang lain selain eomma dan appanya ketika ia masih bayi dulu!
"Brengsek."
End of Flashback
"Hmm, ruangan 1132, yang ini kan," gumam seorang namja sembari mengecek nomor kartu yang ada di tangannya, kemudian ia mengeluarkan kunci yang sudah diberikan sebelumnya.
Cklek!
Namja itu membuka pintu di depannya sedikit dan sedikit mengintip keadaan di dalam.
Brak!
Belum sampai satu menit ia kembali menutup pintu kamar itu dengan kasar.
'Apa-apaan kamar itu,' pikirnya ngeri. Ia kembali mengeluarkan kartu tanda sekolah dan kembali mengecek angka kamarnya.
1132...
Benar kok.
Greeekk!
"Aish, apa-apaan 'sih kau ini, main banting pintu saja!" kekesalan seseorang yang tiba-tiba membuka pintu di depannya ini membuat namja itu tersadar.
Glek!
Bola mata namja tampan itu melebar melihat pemandangan di depannya.
Seorang namja, dengan tubuh mungil dan kulit seputih salju yang hanya mengenakan celana pendek di atas lutut dan handuk yang berada di pundaknya -tampaknya ia baru selesai mandi- tanpa mengenakan atasan apapun, sedang menatapnya polos walau tersirat kekesalan di bola mata kelincinya. Ah, terlebih lagi nampaknya namja itu tak kalah terkejut dengan penemuan di depannya ini.
"Mau apa kau?" tanya namja itu lebih ketus.
"Murid baru yang akan menempati kamar ini," ujar namja berambut coklat sedikit ikal itu sembari menyeringai kecil.
Namja mungil itu memandangi namja yang akan sekamar dengannya itu dari atas hingga bawah, nampak seperti sedang memandang sesuatu yang sangat tak ia suka. Setelah puas memandangi sang 'anak baru' ia menggeser sedikit tubuhnya dan menunjuk dengan dagunya tempat tidur kosong yang bersebrangan dengan kasurnya.
Namja jangkung itu masuk tanpa disuruh dua kali. Namun nampaknya namja mungil di depannya juga tak peduli akan hal itu.
"Tak kusangka aku akan bertemu dengan kau lagi," sindir namja bernama Sungmin dingin, ia masih sangat kesal dengan kejadian pagi tadi!
"Kau terlalu terkesan dengan pertemuan pertama kita, ya?" tanya Kyuhyun jahil, Sungmin membuang muka.
"Ya, bertemu dengan orang sebrengsek kau sungguh sangat berkesan," jawab Sungmin enteng.
"Haha, gomawo atas apresiasimu. Jadi, siapa namamu?" tanya Kyuhyun polos, seakan ucapan Sungmin tadi benar-benar adalah bentuk suatu apresiasi.
Sungmin tersentak, ia refleks menoleh ke arah namja yang kini sedang memandangnya ketika Sungmin sedang memakai bajunya.
"Penting kau mengetahui namaku?" tanya Sungmin cepat, setelah ia memakai bajunya.
"Hmm, bagaimana jika aku memanggilmu Sweet Pumpkin?" jawabnya asal, dan dengan sukses ia mendapat deathglare dari Sungmin.
"Aiissh, kau aegyo sekali. Kyuhyun imnida."
"Cish, terserah kau saja," balas Sungmin setengah malas.
Namja di depannya itu masih berdiri melihat ke sekeliling kamar.
"Pakai kamar ini semaumu," ujar Sungmin yang sudah selesai dengan bajunya,
"Aah, mianhae jika kau terganggu dengan suasana kamar ini, aku bisa bicara dengan pihak asrama jika kau terganggu dengan suasananya," tambah Sungmin tiba-tiba, suaranya menjadi lembut. Membuat kuping Kyuhyun sedikit panas karenanya.
Ternyata Sungmin tidak semenyebalkan kelihatannya.
Yah, walau nada bicaranya masih dingin dan terkesan sangat tak menyukai Kyuhyun.
"Aaah, gwaenchanasseumnida," ucap Kyuhyun pelan sambil tersenyum kecil.
'Namja ini sangat... Aegyo,' pikir Kyuhyun yang tak lepas memandangi namja mungil di depannya ini.
"Apakah ada yang aneh denganku?"
"Mwo? Ani, kau terlihat imut, kau benar seorang namja?" ucap Kyuhyun lancar tanpa memikirkan konsekuensi perkataannya barusan.
