Shizuo sedang bingung dan kesal.
Ia berjalan dengan malas di dalam mall, melewati pertokoan demi pertokoan, kios demi kios, sambil tak henti – hentinya dilirik dengan pandangan ngeri dan heran dari sekelilingnya. Sesekali matanya memergoki orang – orang yang berbisik, mengambil foto dirinya, atau -seperti biasa- menatap Shizuo dengan ketakutan. Shizuo tak ambil pusing, dan tetap memandang lurus melanjutkan jalan – jalan malasnya
Ia sudah terbiasa sih, dengan hal itu. Tapi kali ini memang di luar kebiasaannya sama sekali. Shizuo tidak pernah sekalipun ke mall. Selain karena ia memang tidak punya uang ataupun kebiasaan berbelanja, Shizuo benci tempat ramai yang hedonis itu. Ia akan sangat mencolok dan mungkin akan membahayakan orang – orang di dalam sana, jadi ia tidak pernah tertarik pergi kesana. Hanya saja kali ini alasan mengapa Shizuo harus mengenyahkan ketidaksukaannya pada mall dan pergi kesana adalah...
Karena besok tanggal 4 Mei.
Bukiyou na Shizu-chan kara no Purezento
by : Hashizora Shin
Desclaimer : Durarara! By Ryohgo Narita
All characters and whole of Durarara!'s story is not belong to me
Only this story is belong to me, inspired by my experience
My first Shizaya fanfiction story
Enjoy!
Hari ini Shizuo bangun lebih pagi dari biasanya. Ia sendiri heran, kenapa dia bisa bangun sepagi itu. Hari ini, untuk pertama kalinya dalam hampir 4 bulan terakhir, ia libur. Shizuo mengalami masa – masa sibuknya bekerja dengan seniornya, Tom, dalam 4 bulan terakhir ini sampai ia melewatkan Natal dan Tahun Baru, sibuk mengejar dan menghajar para penghutang yang tak kunjung melunasi utangnya. Yah meskipun Shizuo bukan tipe orang yang merayakan Natal atau Tahun Baru dengan cara khusus, tapi biasanya di hari itu terkadang adiknya, Kasuka, datang di sela – sela kesibukan pekerjaannya dan mereka akan makan bersama. Dan Shizuo lega, bersamaan dengannya, Kasuka pun sangat sibuk sampai tak punya waktu untuk datang ke tempat Shizuo, sehingga Shizuo tidak perlu menyesal ataupun takut akan ingkar janji pada adiknya.
Karena ia sudah tidak ngantuk lagi, si pirang itu bangkit dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi, ia mengenakan kaos lengan panjang abu – abu dan celana panjang biasa. Perutnya berbunyi menagih makanan dan akhirnya ia menuju dapur, memutuskan untuk menghabiskan sisa kare yang semalam ia buat, mengambil susu di kulkas, lalu menuju sofanya. Shizuo meletakkan makanannya di meja kemudian ia menyalakan TV. Lalu ia sarapan sambil menonton TV. Sepi, senyap, dan tenang. Shizuo pun menikmati semua sensasi itu tanpa suara, kecuali suara TV sambil menghabiskan sarapannya dengan cepat. Setelah habis, ia segera menaruhnya di wastafel dan segera mencucinya. Lalu ia kembali lagi, dan menjatuhkan dirinya di sofa, kembali melanjutkan acara nonton TVnya.
Itu saja.
Shizuo mendadak bengong. Matanya masih tertuju ke TV tapi ia tak fokus. Sejujurnya ia senang hari ini ia bisa beristirahat dan menghabiskan waktunya dengan tenang, tapi ia benar – benar senggang sampai tak terpikir mau melakukan apa lagi untuk menghabiskan waktu liburnya.
Membayangkan sampai tiga hari kedepan –hari libur setelah 4 bulan bekerja tanpa henti– akan dihabiskan dengan rutinitas yang sama, Shizuo takut ia akan bosan dan memikirkan hal itu malah memicu amarahnya. Argh, apakah tidak ada yang bisa kulakukan hari ini?! Setidaknya hari ini aku harus melakukan sesuatu, pikirnya.
