CAST:
JEON WONWOO-KIM MINGYU, and others.
WARN! RATE M.
Yg tidak nyaman mohon mundur.
HAPPYREADING~~~~~~
"Tuan Jeon,"pelayan berpakaian rapi datang menghampiri kamar pemuda bertubuh mulus dan kurus. ia mengetuk pintunya lalu membuka nya perlahan.
"Kau disuruh bersiap-siap untuk acara pernikahan ayahmu, Tuan Jeon, saya kembali dulu,". setelan jas yang terlihat mahal tergantung di ganggang pintunya sekarang. Pelayan itu langsung pergi dan menutup pintu. Sebelum ocehan keluar dari mulut Jeon Wonwoo.
Wonwoo berdecak kesal. ia memutar bola matanya.
Semua ini terlalu mendadak. bahkan Ayahnya tidak pernah bercerita padanya bahwa ia akan menikah lagi dibulan ini. "Ah, aku harus sebut ayahku apa? brengsek," helaan nafas menghembus dari hidung nya.
kakinya bangkit dari ranjang dan jalan menghampiri Jas setelan yang diberikan pelayan tadi. Tangannya mengambil dan merobek sebuah nota yang berada didalam saku jas itu.
"76 juta?" ia memiringkan bibirnya. "Kau pikir dengan ini aku bisa mengontrol emosiku? haha,"
Brak!
Jas itu tergeletak tak berdaya di ubin coklat kamar wonwoo. Kakinya ingin menginkak jas itu, namun ia yakin saat ayahnya datang kesini, ia akan memakaikan jas ini dengan segala cara. Wonwoo bersumpah, Ia akan merobek jas itu saat acara pernikahan mereka telah selesai.
Dan buruknya, Wonwo belum mandi sekarang. apa ia harus mandi?
"Hm, memang mandi membutuhkan waktu berapa menit? haah," kakinya tergerak untuk pergi kekamar mandi. Sebuah handuk sudah tertata rapi di samping wastafel. Tinggal mengambilnya dan masuk ke kamar mandi. Jangan lupa dengan shampoo dan sabunnya.
Sebuah sandal dan musik pun telah disediakan. Itulah kebiasaan nya sehari-hari. bernyanyi dikamar mandi setiap melakukan shower.
Namun kali ini dia memakai bath up. dan dia tidak berada dalam mood nya. Keadaan disini hening. Wonwoo sedang tidak ada minat untuk bernyanyi ria seperti biasanya, hanya saja.. ia butuh waktu untuk sendiri.
Matanya menatap dalam langit-langit air dibawahnya. Tatapan itu tidak bisa diartikan. Antara marah,sedih, dan Bahagia.
"Sampai kapan ia mau menikah terus," bibirnya menyungging senyum.
"Sampai kapan aku akan memiliki keluarga baru? Mereka semua sama saja. nantinya akan bercerai,"
Wonwoo berdiri dan menuju ke shower disebelahnya. Mengambil shampoo dan sabun.
"Mainkan saja, Aku sudah lelah dengan semua ini. Lagipula apa peduliku jika ia menusuk banyak perempuan dalam 1 hari?"
Wonwoo selesai. ia segera keluar dari kamar mandi dengan muka tertekuk. ia mendekati pintu, memakai setelan Jas yang diberikan pelayannya tadi. ia akan berdiam di dalam kamarnya. sampai ada yang memanggil dirinya, baru ia beranjak pergi.
Cukup bosan juga, Wonwoo hanya bisa menonton tv dan mendengarkan lagu. Pasti ada yang merencanakan, karena sekarang wifi rumahnya mati.
Dia bisa menebak bahwa ayahnya yang melakukan itu. Kecanduan game sih, dasar Jeon Wonwoo!
Ia bosan hingga dirinya terhempas nyenyak terbaring di lantai. tidak empuk memang, tapi hal ini mengingatkan dirinya dengan Ibu kandungnya. Dulu saat wonwoo berumur 4 tahun, ia suka sekali tiduran di lantai kayu kamarnya saat ibunya bercerita disore hari. Mengingat itu, Pikirannya terhenyak.
Matanya mulai terpejam. ia mengantuk. bercampur dengan kenangan hangat yang ia ingat.
Ia tidak jadi mengantuk saat seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ia segera berdiri dan menuju ke pintu itu.
"Ya?"
"Acaranya sudah dimulai, Tuan Jeon,"
Wonwoo menutup pintunya dan pergi keluar. Ia harap ibu nya kali ini lebih waras dari biasanya.
