\(*.*)/

Yaoi story, based on Yunho X Jaejoong Couple.

For my fellow YunJae Shipper...

Feel free to read.

.

Jingle Bubble

Sekuel of YOUR VOICE

"MAGENTA"

.

Chapter 1

.

.

.

2 Years Later

Semilir angin menerbangkan daun-daun yang gugur di tanah pemakaman itu. Tanah yang luasnya hingga menyamai lapangan baseball itu terlihat lenggang. Hanya ada dua orang namja berpakaian jas rapi terlihat sedang mengunjungi sebuah makam yang ada di sana.

Namja yang memiliki tubuh tinggi besar dan bermata musang itu terlihat berjongkok di depan salah satu nisan. Diletakanya sebuket bunga lily putih di atas batu nisan itu, dirabanya permukaan batu marmer tersebut.

"Boo bagaimana kabarmu?" ucapnya sendu.

Setitik air mata mengalir di pipi namja tampan itu. Mata yang dulunya adalah milik kekasih hatinya….

.

.

.

Sehari setelah Yunho bisa melihat

"Taeyang-ah aku ingin berterima kasih pada pendonor mata ini. Bisakah kau mengantarkanku?"

Deg

Setiap orang di ruangan itu langsung terdiam kaku mendengarnya. Semua keluarga Jung sudah tahu jika Yunho mengetahui perihal Jaejoong.

"Yunho-ah" bisik Mrs Jung.

"Umma…" Changmin menggelengkan kepalanya.

"Apa yang kalian sembunyikan dariku?" ucap Yunho mulai gelisah.

Semua orang di ruangan itu terdiam kembali. Beberapa saat kemudian Mrs Jung kembali bersuara.

"Mian Yunho-ah tapi pemilik mata itu sudah meninggal. Dia mengalami kecelakaan sebelum proses operasimu di lakukan. Sebelum dia meninggal dia memutuskan untuk mendonorkan matanya kepadamu. Kau mengenal namja itu Yunho-ah"

Mrs Jung mengambil nafas~

"Namja itu adalah Kim Jaejoong"

JDERR

Yunho membelalakan matanya. Ania. Tidak mungkin!

Grepp

"Umma pasti bohong kan? KATAKAN UMMA BERBOHONG!" teriak Yunho sambil mengguncangkan tubuh ummanya.

"Umma tidak berbohong" ucap Mrs Jung sedih.

Tidak mungkin. Yunho berteriak sekuat tenaganya, dihancurkannya semua barang yang ada di ruangan itu. Changmin, Mr Jung dan Taeyang berusaha menghentikannya namun namja beruang itu sangat kuat. Ruangan pasien itu langsung berubah seperti kapal pecah. Yunho baru berhenti ketika dokter datang dan menyuntiknya dengan obat penenang.

.

.

.

Keesokan harinya Yunho mengunjungi makam Jaejoong dan menangis meraung-raung di sana. Semenjak itu hubungan Yunho dan Mrs Jung menjadi memburuk. Yunho bahkan tidak mau berbicara pada ummanya selama berbulan-bulan. Namun atas bujukan halmoni Jung namja musang itu sedikit melunak. Meskipun hubungan mereka tetap tidak membaik.

.

.

.

"Sajangnim sudah waktunya anda menghadiri rapat dengan Mr Daniel"

Yunho menyeka air matanya dan mulai berdiri. Dipandangnya tempat peristirahatan istrinya tercintanya itu sebentar kemudian beranjak pergi.

"Kajja"

.

.

.

.

Jung Yunho. Namja 30 tahun itu memandang ke luar mobil. Dilihatnya pohon-pohon mulai meranggas dan menggugurkan daun-daun mereka di musim ini, menambah kesan sendu di hati namja tampan itu.

"Taeyang-ah"

"Ne sajangnim"

"Apakah kau sudah menemukan pengganti Tiffany?"

"Belum sajangnim. Namun saya sudah menerima banyak lamaran. Rencananya selasa depan saya akan mewawancarai mereka. Anda bisa datang jika berkenan"

"Baiklah"

Yunho kembali memandang ke luar jendela mobil. Entah apa yang dipikirkan namja Jung itu. Oh ya tentang Tiffany, chin-gu masih ingat? Dia adalah sekretaris Yunho yang beberapa waktu lalu mengundurkan diri karena sudah menikah. Sebentar lagi Taeyang juga akan membantu pelebaran sayap perusahaan Jung di Amerika, jadi Yunho memang memerlukan seorang sekretaris yang baru.

.

.

.

.

"Ungghhh Changmin-ssi…"

"Hm?"

"Hentikan jaebal.."

Changmin tidak memperdulikan ocehan kekasihnya dan tetap melanjutkan pekerjaannya menciumi pundak Kibum. Mereka sedang ada di apartemen Kibum, namja white itu sedang membantu Changmin dengan proyek kuliahnya. Namun namja food monster yang memeluknya dari belakang itu tidak mau berhenti mengganggunya dari tadi.

Pasangan aneh itu sudah berpacaran selama kurang lebih dua tahun. Tapi sepertinya Kibum masih malu dan canggung terhadap Changmin yang tiga tahun lebih muda darinya. Tidak seperti Changmin yang selalu blak-blakan menunjukan rasa sukanya.

Kibum menghentikan kegiatanya ketika merasakan tangan besar Changmin merambat masuk ke dalam kaosnya dan mulai membelai perutnya yang rata. Mereka memang belum melakukan hubungan yang lebih intim dari sekedar ciuman. Entah mengapa Kibum merasa belum siap, dia termasuk tipe yang kolot. Namun dia juga maklum dengan kebutuhan Changmin yang masih dalam fase penasaran dan hormon mudanya yang meledak-ledak.

