The Seven Cursed Eyes
Disclaimer : Bukan milik saya...!
Warning : Gaje!, Typo! Dimana-mana, OOC!, Bahasa gak baku!, Imajinasi Author!, Gak Suka Jangan Baca!,... Yang penting gue nulis buat "DIRIKU SENDIRI"
Genre : Adventure, Fantasy, Supernatural, Dll pokoknya, hehe
Rating : M
Summary : apa yah, nggak punya ide nih langsung baca aja deh, hehe gomenasai...
Di sebuah panti asuhan yang terletak jauh didalam hutan, seorang pria yang memakai pakaian serba hitam berambut hitam sedang duduk di atas tubuh seorang wanita tua yang penuh akan darah.
"Cih kuso, energi mereka tak cukup untuk memuaskan rasa laparku" pandangannya tertuju pada beberapa anak-anak yang tergeletak di tanah dengan tubuh yang tak lengkap.
Kryuuk
"Ugh, rasa lapar ini semakin menjadi-jadi" wajah penuh darah itu nampak kelihatan pucat, "sepertinya aku harus memakan mereka sampai tak tersisa" seringai tipis diwajahnya.
Satu persatu sisa-sisa tubuh anak-anak tak bernyawa itu ia makan dengan rakus. Tak peduli bagian mana yang ia makan yang penting isi perutnya terisi.
"Cih masih belum, padahal aku telah menghabiskan semuanya" pria serba hitam itu bangkit dari duduknya yang telah di penuhi tumpukan tulang dan tidak lupa pula dengan mayat seorang wanita tua itu...
Ia memang sengaja tidak memakan wanita tua itu, dikarenakan dagingnya sudah tidak memiliki rasa, bukannya membuat dirinya kenyang malah mendatangkan penyakit.
Mata hitam pria itu membola menatap sosok anak kecil yang berdiri tepat di depannya, 'sejak kapan anak ini berdiri di sini, kenapa aku tak bisa merasakan hawa keberadaannya' batin pria itu terkejut, soalnya ia mempunyai kemampuan yang peka terhadap mana terutama pada matanya
Anak kecil itu menunduk dengan tubuh bergetar, "kenapa kau membunuh teman-teman ku ?" Tanyanya dengan suara kecil
Pria serba hitam itu cuma diam tak menanggapi pertanyaan itu, 'entah kenapa aku merasakan sesuatu hal buruk akan terjadi' batinnya menatap anak kecil itu
"Kenapa, kenapa, kenAPA, KENAPA, KENAPAAAA" suara kecil itu lama kelamaan menjadi berat, ia kemudian mengangkat kepalanya dan menatap pria serba hitam itu dengan mata pentagram berwarna biru, serta seringai kejam di wajahnya.
Pria itu melebarkan matanya dan seketika mata hitamnya berubah menjadi merah dengan simbol salib di tengahnya, 'Mustahil, mata itu... Alpha Stigma' batinnya tak percaya
"MATI" suara berat itu membuat pria itu waspada, dan benar saja lingkaran sihir muncul diatasnya dan meledak
Blarr
Anak kecil itu menatap kumpulan asap dengan senyuman kemanangan, ia menyipitkan matanya saat melihat sosok seseorang didalam asap itu
"Yare yare, tak kusangka kau akan menyerang secara langsung..." mata berbentuk salib itu menatap tajam kearah anak kecil itu, "...tapi terima kasih atas serangannya, kau membuatku kenyang seketika" lanjutnya, dengan cepat ia menghilang dari tempatnya berdiri
Anak kecil itu menggeram saat tergetnya hilang dari pandangannya, matanya melihat ke kiri-kanan mencari sosok pria itu. Saat ia merasakan pria itu ia segera berbalik dan melihat sebuah tendangan mengarah pada wajahnya
Dugh wush brukk
Sosok anak kecil itu terhempas beberapa meter dan menumbangkan beberapa pohon akibat tendangan keras dari pria itu
"Cih, kuhurap tendangan itu tidak membuatnya tewas" ucap pria itu menatap beberapa pohon tumban akibat tubrukan anak kecil itu.