Djuaak!
"Mian, tapi sepertinya dengan itu kau bisa yakin bahwa aku seorang namja," sungut Sungmin setelah meninju perut Kyuhyun agak keras. Kemudian ia berjalan ke arah pintu keluar, dan membanting pintu itu ketika ia menutupnya dari luar.
Pukulan tadi ternyata mampu membuat Kyuhyun meringis dan mengumpat dalam hati, 'Ne, kau seorang namja yang sangat menarik.'
"Aiiissh, kenapa aku bisa sekamar dengannya!" sungut Sungmin yang sedang duduk di sebuah tepi danau. Dengan kesal ia melemparkan semua kerikil di dekatnya sejauh mungkin.
Ya, di sekolah mereka memang dekat dengan danau dan pegunungan, menyebabkan udaranya sedikit sejuk.
"Waaah, kelinci imut ini sedang marah-marah," ujar seseorang di belakang Sungmin, membuat namja aegyo itu menoleh cepat.
"Zhoumi?" namja yang dipanggil Sungmin tadi hanya tersenyum kecil.
"Hyung sedang apa?" tanya Zhoumi yang mengambil tempat duduk di samping Sungmin.
Sungmin yang ditanya justru memalingkan wajahnya, kesal.
"Ommoo, waeyo, Hyung?"
"Ani, gwaenchana," jawab Sungmin sekenanya.
Zhoumi hanya tersenyum kecil sebenarnya dia sudah dengar tentang kejadian memalukan tadi pagi, lalu dengan pelan ia mengacak pelan rambut hitam milik Sungmin.
"Nah, hyung ini sudah sore, pulang sana," ujar Zhoumi sembari melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya.
"Shireo, kau duluan saja."
Zhoumi terkekeh pelan, sudah hafal dengan sikap hyungnya yang satu ini ketika sedang bad mood.
"Ya sudah, aku pulang duluan ya, Hyung."
"Ne."
"Ya! kau dari mana saja?" sapa seseorang kepada Zhoumi yang sedang berjalan di koridor asrama.
"En He, Dong Hai? Annyeong. Ah, ada Yi Xing-hyung juga," sapa Zhoumi kepada tiga namja yang tak sengaja ditemuinya itu.
"Hentikan memanggil kami dengan nama mandarinmu itu, sangat aneh di telinga kami," sungut Yesung yang tak sudi nama panggilannya dirubah-rubah.
Lagipula arti nickname Yesung kan keren, Art of Voice. Ckck, dasar narsis.
Eunhyuk dan Donghae kembali mengangguk bersamaan, entah mengapa mereka selalu terlihat berdua–apakah ada sesuatu di antara mereka?
"Kau habis dari mana, Mi?" tanya Donghae dengan sangat tidak sopannya.
"Habis jalan-jalan, bosan di sini. Kemudian tak sengaja bertemu dengan Sungmin-hyung di danau belakang, sepertinya ia masih sangat kesal dengan kejadian tadi pagi."
Mereka bertiga saling pandang, tak lama semuanya mendesah pelan, "Yaaa, Minnie-hyung kan sangat sensitive, namja bermarga Cho itu keterlaluan juga," ujar Eunhyuk.
"Tapi lucu juga, mengingat si jago Matrial Art itu dibuat malu seperti itu," tutur Donghae santai, tak ayal ia langsung mendapat jitakan dari Yesung dan Eunhyuk dan deathglare dari Zhoumi.
"Apaan sih Mimi-ge!"
"Loh, kok aku? Yang memukulmukan En He dan Yi Xing!"
"Tadi kau menyebut nama Sungmin-hyung tak pake embel-embel nama mandarin, kau curang, Mi!" tuntut Eunhyuk.
Yesung memijit pelipisnya,"Aigoo, aku sudah pusing mendengar ka-WHUUAAA!"
BRUK!
Ketika Yesung ingin berbalik tak sengaja ada dua namja yang sedang berjalan di belakangnya dengan membawa tumpukkan buku yang cukup tinggi, tak ayal mereka bertabrakan dan menyebabkan buku di tangan dua namja itu bertaburan di lantai koridor.
"Mianhae!" ujar Yesung cepat, ia membungkuk sedalam-dalamnya.
"Aah, gwaenchana."
Jantung Yesung berdegup kencang ketika melihat si pemilik suara, dia namja yang kini jatuh terduduk, adalah namja yang sejak upacara tadi menarik perhatiannya.
