Disclaimer: Hetalia – Axis Powers © Hidekaz Himaruya. I gain no financial advantages by writing this.
Characters: Roderich/Elizaveta [Austria/Hungary]
Warnings: Typo(s). Drabble. Latar waktu diambil setelah pernikahan mereka (8 Juni 1867).
Enjoy!
.:. Stay With Me .:.
© qunnyv19
Dalam kesendirian, Roderich mengambil tempat di depan piano kebanggaan dan mulai menggerakkan jari dengan lincah di atas tuts hitam-putih yang ada. Pintu sudah tertutup rapat, jendela terbuka sedikit, dan di dalamnya hanya ada dia dan piano dengan melodi-melodi yang menari dengan indah di ruangan.
Rasanya menyenangkan untuk bisa bermain piano di sela-sela kegiatan yang melelahkan.
Tok, tok, tok.
Tidak ambil pusing dengan ketukan tersebut, Roderich melanjutkan permainannya. Dia sudah tahu siapa orang yang akan hadir di ruangan ini.
Tak lama kemudian sesuai estimasi Roderich, pintu terbuka. Elizaveta dengan rambut cokelat yang terkibar karena gerakan cepatnya yang memasuki ruangan. Lengkungan di bibir bertambah lebar tatkala mendengar suara-suara cantik yang terdengar.
Tangannya dengan lembut menutup daun pintu dengan perlahan. Kini langkahnya diperlambat, menyesuaikan diri dengan alunan yang dibawakan Roderich.
Roderich menghentikan permainannya ketika sang istri tepat berada di sebelahnya.
"Kenapa?" tanya Elizaveta, sedikit kecewa karena kedatangannya mengganggu permainan itu. Hanya angin dari jendela yang menjawabnya.
Sepasang kelereng ungu lembayung milik Roderich menatap dengan sarat makna.
Dahi Elizaveta berkerut.
"Eh…?"
"Temani aku hari ini."
"Oh, tentu saja!" Elizaveta tertawa ceria sembari menatap Roderich dengan riang. "Bukankah aku selalu menemanimu ketika kau bermain piano?"
"Bukan, bukan itu." Ada sedikit gejolak yang memainkan sesuatu di dalam perutnya, Roderich tak tahu pasti dan sebenarnya dia mau tahu. Tapi diabaikannya saja kenyataan yang membuat dia harus membuang muka karena malu. "Menarilah," lanjut Roderich, kini wajahnya dihadapkan ke tembok, dengan warna-warna pastel yang disarankan Elizaveta.
"Tapi aku—"
"Aku tidak menerima penolakan."
Ah, Roderich yang egois. Seorang aristokrat macam dia memang sedikit menjengkelkan. Elizaveta tersenyum simpul mendengar permintaan suaminya. Tapi kemudian dia mengeluarkan protes lagi, seperti khasnya, wanita tomboy sepertinya tidak hobi menari dan tidak punya bakat dalam hal tersebut.
"Roderich, bukannya aku tidak mau, tapi aku tidak bisa—"
Roderich sudah memainkan pianonya bahkan sebelum Elizaveta menyelesaikan kalimat itu.
Dua manik jumantan yang kebingungan kini berusaha mencari-cari, sesuatu untuk dirinya yang bisa dijadikan pegangan. Sebenarnya dia tidak tahu kenapa dia butuh pegangan. Karena dia tidak bisa menari? Jadilah dia sedikit mencengkeram pundak Roderich dan menari di belakangnya.
Kakinya tertekuk kaku, tangannya melambai dengan aneh, dia harus menyesuaikan diri dengan melodi-melodi milik Roderich. Terkadang dia menyibakkan gaun untuk mencoba meniru para penari di luar sana, kelihatannya menarik dan anggun, Elizaveta mencobanya sekali lagi. Satu, dua, dan lama kelamaan dia mulai terbiasa dan melepaskan genggamannya dari pria berkacamata itu.
Dia tidak sama seperti Roderich, dia tidak mengerti musik dan tidak begitu suka seni. Yang ia sukai adalah berpetualang atau mungkin berkebun di luar sana, mengerjakan pekerjaan yang bisa membuat semua tubuhnya bergerak. Wait, Elizaveta, sekarang tubuhmu sedang bergerak dengan indahnya.
Ketika Roderich memelankan tempo, Elizaveta ikut memelankan gerak tubuhnya, meliuk dengan pelan namun enak dilihat. Roderich melirik ke belakang dan menyunggingkan senyum tipis.
Mungkin menari bisa menjadi hobi Elizaveta yang lainnya.
.xOx.
FIN