Grrrr
Seketika pria itu waspada saat mendengar geraman, 'dia datang' batinnya.
Wush bugh
Pukulan keras anak kecil itu ia tahan dengan menyilangkan kedua tangannya, matanya melebar saat melihat warna pada mata anak kecil itu, yang awalnya berwarna biru kini berganti menjadi merah.
'cih sial, dia masuk Berserk Mode' batinnya terkejut dan tubuhnya terhempas akibat kuatnya pukulan yang diterimanya
Anak kecil tiba-tiba berhenti bergerak dan mengarahkan pandangannya ke atas dengan seringai kejam
"AKU YANG MENGETAHUI... AKU YANG MENCIPTAKAN... AKU YANG MENGHAPUSKAN... KHAKHAKHA" muncullah lima buah lingkaran sihir yang persis dengan bentuk matanya yang mengarah ke langit dan bersusun
"sudah cukup..." Tiba-tiba muncul pria itu tepat di hadapannya sambil mengarahkan telapak tangannya ke wajahnya dan menutup matanya, "... sekarang tidur lah" seketika kesadaran anak kecil itu hilang beserta lingkaran sihir yang ikut menghilang.
"Hah, hampir saja anak ini lepas kendali. Hampir saja ia menghancurkan tempat ini dengan sihirnya yang tadi, walaupun masih sangat lemah tapi efeknya mungkin bisa meratakan satu kota" ucap pria itu menatap wajah damai anak kecil itu yang tergeletak dilantai
The Seven Cursed Eyes
Pagi hari di sebuah panti asuhan yang keadaan masih layak, tapi keadaan di sekitarnya sungguh memperihatinkan banyak pohon yang tumban akibat pertarungan tadi malam
Sosok anak kecil itu kini tertidur pulas, tapi cahaya matahari yang menyinari dunia ini telah membuatnya terbangun
"Ugh kepalaku ittai, dimana ini ?" Manik saphire indah miliknya menatap sekitarnya dan tertuju pada sosok pria berpakaian serba hitam, tiba-tiba muncul ingatan tentang kejadian tadi malam
"K-kau...?" Kedua matanya melotot ketakutan melihat pria yang telah membunuh teman-temannya
"Tak perlu takut bocah!" Ucap pria itu melangkah mendekati anak kecil itu, tapi saat ia mendekat anak itu mundur kebelakang
"Hah, tenanglah... Perkenalkan namaku Tiir Rumibul, kalau kamu ?" Ucap pria itu memperkenalkan diri dan berusaha menenangkan anak kecil Tirr tidak mendapat tanggapan dari anak itu
"Hah, baiklah akan ku jelaskan mengenai kejadian semalam" ucapnya tersenyum sambil duduk tepat di depan anak itu yang masih meringkuk ketakutan
"Dengarkan aku bocah, kita ini sama... sama-sama monster" ucap Tirr dengan seringai tipis yang membuat anak itu tambah ketakutan
Tirr lalu mengaktifkan matanya, "lihat mataku bocah!" Anak kecil itu dengan ketakutan melihat mata merah bersimbol salib itu dan seketika matanya langsung berubah menjadi pentagram berwarna biru saat bertemu dengan mata milik Tirr
"Apa kau lihat mataku ini, inilah yang disebut dengan mata terkutuk, begitu juga dengan matamu lihatlah sendiri" ucap Tirr memberikan sebuah cermin kecil pada anak kecil itu yang mengambilnya dengan tangan bergetar
Anak itu mulai mengaca dan melebarkan matanya saat melihat bahwa mata saphire miliknya telah tergantikan oleh pentagram berwarna biru, "ti-tidak mungkin" ucapnya dengan tubuh bergetar
"Terimalah takdir mu itu, kita hanyalah manusia biasa yang telah diberi keistimewaan yaitu mata terkutuk" ucap Tirr lalu berdiri dan berjalan keluar dari kamar itu
"Naruto, Uzumaki Naruto itu namaku" ucapan anak kecil itu membuat Tirr tiba-tiba berhenti dan berbalik menatap Naruto dengan senyuman
