Judul : My Choice (Pilihanku)
Karakter tambahan di chapter ini :
Siwon (SJ)
Fei (MISS A)
Liu Wen (supermodel/Victoria's secret Angel)
Dawon (SF9)
*better google their face untuk dapat visualisasi*
Abstract
Johnny and Jaehyun. They're married couple with no children. As they are both Alpha and Omega in ABO gender, everyone keep pressuring them, especially Jaehyun to have a baby.
/-\
\-/
\-/
Cerita ini 100% adalah hasil karya saya sendiri. Cerita ini akan mencerminkan sedikit mengenai pemikiran saya terhadap berbagai isu serius dalam pernikahan.
/-\
\-/
\-/
Jangan buang waktu kalian dengan hal tidak berguna. Salah satunya membaca karya jelek ini. Yasudah kalau bersikeras lanjutkan baca.
#orangpinggiran
/-\
\-/
\-/
" shěnshen [1]aku juga mauu!" Seorang bocah 5 tahun dengan pipi gempal,mata sipit dan bibir kemerahan karena habis makan permen itu mengerucut. Jemari kecilnya terlihat mencoba menggapai lengan kanan Johnny yang kosong. Sepertinya iri dengan Johnny yg sedang ,mengangkat anak kecil lain yg bergelantungan di lengan kirinya. Seperti monyet kecil bergantung di dahan pohon. Tentu saja bisa, Johnny sangat tinggi jika dibanding anak 5 tahun "Bukan shěnshen sayang tapi shūshu [2]" lelaki berambut pirang dengan sweater putih mengelus kepala Chenle singkat. Senyum lelaki itu sangat manis dilengkapi dengan dua lesung pipi. Parasnya yg rupawan dengan kulit putih pucat dan pakaian berwarna hampir sama dengan kulitnya menambahkan aura nya membuat dia seperti malaikat. "Tapi dia kan istri shūshu?" Tanya bocah itu polos. Dia mengingat bagaimana Liu Wen ibunya mengajarkan bagaimana cara memanggil setiap anggota keluarga. "Apa aku terlihat seperti perempuan Xiao Le? " kata Johnny sambil berputar putar dan anak yg bergantung di lengan kekarnya berteriak kesenangan. "Tidak ! Kau kuat seperti Hulk gūzhàng [3]!" Kata Chenle sambil tersenyum dan matanya menciptakan garis lurus , manis sekali. Johnny tertawa besar mendengar Chenle memanggilnya itu. "Chenle ! Aku ini pamanmu bukan bibi mu!" Kata Jaehyun sedikit kesal dan dia ingin menjitak kepala anak ini saja. "Hey sudah sudah , Oh God it's really confusing! Just call me Johnny , if you want to join renjun in here chenle!" Johnny sebenarnya sudah agak kelelahan meladeni keponakan keponakan Jaehyun yg seperti cacing kepanasan ini, terlalu lincah dan tidak bisa diam, tetapi hal yg paling dia malas lakukan adalah berdebat soal cara memanggil dirinya di keluarga Jaehyun ini. Maklum Chenle dan Renjun memiliki ibu kebangsaan China, dan memanggil anggota keluarga sangatlah rumit, istri dari adik ayah yg laki laki lah, suami dari adik perempuan ayah juga berbeda, tidak ada panggilan untuk suami dari adik laki laki ayah , ya derita pasangan gay. Sebenarnya Chenle lama tinggal di Australia, tetapi nenek dari pihak ibunya bersikeras untuk dia memegang teguh adat Cina, saat Liuwen menyuruh Chenle memanggil Johnny dan Jaehyun dengan uncle, wanita tua itu melarang. Johnny yang memang seorang amerika malah menyuruh Chenle memanggil namanya saja, dipanggil uncle di usia 27 tahun itu rasanya tidak enak.
Hah masa bodoh dengan adat yang membingungkan itu , yang jelas sekarang Chenle dan Renjun sudah berteriak kesenangan bergelantungan di lengan Johnny yang saat ini sedang berputar putar, terlihat lelaki tinggi semapai yang memakai jaket jeans itu agak kepayahan mengalir keringat sebesar biji jagung di pelipisnya. Jaehyun sendiri sekarang sedang duduk di balok kayu buatan sambil melihat moment itu. Entah kenapa keponakannya lebih dekat dengan Johnny yang notabene adalah suaminya. Jaehyun selalu berusaha bersikap baik dengan memberi hadiah hadiah kepada keponakanya, meski dalam hati dia sering merasa kesal dengan tingkah mereka. Chenle, Renjun memang menggemaskan, tetapi tetap saja Jaehyun sulit untuk benar-benar menyukai mereka. Ini rahasia, sebenarnya Jaehyun benci anak anak. Oke tidak benci, coret kata itu, terlalu keras. Lebih tepatnya dia tidak pernah bisa merasa cocok dan nyaman ketika berada disekitar atau bersama dengan anak-anak. Kids are not for him. Jaehyun yg tenang akan jadi berubah temperamennya. Dia akan mudah stress dan tersulut emosi. Mungkin karena itu keponakan, anak teman temannya, anak tetangga atau sekedar anak yg bermain di taman tidak mau berdekatan dengannya meski dia selalu bersikap ramah palsu pada mereka. Anak-anak katanya bisa merasakan dengan hati, siapa yang benar-benar menyukai mereka dan siapa yang tidak.