"Ommooo, sekali lagi maafkan aku!" ujar Yesung yang ikut-ikutan berjongkok dan memunguti buku-buku yang terjatuh tadi.
Zhoumi yang tadinya hanya diam melirik seorang namja yang nampaknya luput dari perminta maafan Yesung. Namja itu hanya diam sembari memegang pergelangan tangan kanannya, tampak sesekali ia meringis.
"Ah, kau baik-baik saja?" tanya Zhoumi yang mengikuti cara Yesung, berjongkok dan memunguti buku-buku yang berjatuhan.
"Aku bisa sendiri," ujar namja itu ketus.
"Mari kubantu," tutur Zhoumi yang sekarang mengulurkan tangannya.
PLAK!
"Aku bisa sendiri!" volume suara namja tadi naik satu oktaf. Membuat ke empat namja lainnya ikut-ikutan memandang mereka.
"Henry, jangan begitu," kata namja yang kini sudah memegang tumpukkan bukunya seperti semula–ada bantuan dari Yesung juga.
"Ani Hyung, aku bisa sendiri kok!"
"Sudahlah jangan keras kepala, mari kubantu," ujar Zhoumi sekali lagi, ia bersikeras karena mengetahui ada yang janggal dengan pergelangan namja yang dipanggil Henry tadi.
"Aauuhh," ringisnya tiba-tiba.
"Ikut aku," tiba-tiba Zhoumi menarik tangan Henry dan melupakan tumpukkan buku yang masih berserakan.
"Hei tung-"
Eunhyuk dan Donghae yang daritadi hanya diam, tiba-tiba bertepuk tangan tanpa suara, dan wajah mereka yang seakan tak mengerti dengan kejadian dua namja yang sekarang sudah menghilang di tikungan koridor. Dasar dua makhluk aneh.
"Hhh, bagaimana ini," gumam namja mungil yang seperti nampak kesusahan.
Seakan mengerti gumaman itu, dengan refleks Yesung memungut buku-buku itu, "Biar kubantu."
"Ti-tidak perlu," ujarnya sedikit terbataan wajahnya memerah. Aegyo sekali.
"Sudahlah, ayo cepat," kata Yesung yang sudah berjalan di depan namja mungil tadi.
"Aah, ne."
Dan dua namja itupun kemudian menghilang.
Eunhyuk dan Donghae hanya diam. Ada apa dengan mereka berdua ini?
"Aah–lebih baik aku ke tempat Jessica," ujar Donghae. Namun dari belakang Eunhyuk menarik pergelangan Donhae.
"Apa lagi, Monkey?"
Eunhyuk masih diam dan menundukkan kepalanya.
"Waeyo?" Tanya Donghae yang sekarang menepuk puncak kepala Eunhyuk.
Tes.
Tes.
"Wwaaaa, kenapa kau menangis?" ujar Donghae yang agak terkejut melihat hyungnya satu itu tiba-tiba menangis.
"A-ani, gwaenchanayo, aissh," Eunhyuk terlihat merutuki dirinya sendiri karena terlihat lemah begini.
Greepp!
"Hyukkie kenapa? Sudah jangan nangis lagi," bujuk Donghae yang kini memeluk Eunhyuk cukup erat.
Aduh, monyet satu ini kenapa, ya?
"Kau masih marah?" tanya Kyuhyun yang sedang masih setia menatap Sungmin yang sedang tidur memeluk boneka kelinci yang sangat besar ukurannya.
Semenjak pulang setengah jam yang lalu, Sungmin langsung naik ke tempat tidur tanpa menghiraukan Kyuhyun sama sekali.
Jujur saja, Kyuhyun bukan tipe banyak bicara. Ia justru terkenal dingin. Tapi ternyata, berdiam diri dengan namja yang baru dikenalnya kurang dari 24 jam itu mampu membuatnya risih juga.
Kyuhyun mengangkat wajahnya, dan melihat bahwa Sungmin tidur membelakanginya sembari mengenakan earphone berwarna pink cerah.
'Namja ini sangat suka warna pink ternyata,' pikir Kyuhyun sambil terkekeh pelan.
"Hyung, aku bahkan belum tahu namamu," ujar Kyuhyun.
Sungmin masih diam tak menganggap.
"Aish, aku hanya bercanda tadi pagi, ayolah Hyung, tak perlu membenciku seperti itu," tambah Kyuhyun yang kesal juga tak dianggap sedari tadi.