"Naruto ya, cukup bagus...dan apa yang terjadi semalam itu merupakan kenyataan...kau tidak perlu berusaha melupakan bahwa teman-teman mu telah ku makan habis" ucap Tirr dengan nada datar dan tak berperasaan, ia pikir percuma saja menyembunyikan kebenaran yang pahit karena manusia tak akan pernah maju sebelum mengalami kejadian yang menyakitkan
"Aku akan menunggumu di luar" Tirr kemudian keluar meninggalkan Naruto sendiri yang menunduk
Bocah 10 tahun itu merenungkan apa yang telah terjadi, 'apa yang harus aku lakukan' batinnya tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang
'mungkin percaya pada orang itu merupakan keputusan yang tepat' batinnya memikirkan keputusan yang harus diambilnya, 'tidak, mungkin saja ia membiarkan ku hidup untuk menjadi bahan persediaan makanannya' matanya bergetar takut jika pemikirannya benar. Setelah beberapa lama memikirkan keputusan yang harus diambilnya, akhirnya ia dapat memutuskan...
"Yosh aku akan memutuskannya" ucapnya dengan tekad yang bulat
The Seven Cursed Eyes
Tirr memandangi langit biru yang dihiasi oleh sebuah benda berwarna putih yang terus bergerak yang dinamakan awan
"Kebebasan... Awan dengan bebasnya bergerak di atas langit, aku juga ingin bebas berkeliaran di dunia ini tanpa adanya hambatan yang bisa datang kapan saja" Tirr bermonolog sendiri tanpa menyadari bahwa seseorang telah berdiri disampingnya
"Eto, apakah kamu takkan memakanku ?" Tirr yang mendengar pertanyaan konyol Naruto seketika tertawa terbahak-bahak, "hahaha, mana mungkin aku memakan orang yang mirip dengan ku" jawab Tirr tersenyum tulus
"Ne Naruto, apakah kamu percaya bahwa masih ada mahluk lain yang hidup dunia ini selain manusia ?" Pertanyaan Tirr mungkin agak kurang pas untuk anak berumur 10 tahun, tapi Tirr tahu bahwa Naruto bukanlah bocah biasa yang tidak tahu apa-apa. Semenjak Tirr melihat Naruto yang datang menghampirinya setelah ia melihat teman-temannya dimakan oleh Tirr, Tirr menyimpulkan bahwa Naruto punya keberanian yang tidak dimiliki oleh anak seusianya bahkan diatasnya.
Namun pertanyaan Tirr cuma dibalas gelengan, "hah, di dunia ini dihuni oleh banyak ras, contohnya manusia, sebagai ras yang paling lemah tapi paling berpotensi dari yang lainnya. Apakah kamu mau ikut dengan ku mengelilingi dunia ini dan menikmati kebebasan ini" setelah memberikan gambaran tentang dunia ini, Tirr kemudian menawarkan ajakan kepada Naruto
Tapi jawaban tak kunjung ia dapat membuat Tirr kehabisan akal untuk membujuk Naruto, "tentu saja aku akan mengajarimu mengendalikan matamu itu" kali ini penawaran Tirr mendapat tanggapan dari Naruto yang sangat antusias
"Uwoooh benarkah!" Ucap Naruto dengan mata yang berbinar-binar, Tirr cuma sweatdrop melihat tingkah Laku Naruto, 'seberapapun besar keberanian yang dimilikinya, ternyata ia tetap bocah berusia 10 tahun' batin Tirr tersenyum tipis melihat Naruto yang sudah tidak takut padanya lagi
"Yosh bersiaplah kita akan pergi pagi ini!" Ucap Tirr berdiri bersiap-siap untuk berangkat
"Heeeeeeehhhh" teriak Naruto
The Seven Cursed Eyes
Setelah dua tahun bersama Tirr mengelilingi dunia ini, Naruto telah mengetahui tentang beberapa ras yang ada di dunia ini, Naruto juga pernah bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan ras lain. Ras yang lain ternyata ada yang hidup berdampingan dengan manusia maupun yang tidak, untuk sementara Naruto telah bertemu dengan Youkai, Da-tenshi dan Akuma. Naruto kadang juga terpaksa bertarung dengan Akuma maupun Da-tenshi, saat itulah ia diajarkan oleh Tirr untuk menggunakan kekuatan matanya Alpha Stigma.