Jaehyun sebenarnya selalu memendam tentang "ketidaksukaan nya terhadap anak anak" ini. Alasannya adalah yang pertama, Johnny selalu gampang dekat dengan anak anak dan terlihat menyukai mereka. Banyak yang mengatakan Johnny sudah cocok menjadi seorang Ayah, tetapi Jaehyun mual membayangkannya, karena artinya Jaehyun juga akan memiliki seorang anak. Membayangkan mengurusnya, mengorbankan karir dan hobinya, dan yang terparah adalah membayangkan anak kecil yg akan menghisap perhatian dan kasih sayang Johnny pada dirinya seorang. Oh no, Jaehyun bisa gila. Kemudian yang kedua sifatnya ini itu bertolak belakang dengan naluri alami status'nya. Dia yang harusnya bersikap penyayang, pengasuh, memiliki naluri untuk merawat anak yang akan dia lahirkan malah tidak pernah berpikir sama sekali untuk memiliki anak sejak dia masih kecil.. Orang selalu memandangnya aneh dan menasehatinya bahwa pasangannya di masa depan tidak akan senang dengan keputusannya dan tidak akan ada yg bahagia bersamanya. Dulu Jaehyun tetap teguh dengan pendiriannya, sampai pada akhirnya dia menemukan cintanya Johnny Seo. Dapat menikah dan menikmati kebersamaan dengan suaminya. Kasih sayang, keberadaan, cinta Johnny padanya serupa candu, oh bukan serupa air bagi tanaman , yang jika tidak diberi teratur maka akan merenggeslah dedaunan dan layu bunganya, dia akan mati menderita. Tidak, Jaehyun akan melakukan apapun supaya Johnny tidak akan pergi dari sisinya. Tidak setelah kebodohannya dulu. Jaehyun akan membuat Johnny bahagia bersamanya, meski itu adalah menutupi perasaannya sendiri.
"Kalau ini di taman terbuka orang akan mengira dia adalah Ayah dari Lele dan Renjun" Kata wanita dengan paras cantik dengan rambut oranye sebahu, Dia duduk di kursi berbentuk balok kayu kecil di sebelah Jaehyun sambil menyilangkan kaki jenjang semampai yang tidak tertutup dress warna pastel nya.
"Begitukah? Tidak terlalu muda untuk Johnny menjadi seorang Ayah? " Jaehyun tanpa sadar mengerutkan dahinya. Ketika orang lain memakai kata Johnny dan ayah dalam satu kalimat, maka akan berantakan suasana hatinya.
"Wow tidak sama sekali Jaehyun.Dia terlihat sudah sangat matang dan dewasa. Terlebih lagi dia punya skill untuk menaklukan hati anak anak. Kau tau Renjun itu penutup, introvert. Sedangkan Chenle terlalu jahil dan ribut sehingga kewalahan orang dewasa untuk mendekatinya. Aku saja bahkan sulit menaklukan hati mereka. Kau beruntung Jaehyun. He is special rare Alpha. Apakah sudah saatnya kau membahagiakan dia dengan memberinya keturunan? Kalian ini sudah jalan 3 tahun menikah kan?" Fei, adik dari LiuWen kakak ipar Jaehyun menatap matanya lekat lekat.
"Ka..kami memutuskan untuk tidak mempunyai anak dulu... kami.." Jaehyun gelagapan, jika topik ini diangkat maka tubuh besar, sifat tenang, percaya dirinya akan menciut.
"Eyy? Siapa yg memutuskan hal seperti itu? Tak mungkin dia kan? Melihat mereka kurasa bukan dia." Fei membelalakkan matanya
"Aku pikir kami harus stabil dulu dan pekerjaanku.." Jaehyun bingung mencari alasan. 'Aku tidak mau punya bayi, anak atau semacamnya' Dia hanya bisa berteriak dalam hati karena bisa gempar keluarga iparnya mendengar dia bicara begitu.
"Ya Tuhan, itu sudah tugasmu Jaehyun. Kau tidak lihat betapa bahagianya dia? Pasti dalam hati dia kecewa denganmu. Itu adalah kewajibanmu Jaehyun. Kau ini benar Omega kan?" Fei menyambar berbicara sebelum Jaehyun selesai. Dia menaikkan nada bicaranya. Ditatap Jaehyun dari ujung kepala hingga kaki.
"Yya.. aku.." Jaehyun benar benar tersudut. Apalagi ditanya begitu. Karena memang banyak orang meragukan gender ABO. He is Omega but physically not look like one. Tinggi , otot ditubuhnya. Resting Bitch Face nya, semuanya berteriak dominan. Kebingungan orang dalam menerka gender ABO sampai membuat hidupnya mengalami berbagai peristiwa konyol. Saat dia bernang bersama Johnny dan ada perempuan yg berusaha menggoda mereka malah menyemburkan fruit punch nya saat melihat tanda di punggung atas Jaehyun yang seksi. Lalu ketika Johnny ada tugas pemotretan di luar negeri dan Jaehyun yang terlalu sibuk dengan deadline lupa dengan jadwal bulanan dan dia heat di kantor. Waktu itu supressor nya habis dan membuat satu lantai kantornya yang dominasi Alpha dan Beta itu gempar. Kenapa dia ditempatkan di lantai itu? Karena dia masuk tanpa berkas administrasi, dititipkan oleh teman Ayahnya dan saat interview dia tidak ditanya apa gender ABO nya dan pegawai hanya menyimpulkan sendiri. Untung saja di saat kekacauan terjadi ada Rowoon editor di kantornya sekaligus sahabat Johnny yang menemukannya duduk lemas di kamar mandi dan mengantar Jaehyun pulang. Meski ekspresi wajah pria kelewat jangkung itu sudah tidak jelas dan berkeringat banyak. Terimakasih untuk si ribut Beta Dawon yang ikut mengantarnya pulang dan berusaha mencairkan suasana di dalam mobil Jaehyun dan membuat Rowoon tetap fokus menyetir dan tidak lepas kendali. Bagaimanapun dia Alpha dan single. Oke kata Dawon Dia single paling tidak sampai Chani dewasa. Waktu itu mobil Jaehyun sampai oleng karena Rowoon panik. Jaehyun yang setengah sadar sampai semakin pucat, bukan karena takut tertabrak , tapi mendengar informasi itu, ftw Chani itu anak pemilik perusahaan tempat mereka kerja. Dia baru 17 tahun, si Rowoon ini sebaya Johnny.