Kyuhyun bangkit dari tempat tidurnya dan duduk di tepi ranjang Sungmin. Seperti yang ia duga, namja imut itu belum tidur.
"Mianhae, Hyung."
Sungmin hanya memandang Kyuhyun sekilas dan dengan malas menutup matanya, mengacuhkan Kyuhyun.
Kyuhyun menyeringai kecil, ia condongkan wajahnya ke arah wajah Sungmin yang masih memejamkan matanya, kemudian ia menaikkan badannya, posisinya saat ini seperti menindih sesuatu yang terbungkus oleh selimut berwarna pink.
"Hyung, Kau membuatku frustasi."
Tak ada reaksi dari Sungmin, dan Kyuhyun makin mendekatkan wajahnya ke pipi namja itu.
CUUUP~
"Wuaaa!"
Djuaak!
"Aauuuu, damn it!" umpat Kyuhyun yang dengan sukses terjungkal ke lantai ketika Sungmin dengan refleks menendang perut –yang lagi-lagi jadi sasaran– Kyuhyun karena kaget tiba-tiba ada sesuatu yang mengecup pipinya.
"Ya! Apa yang kau lakukan, Brengsek!" maki Sungmin murka, wajahnya merah padam dan salah satu tangannya memegang pipinya yang dikecup Kyuhyun tadi.
"Kau ini apa-apaan, sih?" teriak Sungmin kepada Kyuhyun.
"Mianhae, aku hanya ingin meminta maaf," ujar Kyuhyun pelan.
Sungmin menarik napas berulang kali, berusaha menstabilkan detak jantungnya. Kemudia ia menghela napas panjang dan memandang Kyuhyun dingin.
"Jangan berharap," jawab Sungmin ketus. Ia langsung kembali ke tempat tidurnya dan menggulung diri di dalam selimut pinknya itu.
Kyuhyun hanya diam, apakah perbuatannya sangat keterlaluan, ya?
"Aaagghh," umpat Sungmin yang kini menenggelamkan wajahnya di balik lipatan tangannya. Kemudian ia mengacak rambutnya yang basah dengan handuk kecil.
Padahal ini masih pagi, tapi nampaknya bagi namja itu hari ini cukup panjang dan menyebalkan. Di tambah hujan yang tiba-tiba datang, membuatnya basah kuyup seperti ini.
"Aiish, Kau ini kenapa lagi?" tanya teman sebangku Sungmin, Yesung.
"Aku merasa hari ini sangat sial, Hyung," ujar Sungmin masih dengan umpatan tak koherennya.
"Waeyo?"
"Si bocah sialan itu, tadi malam seenaknya mencium pipiku dengan alasan meminta maaf. Lalu tadi pagi ia tiba-tiba ada di atas tubuhku lagi dengan alasan konyol. Aku heran dengan sikapnya, padahal kemarin dingin dan acuh sekali, dan hari ini aku kehujanan, HAATCHIH!" jelas Sungmin.
Yesung mengangkat alisnya, "Mungkin dia menyukaimu, Min! ah, lagipula kau seksi loh, Min, dengan pakaian seperti itu."
"Andwae! Hyung pabbo!"
JTAAKK!
"Minniee~" sambil tersenyum manis Yesung menjitak kepala Sungmin. Kesal juga dikatakan pabbo.
"Aish, Hyuuung!"
"Min, ada yang memanggilmu tuh," tiba-tiba seorang yeoja berambut pendek mendekati Sungmin dan Yesung.
"Ne, gomawo Hannie-sshi," ujar Sungmin kemudian berjalan cepat ke arah pintu kelas.
"Whuaa!" Wajah Kyuhyun tiba-tiba ada di depannya membuat Sungmin refleks mundur beberapa langkah, memang sih Kyuhyun lebih tinggi darinya, tapi tak perlu berdiri di depan pintu kelas begitu pula kan?
"Aissh, apa sih maumu?"
"Meminta maafmu, lagipula kau belum mengembalikan PSPku."
"Ck, PSPmu sudah kubuang," ujar Sungmin santai dan ingin segera kembali ke kelasnya.
"Aigoo, itu milikku, jangan seenaknya!"
Greeep!
"Kau memaafkanku sekarang atau aku harus menciummu lagi, hmm?" tanya Kyuhyun dari belakang Sungmin, dan kini suaranya tepat berada di samping telinganya.
"Ish, tak keduanya!"