"Changmin-ssi hentikan" ucap Kibum serius.

Ck. Namja jangkung itu berdecak sebal, selalu saja seperti ini. Changmin melepaskan pelukannya dan beranjak mengambil tasnya yang ada di sofa.

"K-Kau mau kemana Changmin-ssi?"

"Pulang. Untuk apa aku di sini jika kau selalu cuek padaku? Dan bisakah kau tidak memanggilku dengan embel-embel ssi? Aku sudah bukan muridmu lagi Bummie. Kenapa sulit sekali untukmu melakukan hal sepele seperti itu? Aku jadi bertanya-tanya apakah kau pernah berusaha untuk mencintaiku?"

Namja yang baru berumur 20 tahun itu tersenyum miris. Kibum memang menerima cintanya dan berjanji akan berusaha untuk mencintainya. Tapi hubungan mereka sudah berjalan dua tahun dan tidak ada perkembangan pada hubungan mereka. Hal ini membuat Changmin gundah, dia takut Kibum hanya mempermainkanya.

"Aku pulang"

Changmin melangkah keluar dari apartemen itu. Sedangkan Kibum hanya memandang kepergian Changmin dengan pandangan sendu. Dirinya memang tidak pintar dalam berekspresi.

.

.

.

.

Jung Corp

Seorang yeoja bertubuh mungil terlihat berjalan santai menuju ruangan direktur. Bunyi sepatu high heels miliknya memenuhi ruangan. Setiap karyawan membungkukan badan kepadanya karena ayah dari yeoja mungil itu adalah share holder terbesar di Jung Corp. Sehingga dirinya sangat diperlakukan istimewa di sana. Yeoja itu tersenyum kepada setiap orang yang ditemuinya membuat dimple di pipi kirinya terlihat.

Cklek

"Yunho-ah"

Namja Jung itu menoleh ke arah pintu dan tersenyum.

"Boa-ah kau sudah datang? Masuklah"

Yeoja yang dipanggil Boa itu tersenyum dan melangkah masuk ke ruangan presiden Jung itu. Boa duduk di depan meja kerja Yunho.

"Hm aku langsung ke sini setelah selesai bertemu dengan Mr Bae"

"Oh begitu. Bagaimana hasilnya? Apakah Mr Bae setuju dengan proposal yang kau ajukan?"

"Hhhh~ molla Yunho-ah, ahjussi itu sedikit alot"

Yunho tersenyum melihat sahabatnya yang terlihat lelah "Sabar Boa-ah kau pasti akan mendapatkan kata deal darinya. Oh ya aku masih harus menandatangani berkas-berkas ini, bisakah kau menungguku sebentar?"

'Aku akan menunggumu Yunho…sampai kapanpun' batin Boa miris.

Sudah dua tahun ini Boa mengenal Yunho. Mereka bertemu ketika ayah Boa mengundang Yunho ke pesta pernikahan Mr dan Mrs Kwon. Saat itu juga Boa langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Perlahan tapi pasti, yeoja itu mulai melakukan pendekatan pada Yunho. Akan tetapi semua usahanya nihil karena namja tampan itu selalu menolak pernyataan cintanya. Terlebih lagi dia juga mengetahui jika status Yunho masih suami orang.

Boa juga mengetahui jika Yunho tidak mencintai istrinya Park Karam. Sehingga dia merasa masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan hati namja tampan itu. Meskipun seringkali dia merasa rendah sebagai penggoda suami orang, Boa tetap bertahan.

"Boa!"

"Ah n-ne?"

"Kenapa kau melamun? Kubilang tunggu sebentar okay, kau bisa beristirahat dulu ne?"

"Oh tentu saja Yunho-ah, santai saja" ucap Boa.

Yeoja berambut panjang itu berjalan menuju sofa empuk yang ada di ruangan Yunho dan menghempaskan tubuhnya di sana. Dipandanginya wajah tampan namja pujaanya yang sedang serius dengan pekerjaanya. Boa tersenyum, setidaknya dia bersyukur karena saat ini hanya dirinya yang selalu ada di sisi Yunho. Boa berharap suatu saat Yunho akan berpaling kepadanya…

.

.

.

.

Gimpo Airport, South Korea

Di bagian kedatangan penumpang luar negeri terlihat pasangan suami istri yang baru saja turun dari pesawat. Sang suami terlihat tampan dengan setelan jas abu-abu yang sangat pas di tubuhnya. Sedangkan istrinya memakai pakaian kasual yang simple namun tetap terkesan elegan membungkus tubuhnya yang ramping.

Pasangan itu adalah Mr dan Mrs Jung, mereka baru saja pulang dari Jepang. Karena besok mereka harus menghadiri sebuah acara di Korea. Mr Jung mendapatkan penghargaan sebagai pebisnis terbaik di tahun ini sehingga mendapatkan gelar pebisnis paling berpengaruh di negeri ginseng itu. Penghargaan itu akan diberikan langsung oleh perdana menteri Korea sehingga tidak bisa diwakilkan.

"Yeobo gwenchana?"

Mr Jung memperhatikan istrinya yang terlihat pucat. Mrs Jung memang udah merasa tidak enak badan dari kemaren tapi dia masih tetap bersikeras menemani suaminya pulang ke Korea.

"Gwenchana"

Mrs Jung tersenyum lembut pada suaminya. Mereka berjalan menuju pintu keluar airport dan menuju lobi depan dimana Seungri sudah menunggu dengan beberapa orang bodyguard. Mereka sudah akan memasuki mobil ketika tubuh Mrs Jung tiba-tiba oleng.