"Ya jie, He is 1000% omega and my precious only one mate. The wildest omega on heat that I ever encounter in my life." Johnny tiba tiba muncul untuk menyelamatkan Jaehyun yang tengah tersudut berbicara dengan Fei. Keningnya penuh peluh, tapi dia tetap tersenyum lebar, merangkul pinggang Jaehyun dan mencium pipinya suaminya singkat.
"Johnny !" Jaehyun berteriak pelan sambil membelalakan matanya dan menyikut pinggang suaminya. Pipinya tidak pucat tapi ada sedikit rona merah muda. Dia malu.
"Aww.. itu benar babe." Johnny terlihat menahan sakit tapi dia tersenyum jahil.
Fei memutar bola matanya dan pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua. Dia agak kesal dengan sikap PDA Johnny tadi.
"Jaga sikapmu dengan Fei, dia baru putus dari tunangannya." Kata Jaehyun sambil menatap Johnny lekat.
"Lalu membiarkan suamiku dipertanyakan dengan tidak sopan seperti itu ? Apa lagi yang dia lakukan padamu? Aku bisa merasakan kau merasa tertekan dan terintimidasi." Johnny sekarang bermuka serius. Mereka sudah mate, apapun yang terjadi atau dirasa Jaehyun akan memberinya firasat. Bagaimanapun sekecil apapun gangguan meski Cuma seperti itu Johnny memiliki bawaan untuk melindungi Jaehyun.
"Tidak. Bukan hal besar. Seperti biasa kau tau lah." Jaehyun berusaha tersenyum dan merangkul satu tangan Johnny. Menenangkannya supaya tidak emosi.
Johnny mengela napas. Lagi lagi. Dia sangat kesal dengan semua orang yang selalu menyudutkan Jaehyun dan menekannya. Mengenai kenapa Johnny belum punya keturunan juga. Padahal sudah dia jelaskan bahwa mereka memang belum ada planning kesitu. Jaehyun yang seorang wartawan di majalah politik mingguan kota, sibuk dengan pekerjaannya. Johnny fotografer untuk majalah fashion sibuk pemotretan sana sini. Mana sempat mau mengurus anak ? Sebenarnya kalau Jaehyun itu perempuan, atau pria kecil, manis, naluri penyayang keibuan seperti Taeyong mantannya, pasti dia tidak akan mendapat tekanan standard ganda begini. Keluarga dari Ibu Johnny contohnya (ibu Johnny sangat fine tapi sungguh keluarga besar yang suka ikut campur itu) selalu menyindir Jaehyun. Johnny hampir bertinju di hari tahun baru China dengan suami bibi nya yang mengatakan Jaehyun itu Omega palsu dan dia mandul karena lihat saja bentuknya tidak ada Omega sama sekali. Untuk apa juga Jaehyun tipu-tipu? Yang mengejar ngejar itu kan Johnny dulu. Keluarga Jaehyun sih tidak pernah membahas mengenai 'kapan mereka punya anak' tapi menurut Johnny itu lebih mengerikan. Kenapa ? Karena mereka memang tidak terlalu peduli dengan Jaehyun dan lebih fokus pada dua kakak laki laki Alpha kebanggaan , Siwon dan Yoochun. Keluarga dari istri kakak kakak dialah yang suka menggosipkannya. Kadang Johnny berpikir, haruskah sekarang mereka punya anak? Agar semua orang itu diam dan berhenti mengganggu Jaehyun dan membuat dia stress. Hah dasar keluarga Asia, hobinya mau ikut campur urusan rumah tangga apalagi soal anak. Lihat keluarga Dad nya Johnny , mereka welcome dengan Jaehyun juga sangat chill dan tidak mempermasalahkan kapan mereka punya cucu atau keponakan. Ya mereka orang Amerika sih sangat santai. Dulu dia pernah iseng bilang Rowoon sahabatnya yang dia ajak ke pesta halloween keluarganya adalah pacar, mereka fine saja padahal tau dia Alpha juga. You do what you do. Hidupmu adalah pilihanmu.
"Babe kita pulang saja yuk. Aku sudah bilang pada Chenle dan Renjun sebelum mereka disuruh tidur baby sitter, kalau kita akan pulang." Johnny membujuk Jaehyun. Dia sudah tidak tega melihat Jaehyun yang sekarang sedang melamun dadakan lagi. Pria berambut pirang itu biasanya suka begitu kalau ada pikiran, apalagi kalau soal yang tadi diungkit. Dia kan mau melihat dua lesung pipi manisnya kalau tersenyum, bukan mata bersedih seperti itu.
"Tapi Siwon Hyung mengajak untuk makan malam bersama hari ini. Apa terkesan tidak sopan kalau kita pulang duluan ? Pesawat kita kan masih jam 9 malam nanti?" Satu satunya orang yang sangat menyayangi dia di keluarga ya siapa lagi kalau bukan Hyung keduanya itu. Jadi merasa tidak enak untuk menolak tawarannya.