"Arraseo, arraseo, kalau begitu ketika kau kembali ke kamarmu nanti jangan harap menemukan satupun barang kesukaanmu ya, haha," ujar Kyuhyun yang sekarang dengan santai melenggang pergi tanpa peduli dengan triakan para yeoja yang memekakkan telinga ah, dan nampaknya dia tak peduli dengan aura kemarahan Sungmin.
"Oh, kau terlihat seksi dengan pakaian basah kuyup seperti itu, kalau di kamar bisa kau lepas semuanya?" tutur Kyuhyun santai sembari berjalan menjauh, menolehpun tidak.
"Aisshh, bocah sialan!"
IoI
"Issh, namja itu sangat menyebalkan!" gerutu Kyuhyun saat ia sedang dalam perjalanan menuju kelasnya, kelas X-1. Yang memang tak begitu jauh dari kelas Sungmin, XII-3. tak pernah ada orang yang berani berbuat hal seperti ini padanya! Dasar kelinci rusuh, ya walaupun seru juga jika menggoda dan melihat wajahnya memerah.
"Kui Xian?"
"Eh?" Kyuhyun tiba-tiba menghentikan langkahnya dan terkejut dengan siapa yang sedang menyapanya.
"Mimi-ge?"
Zhoumi yang sedang membawa beberapa buku hanya tersenyum kecil, tak disangka akan bertemu si 'pembuat masalah' ini.
"Kau bersekolah di sini, Mi?" tanya Kyuhyun yang berjalan beriringan dengan Zhoumi.
"Kau tidak melihatku saat upacara kemarin, ya?" tanya Zhoumi sambil terkikik kecil.
"Ne, aku terlalu fokus, lagipula kemarin benar-benar menyebalkan, hanya upacara tidak penting lalu pembagian kelas, jam 11 semuanya selesai."
"Aku dengar kau membuat masalah dengan Sungmin-hyung, ya?"
'Jadi namanya Sungmin,' batin Kyuhyun.
"Dianya saja yang terlalu menyebalkan, main buang PSPku segala."
"Ya wajarlah, dia itu ketua kedisiplinan di sekolah ini," jelas Zhoumi.
"Mwo? Ketua kedisplinan kok aegyo begitu!"
"Kau tertarik dengannya ya,My Baby Kui Xian?"
"Andwae!"
"Eh, Gege kok bisa ada di sini? Gege kelas berapa?" tanya Kyuhyun yang cukup kaget melihat teman masa kecilnya ini bersekolah di sini.
"Harusnya aku yang bertanya, kapan kau kembali dari Amerika, dan apa alasanmu? Aku kelas dua seharusnya kau ingat itu," tanya Zhoumi kepada Kyuyhyun, dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan Kyuhyun tadi.
"Ahra-noona yang menarikku kembali ke sini," jelas Kyuhyun lagi.
"Haha, noonamu yang sangat perfect itu ya?"
"Ne, bahkan dia kan yang mengelola sekolah ini sekarang, cih."
"Haha, yasudahlah, kau memang tak lebih beruntung dari dia," ujar Zhoumi ringan.
"GEGE!"
"Hahaha!"
"Humft," Kyuhyun mengehempaskan pelan tubuhnya ke kursi, sedikit bosan pagi ini. Dilihatnya jendela yang memand ada tepat di samping tempat duduknya, hujan di luar sana masih sanagt deras, membuat suasana hatinya tak lebih baik. Tunggu– Sungmin tadi kehujanan 'kan? Apa kelinci itu baik-baik saja?
Bruk!
"Eh?"
Kyuhyun melirik ke samping, ternyata ada beberapa tumpukkan buku terjatuh dari meja seorang namja yang duduk di sebelahnya.
"Mian," ujar namja di sampingnya itu sembari menundukkan kepalanya singkat, meminta maaf atas suara berisik yang sempat ia timbulkan.
Kyuhyun nampak tidak tertarik, namja di sampingnya ini sangat tampan– atau cantik? Kulitnya putih mulus, terlihat sangat cool juga. Siapa ya namanya? Hmm, Kibum, kan? Murid dengan lulusan nilai ujian nasional tertinggi di Seoul?
'Aish, manisan juga Sungmin-hyung,' batinnya.
Eh–
Sungmin?
Manis?
...Ia barusan berkata Sungmin lebih manis, kan?
Lho?
"Aishhh!"
Kantin hari ini begitu lenggang dan nyaman, tak banyak yang datang, entah mengapa. Ya wajar 'sih, hujan masih turun rintik-rintik, membuat mereka lebih betah berdiam diri di dalam kelas.