"Yeobo!"

Mr Jung langsung menangkap tubuh istrinya. Seungri dan beberapa bodyguard langsung berlari mendekati pasangan Jung tersebut

"Seungri-ssi tolong siapkan saja mobilnya kita langsung ke rumah sakit. Dan kalian tolong bawakan barang-barang kami"

"Baik Tuan" ucap mereka serempak

Mr Jung langsung menggendong tubuh ringan istrinya menuju mobil. Mrs Jung terlihat sangat pucat dan sesekali meremas perutnya menahan sakit.

.

.

.

.

Yunho POV

Kwon Boa. Anak tunggal keluarga Kwon yang memiliki pengaruh besar bagi perusahaan Jung. Pertama kali bertemu dengannya aku hanya berusaha untuk bersikap sopan sehingga hubungan kedua perusahaan tetap terjaga dengan baik. Namun setelah kami berkenalan ternyata kami memiliki banyak kesamaan sehingga kami terus bersahabat hingga saat ini.

Suatu saat Boa mengatakan jika dia mencintaiku. Aku memang menceritakan tentang semua masalah hidupku padanya, karena kami begitu dekat. Tapi aku tidak menyangka jika dia mengartikanya lain. Semua kebaikanku diartikan sebagai rasa sayang seorang pria terhadap lawan jenisnya. Namun bagiku itu tidak lebih dari perhatianku sebagai seorang sahabat.

Aku menolaknya.

Dan aku sungguh bersyukur karena dia mau mengerti. Aku tidak ingin persahabatan kami ini rusak karena masalah percintaan. Karena sampai kapanpun hatiku akan tetap menjadi milik namja itu. Namja jahat yang meninggalkanku sendirian di dunia ini. Namja yang sangat kucintai.

My other half, Jung Jaejoong.

Hingga beberapa waktu ini entah mengapa aku merasakan sesuatu yang berbeda. Aku takut. Aku tidak ingin menghianatinya. Namun segala perhatian yang Boa berikan membuat hatiku menghangat. Pada dasarnya Boa adalah sosok wanita yang sangat menarik, pintar dan baik. Dia tidak pernah menyerah untuk mendapatkan hatiku dengan cara yang lembut. Dia tidak pernah memaksa sehingga aku merasa nyaman di dekatnya. Entah sampai kapan aku dapat bertahan dengan keadaan ini.

Boojae…apa yang harus aku lakukan?

"Yunho-ah handphone-mu berbunyi" ucap Boa.

Mereka baru saja pulang dari berbelanja perlengkapan kebutuhan rumah tangga dan bahan makanan untuk Yunho. Jika orang awam melihatnya, mereka seperti sepasang suami istri yang sedang menghabiskan waktu berbelanja bersama.

"Biarkan saja, hanya Changmin. Paling-paling dia akan mengeluh tentang pacarnya lagi. Aku bosan mendengarnya" ucap Yunho santai.

Changmin memang sering menceritakan kisah cintanya dengan Kibum. Pertama-tama Yunho mencoba menjadi kakak yang baik dengan mendengarkan seluruh keluh kesah namja jangkung itu. Tapi lama-lama Changmin menjadi tergantung padanya. Pernah suatu saat di tengah malam Yunho harus terbangun dari tidurnya hanya untuk mendengarkan Changmin yang sedang menyombongkan diri karena telah berhasil mencium Kibum. Its so annoying!

Mereka tiba di apartemen Yunho pukul 7.15 malam. Yunho langsung mengambil barang belanjaan dan berjalan memasuki lift.

Pip pip pip

Cklek

"Meoong~"

Kedatangan mereka langsung disambut oleh seekor kucing abu-abu yang langsung menggesekan tubuhnya di kaki Yunho. Kucing yang dulunya sangat imut itu telah berubah menjadi kucing remaja yang cantik seperti pemiliknya. Yunho mengambilnya dan membawanya ke dalam pelukanya.

"Wae Jiji-ah~ kau lapar?" tanya Yunho.

"Meong~"

"Hahaha sebentar ne?" ucap Yunho sambil meletakan barang belanjaan di meja dapur.

"Anyeong Jiji-ah~"

Boa mengulurkan tanganya mencoba mengelus kepala kucing itu. Tapi kucing bermata besar itu langsung mendesis hingga bulu-bulunya berdiri dan meloncat dari pelukan Yunho menuju kamar namja musang itu.

"Ah dia memang tidak pernah suka padaku" ucap Boa sedih.

"Ania Boa-ah. Kucing itu memang sedikit nakal. Dia hanya mau dipegang olehku dan…"

Yunho tidak menyelesaikan ucapanya membuat Boa memandang Yunho penuh tanya.

"Ah lupakan saja aku akan memberi makan Jiji sebentar, kau santai saja di ruang TV"

"Ania Yunho-ah aku akan memasak untuk makan malam saja" ujar Boa riang.

"Baiklah kalau begitu" ucap Yunho tersenyum.

.

.

.

.

Bolero Hospital

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" kata Mr Jung.

"Istri anda mengalami kelelahan dan telat makan yang menyebabkan ususnya sedikit luka. Jadi untuk sementara ini Mrs Jung hanya boleh makan bubur dan minum dengan air hangat. Untuk obatnya bisa anda tebus di apotik rumah sakit. Untuk tiga hari ini Mrs Jung harus diopname"

"Baik dokter"

Mr Jung menghela nafasnya dan berjalan menuju istrinya yang terbaring lemah di ranjang pasien.