Tapi apa? Shizuo berpikir keras. Sampai tiba – tiba matanya menangkap sesuatu, di kalender yang ia gantung. Mata Shizuo menyipit, memperhatikan angka 4 di kalender bulan Mei itu. Ia mencoba memikirkan sesuatu, hari ini tanggal 3 Mei, besok tanggal 4 Mei.
Ada apa dengan tanggal 4?
Shizuo tertarik untuk memikirkan tentang tanggal 4 itu, cukup lama ia tenggelam dalam pikirannya tentang tanggal 4 itu, hingga tiba – tiba ia merasa sangat kesal dan menyesal setelah mengetahui bahwa tanggal 4 yang membuatnya penasaran itu adalah hari yang seharusnya tak perlu ia ingat ataupun ia tahu.
Karena tanggal 4 Mei adalah ulang tahun musuh bebuyutannya, si informan terkenal, Orihara Izaya, atau biasa dikenal oleh Shizuo sebagai 'kutu'.
"Argh sial! Sial! Kenapa aku malah teringat hal tak penting seperti itu?!"
Si mantan bartender itu menggeram kesal, ia mengacak – acak rambutnya yang masih agak basah saking frustasinya gara – gara pikirannya sendiri. Mengingat tentang si kutu itu, apapun yang teringat tentangnya, mampu membuat kemarahan Shizuo meningkat sangat cepat. Shizuo benar – benar membencinya. Berusaha mengendalikan amarah tak terkendalinya yang muncul secara bodoh akibat kesalahan sendiri, Shizuo menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Setelah beberapa lama, akhirnya ia berhasil mengatur emosinya dan kembali berpikir dengan jernih. Ia menyalahkan kesenggangannya sampai ia harus mencari cara untuk mengisi waktu. Pria penyuka makanan manis itu menyandarkan kepalanya di sofa dan memandang langit – langit apartemennya.
Aah... membosankan sekali selama tiga hari nanti...
Apa ya yang bisa kulakukan? Aku tidak mau tiba – tiba mengamuk sendirian gara – gara bosan...
Bosan.. bosan...
Apa yang biasa dilakukan si kutu kalau sedang bosan?
Mata Shizuo melebar dadakan. Ia langsung bangkit dari sandarannya di sofa dan kembali frustasi. Kenapa lagi – lagi memikirkan si kutu sialan itu? Menjijikan!, pikirnya kesal. Ia selalu seperti itu, setiap kali tiba – tiba ia jadi memikirkan Izaya, meskipun berusaha mati – matian berhenti, ia akan kembali terpikir tentang si informan berambut hitam itu, seakan – akan Izaya adalah suatu virus menjijikan yang akan terus menyebar meski sudah berusaha dihentikan. Dan Shizuo amat sangat menyesali hari tenangnya terganggu karena pikirannya sudah penuh tak terkendali oleh Izaya.
Kembali ke masalah menghabiskan waktu kalau sedang bosan, tadi Shizuo bertanya apa yang Izaya lakukan kalau ia sedang bosan. Dan jawabannya adalah, mengganggu Shizuo dengan datang ke Ikebukuro, mengganggu secara langsung ataupun tak langsung, melalui berbagai cara. Shizuo menggemeretakkan giginya begitu mengingat apa saja usaha – usaha dan rencana busuk Izaya mengerjainya atau membuatnya terlibat dalam masalah. Semua rencana busuk Izaya biasanya akan berakhir begitu Shizuo mulai terpancing dan mengejar si kutu disertai sumpah serapahnya, mesin penjual otomatis, rambu – rambu lalu lintas, palang jalan, atau yang terbaru; papan reklame, berterbangan menuju si kutu yang meloncat – loncat riang gembira menghindari barang – barang berat itu disertai seringainya, tawa setannya dan pisau – pisau yang melesat menuju Shizuo.
Ya, biasanya itulah yang akan dilakukan Izaya ketika ia bosan, memainkan permainan spekulatif dengan taruhannya nyawa.
Tapi bagaimana kalau kali ini Shizuo yang bosan? Apakah ia juga bisa mengerjai Izaya?
Ide untuk meniru tindakan kriminal Izaya –menurut Shizuo– adalah hal yang sangat tak elit dan Shizuo menolak disamakan dengan kutu busuk pengganggu hidupnya. Jadi apa yang bisa dilakukan Shizuo untuk balas mengerjai Izaya tanpa melakukan tindakan kriminal apapun?
