Sebuah fic singkat untuk menghilangkan rasa bosan dan suntukku buat kalian NaruSaku lovers. Sebagian besar diambil dari omake manga I Hate You But I Love You dengan banyak perubahan dan penambahan deskripsi.
Naruto ©Masashi Kishimoto
I Hate You But I Love You © Fujiwara Yoshiko
Wonderful Days
::: ::: :::
"Haaahhh … lelahnya …" Sakura membaringkan tubuhnya yang lelah di atas rerumputan hijau. Nafasnya masih terengah sehabis latihan pagi bersama Naruto yang kini mengikuti Sakura berbaring di sampingnya dengan sebuah cengiran. Ia pun sama lelahnya dengan Sakura, namun ia tetap merasa senang.
"Kau makin kuat saja, Sakura-chan," komentar Naruto.
Sakura terkekeh kecil. "Kau juga makin keren, Naruto."
Wajah Naruto memerah mendengar komentar Sakura. "B-benarkah, Sakura-chan? Apa aku juga jadi terlihat tampan?" tanya Naruto dengan mata berbinar penuh harap.
Sakura menaikkan sebelah alisnya. "Maksudku yang keren itu kemampuanmu, Baka!"
"O-oh …" Naruto tertunduk malu karena telah salah sangka. Ia pikir Sakura tengah memuji fisiknya. Ada sedikit kekecewaan dalam hatinya. Padahal ia mengira kalau dirinya yang sekarang mulai terlihat tampan dan keren di mata Sakura.
Sakura menatap Naruto lewat ekor matanya. Kalau mau jujur, Sakura bisa saja mengatakan kalau Naruto memang mengalami banyak perubahan fisik. Cowok yang sudah menjadi sahabat baiknya sejak genin itu semakin tinggi dan wajahnya terlihat lebih sedikit … ya, sedikit dewasa meskipun sifatnya sama sekali tidak berubah. Namun Sakura mengurungkan niatnya untuk mengatakan hal itu. Ia sudah bisa menebak reaksi Naruto jika Sakura mengatakan anggapannya.
"Ne, Sakura-chan, kita main sambung kata, yuk!" ajak Naruto tiba-tiba.
"He?" Sakura menatap Naruto sesaat sebelum kemudian menjawab, "Boleh saja. Tapi yang kalah harus mentraktir makan siang!"
"Setuju!" jawab Naruto semangat.
"Ok, kau duluan," ujar Sakura.
"Yosh!" Naruto mengarahkan iris birunya ke langit biru yang cerah dan berawan sambil memikirkan sebuah kata untuk memulai permainannya. "Um … paku."
"Kuda," jawab Sakura cepat.
"Dagu." Naruto tak mau kalah.
"Gula." Lagi, Sakura membalas Naruto dengan mudah.
"Labu." Naruto menjawab seraya nyengir lebar. Ia tidak akan membiarkan Sakura menang begitu saja.
"Busa." Sakura menjawab santai. Bagaimanapun juga ia tidak mau kalau sampai menguras isi dompetnya untuk mentraktir Naruto makan siang. Sahabat blondenya itu sudah dipastikan tak akan cukup hanya dengan semangkuk mie ramen saja. Minimal pun lima mangkuk.
"Sa … Sa …" Tiba-tiba saja wajah Naruto memerah. Ia mengalihkan wajahnya dari Sakura sambil tersenyum tidak jelas. Tangannya terlihat memainkan rerumputan di sampingnya. Sakura mengerutkan kedua alisnya bingung, sampai akhirnya Naruto melanjutkan kalimatnya dengan suara pelan, "Sakura-chan …" jawabnya dengan wajah merah padam sekarang.
Pipi Sakura mau tak mau merona juga mendengar ucapan Naruto. Ia pun ikut membuang muka karena malu sendiri. Ia tidak menyangka Naruto malah menjawab seperti itu. "D-dasar baka! Itu 'kan bukan kata!" dengusnya.
Sepertinya sekarang sudah jelas siapa yang harus mentraktir makan siang …
FIN
Rasanya menyenangkan membuat fic singkat yang ringan seperti ini.
Thanks for reading!^^
Salam,
Rinzu15