"Kau mendengarnya kan? Sudah kubilang untuk tidak memasaksakan diri"

"…"

"Hahh aku tidak ingin kau sakit sayang. Aku sangat membutuhkanmu arraso?"

"Ne Mr Jung~" Mrs Jung mencium punggung tangan suminya yang sedari tadi dia genggam.

Mr Jung tersenyum. "Aku sudah menghubungi Changmin tadi. Mungkin sebentar lagi dia akan ke sini dengan Yunho"

Mendengar nama anak sulungnya disebut, raut muka Mrs Jung langsung berubah. Gurat kesedihan terpancar dari wajah cantiknya. Jung Hankyung menyadari hal itu.

"Yeobo kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya saja?"

"Sudahlah Hannie. Kita sudah membahasnya berkali-kali"

Mr Jung memandang mata istrinya yang sudah berkaca-kaca. Dibawanya tubuh istrinya ke dalam pelukanya. Sesekali diciumnya puncak kepala istrinya dengan lembut

'Mianhae, bersabarlah sedikit lagi. Aku berjanji akan mengembalikan keluarga kita yang bahagia' batin Mr Jung.

.

.

.

.

Yunho dan Boa tengah menikmati acara makan malam mereka. Sesekali mereka membincangkan tentang masalah perusahaan dan rencana pengembangan Jung corp.

Kadang Yunho mengernyit merasakan kimchi jiggae kesukaanya yang terlalu asin. Tapi Yunho tetap memakanya, karena Yunho tahu jika Boa baru beberapa bulan yang lalu belajar memasak hanya untuk dirinya.

Setelah selesai mereka mencuci piring bersama. Pada saat itu Yunho melihat Boa mengenakan apron milik istrinya. Boa yang merasa diperhatikan menoleh ke arah Yunho yang memandangnya kosong. Yeoja itu berpikiran bahwa Yunho sedang terpesona padanya sehingga dia langsung mengeluarkan senyumnya yang paling manis.

Yunho merasakan matanya panas. 'Ania Yunho-ah dia sudah mati' batinya menjerit.

Boa yang melihat gelagat Yunho yang aneh beranjak mendekat. Dibelainya pipi Yunho hingga mendongakkan kepalanya, pandangan mereka bertemu.

Entah keberanian dari mana Boa semakin mendekatkan tubuhnya ke tubuh namja musang itu. Kakinya berjinjit dan mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Yunho yang sexy. Boa memejamkan matanya ketika…..

"Hyung!"

Kedua orang yang hampir berciuman itu tersentak kaget dan langsung menjauhkan tubuhnya masing-masing. Boa langsung menunduk dengan muka merah padam sedangkan Yunho hanya memandang adiknya dengan malas.

"Apa?"

Changmin memandang tajam kedua orang yang ada di depannya.

"Apa yang kalian lakukan? Kenapa hyung tidak mengangkat teleponku?"

"Aku sedang sibuk tadi"

"Sibuk apa? Sibuk bermesraan dengan yeoja ini?" ucap Changmin mengejek.

"Minnie!"

"WAE?! Bisa-bisanya hyung berbuat seperti ini padahal hyung masih punya istri! Dan kau nona Kwon! Apakah kau tidak punya malu terus mengejar suami orang?"

"Jung Changmin!" bentak Yunho.

"Aku menghubungi hyung dari tadi! Umma pingsan dan sekarang ada di rumah sakit, kita harus kesana" ucap Changmin kesal.

"..…"

"Hyung!"

"Kau pergilah dulu" lirih Yunho.

Changmin mengatupkan rahangnya keras, tanganya mengepal, emosinya memuncak.

Tap tap tap

BUAGH

"Kyaa Yunho-ah!" Boa langsung menghampiri Yunho yang tersungkur di lantai.

"Pukulan itu masih belum seberapa dibandingkan dengan apa yang umma rasakan. Dari aku kecil aku selalu merasa jika umma lebih sayang hyung daripada aku! Aku juga benci jika hyung selalu mengejekku bahwa umma lebih sayang padamu! Aku selalu mengalah untukmu dan mencoba untuk menerimanya"

"Tapi sekarang semuanya terbukti! UMMA MEMANG LEBIH SAYANG PADAMU! Kau tidak pernah tahu seberapa besar pengorbanannya untukmu! Dan sekarang kau memperlakukannya seperti ini?! FUCK YOU HYUNG!"

Namja jangkung itu melangkah pergi keluar dari apartemen itu. Ditendangnya sebuah guci hias yang ada di ruang tamu hingga pecah berkeping-keping.

"Yunho-ah gwenchana?"

Suara yeoja itu bergetar karena ketakutan. Keluarga Jung memang akan berubah mengerikan jika sedang marah.

"Gwenchana, mian aku tidak bisa mengantarmu. Bisakah kau meninggalkanku sendiri?"

"N-Ne. Aku pulang sekarang kalau begitu"

Boa langsung mengambil tasnya dan beranjak keluar dari apartemen itu. Yunho masih bisa merasakan pipinya berdenyut sakit. Sebenarnya namja musang itu tahu jika Changmin akan memukulnya. Pengalamannya selama bertahun-tahun di bidang aikido juga memudahkannya untuk mengelak, tapi nyatanya dia tidak melakukanya.

Yunho bangkit dari lantai dan menuju kamarnya. Dilihatnya Jiji yang sudah bergelung nyaman di atas kasur empuk miliknya. Namja musang itu kemudian membaringkan tubuhnya di samping kucing abu-abu itu.