Shizuo kembali bertanya dan berusaha menjawab.
Dahinya berkerut agak lama. Tangannya terkepal, mungkin ia sedang berusaha menahan rasa marah, jijik, jengah, atau apapun perasaan anehnya. Cukup lama, sampai ekspresi dan kepalan tangannya mengendur, pertanda ia sudah menemukan jawabannya. Cara mengerjai tanpa niat jahat, bukan tindakan kriminal, terkesan manis, tapi dampaknya akan besar dan dijamin memberikan kepuasan kepada Shizuo.
Mengagetkan Izaya dengan tindakan tak terduganya lalu Izaya akan menunjukkan reaksi yang ia inginkan.
Jadi, apa yang akan terjadi kalau ia memberi hadiah ulang tahun kepada Izaya?
Shizuo sudah mulai lelah dan jengkel mengitari seluruh sisi mall tanpa menemukan apa yang akan ia beli untuk dia hadiahi kepada Izaya.
Pria terkuat di Ikebukuro itu berhenti sebentar, kemudian menarik nafas panjang. Ia tidak boleh terbawa emosi di tempat ramai seperti ini. Ia harus tenang, dan tetap sabar mencari. Ia cukup menyesal tidak memutuskan dari awal akan membeli apa.
Di sela – sela penenangan dirinya, Shizuo terbayang adegan kejar – kejarannya dengan Izaya, dimana si kutu itu selalu berhasil menghindari apapun yang ia lemparkan dan mendengungkan ocehan berisiknya, atau tawa setannya, dengan seringai khasnya.
Biasanya Shizuo sangat tidak peduli apapun yang terjadi dengan Izaya yang dikejarnya, tapi adakalanya ia melihat dan menyadari bahwa Izaya nampak lelah dan sering kehabisan nafas. Ada saat – saat Izaya akan berbelok ke dalam gang sempit dan menghilang sesaat, sebelum akhirnya ditemukan lagi oleh Shizuo dan terpergok dalam keadaan tersenggal dengan nafas tak beraturan. Meskipun setelah itu kejar – kejaran tetap berlanjut, wujud Izaya dengan nafas memburu terus terbayang di kepala Shizuo
Lalu kesimpulan yang Shizuo tarik adalah :
Izaya itu ternyata tidak sekuat yang ia pikir, dan ia rasa Izaya butuh minum selama kejar – kejaran.
Shizuo terkejut dengan apa yang ia simpulkan. Terasa bodoh dan aneh memikirkan Izaya yang butuh minum, tapi ia merasa ia menemukan apa yang akan ia beli.
Shizuo akan beli botol air minum.
Ah, lalu karena akan dipakai selama mereka kejar – kejaran, berarti ia juga harus membeli tas kecil untuk membawa botol air minumnya.
Oke, Shizuo sudah memutuskan apa yang akan ia beli.
To be continued
Halo
Saya baru banget masuk fandom ini, selama beberapa bulan sejak masuk FFn saya cuma jadi silent reader lewat hp, dan akhirnya baru bisa kontribusi di fandom ini, dan tentu saja buat pairing terfavorit saya, Shizaya~
Sebenarnya ini mau di pos pas ultahnya Shizuo, tapi saya nggak sempet-sempet nulis dan baru terealisasi sekarang. Dan akhirnya keseluruhan cerita ini berubah dan saya bingung, dari yang awalnya Shizuo mau ngasih hadiah ke Izaya karena dia diam2 suka sama Izaya, malah jadi buat ngerjain Izaya. Trus yang harusnya Shizuo terpaksa menunggu satu tahun ke depan buat ngasih hadiah itu karena Izaya nggak muncul2, eh malah besoknya Izaya bosan dan pergi dari apartemennya buat main - main sama Shizuo (buat ngabisin waktu di hari ultahnya sih sebenernya)
Mereka berdua memang nggak terduga, seenaknya menulis ulang skenario di kepala saya #plak
Sebenarnya ini harusnya jadi one-shot tapi ternyata ini malah jadi chapter begini. Tapi bentar lagi beres kok, cuma mau liat dulu ada yang fav/review hehee..
Jadi, silakan kritik dan sarannya untuk perbaikan di chapter berikutnya~ Arigatou~