Hatinya berdetak kencang saat melewati setiap lorong rumah nya. Ia belum mengenal ibunya ini. apakah cantik? sexy? mulus? ehm, Jeon Wonwoo, kenapa pikiranmu begini sekali ya.
"ah, ani. Dia sudah menjadi milik orang Wonwoo ya, Sadarlah," dan berakhir bermonolog sendiri.
Ia turun menyusuri tangga yang panjang. tepat didepan itu ia melihat seorang wanita cantik berpakaian wedding dress mewah sedang berada di dekat Ayahnya.
Ia penasaran. 2 kaki Wonwoo mempercepat gerakan.
"ehem," Desak Ayah wonwoo. Wonwoo hanya menatap Ayahnya bingung.
"Tidak sadar kah jika kau telat?"
pikirannya melayang kemana-mana. seingatnya ia tidak telat. Pelayannya juga memanggilnya tadi. Dasar pelayan sesat, sepertinya ia tidak membangunkannya dengan benar.
"Aku baru saja dipanggil kok,"
Ayah Wonwoo menggelengkan kepalanya. "Itu karena kau tertidur pulas Jeon Wonwoo. Bagaimana kau ini, apa kau sudah tua? tidur saja tidak ingat,"
Tiba-tiba saja pikiran Wonwoo blank. Ia sedang memikirkan suatu hal.
um, tidur? bukankah terakhir kali aku tiduran di lantai?
Pandangannya masih tertuju kebawah.
"Oh!" serunya. Sepertinya ia tertidur saat memejamkan mata. bagaimana bisa dia lupa astagaa!
"Ah, Kau ini anak yang tidak bisa diandalkan," ledek ayahnya. "Setidaknya aku menempati ranking 1 dikelas selama 6 tahun. daripada kau, seorang playboy yang suka mempermainkan wanita dan uang," tatapan sinis wonwoo seakan menentang Ayahnya. Tangannya sudah siap melemparkan tinju keras ke muka Wonwoo tapi ia tidak akan melakukan itu. ada hal yang lebih serius yang ingin ia bicarakan pada Wonwoo.
"Jadi begini,"
"Kita baru saja menikah tadi. Tapi kita akan bercerai setelah ini," Mata Wonwoo membulat.
untuk apa menikah jika beberapa menit setelah itu akan bercerai? seperti tidak punya otak saja.
"Kau serius?"
mereka mengangguk. Urat ditangannya mulai terlihat.
"Lalu apa kegunaan kalian menikah?" Wajah wonwoo terasa panas. lelah dengan ayahnya, sekarang ia benar-benar benci ayahnya itu.
"Tentu ada kegunaan nya," Tangannya mengisyaratkan sesuatu ke luar.
Wonwoo tidak peduli itu siapa, ia hanya peduli jawaban apa yang akan dilontarkan oleh ayah 'brengsek' nya itu.
"Untuk mendapat hak asuh sayang. Tante lelah mengurusi dia, dia terlalu tampan, hahaha,"
mendengar balasan Calon ibunya- Tadinya, Ia kebingungan lagi.
Tunggu, Hak asuh? berarti ia akan punya saudara kali ini?
wonwoo tersenyum. setelah sekian lsma semua saudaranya tidak diasuh oleh ayahnya, sekarang calon saudaranya akan tinggal bersamanya. setidaknya itu membuat hati Wonwoo tidak terlalu kosong.
"Siapa dia?" tanya nya.
Pada saat itu juga datang seorang pria tinggi berkulit tan dan gigi taringnya terpampang jelas saat ia sedang menguyah permen karet.
Sumpah demi apapun, Mata wonwoo tidak bisa berhenti melihat tubuh laki-laki ini. Lengkuknya, Warnanya, Uratnya. Terlalu sempurna.
Ia maju mendekati Wonwoo. Ia menjabat tangan Wonwoo, wonwoo hanya menuruti.
"Kim Mingyu,"
"Jeon wonwoo,"
Canggung. Ah, ia tidak bisa berpikir jernih. Apa yang akan dia lakukan pertama kali untuk mendekatkan diri dengan Mingyu? ia malu, gengsi.
"kalau begitu tante pulang dulu ya. Mingyu ya, jaga dirimu baik-baik. Jangan rindu diriku, Aku akan mencari lelaki yang lebih seksi dari dia," telunjuknya menunjuk Jeon Wonwoo. Tertawa lagi, setelah itu ia langsung pergi dari rumah.