"Tapi aku sudah capek piggy , lagipula aku juga lebih kangen dengan kau. Kita kan seminggu tidak bertemu." Menggendong bocah sebenarnya tidak menguras total tenaga Johnny Seo. Hanya saja dia malas nanti kalau dinner table talk dengan keluarga besar Liuwen istrinya Siwon itu, pasti mengungkit lagi kapan Chenle akan punya adik sepupu. Bisa-bisa dia akan membalik meja makan sangking emosi melihat Jaehyun dipojokkan begitu. Johnny juga sudah kangen dengan suaminya itu karena dia sibuk pemotretan di Bali. Lombok dan Chiangmai 4 hari, lalu saat dia pulang Jaehyun malah liputan mengikuti kunjungan dubes dan menteri pertahanan Korea Selatan di Indonesia. Jadilah mereka tidak bertemu seminggu.
Jaehyun hanya menghembuskan napasnya saat Johnny memeluknya seperti beruang besar dan mengguncang tubuhnya sedikit. Kalau Johnny bilang kangen, dia jauh lebih kangen lagi. Seminggu tanpa canda tawa dan sentuhan suaminya cukup untuk membuat fokus kerjanya terganggu.
"Sudah, nanti ada yang liat. Ayo kita masuk dan pamit pulang duluan." Terasa benar ditubuh Jaehyun tangan besar Johnny sudah lari kemana-mana. Memalukan kalau sampai ketahuan mereka tertangkap basah oleh keluarga kakak iparnya.
Johnny dan Jaehyun yang berada di taman depan kembali masuk kedalam rumah. Rumahnya dominasi warna putih dengan dinding berhiaskan batu batu alam berwarna warni. Lantainya keramik kecoklatan , mengkilat kilat hasil kerja dari maid yang lalu lalang disana sini. Di dalam terdapat beberapa orang. Terlihat laki-laki dan wanita tinggi menjulang dengan seorang wanita tua diatas kursi roda elektrik. Tidak ringkih dan lemah wanita tua itu, dia terlihat masih sehat dengan pakaian mahal. Hanya saja kaki kanannya terbalut perban. Jaehyun dan Johnny berjalan mendekat hendak menghampiri laki-laki dengan kemeja gading dan blazer biru safir dan celana putih yang terlihat sedang berusaha membuat lelucon tetapi si wanita tua tetap memasang wajah datar angkuh. Sedangkan wanita dengan wajah supermodel yg berbalut dress cream itu terlihat tertawa kering mensupport lawakan garing suaminya.
"Siwon Hyung" Panggil Jaehyun dengan nada akrab.
Tersadar laki-laki itu dan tersenyumlah dia pada Jaehyun. Menunjukkan lesung pipinya. Dia tampan, dan juga berkulit putih pucat. Kentara sekali mereka adalah sedarah.
"Ayy Jaehyunnie , kenapa sayang ?" Dia mengelus kepala Jaehyun dengan satu tangan bebas yang tidak memegang minuman. Dapat dilihat bahwa dia sangat memanjakan Jaehyun. Terlalu memanjakan, seakan berbicara dengan adik berumur dua belas tahun, karena bagi Jung Siwon itulah Jaehyun dimatanya. Adik manis gendut pemalu berpipi gembil. Bukan pemuda hampir seperempat abad yang tinggi gagah.
"Kami akan ikut makan malam bersama lain kali saja dipertemuan selanjutnya. Sekarang kami izin untuk pulang duluan." Jaehyun bermain dengan kata-kata, berusaha membuat satu satunya anggota keluarga yang peduli padanya itu agar tidak kecewa. Dia tersenyum tidak enak.
Tersirat kekecewaan yang nyata di wajah Siwon.
"Bukankah kalian naik pesawat malam ? Sekarang sudah jam setengah lima sore sebentar lagi akan makan malam. Tidak sopan menolak undangan kakakmu sendiri. Apa karena ada aku disini kau tidak mau makan malam bersama kami ?" Wanita tua dengan rambut sanggul modis itu berkata lambat dan tajam.
"Mama, Jaehyunnie dan Johnny sudah berhari hari tidak bisa bertemu dan baru pagi ini bertemu di Bandara. Mereka butuh waktu melepas rindu berdua saja. " Siwon berkata sambil menatap Ibu mertuanya. Kenapa Siwon bisa tau? Karena sesibuk apapun dan meski jarak membentang dia selalu memperhatikan Jaehyun. Setiap hari paling tidak satu pesan singkat bertanya tentang keadaan dan harinya. Jadi Jaehyun memberitahukan apapun. Siwon memang kecewa dia tidak bisa makan malam dengan Jaehyun, tapi dia pasti akan membela Jaehyun dari siapapun.
"Iya mama. Keluarga tidak bertemu lama pasti rindu." LiuWen berusaha membela adik iparnya itu.
"Keluarga apa ? Mereka hanyalah dua laki laki yang menikah. Keluarga itu orangtua dan anak. LiuWen, ambilkan barang yang aku beli kemarin." Wanita tua itu mengangkat tangannya dan menaikkan jari telunjuk kanannya. Anaknya hanya menuruti perintah sang ibu dan meminta maid untuk mengambil barang-barang. Tiga ginseng dalam tabung kaca besar. Sebuah kotak yang ada tulisan pai fung wen. Serbuk Bunga Kurma di dalam toples kaca. Cairan coklat gelap kental dalam toples besar yang sepertinya adalah madu propolis dan yang terakhir cairan kuning pucat ke putih dalam toples besar juga apalagi kalau bukan royal jelly. Kemudian maid membawa beberapa kotak besar yang didalamnya ada kain hitam tebal dan rongga untuk menaruh toples dan tabung itu.
"Paling tidak jadilah omega yang berguna." Pendek dan langsung pada inti. Tatapan wanita tua itu menusuk pada mata Jaehyun. Khasiat semua benda itu banyak tapi pria berambut pirang itu paham benar hanya satu yang dituju Ibu Liuwen yaitu agar dia cepat mengandung.