Selama beberapa tahun ini Yunho memang telah berubah menjadi anak durhaka. Secara tidak langsung Yunho selalu menyakiti ummanya dengan tindakan dan perilakunya yang egois. Namja tampan itu melakukannya karena dirinya merasa jika ummanya adalah penyebab kematian istrinya.

Setelah diselidiki ternyata memang istrinya meninggal murni karena kecelakaan. Tapi ketika Yunho ingin mencari data tentang istrinya itu data-data itu menghilang seperti ditelan bumi.

Mrs Jung beralasan jika data-data itu hanya akan membuat Yunho selalu teringat pada Jaejoong, jadi dia memusnahkannya. Yunho bahkan masih belum tahu rupa istrinya sendiri hingga sekarang. Mulai saat itu hubungan Yunho dan Mrs Jung mulai memburuk.

Yunho memejamkan matanya lelah. Ingin rasanya dia menyusul istrinya namun sebuah tanggung jawab membuatnya selalu berpikir ulang. Nanti….jika tanggung jawab itu sudah selesai mungkin namja Jung itu akan menyusul istrinya…

.

.

.

.

Changmin berjalan cepat menuju ruangan tempat ummanya dirawat. Setelah bertanya kepada seorang perawat yang bertugas, namja jangkung itu mendapatkan informasi jika ummanya dirawat di kamar bagian selatan rumah sakit.

Cklek

Changmin memasuki kamar rawat itu. Mr Jung tengah tertidur di sofa, ummanya sedang mengobrol dengan bibi Jang dan seseorang. Rambut hitam legam itu, kulit seputih salju, dan siluet yang ramping.

"Kibum…"

Namja cantik itu menoleh. Dipandangnya kekasihnya yang tengah melihatnya penuh tanya.

"Kenapa kau disini?"

"Umm t-tadi aku mengunjungi bibi Kim karena keadaanya tiba-tiba kritis. Saat itu aku melihat Mrs Jung di kamar ini jadi aku sempatkan untuk mampir"

Namja food monster itu diam sambil memandang kekasihnya yang terlihat kikuk. Kekasihnya itu selalu seperti itu setelah mereka bertengkar. Kibum selalu merasa bersalah dan canggung.

Lihatlah tubuhnya yang bergerak gelisah, kepalanya menunduk, dan tangan putihnya yang meremas ujung kaosnya hingga lusuh. Hahh~ bagaimana bisa Changmin tetap marah jika disuguhi pemandangan seperti itu.

Cup

"Arraso, gumawo ne?" senyum namja pemilik deer eyes itu.

Kibum merona tingkat dewa ketika Changmin mencium keningnya di depan banyak orang. Meskipun semua keluarga Jung sudah mengetahui hubunganya dengan Changmin, tapi tetap saja….

"Yah Minnie apa kau tidak malu bermesraan di depanku dan bibi Jang?" kata Mrs Jung angkuh.

"Ah wae? Umma dan appa bahkan pernah melakukan hal yang lebih parah di mobil yang parkir di garasi. Umma pikir aku tidak tahu?" ejek Changmin.

Wajah cantik Mrs Jung langsung memerah sempurna. Dilemparkanya sebuah bantal ke arah Changmin yang langsung ditangkap oleh putra bungsunya dengan baik. Changmin tertawa keras yang langsung mendapatkan hadiah jitakan dari Mrs Jung.

"Appamu masih tidur, jangan berisik" ucap Mrs Jung galak.

"Ne umma~"

"Sekarang kau antarkan Kibum pulang ini sudah malam"

Mrs Jung menoleh ke arah Kibum dan tersenyum.

"Gomawo Kibum-ah sudah menyempatkan diri untuk mengunjungiku"

"Sama-sama Mrs Jung"

"Jja aku akan mengantarmu"

Changmin meraih tangan Kibum dan membimbingnya keluar dari ruangan itu. Mereka berjalan menuju parkiran tempat mobil Changmin berada. Selama perjalan menuju apartemen Kibum, mereka kembali terdiam. Hingga setengah jam kemudian mereka sampai tempat tujuan.

"Jja masuklah, besok aku akan menjemputmu ke kampus"

Changmin beranjak dari pintu apartemen itu namun sebuah tangan halus menahannya.

"Minnie~"

Namja tiang itu membelalakan matanya dan menoleh pada kekasihnya yang kini sibuk menunduk malu dan menggigit bibir merahnya. Baru pertama kali ini namja cantik itu memanggilnya begitu.

"Umm m-masuklah dulu" ucap Kibum malu.

Namja cantik itu tahu jika kekasihnya sedang ada masalah. Terlihat dari aura Changmin yang muram, meskipun dia selalu tertawa. Anak bungsu keluarga Jung itu memang pandai menyembunyikan perasaannya.

Changmin menurut dan mengikuti Kibum yang membawanya ke ruang santai. Mereka duduk di atas sofa yang lebar dan empuk. Suasana menjadi hening…hingga beberapa saat kemudian Kibum mulai membuka suara.

"Aku tahu kau sedang ada masalah, jika kau mau kau bisa menceritakannya padaku" ucap Kibum hati-hati

Changmin merasa hangat, kekasihnya itu memang sangat mengerti dirinya. Walaupun kadang-kadang Kibum sulit dalam berekspresi, namja cantik itu selalu tahu jika ada yang tidak beres dengan Changmin.

Kibum terkejut ketika Changmin merebahkan kepalanya di pangkuannya dan memeluk erat perutnya. Namja jangkung itu tampak menikmati aroma tubuh Kibum yang menenangkan. Sedangkan Kibum hanya membiarkan Changmin berbuat semaunya, asalkan hal itu membuat namja tinggi itu merasa lebih baik. Perlahan tangan Kibum membelai surai Changmin lembut dan menyisirnya dengan jemari lentiknya.