"Well, Kau cukup seksi, kok"
"Apa maksudmu?" Tanya Wonwoo. Mingyu berjalan mendekati dirinya. menghembuskan nafas, lalu Membisikkannya sesuatu.
"Aku ingin melihat kamarmu, boleh tidak? hyung?" diakhir dengan suara dingin saat ia memanggil Wonwoo 'hyung'
Bulu kuduknya berdiri. suara tadi membuatnya kehabisan nafas. Dengan tidak peduli ia segera pergi ke kamar meninggalkan Ayahnya yang menggeleng kepala dengan keras.
"Anakku, Anakku. Sekarang aku memiliki 2 anak~"
zzzzzzz
Wonwoo membuka pintunya perlahan. mempersilahkan Mingyu masuk.
"Hyung, Kamarmu luas sekali ya," Ia berputar melihat sekeliling. Wonwoo hanya diam.
ia merebahkan tubuhnya dikasur.
Lalu untuk apa baju mahal ini? Sangat tidak berguna.
Ia sebal dan langsung melepaskan kemejanya lalu melemparnya ke sembarang arah. Mingyu yang melihatnya terheran.
"Hyung~" entah sejak kapan sekarang Mingyu sudah ada di sebelah wonwoo. Wonwoo pun kaget.
"Apa?"
Mingyu merentangkan tangannya. "Apa kau selalu dingin seperti ini eoh?"
"Tidak juga. Memang kenapa?" Tubuhnya berbalik ke sebelah kanan. Mingyu pun berbalik ke sebelah kiri. Sekarang mereka saling bertatap-tatapan.
Hati wonwoo berdebar kencang. bagaimana ada laki-laki setampan Mingyu? Ia merasa sangat beruntung memiliki adik seperti dia.
Tanpa terpikirkan diotak Wonwoo, tiba-tiba saja Mingyu mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibirnya.
Sontak Wonwoo kaget, ia segera mundur.
"HYAAK! APA YANG KAU LAKUKAN?!" ingin berdiri tapi mingyu menahannya.
"Aku?" ia mengangkat tubuh wonwoo ke atas perutnya. Tau jika nanti Wonwoo pasti akan melepaskan dirinya, ia mengunci kaki Wonwoo. nice try Kim Mingyu.
"Lepaskan tidak? Hya! Kim Ming- hng~"
dengan santainya mingyu mengangkat kepalanya dan mencumbu kakak barunya. Yang berawal dari kecupan, berubah menjadi cumbuan liar. mereka saling bertukar Saliva.
Wonwoo benci ini. Ini tidak benar. seharusnya ia menghindar dari Kim Mingyu. namun kenyataannya.. ia menikmati permainan itu. ckckck, dasar Jeon wonwoo!
Mingyu melepaskan cumbuannya. Tersirat muka kecewa Wonwoo. Mingyu tertawa.
"Oh Hyung, prediksi ku tidak salah. Kau sungguh imut~"
Ia duduk dan menidurkan Wonwoo. sekarang Wonwoo berasa di bawah seorang Kim Mingyu.
"Mingyu, apa yang akan kau lakukan?" sedetik setelah wonwoo bertanya itu mingyu melumat bibirnya kembali. Bibir lembut wonwoo membuat mingyu semakin ingin mencumbunya dengan kasar, namun ia tidak tega. Alhasil ia hanya bisa mengecupnya lembut dan bertukar saliva dengan Wonwoo. hanya begitu, Wonwoo sudah mendesah kenikmatan.
"hngg~, M..mingyuh. H..hentikan-Ahh!" kecupan Mingyu berpindah ke leher mulus Wonwoo. meninggalkan kissmark berwarna merah keunguan disana.
Wajah Wonwoo terasa panas. Ia tidak tahan.
"Hyung," suara serak Mingyu mengalihkan perhatiannya. Wonwoo membuka matanya dan menatap mata Mingyu intens.
ia ingin lebih.
"Wae?"
telunjuk mingyu mendarat dipucuk dasi yang masih belum terlepas di kemeja Wonwoo. Ia tersenyum licik.
"Lepaskan ini untukku, bisa?"
"Untuk apa aku menurutimu? kau membuat ku seperti ini seka-Ranghh~!" Ternyata tangan jahil Kim Mingyu telah mengelus puting wonwoo yang sedikit terlihat karena kemeja nya yang sedikit transparan.
"M..mingyu ya.. nghn!" Tubuhnya menggeliat tidak terkontrol. rasa ini terlalu nikmat.