Rasanya leher belakang Jaehyun sakit dan kepalanya berdenyut. Tapi tangannya sudah terulur mau mengambil semua barang yang sekarang di dalam tas hitam besar jinjing besar itu. Sebelum dia berkata-kata pria yang lebih tinggi disebelahnya sudah bersuara.
"Pertama Nenek cantik. Jaehyun itu sudah berguna berjasa pada negara bangsa bersama teman teman wartawannya membantu terbongkarnya skandal presiden Korea Selatan. Kedua, Jaehyun ada alergi serbuk bunga parah dan beresiko kalau minum madu. Ketiga, tidak perlu semua ini karena kami mau pulang ke hotel cepat juga, mau proses membuat anak jadi sebaiknya kami pamit." Johnny menarik tangan Jaehyun dan asal sambar bicara. Semua yang ada disitu terdiam. Terlalu shock melihat kelakuan laki-laki jangkung ini pada kepala keluarga disini. Johnny membungkukkan badan dan kakinya sedikit, dia menyilangkan kaki kiri ke belakang kaki kanan dan membuat gesture tangan seperti mengangkat rok bayangan. Seperti putri yang mau pamit pergi. Dia mengejek ibu LiuWen dengan tingkahnya. Jaehyun yang membeku melihat kelakuan absurd suaminya itu hanya diam ketika tangannya diseret untuk pergi keluar. Tidak berani menatap muka merah menahanan amarah wanita tua itu lebih lama lagi. Mereka tidak membawa satu pun 'hadiah' itu.
"Kami duluan ya Hyung sudah tidak tahan. Jie, maaf kami duluan." Johnny membuat suara mengecup bercumbu sambil memajukan bibirnya dan mengangkat tangan tiga jari, khas kakak Jaehyun kalau mau berpamitan. Ditatapnya sopan psangan suami istri itu. Keheningan terjadi hingga Johnny dan Jaehyun mau keluar dari pintu utama di depan.
"HAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAH"
"SIWONNNNNNN"
Suara keras tawa Siwon dan teriakan menggelegar ibu LiuWen terdengar jelas.
-Didalam mobil keluarga liuwen yang dikemudikan supir-
"Apa yang kau lakukan tadi John ? Bagaimana kalau Siwon Hyung dalam masalah setelah ini." Jaehyun menatap Johnny sengit. Perilaku Johnny tadi sangat tidak sopan. Johnny memang orang yang jenaka, tapi dia tau kalau keluarga Liu Wen itu terlalu kaku dan ketat, apalagi soal manner.
"Tenang dia akan baik saja. That witch really pissed me off Jay. No wonder Chenle call His granma old witch." Johnny hendak memegang tangan kanan Jaehyun tapi tangan itu ditarik.
"Aku akan menelpon dan meminta maaf pada ibu Liuwen sekarang." Jaehyun mengambil ponselnya dan mau menelpon Siwon. Dia terlihat panik.
"Tidak usah. Sikap dia itu keterlaluan. Kita sudah bilang kalau tidak ada planning untuk anak atau apapun tapi telinganya kebas. Memperlakukan kita seperti pasangan tua mandul yang tidak punya anak. Lalu kata-katanya itu benar-benar. She treat you like shit. Dengar Jaehyun, aku tidak bisa melihat kau dipermalukan seperti tadi lagi. Kau pilih mana, aku seperti tadi atau aku mengamuk dan mendorong kursi roda itu ke kolam renang? . Kau tidak pantas mendapat perlakuan seperti itu. Aku sayang padamu, makanya aku tidak bisa tinggal diam, She mocking us with those presents. After you forced yourself to eat similiar things from Her and make you suffer your allergy when I am not around you, I feel like a jerk husband Jay. We should let them talk to our hand and stop meddling with our private matter." Johnny sudah meninggikan nada bicaranya dan menekan sana sini. Sudah tidak menggunakan bahasa korea lagi dan artinya dia sudah emosional. Dia tidak habis pikir dengan Jaehyun yang terlalu penurut dan menekan perasaannya sendiri. Johnny tau bagaimana senyum hambar Jaehyun saat menerima semua hadiah obat penyubur agar cepat mengandung itu. Dia pasti menjadi lebih pendiam. Johnny tidak tau kenapa, tetapi dia terlihat lebih stress saat mengkonsumsi semua itu.
"I am sorry, I just..." Suara Jaehyun bergetar dan kedua tangannya sudah menangkup wajahnya. Jika sudah berbicara dengan Johnny dia akan lebih emosional. Bagaimanapun dia itu mate nya. Alpha nya. Membuat dia kecewa dan marah adalah hal terakhir yang akan dia lakukan.
"Hei. Oh My God. Aku tidak marah dengan mu Jaehyun. " Johnny seketika panik dia memeluk pria yang dia cintai itu dan membawa kepalanya ke dada Johnny. Mencium surai pirang itu. Membisikan kata-kata untuk menenangkannya.
Mobil terus melaju , tidak terasa sudah berapa menit mereka lewati dengan posisi berpelukan dan akhirnya mereka sampai di Four Seasons Hotel tempat mereka menginap. Saat mobil berhenti Johnny tidak melepas juga pelukannya. Setelah dicubit barulah dia melepasnya. Tidak lupa mengucapkan terimakasih pada supir keluarga Liuwen, mereka turun dari mobil. Masuk ke hotel dan kembali ke kamar mereka. Setelah mengganti dengan sendal dalam Jaehyun melirik jam tangannya sebentar dan langsung merebahkan diri ke kasur dengan posisi terlentang. Dia mengeluarkan napas dengan keras dan menutup matanya sebentar. Beristirahat sebentar dari drama singkat tadi.
"Honey, sekarang jam lima lebih lima sore paling tidak dua jam lagi harus sudah di bandara." Jaehyun tidak membuka matanya ketika berbicara begitu. Tetapi yang diajak bicara tidak menjawab.