Kemampuan matanya yaitu ia bisa meniru segala jenis sihir yang dikeluarkan oleh lawannya, dan itu sangat efektif untuk melawan lawan yang selalu bergantung pada sihir.
Di umurnya 12 tahun ini ia sudah memiliki kemampuan serta pengalaman bertarung melawan Akuma dan Da-tenshi yang selalu ia temui selama perjalanan
Saat ini Naruto sedang berada di Inggris, London. Mereka kemari karena mendengar bahwa di London juga terdapat pengguna mata terkutuk yang sama dengan mereka, jadinya mereka berdua langsung menuju London untuk menemui sekaligus mengajaknya ikut dan melindunginya.
Naruto menikmati hembusan angin dari atas menara jam, mata saphire miliknya menatap Tirr yang datang membawa sebuah peta
"Sepertinya mana miliknya sedang kacau, aku merasakan bahwa mana-nya berada disekitar pelabuhan ini" ucap Tirr sambil menunjuk lokasi yang ada di peta
Mata saphire miliknya menatap aneh lokasi yang ditunjuk oleh Tirr, "bukannya ini adalah gudang penyimpanan garam yang sudah lama tak terpakai" ucap Naruto menatap Tirr yang kini menyeringai
"Benar, dan kau tahukan apa yang ada didalam sebuah gudang lama ?" Seringai Tirr makin lebar
"Makanan untuk mu dan pengetahuan untukku" jawab Naruto dengan seringai tipis
"Hhh, kita pergi sekarang ikuze!"
Skip time
Di pelabuhan yang hening terdapat sebuah gudang yang sudah tak terpakai bertahun-tahun, nampak dua orang yang memakai pakaian serba hitam
"Hoamm, lakukan seperti biasa Naruto. Aku akan menyusup, jaa ne" seketika Tirr langsung menghilang meninggalkan Naruto yang belum sempat mengatakan sesuatu
"Hah, mattaku. Baiklah kita coba" ucap Naruto menghela nafas pasrah. Naruto kemudian berjalan mendekati pintu gudang tersebut dan masuk kedalam dengan membuka dan menutupnya kembali
"Yoo minna-san" teriak Naruto dengan semangat 45. Naruto menyeringai ketika merasakan beberapa mahluk menyerupai hewan muncul
"Hhh, lihat minna ada seorang bocah" tawa sosok manusia berkepala banteng yang bertubuh besar yang membawa sebuah kapak yang besar
"Sepertinya dia tersesat, khukhukhu" kali ini sosok bertubuh kuda berkepala manusia yang menyeramkan
"Dia pasti lezat, tubuh kecilnya sangatlah rendah lemak dan dagingnya pasti sangatlah lembut" ucap sosok perempuan yang bertubuh ular dengan air liur yang terus menetes
"Cepat bunuh dia Akuma" perintah sosok yang berbeda dari yang lainnya, sosok pria dewasa dengan pakaian hitam seorang pendeta
'tiga diantaranya Akuma dan satunya cuma manusia, khukhu' batin Naruto menatap mahluk menyeramkan di hadapannya
"Sepertinya kau akan mat-" sebelum perkataannya selesai sebuah Light Spear telah tertancap di kepalanya dan membuat nya menjadi abu seketika. Kedua temannya terkejut melihat temannya mati begitu mudahnya
"Grrr, SIALAN kau bocah" sosok bertubuh kuda itu dengan cepat berlari kearah Naruto dengan sebuah pedang panjang
"Jangan gegabah baka!"