"Pelajaran kimia itu bisa membuatku gila!" gerutu seorang namja bermata sipit–yaya, itu Yesung.
Sedangkan Heechul, Kangin dan Hankyung yang duduk di sampingnya hanya mendesah pelan, bahkan Heechul sudah memukul kepala Yesung karena namja satu itu sangat cerewet.
"Berhenti mengeluh, pabbo," ujar Heechul sedikit kesal.
"Mana bisa Hyung! Ini baru awal semester baru, masa perkenalan dengan pelajaran kimiaku begitu buruk?"
"Yaa, itu sih nasibmu," ujar Hankyung pelan, dengan mata yang masih menatap kamusnya.
"Hyung!"
"Aiish, kenapa kalian berisik sekali, sih?" tiba-tiba Sungmin duduk di samping Yesung sambil membawa milkshake strawberi.
"Annyeong, Minnie," sapa Heechul. Sungmin membalas dengan senyuman kecil.
"Minnie kau tadi jahat sekali!" ucap Yesung yang makin menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya.
"Bukan salahkulah jika kau dimarah Park-seonsaengnim," bela Sungmin sedikit kesal. Siapa suruh tidur di kelas yang sudah tahu bahwa guru mata pelajaran di kelas tiga itu terkenal killer semua?
"Minnie, kudengar kau tadi pagi kehujanan, gwaenchana?" tanya Heechul menatap dongsaeng imutnya itu, terlihat di wajah ceria Sungmin sedikit rona pucat.
"Gwaenchana, Hyung."
"Kau melihat apa, Hyung?" tanya Kangin yang sadar Hankyung tak menatap kamusnya lagi, melainkan ke arah berlawanan dengan tempat duduk mereka. Sungmin yang duduk membelakangi arah pandangan Hankyung otomatis menoleh.
Namun ia kembali membuang muka.
"Si Cho itu, ya?" tanya Kangin yang menyadari reaksi Sungmin.
"Lho, kok dia bersama si jangkung Zhoumi itu?" tanya Heechul yang menyadari di belakang namja itu ada Zhoumi yang mengikutinya.
Menyadari teman-temannya menatapnya, Zhoumi melambaikan tangannya dan dibalas anggukan dan senyum kecil dari Heechul dan Kangin, Yesung sendiri masih meratapi nasibnya yang menurut ku sangat berlebihan itu. Huh, kalian juga berfikir sama sepertiku, kan?
"Annyeong Hyungdeuuuul," sapa Zhoumi bersemangat, Kyuhyun hanya berdiri diam di belakangnya, bola mata kelamnya menatap Sungmin, namun namja itu sama sekali tak menatapnya. Mengabaikannya.
"Aku tahu pertemuan pertama kalian tidak begitu menyenangkan, tapi perkenalkan dia Cho Kyuhyun, teman kecilku, ya kan Baby Kui~?"
"Hooek," gumam Sungmin pelan ia merasa sangat mual jika mendengar hal mengenai Kyuhyun.
"Ommo Hyung, jangan begitu, dia hanya usil kok."
"Ya, sangking usilnya sampai merebut ciuman orang," tukas Sungmin sinis, demi Tuhan dia benci Cho Kyuhyun!
"Ralat, ciuman pertama seorang namja," Kyuhyun menambahkan, membuat yang lain menolehkan pandangannya kepada Kyuhyun, termasuk Sungmin.
"Bagaimana ka-"
"Benar, ya?" lanjut Kyuhyun iseng, akhirnya namja aegyo itu memperhatikannya.
"Wah, padahal aku hanya bercanda, hmm, boleh juga..." dan dengan santainya Kyuhyun berbalik dan melangkah pergi.
"Mimi-ge aku tunggu di ujung sana," ujarnya pada Zhoumi tanpa menolehkan kepalanya sedikitpun.
"Aiishhh!" Sungmin ikut-ikutan menenggelamkan kepalanya di kedua lipatan tangannya seperti Yesung.
Jangan tanya Yesung, ia masih bertahan dengan posisi 'penelungkupan' kepalanya tersebut.
Heechul, Kangin, Zhoumi bahkan Hankyung hanya saling tatap dan menghela napas panjang.
"Aku duluan Hyung, maafkan bocah itu, ya?" pamit Zhoumi yang kemudian menyusul Kyuhyun.