"Umma selalu melakukan itu jika aku sedih" ucap Changmin melepaskan pelukanya dan merubah posisinya menjadi terlentang

Kibum masih terus membelai rambut Changmin sembari memandang wajah tampan kekasihnya.

"Sejak aku kecil umma selalu memanjakanku, setiap aku meminta sesuatu dia pasti akan langsung memberikanya. Meskipun sikapnya sangat angkuh tapi aku tahu jika dia sayang padaku. Dia hanya sulit untuk menyatakan rasa sayangnya secara gamblang. Mirip denganmu, mungkin itu salah satu alasan aku jatuh cinta padamu."

Tangan Changmin terangkat ke atas kemudian membelai pipi Kibum yang sudah merona.

"Tapi meskipun umma sayang padaku aku merasakan rasa sayang itu sangat berbeda dengan rasa sayangnya yang diberikan kepada Yunho hyung. Umma selalu memberikan yang terbaik pada Yunho hyung, dia juga selalu membanggakan kehebatan Yunho hyung ke semua orang.

Hal itu membuatku berjuang keras untuk menjadi yang terbaik. Namun umma tidak pernah memandangku seperti caranya memandang hyungku. Jika kebetulan aku dan Yunho hyung menginginkan hal yang sama maka sudah dapat dipastikan hyungku yang akan mendapatkanya. Setelah itu dengan angkuhnya Yunho hyung akan mengejekku jika umma lebih sayang padanya. Hal itu selalu sukses membuatku menangis dan melapor pada appa hehe~" Changmin tersenyum sendu.

"Seiring berjalanya waktu appa mulai menceritakan kehidupan keluarga Jung sebelum sukses seperti ini. Dan aku tahu semua penderitaan Yunho hyung ketika masa kecilnya, mungkin aku sendiri tidak akan bisa membayangkan jika posisiku seperti Yunho hyung. Aku jadi mengerti kenapa umma lebih sayang padanya. Mulai saat itu aku mencoba untuk menerima semuanya"

"Tapi aku tidak suka melihat sikap Yunho hyung yang sekarang. Dia memperlakukan umma seperti musuh, aku yakin umma jatuh sakit karena memikirkan Yunho hyung. Semua ini karena namja bernama Park Karam itu muncul, kenapa namja jalang itu tidak menghilang saja. Dan sekarang ada lagi seorang yeoja tak tahu malu yang mendekati hyungku. Parahnya lagi Yunho hyung terlihat mulai nyaman di dekatnya. Aku lelah Bummie…aku lelah…"

Kibum menghentikan kegiatanya mengelus rambut Changmin dan memandang wajah letih kekasihnya dengan sedih. Perlahan namja cantik itu membungkuk dan membawa kepalanya mendekat ke kepala Changmin yang ada di pangkuanya.

Cup

"Gwenchanayo, semua akan baik-baik saja"

Kibum tersenyum manis setelah mencium kening kekasihnya. Changmin kembali terkejut dengan tindakan namja cantik itu, ini adalah pertama kalinya Kibum menciumnya duluan meski hanya di kening.

Changmin mengulurkan tanganya untuk mengambil kacamata Kibum dan meletakanya di meja. Kemudian diraihnya tengkuk Kibum hingga wajah namja cantik itu tepat berada di depan wajahnya. Pandangan mereka bertemu, jantung mereka berdetak lebih cepat.

Namja jangkung itu mempertemukan bibirnya dengan bibir kekasihnya.

Changmin mengecup bibir atas bawah Kibum bergantian kemudian menyesapnya. Perlahan Kibum memejamkan matanya dan membalas ciuman Changmin, membuat si bungsu Jung itu merasakan darah ditubuhnya berdesir hangat. Changmin dapat merasakan posisi Kibum yang kurang nyaman. Sehingga tanpa melepaskan tautan bibir mereka, Changmin bangkit dari tidurnya dan mendorong bahu Kibum pelan sehingga namja cantik itu terlentang pasrah di bawah kungkunganya.

Semakin lama ciuman lembut itu berubah semakin menuntut. Changmin mulai membuka mulutnya dan meraup bibir Kibum. Kepalanya berputar ke kanan dan ke kiri menikmati bibir kenyal Kibum yang semakin membengkak. Tanganya bergerak menggerayangi tubuh Kibum dan meremas setiap lekukanya.

"Nggghh nnnhh"

Ini berbahaya.

"Hahh Bummie~"

Kibum merinding mendengar suara Changmin yang terdengar lebih berat dan serak. Hembusan nafas Changmin yang panas menerpa telinganya. Changmin mengangkat wajahnya dan memandang kekasihnya yang terlihat berantakan di bawahnya. Bibir merahnya membengkak, kulit putihnya yang merona, bajunya yang kusut karena remasan Changmin, dan dadanya yang naik turun mencari pasokan oksigen.

Changmin melihat tepat ke manic mata Kibum yang tengah memandangnya sayu. Mereka seolah sedang bicara dengan mata mereka. Kibum melihat kilatan posesif di mata bambi Changmin. Namja cantik itu tahu apa yang namja Jung itu inginkan, dan dia juga tahu jika ia sudah tidak bisa mundur lagi.

Changmin menginginkan dirinya.