Naruto tidak bergeming saat sosok bertubuh kuda itu sudah berada di depannya sambil menebaskan pedangnya
"Huh lamban"
Crass
"Uhk, b-bagaimana bisa" sosok bertubuh kuda itu menatap Naruto terkejut dan melihat ke bawah tepat di dadanya yang telah tertancap sebuah Light Spear
Naruto berdiri tegak dengan Light Spear ditangan kirinya yang tertancap di dada lawannya, ia kemudian menciptakan Light Sword ditangan kanannya dan menebas leher lawan nya
Crasss
Kepalanya terpisah dari tubuhnya dan berubah menjadi abu. "Sepertinya kau yang terakhir ne hebi-chan" Naruto menatap wanita bertubuh ular itu dengan mata pentagram biru
Wanita ular itu ketakutan melihat mata Naruto, ia segera berbalik dan berusaha pergi dari Naruto
Crass
"Arhhkk" wanita ular itu berteriak menahan rasa sakit dari Light Spear yang tertancap di ekor nya
"Kau mau kabur ne hebi-chan" ucap Naruto yang sudah berada tepat didepan wanita ular itu dengan sebuah Light Sword ditangannya
"Jangan bunuh aku, ampuni aku" wanita ular itu langsung bersujud di bawah Naruto. Mata pentagram biru miliknya menatap wanita ular itu dengan pandangan bosan
"Mati!"
Crasss
Naruto menebas kepala wanita ular itu tanpa perasaan, ia lalu melirik kearah pria berpakaian pendeta itu. Sedangkan pria itu ketakutan saat melihat mata Naruto
"Hiiii!, K-kau bakemono" ucap pria itu melangkah kebelakang. Naruto kemudian melangkah dan menatap pendeta itu dengan seringai tipis, "kau benar pak tua, dan sekarang aku akan membunuhmu" ia kemudian menciptakan Light Spear ditangannya
"Tidakkkkkk!" Pria pendeta itu segera berbalik dan lari
"Seperti kata nii-san, biarkan satu lepas dan ia akan membawamu ke lainnya" ucap Naruto yang telah menghilangkan Light Spear nya dan mengikuti perginya pendeta itu
Setelah beberapa mengikuti pendeta itu ia melihat jalan menuju ke bawah, 'ruang bawah tanah kah' batinnya dan melompat kedalam
Wush tap
Naruto segera mengaktifkan matanya dan melihat sekitarnya, ia kemudian berjalan dengan pelan dan tiba-tiba merasakan getaran dan mendengar suara ledakan. Naruto segera berlari menuju sumber suara. Setibanya di sana ia melihat seorang pria serba hitam sedang memakan pendeta yang di ikutinya tadi
"Nii-san, apakah sudah ketemu ?" Naruto bertanya kepada pria serba hitam yang kini telah berdiri dan menoleh kebelakang, "masuklah keruangan itu, ia berada di sana. Aku masih punya beberapa bahan makanan yang harus dihabiskan"
Naruto melirik ruangan yang ditunjuk oleh Tirr, "baiklah, aku pergi dulu" ucapnya dan segera masuk kedalam ruangan itu
Cleck
Pintu dibuka oleh Naruto dan mengamati seisi ruangan itu, pandangan Naruto kemudian tertuju pada sosok perempuan berusia 10 tahun yang terbaring di atas tempat tidur
Naruto kemudian menghampiri perempuan itu dan menatap wajahnya, ia lalu menyentuh wajah perempuan itu yang membuatnya terbangun
"Ugh aku ada dimana ?"
Naruto segera mundur satu langkah dan menatap wajah perempuan itu dengan pandangan berbinar-binar, "kawaii" gumam Naruto dan tanpa ia sadari mata pentagram biru nya aktif
"Eh, anu eto apakah kamu nggak takut sama aku" ucqp gadis itu menunduk
"Hah, mana mungkin... Gadis seimut dirimu menakutkan" Naruto malah bingung
"Eto, itu karena mereka takut pada mataku ini" gadis itu memperlihatkan mata kirinya yang berwarna kuning berbentuk seperti jam dengan angka Romawi
Naruto yang melihat mata gadis itu langsung terdiam. Gadis itu yang melihat Naruto terdiam cuma menunduk, "ternyata kamu juga takut ya" gumam gadis itu dengan senyuman kecut
"Menikahlah dengan ku!"