"AKKH John!" Jaehyun membuka matanya cepat.
Dari tadi badan tinggi besar suaminya itu sudah menindih diatas tubuhnya dan menciumi wajahnya. Sekarang sudah berani menggigit lehernya pelan, nakal sekali.
"Tujuh hari Jay, percayalah aku hampir mati kesepian." Jaehyun bisa mendengar suara pelan dari telinga kanannya. Sudah bertahun tahun tapi tetap membuat dia merinding.
"Kesepian ? Dikelilingi model-model tampan, cantik dan seksi kesepian ?" Jaehyun berbicara dengan nada menyelidik sambil mengusap rambut belakang coklat itu dengan tangan kirinya.
"Tidak ada yg setampan dan seseksi yang ini." Johnny memeluk tubuh tinggi berotot yang tertutup pakaian itu. Jaehyun kurusan , Johnny bisa merasakannya. Dia menatap wajah Jaehyun dari samping. telinga pucat kemerahan, pipi tembam dengan lesung pipi dalam , bulu mata panjang, hidungnya, bibirnya, semuanya seminggu tidak bisa dia lihat langsung dan kecup.
"Hmmh lebih dari Oh Sehun , supermodel yang mendadak pulang ke korea hanya demi di potret di majalah lokal tanpa alasan jelas." Jaehyun menoleh ke arah kanan. Terlihat sifat jahilnya dibalik tatapannya pada mata coklat muda suaminya.
"Hah.. Sayang.. tentu saja sepuluh kali lebih tampan" Johnny hampir tertawa. Matanya juga menatap mata yang melengkung seperti pelangi itu. Mereka sampai sedikit cekcok di video call hanya karena tiba-tiba Sehun datang saat mereka sedang berbicara, merangkul suaminya yang sedang duduk dan say Hi dengan Jaehyun. Kenapa sampai bisa dia jadi model adalah jauh sebelum minggu lalu pemimpin redaksinya bilang akan sangat keren kalau seorang Oh Sehun bisa kembali menjadi model majalahnya itu karena tepat pada edisi dimana lima tahun lalu dia menjadi model. Johnny iseng bilang bagaimana kalau dia bisa membuat Sehun menerima tawaran itu, kalau berhasil dia minta hari cuti, dan ternyata disanggupi oleh atasannya. Mereka tidak tau dulu si supermodel itu sempat menjadi kekasih Johnny Seo. Sejujurnya Johnny tidak yakin juga Sehun yang sibuk akan mau. Siapa sangka satu pesan singkat bisa membuat dia mau secara personal tanpa perlu berurusan dengan agensi nya. Johnny awalnya jadi panik sendiri tapi dia tetap jujur dengan Jaehyun. Berhari hari bekerja dengan mantan kekasih dan tinggal di tempat yang sama, untung saja Jaehyun suami yang pengertian.
"Hanya sepuluh kali?" Jaehyun memasang tampang kecewa.
"Oke seratus kali." Cup. Johnny mengecup hidungnya singkat.
"Mungkin, Seribu kali" Cup. Kecupan kedua di keningnya.
"Tidak, sepuluh ribu kali" Cup. Kecupan ketiga di pipi tempat lekukan lesung pipinya.
"Seju.. ah tidak, bagiku dibanding siapapun, kau tampan dan seksi tidak ada yang menandingi. Berkali-kali lipat tidak sanggup aku menghitungnya."
Johnny mengecup dan menghisap singkat bibir tipis bawah suaminya.
"Benarkah? Tidak ada di dunia ini selain aku ?" Jaehyun memegang satu sisi pipi suaminya. Tatapannya berapi menyala. Nafsu dan emosi lain bercampur campur. Dia paling suka jika Johnny memujinya, berbicara seolah fokusnya di dunia ini hanya ada pada dirinya. Berporos padanya.
"Yes Jay, you are best, the winner of my heart, the only one." Ditatapnya mata dan bibir Jaehyun bergantian. Cukup lama di matanya.
Bulu kuduk Jaehyun meremang ketika melihat tatapan Johnny. Matanya berkilat nafsu dan terasa benar aura posesif dan mendominasi. Jika suaminya itu hanya rindu seminggu. Jaehyun hampir gila. Seminggu tidak disentuh dengan kasih sayang sama sekali. Tidak dapat memuaskan hasratnya. Hanya bermodal satu baju kesayangan Johnny dia melakukannya sendiri sambil menciuminya dan menghirup wangi tubuhnya. Memalukan, sangat, tapi dia membutuhkannya.
Johnny memperpendek jarak antara bibir dan tubuh mereka. Kecupan lembut sekali dua kali, berubah menjadi hisapan lembut. Dua bibir menyesap dengan tempo yang lambat dan semakin cepat. Bibir mereka saling memagut semakin panas dengan tangan mereka yang sudah menelurusi tubuh orang yang dicintai. Jaehyun sudah menarik tengkuk Johnny agar lebih dalam menciumnya. Johnny mendorong sedikit dan mengertilah Jaehyun saat merasakan kecupan basah pada leher samping dan telinganya. Pada lehernya dan jakunnya. Akan tetapi dari semua itu yang paling membuat tubuhnya seakan bergetar dari ujung rambut sampai ke ujung kaki adalah saat Johnny menggesekkan bagian bawah mereka berdua.
"Eunghh... ddua jam. Dua jam John." Jaehyun mengingatkan Johnny akan waktu mereka yang hanya sedikit. Tetapi pinggulnya yang naik dan berusaha menggesekkan kedua kemaluan mereka yang masih berbalut celana itu berkata lain. Otak dan bagian bawahnya tidak sejalan.