"Eh, itukan namja yang kemarin!" seru Kangin, ia melihat seorang namja mungil sedang jalan berdua dengan seorang namja yang tampaknya sangat cool, walaupun sebenarnya namja yang satunya juga terkesan cantik.
"Apa lagi sekarang?" tanya Heechul sedikit jengah, ia memainkan sedotan dari minumannya, sesekali melirik Hankyung yang kembali fokus dengan kamusnya.
Benar-benar!
"Yesung-hyung! Ada namja imut itu!" teriak Kangin yang tak bisa dibilang pelan.
"Eehh?" tiba-tiba Yesung bangun dari keterpurukannya dan melihat arah yang ditunjuk Kangin.
"Wookie-ah!" teriak Yesung, sontak namja yang dipanggil menoleh ke sumber suara. Terlihat dari sini bahwa pipi namja itu memerah, ia melambaikan tangannya rendah, membalas 'sapaan' Yesung.
"Entah apa yang kau perbuat sehingga ia mau kau dekati," komentar Heechul tajam, Yesung hanya sekilas melirik dan ia segera bangkit dan menuju namja yang tadi dipanggilnya.
Teeennnggggg...!
Bel sekolah pertanda berakhirnya jam pelajaran hari ini. Gila, padahal baru saja kemarin perkenalan, hari ini sudah diberondong oleh pelajaran yang membuat kepala pusing.
"Kau tidak pulang, Hyung?" tanya Kyuhyun yang sadar bahwa namja yang selalu berkutat dengan buku itu tidak beranjak dari tempatnya. Padahal kelas ini sudah hilang lebih dari separuh muridnya.
Jangan tanya kenapa mereka bisa mengobrol, saat pelajaran sejarah yang sangat membosankan bagi Kyuhyun ia iseng membuka ponselnya dan memainkan game online yang dapat di akses dari poselnya, wajarlah PSPnya entah dibawa kemana oleh Sungmin.
Kemudian sepertinya Kibum juga sedang jengahnya, tak sengaja ia melirik Kyuhyun yang asyik dengan game yang diketahui Kibum mempunyai level yang cukup sulit. Dan terjadilah percakapan rahasia yang terjadi di antara keduanya.
"Ani, aku sedang menunggu seseorang," jawab Kibum pelan, tak lama ia melihat seorang namja nyaris sempurna rupanya memasuki kelas mereka.
Terdengar beberapa yeoja yang masih ada di kelas bergumam 'tampan' pada namja itu.
"Bummie, sudah lama menunggu?" sapanya pada Kibum, Kibum menggeleng pelan. Kyuhyun menaikan satu alisnya, 'Jadi itu orang yang ditunggu Kibum-hyung.'
"Kau temannya Kibum?" tanya namja itu sembari tersenyum lembut pada Kyuhyun, membuat lesut pipit di kedua sisi pipinya semakin terlihat jelas.
"Ne," jawab Kyuhyun singkat.
"Siwon imnida, aku murid kelas dua," sapa Siwon kepada Kyuhyun.
"Kyuhyun imnida."
"Oh ya, apa kau tidak mengikuti sebuah klub?"
"Klub?"
Siwon mengangguk singkat, kini Kibum yang sudah selesai dengan tumpukkan bukunya berdiri di sebelah Siwon.
"Bukankah hari ini semua murid kelas satu mengikuti pembukaan klub perdana mereka? Aku dan Kibum akan mengikuti klub di bidang Satra dan Seni, apa kau tertarik?" tanya Siwon sedikit bersemangat.
"Seni?" gumam Kyuhyun pelan.
"Ya, ada banyak pilihan lagi di dalamnya, kau tertarik?"
Kyuhyun nampak berfikir sebentar, tak lama kemudian ia mengangguk mantap.
Sungmin melirik arloji pinknya, sudah pukul lima sore, dan kegiatan taekwondo yang ia pimpin belum selesai. Dasar para senior kelas dua! Sementang ada junior langsung pada betingkah.
Ia memijit pelipisnya pelan, rasanya keringat dingin yang mengalir di sepanjang tulang belakangnya membuat keadaan makin tidak baik.
Dirasanya kepalanya semakin pusing, sepertinya wajahnya juga sudah pucat. Diyakini oleh Zhoumi yang barusan menanyakan keadaannya. Namun seperti biasa, ia akan menjawab semua baik-baik saja.
"Aisshhh, jangan kambuh saat seperti ini."