Seketika gadis itu terkejut mendengar perkataan Naruto, "Heeeeeeehhhh!"
"A-apa k-kamu tidak takut dengan ku ?" Tanya gadis itu tergagap
"Eh, takut ?... Kamu itu sangat imut tahu" jawab Naruto dengan mata berbinar-binar
"A-ku imut ?" Gadis itu menatap Naruto yang tersenyum lebar
"Hu-um, jadi maukah kau menikah dengan ku"
"Eto, aku masih kecil untuk melakukan hal itu" jawab gadis itu menunduk dan menyatukan kedua telunjuk tangannya di dadanya dengan wajah memerah
"Kalau begitu jika kamu sudah besar nanti, maukah kamu menikah dengan ku"
Gadis itu terkejut menatap Naruto yang tersenyum lebar dan kemudian tersenyum manis dan mengangguk, "hu-um"
Naruto yang mendengar Jawaban dari gadis itu sangat senang, "yosha... Jadi nama kamu siapa ?"
"Tokisaki Kurumi" jawab gadis itu malu-malu
"Cantik kayak orang nya, hehe... Kalau aku Uzumaki Naruto, panggil saja Naruto ne Kurumi-chan" ucap Naruto tersenyum
"Sudah selesai kah perkenalannya"
Naruto segera menengok kebelakang dan berteriak gak jelas, "ne nii-san, aku udah punya calon istri lho hehe... Ne lihat nii-san cantik kan hehe" teriaknya sambil menunjukkan Kurumi pada Tirr
Sedangkan Tirr cuma sweatdrop melihat tingkah Naruto, 'nih bocah, ada-ada aja... Mattaku Naruto' batin Tirr tersenyum tipis
"Tokisaki Kurumi kah..." Ucap Tirr memandang Kurumi yang ketakutan, "H-ha'i"
"Maukah Kamu ikut dengan kami mengelilingi dunia ini" ajak Tirr
"Ya Kurumi-chan, ikutlah dengan kami"
"Eto, apa tidak apa-apa... Soalnya di tempat tinggal ku dulu, aku ditakuti semua orang"
"Dengar Kurumi!..." Ucap Tirr dengan keras sambil memejamkan matanya dan menghela nafas kecil, "...jangan kamu pedulikan apa kata orang lain, teruslah memandang kedepan, yakini apa yang menurut kamu benar dan janganlah pernah memalingkan pandangan mu terhadap jalan yang kamu pilih, ingat itu Kurumi!" Tirr melanjutkan perkataannya dengan nada tinggi
Kedua mata beda warna Kurumi bergetar mendengar perkataan Tirr yang membuatnya mengingat kembali perkataan ayahnya
Flashback On
"Ne Kurumi-chan, lakukanlah apa yang menurut kamu benar ya, Kurumi-chan tidak perlu mendengarkan ucapan orang lain ne" ucap ayahnya Kurumi sambil mengelus rambut hitam miliknya
"Ha'i otou-sama" balsanya dengan senyuman cerah
Flashback end
Kurumi kemudian menangis ketika mengingat perkataan ayahnya, "hiks hiks, otou-sama"
"Berhenti menangis Kurumi-chan, aku janji akan menjaga Kurumi-chan sampai mati" ucap Naruto dengan tegas sambil memeluk Kurumi
'hah mattaku, kau memang tegar Naruto' batin Tirr memandangi dua bocah yang saling berpelukan
"Bukan maksud aku mengganggu kalian, tapi sepertinya kita harus segera keluar dari tempat ini" ucap Tirr dengan nada dibuat-buat nya yang membuat kedua bocah itu melepaskan pelukannya dan menatap ke arah lain dengan wajah memerah. Tirr hanya tertawa dalam hati melihat kelakuan mereka