Namja tampan itu mengambil tangan Kibum dan membawanya ke pipinya. Kepalanya menoleh kemudian menjilat telapak tangan Kibum seduktif membuat namja cantik itu menggigit bibir bawahnya. Changmin kembali menunduk dan melesakan kepalanya di ceruk leher Kibum. Hidung mancungnya menelusuri leher putih kekasihnya yang tampak menggoda, membuatnya otomatis mengeluarkan lidahnya kemudian menghisapnya sensual.

"Ah~ Minnie~"

Deg

That's it! Desahan itu yang dari tadi Changmin tunggu. Berarti kekasihnya telah memberikan ijin untuk berbuat lebih. Dengan cekatan namja jangkung itu kembali menyerang leher Kibum membuat kekasih cantiknya bergerak resah di bawah kungkunganya.

Kibum meremas rambut Changmin dengan jemari lentiknya. Ciuman namja tampan itu sudah turun ke bagian dadanya, menghantarkan sengatan-sengatan yang memabukan. Kibum memeluk kepala Changmin dan meremas rambut kekasihnya itu semakin kuat, bibir delimanya terus mengeluarkan desahan. Namja cantik itu pasrah. Kibum tahu mereka akan kehilangan saat pertama mereka malam ini.

.

.

.

.

Yunjae apartement

*licking sound*

Tidur namja tampan bernama Jung Yunho itu sedikit terganggu ketika dia merasakan sesuatu yang basah, kasar dan lunak menyentuh dagunya.

Dadanya juga terasa berat, akhirnya namja Jung itu membuka matanya. Yunho tersenyum memandang kucing milik istrinya yang sedang berusaha untuk membangunkanya.

"Meooonggg~"

"Arra arra aku bangun sekarang"

Yunho terkekeh kecil dan langsung bangun dari tidurnya menuju ke kamar mandi. Setelah beberapa saat namja Jung itu keluar dengan tampilan yang lebih segar. Kaki jenjangnya menuju ruang wardrobe setelah itu menuju dapur dimana Jiji sudah menunggunya di atas konter. Yunho mengambil dua helai roti dan memasukanya ke mesin pemanggang. Sembari menunggu Yunho mengambil makanan kucing kesukaan Jiji dan menuangkanya ke mangkok kucing manis itu. Selanjutnya diambilnya sebotol susu segar dan menuangkanya ke mangkok Jiji yang satunya.

"Jja makanlah Jiji-ah"

Kucing abu-abu itu meloncat turun dan langsung menikmati makan paginya. Yunho kemudian membuat kopi dan memakan rotinya sembari membaca koran. Berita tentang gelar pebisnis terbaik yang akan diterima ayahnya menjadi halaman pertama koran tersebut.

Setelah selesai makan pagi Yunho menaruh piringnya di tempat cucian piring. Yunho sudah membayar pembantu untuk membersihkan apartemennya. Pembantu itu selalu datang di pagi hari ketika Yunho sudah pergi ke kantor.

"Aku pergi dulu Jiji-ah jaga rumah ne? Jangan nakal"

Jiji hanya memandang majikanya malas kemudian melanjutkan acaranya membersihkan bulu halusnya. Yunho melangkah keluar apartemen menuju mobilnya yang sudah terparkir manis di loby depan.

.

.

.

.

"Eungghh"

Namja cantik itu terbangun dari tidurnya kemudian mata beningnya perlahan terbuka. Kibum mengerjapkan matanya beberapa kali, dia melihat kekasihnya yang masih lelap tertidur sembari memeluknya.

Pipi namja salju itu merah merona membayangkan kegiatan panas mereka semalam. Pantatnya sedikit sakit dan pinggulnya seakan mati rasa. Area perutnya dan dadanya terasa lengket.

Changmin memang mengeluarkan hasratnya di luar. Atas permintaan Kibum namja jangkung itu tidak mengeluarkanya di dalam, karena Kibum takut hamil. Mereka belum menikah dan umur Changmin masih sangat muda untuk menjadi seorang appa.

"Mmhhh hey baby~" suara serak Changmin terdengar.

Namja jangkung itu mencium kening Kibum dan mempererat pelukanya. Changmin ingin tidur lagi namun hal itu tidak dilakukanya ketika merasakan gelagat Kibum yang aneh.

"Bummie wae? Apakah masih terasa sakit?"

Kibum menggeleng di dada Changmin, membuat namja tinggi itu tak sabar dan meraih dagu Kibum agar mendongak padanya.

"Ya Tuhan Bummie aku pasti menyakitimu. Mianhae. Ayo kita ke dokter saja!" Changmin panic ketika melihat mata bening Kibum berkaca-kaca.

Kibum semakin menenggelamkan kepalanya di dada telanjang Changmin dan memeluk namja tampan itu erat.

"Ania, sudah tidak terlalu sakit. A-Aku hanya takut…" ucap Kibum pelan.

"Takut? Wae?" Changmin mengelus surai hitam Kibum lembut.

"Aku sudah menyerahkan hartaku yang paling berharga padamu. Aku takut kau meninggalkanku setelah ini. Ak-Aku…"

"Sssstt cukup. Aku tidak tahu apa yang membuatmu selalu gelisah namun sekali lagi aku tekankan. Aku mencintaimu. Dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu kecuali kau yang meninggalkanku duluan. Jika hal itu terjadipun, aku akan terus mengejarmu. I'll find you…even in the ends of the abyss"

Kibum memejamkan matanya ketika Changmin mengecup bibirnya mesra dan menjerit kecil ketika namja jangkung itu mengangkat tubuhnya menuju ke kamar mandi. Sepertinya mereka akan melanjutkan kegiatan mereka seperti sebelumnya.

.

.

.

.