"Kita makan malam di bandara. Tenang saja ada waktu." Johnny melepaskan vest Jaehyun dan kancing kemejanya dengan cepat. Melepaskan celana dan wifebeater nya. Semua dilempar asal dan Jaehyun cukup kewalahan. Johnny dengan cepat bangkit berdiri dan melepas semua bajunya. Jaehyun menjilat bibirnya dan menelan ludah melihat Johnny yang sudah lama tidak seperti itu. Akan tetapi dia merasa seperti ada sesuatu yang kurang. Sesuatu yang sangat penting.
Jaehyun ingin berbicara pada Johnny tetapi dia terhenti oleh lembutnya bibir Johnny sudah menciumi tubuhnya. Tangannya sudah menyapu menyentuh memijat dan meremas disana sini. Ketika dia merasakan sensasi basah dan geli di puting susu kanannya dan perihnya dua buah pipi pantatnya yang diremas sangat keras, bukan susunan kata-kata tapi teriakan dan desahan dengan nada berantakanlah yang keluar. Tidak ada pilihan selain meremas rambut Johnny agar jangan menjauh dia dari tubuh binal Jaehyun yang sudah menggeliat penuh nafsu. 'Hal sangat penting Seo Jaehyun ingatlah!, kau sampai lupa?' 'Jangan berhenti Johnny kau tidak tau setiap malam ketika sendiri, aku membayangkan kau melakukan ini' Seperti ada dua Jaehyun didalam pikirannya. Sisi nalar dan naluri alami. Hanya saja yang keluar dari mulutnya erangan dan lenguhan. Kemudian rasanya darah Jaehyun seperti tersirap ketika tangan besar sudah menyentuh dan mau memompa penis polosnya. Oh!
"John.. we need lube and protection." Jaehyun mendorong sedikit kepala Johnny dari selangkangannya. Dadanya naik turun karena napasnya tadi memburu karena adrenalin.
Terasa napas berat Johnny di kemaluan Jaehyun dan membuatnya sedikit geli.
"Sorry. Wait." Tidak dapat dibaca ekspresi wajah Johnny yang tidak tersenyum itu. Johnny lupa kalau Jaehyun sedang normal dan tidak heat jadi lubangnya tidak akan self lubricant.
"Shit I swear I buy it and put it in here" Terlihat jelas otot punggung dan pantat berisi Johnny bergerak gerak, tubuhnya tanpa benang sehelaipun sedang mengobrak abrik tas kulit jinjing dan seperti mencari cari sesuatu di dekat tas itu.
"Jangan bilang yang di kantong plastik hitam itu ? " Jaehyun memucat.
"Ya! Disitu kau menyimpannya ?" Johnny membalikkan badannya dan meletakkan satu tangannya di pinggang.
"Aku buang... aku kira sampah, karena disamping nya ada tabung pringles bekas dan botol minus kosong." Jaehyun menggigit bibirnya. Kebiasaannya membuang buang apapun yang dikiranya sampah.
Johnny menggelengkan kepalanya dan sekarang malah mencari sesuatu di tas Jaehyun.
"Kau tidak ada persediaan juga rupanya. Wait I think this will work Akan aku ganti dengan yang baru nanti." Johnny mengambil dan mengoleskan handcream Jaehyun yang selalu dia bawa kemana-mana itu ke sikut tangan bagian dalamnnya dan tidak terasa panas atau apapun jadi aman. Dia berjalan ke arah Jaehyun dan melakukan hal yang sama.
"Ta..tapi kondomnya Hyung ?" Jaehyun terlihat sedikit ketakutan. Oke dalam hati sangat takut. Itu yang penting. Tanpa lube dia berani tapi tidak tanpa kondom.
Johnny tidak memperdulikan kata-kata Jaehyun dan dia membalikkan tubuh pucat itu dan mendorong kakinya agar pantat sintal pucat itu menungging dan mudah terlihatlah holyhole nya. Johnny mengambil handcream dengan banyak dan melumuri di jarinya dan hendak dilakukan pada pantat suaminya, hanya saja tangannya di tepis.
" I forget my pill today, too dangerous too dangerous." Jaehyun menggelengkan kepalanya nada bicaranya benar benar despetrate.
Johnny mencengkram paha pucat itu dengan terlalu keras.
"Aku akan keluar diluar tenang saja." Johnny berusaha mengatur emosinya, dia sudah terlalu terkontrol oleh hormon Alpha nya sudah tidak bisa menunggu lagi. Dia sexual frustrated seminggu.
"Bagaimana kalau tidak bisa nanti..akkh... kumohon jangan.. eunghh Youngho hentikan Youngho!" Kekuatan Jaehyun besar tapi Johnny lebih besar lagi, dia berusaha melepaskan jemari yang merenggangkan rongga ketat di pantatnya itu. Jaehyun berteriak, memanggil Johnny dengan nama korea nya, digunakan hanya ketika dia kesal marah.
"Aku tidak mau begini please stop!"
"KAU MENOLAKKU JAEHYUN" Johnny Seo, suami hangat yang dari mulutnya selalu keluar canda ,rayuan dan rengekan manja membentak dengan sangat keras mengagetkan Jaehyun dan dirinya sendiri. Tangan besar itu membalik tubuh tinggi Jaehyun dengan kasar dan keras.
Pupil mata coklat itu melebar. Darah Johnny terasa mendidih. Alpha nya murka.
"Did you just refuse your Alpha, Jung Jaehyun. TATAP AKU!" Keheningan di kamar hotel itu tapi tensi emosi diantara mereka mencekam. Johnny jarang menggunakan Alpha Voice. Paling dulu saat dia melihat Chenle bermain helicopter remote control barunya , yang kemudian lepas kendali dan hampir mengenai kepala Jaehyun yang sedang menunduk karena memeriksa handphone nya, dia terpaksa berteriak MERUNDUK dengan Alpha Voice nya hanya agar reaksi Jaehyun cepat. Membuat Jaehyun kaget dan merunduk dengan sangat cepat tanpa sadar.