"Yosh kita pergi" Tirr kemudian berjalan keluar dari kamar itu
"Jadi Kurumi-chan, maukah kamu ikut dengan kami" ajak Naruto yang dibalas anggukan kepala
"Ha'i"
Tirr melirik kebelakang melihat Naruto yang menggendong Kurumi di belakangnya dan kembali menatap kearah depan dengan pandangan tajam, 'takkan ku biarkan siapapun berani melukai keluarga ku siapapun itu' batin Tirr dengan mata merah menyala
The Seven Cursed Eyes
Di atas gedung terlihat sosok laki-laki berpakaiannya serba hitam dengan mata hitam berdiri dipagar pembatas memandang tajam jalanan yang ramai
"Hah, tak kusangka zaman berubah secepat ini" Tirr menghela nafas
Angin malam berhembus kencang menerpa wajah Tirr yang putih pucat, mata hitamnya telah tergantikan mata merah berlambang salib
"Zero apakah kamu bagian dari kami" ucap Tirr mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Da-tenshin yang dibunuhnya tadi
Flashback On
Setelah menyuruh Naruto untuk menyerang secara langsung Tirr pergi kebelakang gudang dan menyusup masuk kedalam
Tirr sangat menyukai bergerak diam-diam makanya ia menyuruh Naruto untuk mengalihkan perhatian hingga memberinya waktu untuk melakukan penyusupan
Sesampainya di dalam gudang Tirr menemukan sebuah jalan menuju ke bawah, 'ruang bawah tanah kah' batin Tirr dengan tatapan malas
Tirr kemudian melompat masuk ke dalam jalan itu, Tirr menatap jalanan yang terbuat dari kayu itu dengan seringai, 'banyak sekali Da-tenshin maupun Akuma di sini, khukhukhu' batinnya dan segera berlari menuju dimana para mangsanya berkumpul
Tirr yang sudah sampai di ujung jalan menatap puluhan manusia bersayap gagak dan juga manusia setengah monster
"Yare-yare, lihat mereka sangat lezat" Tirr sudah tidak tahan lagi dan menyerang mereka secara langsung
Wush blarr
Tirr melesat dengan cepat menusuk jantung lawannya dengan tangannya dan mencabut kembali tangganya yang telah memegang sebuah jantung yang masih berdetak kemudian ia memakannya
"Siapa dia ?, Dari mana datangnya ?"
"Boss sepertinya kita kedatangan tamu"
"Hhh, manusia kah"
Mata merah salib nya menatap sekumpulan Da-tenshin dan Akuma, "siapa selanjutnya!" Ucapnya dengan seringai lebar
"Cih serang manusia itu" Da-tenshin bersayap dua pasang memerintahkan para Da-tenshin dan Akuma untuk menyerang Tirr
"Tunjukkan serangan hebat kalian!" Ucap Tirr berdiri menatap ratusan Light Spear dan Demonic Power yang mengarah padanya
Wush blarrr blarrr
Kepulan asap dimana-mana, serangan itu tepat mengenai dimana Tirr berdiri.
"Apa dia sudah mati ?"
"Cih dasar manusia lemah"
Da-tenshin yang memiliki dua pasang sayap memandang kearah kepulan asap itu dan melebarkan matanya saat merasakan hawa keberadaan Tirr, "semuanya bersiap dia masih hidup!"