Yunho POV

Aku memutuskan untuk mengunjungi umma dulu sebelum pergi ke kantor. Mungkin Changmin benar, aku sudah keterlaluan pada umma. Sudah waktunya aku sedikit melapangkan diri dan memaafkan. Aku tahu semua tidak sepenuhnya salah umma.

Yunho membelokan audy hitam miliknya ke sebuah rumah sakit terkenal di Seoul. Namja Jung itu kemudian melangkah menuju ruangan Mrs Jung dirawat. Setiap orang yang berpapasan denganya memandang kagum pada sosoknya yang tegap dan berkharisma khas keturunan keluarga Jung. Wajah tampan, tubuh atletis, dan kekayaan yang berlimpah membuatnya begitu diperebutkan.

Yunho sudah sampai di depan pintu ruangan ummanya namun sebelum dia sempat meraih handle pintu itu seseorang memanggilnya.

"Jung Yunho!"

"Oh Donghae, apa kabar?"

Lee Donghae adalah teman kuliahku di London dulu. Kami akhirnya mengobrol sebentar karena dia sedikit sibuk. Istrinya baru saja melahirkan anak kedua mereka. Aku sedikit iri dengan teman lamaku itu. Jika namja cantik itu masih ada, pasti aku juga sudah mempunyai buah hati sekarang.

"Baiklah jika begitu, aku pergi dulu. Lain kali kita minum bersama okay?"

"Tentu saja. Sekali lagi chukae"

Yunho memandang sosok teman lamanya yang semakin menjauh. Hah~ umurnya sudah 30 tahun sekarang, mungkin dia harus melupakan istrinya dan membuat keluarga kecil yang baru. Haruskah?

Cklek. Aku membuka pintu kamar rawat itu, aroma umma langsung tercium jelas mengalahkan bau obat-obatan yang ada di sana. Kulihat umma tengah ditemani seseorang. Siapa?

"Yunho-ah" Umma tersenyum padaku

"Hm. Umma gwenchana?"

"Ne. Aku sudah lebih baik sekarang. Kau tidak bekerja?"

"Sebentar lagi aku akan ke kantor"

"Ah arraso"

Hening~

Mrs Jung tak tahu lagi harus berbicara apa. Rasanya canggung ketika sudah beberapa waktu dia dan putra sulungnya itu tidak berbicara. Sedangkan Yunho juga merasa canggung berbicara dengan ummanya setelah sekian lama.

"Nuguya?"

Yunho menatap seseorang yang sedang duduk di kursi dekat ranjang ummanya. Orang itu terlihat menuduk, dia memakai baju berlengan tiga per empat dengan warna abu-abu lembut. Kulitnya yang sewarna cream susu terlihat bersinar, rambutnya yang agak panjang sebahu terlihat sangat halus. Yeoja atau namja?

"Chogiyo..." Yunho mulai tidak sabar karena orang itu tidak menjawab dan masih terus menunduk.

"Yah! Kau harus menjawab jika ada orang yang bertanya padamu!" bentak Yunho

Deg

Yunho merasakan darahnya berdesir ketika sosok itu akhirnya menatapnya

Deg deg

Namja musang itu kembali tertegun ketika melihat sosok di depanya mengangkat tanganya dan berbicara menggunakan bahasa isyarat.

Deg deg deg

Wajah orang itu sangat cantik. Matanya bulat besar seperti mata rusa betina, hidungnya mancung sempurna, dan bibirnya yang mungil penuh semerah buah pomegranate.

"Dia bisu Yunho-ah. Namanya Kim Moonbin, dia adalah sekretaris umma di Jepang jika Seungri sedang bertugas dengan appamu" ucap Mrs Jung

Yunho memandang namja itu tidak berkedip. Mungkinkah? Namja Jung itu melangkahkan kakinya mendekati namja cantik di depanya yang kembali menunduk.

Sret

Yunho memegang dagu namja itu dan mengangkatnya. Yunho memperhatikan mata bulat besar yang juga sedang memandangnya tajam. Perhatian Yunho turun ke pipi kiri namja cantik itu. Eopsso. Kemudian turun lagi ke leher jenjang namja itu. Nihil. Langkah terakhir…

Sret

"Yunho-ah!"

Mrs Jung terkejut ketika putra sulungnya itu tiba-tiba langsung melesakan kepalanya ke ceruk leher sekretarisnya dan mengendusnya. Namja cantik itu meronta, tanganya berayun siap menampar anak sulung keluarga Jung itu. Dasar kurang ajar!

Grepp

Tapi Yunho menangkap tangannya dan kembali memandang wajah namja cantik itu yang memerah karena malu dan marah.

"Mianhae Kim Moonbin-ssi, aku hanya ingin memastikan sesuatu"

Yunho melepaskan tangan kurus Moonbin dan berjalan ke luar ruangan menuju kantin. Meninggalkan dua orang namja cantik yang masih shock dengan kelakuanya. Namja Jung itu perlu menenangkan diri. Mungkin segelas cappuccino dapat membuatnya rileks.

Yunho mengusap wajahnya kasar. Pabbo… Bagaimana bisa aku berlaku seperti itu pada orang yang baru aku kenal. Ingat Jung Yunho, namja itu sudah mati. Dan dia tidak akan hidup lagi.

Ya.

.

.

Jung Jaejoong sudah lama pergi…

.

.

.

TBC

.

Bubble's Note

Eaaaaaaa...selamat datang di Magenta. Ini lanjutanya Your Voice ya. Tenang saja abang Yunho pasti bakal ketemu Boojaenya hehe. Stay with me terus ya kalo sempat besok bubble update lagi hoho.

Oke gomawooooo~

Mumumu : * : *