"Lepas tidak?" Tanya Mingyu sekali lagi. akhinya Wonwoo mengangguk kecil. Ah lucunya~ Mingyu tidak kuat melihat muka Wonwoo yang memerah dan terlihat imut. Ia ingin menerkamnya.
Wonwoo membiarkan mingyu duduk tepat diatas kejantanannya. Terasa agak aneh, Ia biarkan saja. tapi sejujurnya, Sepertinya punya Wonwoo sudah naik sekarang. dan itu alasan mingyu duduk diatas kejantanan wonwoo.
Akhirnya wonwoo menyerah. Nafasnya tersenggal-senggal. rasanya sungguh nikmat. Ia melepas dasinya dengan intens. ia menariknya dan berniat untuk melepas nya namun Mingyu menahannya.
"Jangan dilepas. Masukkan dasi mu kedalam mulut, sayang," Wonwoo hanya menurut. Mingyu yang masih terbalut oleh kemeja tipis dan dasi yang sama seperti Wonwoo, menambah intensitas Wonwoo naik. ia tidak tahan, tubuhnya terlalu seksi.
Wonwoo menurunkan dasinya. memasukkannya ke dalam mulut kecilnya. ia menggulung dasi itu lalu mengemutnya didalam sana. ia pun tidak tahu apa tujuannya.
"Tahan, Hyung. Sepertinya Ayah belum tidur. maafkan aku hyung,"
Mingyu mundur, lalu menekan ujung kejantanan Wonwoo. dan suara indah yang berasal dari mulut wonwoo pun keluar.
"Ahh! hngg~ Kim..minghh, nghh!" Desahannya tertahan. meski begitu Mingyu bisa merasakan intens nya. ia merasa benda besar yang ada diantara pahanya sudah menjulang tinggi.
"Apa boleh kubuka?" Mingyu memegang sabuk yang dikenakan Wonwoo. wonwoo hanya diam. ia masih tidak bisa mengatur nafasnya.
mingyu menganggap jawaban dari hyungnya 'iya'. Dengan cepat ia melepaskan sabuk dari celana wonwoo dan menurunkan celananya.
"Sudah menjulang tinggi sepertinya, hahaha" Mingyu menekan-nekan kejantanan Wonwoo yang tidak dilapisi sehelai benang. ia melepas semua celana dan boxernya.
Wonwoo meremas spring bed yang ada dibawahnya. Pantatnya serasa berkedut. Ini terlalu sensual, ia tidak tahan.
"Hngg! ahng~ H..hentikanh,"
Dasi yang berada di mulutnya sudah sepenuhnya basah. Mingyu yang melihat itu, ia melepas dasinya dan memasukkannya ke mulut Wonwoo.
"Lihatlah hyung, sudah basah. Kau sangat tidak kuat dengan hal semacam ini ya," wonwoo hanya melirik.
ini pertama kali baginya. ia sudah tidak kuat.
"AHHNG!," Wonwoo terlonjak kaget. Tiba-tiba Mingyu mengulum penisnya.
rasa sensual itu kembali lagi. melebihi dari yang tadi lebih tepatnya.
"Aahhng~ haak! Khh..khim mingh.. haak!" Wonwoo meremas spring bed nya lebih kuat. Air liur nya mulai menetes. dasi itu dengan cepat sudah basah disegala sisi.
Mingyu mempercepat kulumannya. Wonwoo semakin menaikkan dadanya. rasanya terlalu nikmat.
"hngg..! ahngg~ khh"
ditengah-tengah permainan mereka tiba-tiba ada suara ketukan.
tok tok tok.
"Wonwoo? Mingyu? Apa kalian sudah tidur?"
Wonwoo masih tidak bisa mengatur nafasnya. ia hanya bisa melihat Kim Mingyu dengan tangkas mengambil selimut dan memeluk erat Wonwoo dan menyelimuti tubuh mereka.
Ayah Wonwoo membuka pintu kamar wonwoo.
"ah, mereka sudah tidur. Lalu tadi suara apa ya?" Ia mematikan lampu tidur Wonwoo.
"Mungkin tetangga sebelah. haha, mungkin iya,"
Ayahnya menutup pintu dan keluar dari kamarnya.
Nafas Wonwoo masih tidak beraturan.
Mingyu melumat bibir Wonwoo sebentar, lalu menutup selimutnya. "Selamat malam, Hyung," saat itu juga ia tidur sedikit berjarak dengan Wonwoo.
pada saat itu juga, Wonwoo tertidur karena lelah.
zzzzzzzz
tbc.