'cih apa-apaan nafsu membunuh ini, dia bukan manusia biasa dia... Bakemono' batin Da-tenshin itu melebarkan matanya saat merasakan nafsu membunuh yang terpancar dari Tirr
Setelah kepulan asap itu hilang, nampaklah sosok Tirr yang berdiri dengan kokoh tanpa adanya cacat berbanding terbalik dengan sekitarnya yang hancur berantakan akibat serangan dari Light Spear dan Demonic Power
"Khakha, apa hanya ini kekuatan kalian" ucap Tirr pelan memejamkan matanya, "akan kutunjukkan kepada kalian kekuatan seorang pengguna Cursed Eye" lanjut Tirr dengan suara lantang dan membuka matanya yang berwarna merah dengan lambang salib
Tirr kemudian berlari menuju para Akuma dan menebas mereka dengan kedua tangannya
Crass crasss crasss
"Khakhakha, lemah..." Tirr memotong kepala lawannya dan melesat ke yang lainnya, "...lamban..." jantung lawannya ia keluarkan secara paksa, "...tak berguna" Tirr membelah dua seekor minotaur
"A-apa d-dia me-membantai semua Akuma, tidak mungkin"
"D-dia monster"
"Cih siapkan light Spears kalian dan serang dia" perintah Da-tenshin bersayap dua pasang
"Ha'i"
Ratusan light Spears menghujani Tirr, sedangkan Tirr hanya menyeringai lebar saat serangan mereka hampir mencapai tubuhnya. Seketika ratusan light Spears itu terhisap kedalam matanya
"Hah, serangan kalian ternyata tak buruk juga" ucap Tirr dengan mata merah menyala
"Ti-tidak mungkin"
"Serangan kita dihisap oleh nya"
"Ma-mata apa itu"
"Cih kuso, kalian semua ayo serang dia bersama" ucap Da-tenshin bersayap dua pasang melesat ke arah Tirr yang diikuti oleh yang lainnya dengan sebuah Light Sword ditangannya
"Majulah kalian semua" ucap Tirr dan melesat kearah para Da-tenshin
Crass crasss crasss
Da-tenshin bersayap dua pasang itu melebarkan matanya saat melihat Tirr melewatinya dan menuju ke belakangnya
'cepat sekali' batinnya terkejut
Da-tenshin itu segera berhenti dan berbalik, ia melebarkan matanya melihat teman-temannya telah terpotong-potong menjadi beberapa bagian
Tirr memandang Da-tenshin yang tersisa dengan seringai tipis, "kamu yang terakhir kah"
"Siapa kamu ?, Apakah kamu Zero ?" Tanya Da-tenshin itu ketakutan
Tirr mengerutkan keningnya, "Zero ?, Siapa lagi itu" ucap Tirr memandang tajam Da-tenshin yang ketakutan saat melihat mata merahnya
"D-dia seorang monster yang menjadi ancaman kami dan sering menghabisi teman-teman ku" ucap Da-tenshin itu ketakutan
Crass
"Nggak kenal" ucap Tirr datar sambil memotong kepala lawannya. Mata Tirr melirik kesamping saat merasakan hawa keberadaan seseorang, 'manusia kah' batinnya
Dan benar saja ia melihat manusia yang sedang berlari ketakutan, Tirr dengan cepat bergerak tepat dihadapannya dan membunuhnya
Crass
"Khakhakha, makanan" Tirr kemudian memakan manusia itu dengan lahap hingga merasakan hawa keberadaan Naruto yang berdiri di belakangnya
Flashback off
Tirr menghela nafas pelan sambil memandang wajah Naruto yang tertidur pulas dan Kurumi yang tidur sambil memeluk tangan kiri Naruto dengan erat
Mata Tirr tiba-tiba berubah menjadi merah dan memandang tajam kearah luar, 'takkan kubiarkan siapapun melukai keluarga' batin Tirr dengan tekad yang kuat
The End
Fiuuh, hah melelahkan juga menulis fic ini... Bercanda kok hehe...
Yosh kita ketemu lagi, Rain714 siap melayani anda hehe... Ehmk ini merupakan fic Fantasi pertama ku jadi aku perlu saran yang dari para readers dan senpai, untuk kemajuan teknologi nano (bercanda tehe~) tentu saja kemajuan kemampuan penulisan saya...
Oh iya, fic ini oneshoot brother. Jadi barang siapa yang mengharapkan sekuelnya tak perlu khawatir, sekuelnya saat ini sedang dalam proses hehe, yang sabar ya...
Ya cukup sekian semuanya, bye-bye para jomblo...
Salam Rain714
#MaekiGassingAnnulisi