Jaehyun bisa mendengar jelas didalam kepalanya suara tajam dan menggelegar Johnny. Marah, sangat marah, terkejut tidak percaya, benci, merasa terhina, dan sedikit rasa sedih yang berusaha diredam. Dia sudah terdiam tidak membeku karena bergetar sekujur tubuhnya dan berdiri bulu kuduknya. Dia tidak pernah merasa setakut ini sebelumnya. Teman-teman suaminya bilang bahwa Johnny itu terkenal memiliki aura mengintimidasi dan sangat menakutkan ketika marah, Jaehyun tidak mengerti dari sisi mana beruang manja ini menakutkan. Ternyata seperti ini, rasanya seperti membuat marah singa besar. Jemari tangan dan kaki Jaehyun sudah bergetar melengkung. Dia rasanya ingin pipis diatas tempat tidur itu sangking takutnya. Lebih takut lagi saat melihat mata suaminya yang berbeda dari biasa.
"JAWAB." Johnny sudah mencengkram kedua bahu Jaehyun dengan sangat kuat sampai kemerahan kulit pucatnya, mengangkatnya sedikit sehingga sedikit terangkat punggungnya dari tempat tidur.
"Kkkh..." Jaehyun membuka mulutnya tapi bukan suara manusia yang terbuat. Seperti ludahnya tersangkut ditenggorokan. Dia frustasi , harus mengikuti perintah tetapi tubuhnya terlalu ketakutan. Disni baru Jaehyun merasa ketidakberdayaan dirinya sebagai Omega. Bagaimanapun Johnny memperlakukannya equal tapi disaat seperti ini dia sadar betapa kecil dan lemah dirinya yang secara fisik sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan Johnny. Ini adalah pertarungan mental yang dia memang pasti kalah. Masih beruntung kalau hanya kalah, tidak lebam tubuh dan wajahnya setelah ini. Karena menolak mate itu adalah suatu hal terlarang dan tidak ada perlakuan yang lebih merendahkan bagi seorang Alpha dari ditolak dengan seorang omega yang adalah mate nya.
Gedung yang terbakar api bisa selamat dengan siraman air pemadam kebakaran. Bagaimana dengan hati yang terbakar amarah ? Bisa dengan berbagai cara padamnya. Untuk Johnny Seo yang sedang terbakar ternyata melihat buliran air yang keluar dari mata ketakutan Jaehyun yang mengalir di pipi tembam hingga meluncur jatuh dari dagu dapat memadamkan semuanya. Suaminya bukanlah tipe cengeng yang sedikit-sedikit menangis mengiba kasihan seperti banyak mantan kekasihnya. Dia cool disetiap menghadapi berbagai masalah. Sadarlah pria kelahiran Amerika itu, betapa dia sudah berubah menjadi monster yang bukan dirinya.
"Ma..maaf, maaf." Disela sela napas yang tercekat, terdengar suara yang menyedihkan. Jaehyun yang merasa kemarahan Johnny berkurang bisa memiliki ruang untuk berbicara. Jika dia harus mengulang kata itu seperti kaset rusak semalaman maka akan dia lakukan. Dia takut Johnny membenci dirinya atas kelakuan kurang ajarnya. Dibenci rasanya akan seperti vonis mati. Dia merasa cengkraman di bahunya melemah dan lepas.
Jaehyun dapat melihat mata Johnny kembali normal. Dia mundur dan terlihat menyesal atau kebingungan entahlah. Hanya yang keluar dari mulutnya setelah ini yang membuat kepala Jaehyun terasa seperti dihantam batu besar.
"Useless" Ucap Johnny pelan seperti berbisik, tetapi dapat didengar oleh Jaehyun karena heningnya kamar itu.
Johnny turun dari tempat tidur, berjalan cepat memungut dan memakai baju nya sembarangan dan keluar dari kamar hotel itu. Meninggalkan Jaehyun sendiri. Suaminya yang sudah lemas dan tumpah air matanya karena dikatai sebagai mate yang tidak berguna.
[1] 婶婶 (shěnshen) istri dari saudara laki laki ayah
[2]叔叔 (shūshu) adik laki-laki ayah
[3]姑丈 (gūzhàng) istri dari saudara perempuan Ayah
Halo semua, ka daun kembali dengan tidak elit. Jangan ngomel ngomel dulu. baca dulu
1. Mau minta maaf atas tidak update2nya fanfic lain dala waktu lama, karena ka daun habis liburan ke kr 2 minggu dan semua terbengkalai
2. Tenang fanfic ini sudah sampai akhir di draft kerangka (sudah ada ending dan plot tapi belum lengkap) jadi ga perlu takut bakal ngegantung kayak yg lain. I
3. fanfic lain *selain oh daddy ya bcs itu pan sesuka ati gua hahay* akan diusahakan I will try to finish but pls understand I have my own life and something called writer block.
4. Gua pulang dr kr hampir drop NCT #plak karena personal reason pokoknya kalau ga ada johnjae ga tau deh. Lalu setelah nyasar di fanmeet SF9 jadi seneng ama mereka and this fanfic kalau alergi ama karakter yg mungkin bukan fandom kalian ga maksa buat baca.
5. This fanfic will contain topik yang sangat sangat sangat sangat sangat sensitif , dan akan sangat berbeda dengan semua mpreg mpreg yg kalian baca di fandom NCT.
6. Tolong berikan dukungan dengan ketik REG_ eh salah , beri dukungan, belaian kasih sayang, komentar, fav dan follow juga akan membuat gua bahagia.