IoI
Kyuhyun berjalan sambil bersiul, tak buruk juga masuk ke dalam klub Satra dan Seni, toh dia pandai berfilsul dan menyanyi–oke, untuk acting Kyuhyun akui dia memang sangat payah. Ia melirik ke luar jendela, akan hujan lagi, lebih baik ia bergegas.
Ia berjalan di koridor sekolah, berjalan pulang menuju asrama. Aaahhh, dia ingin cepat tidur lagipula ia tak ingin kehujanan..
"Hhhh-"
Kyuhyun mengernyit, yang sedang terduduk di sana itu Sungmin, kan? Tanyanya pada dirinya sendiri. Ah, nampaknya iya. Mengingat rambut hitamnya yang sedikit panjang, kulit putih mulusnya, aishh, lihat bagian dadanya sedikit terbuka karena dia hanya mengenakan baju taekwondo–eh, dia ikut klub seperti itu?
Kyuhyun diam, masa Sungmin sampai duduk di koridor seperti itu karena kelelahan, lagi pula wajahnya pucat sekali.
Kyuhyun mendekat, ia berjongkok di depan Sungmin yang ternyata sedari tadi memejamkan mata, nafasnya terdengar berat. Iseng Kyuhyun membelai pipi Sungmin yang chubby itu, merasa tak nyaman Sungmin membuka matanya, ia cukup kaget karena melihat Kyuhyun di depannya.
"A..apa yang-hhh," Sungmin nampak kesulitan bicara, kepalanya pusing, pandangannya mengabur.
"Hmm, anemia dan demam," gumam Kyuhyun entah pada siapa, ia melihat wajah Sungmin yang kian memucat dan pandangan matanya yang sayu.
Grreepp!
Kyuhyun menggendong Sungmin dengan bridal style, membuat Sungmin sedikit berontak.
"Diam atau kau ku cium," ujar Kyuhyun datar. Otomatis Sungmin diam.
IoI
Bllaaam.
Kyuhyun dengan cepat merebahkan tubuh Sungmin di tempat tidur kemudian ia kembali mengecek suhu tubuh Sungmin.
"Kau demam, Hyung," ujar Kyuhyun.
"Nnggh-"
"Hhh, kau ini punya anemia, dan entah mengapa tiba-tiba demam, aku tak mengerti, Hyung," kata Kyuhyun yang mengelus pelan rambut Sungmin.
"Aku baik-baik, hhh- saja, pergi-lah."
"Hh, aku tahu kau tidak menyukaiku, bahkan membenciku, tapi sepertinya aku tidak bisa diam saja melihat keadaan Hyung yang begini," tutur Kyuhyun datar, sebenarnya juga jengah. Hei, dia ini bukan tipe peminta maaf.
Sungmin memejamkan matanya, sungguh kepalanya pusing dan terasa berat saat ini.
Ia beranjak dari tempatnya menuju ke lemari milik Sungmin, dicarinya baju yang tak terlalu menyulitkan untuk di pakai.
"Hyung, biarkan aku mengganti pakaianmu," ujar Kyuhyun.
"Hh–hhh-" Sungmin masih memejamkan matanya, ia tampak gelisah.
Kyuhyun mengela napas pelan, pasti gara-gara tadi pagi kehujanan. Ia melirik ke samping jendelanya, benar saja, sekarang hujan kembali turun dengan derasnya. Padahal baru sejenak berhenti.
Dengan pelan Kyuhyun membuka baju taekwondo Sungmin, sedikit tercekat melihat tubuh atas namja aegyo ini polos. Di dekatkannya wajahnya ke arah ceruk leher Sungmin.
"Hmmh, mianhae, Hyung," Kyuhyun menghirup aroma tubuh Sungmin. Sebenarnya dia ini kenapa? Sungmin orang yang baru dikenalnya. Yang membencinya. Tapi kenapa?
Hangat.
"Aish, aku harus segera menyelesaikannya," tiba-tiba Kyuhyun menarik wajahnya dan mulai mengganti pakaian Sungmin dan mulai mengompresnya.
"Hyung, mianhae," gumam Kyuhyun yang melihat Sungmin tengah tertidur damai.
Semoga besok semuanya akan membaik.
T.B.C
Annyeong Oppadeul, Eoondeul, Chingudeul... Saya author baru di fandom ini, maafkan Saya jika cerita ini gaje sangat. maukah chingudeul memberi pendapat tentang cerita ini?
REVIEW PLIISS ^^
