Band-Aids
Haikyuu! Karakter dalam cerita ini milik Haruichi Furudate.
Kir cuma pinjam buat dibikin fanfiction demi kesenangan semata, bukan untuk hal komersil.
Plot murni milik sendiri, bila ada kesamaan mohon dimaafkan karena manusia tiada yang sempurna.
Kozume Kenma / Tetsurou Kuroo
Friendship, Shounen-ai, School-Life, Slight! fluff.
Beware of OOC! plot cepat, penggunaan EYD yang tidak tepat, typos, serta fanfiction yang masih abal-abal.
Last, happy reading! _)b
Suara decitan sepatu akibat bergesekan dengan permukaan lantai menggema di seluruh ruangan. Peluh berjatuhan bersamaan dengan kaki-kaki raksasa yang melompat ke angkasa. Pergelangan tangan yang sudah memerah itu men-spike bola voli kuat-kuat tak peduli tenaganya hampir terkuras habis.
"Selesai."
Permainan itu berakhir dengan kekalahan tim Kai, Lev, dan Yaku melawan trio Kuroo, Kenma, dan Shohei.
Si jangkung Lev tersenyum idiot sembari menjatuhkan tubuhnya di pangkuan Yaku. Tentu saja lelaki itu mendapat pukulan keras di tengkuknya. Sang libero kesakitan karena tubuh Lev terlalu berat.
Sementara itu, Kuroo mendekati Kenma yang sedang menenggak sebotol air putih. Dilanturkannya sebuah handuk putih untuk Kenma, lalu duduk jongkok di depannya.
Perlahan Kenma mengelap keringat yang masih menempel pada kulitnya. Melihat si kecil yang sibuk membersihkan diri, laki-laki berambut pantat ayam itu tersenyum kecil hingga mendapat atensi darinya.
"Kenapa?"
Kuroo menggeleng pelan. Sebaliknya, dia malah menyentuh hidung Kenma layaknya dia adalah seekor kucing manis. Duh, memang seluruh anggota Nekoma dianggap sebagai manifestasi dari kucing. Yah, walaupun arti Nekoma sendiri tidak berhubungan dengan binatang itu.
Setter kebanggaan Nekoma hanya diam selagi menyematkan rambut basahnya ke belakang telinga. Maka, pada saat itu pula sang kapten mengetahui adanya luka baru pada punggung tangan Kenma.
"Tanganmu kenapa?"
Sangat lucu bagaimana dibalik pertanyaan bernada cemas itu dikatakan dengan raut wajah datar. Tangan besar Kuroo memegang milik Kenma dan mengobservasi apa sih penyebab goresan itu muncul.
"Oh, dicakar kucing."
Bagaimana mungkin sesama saudara kucing melukai satu spesies sendiri? Ah, kucing yang ini tidak diberkati akal untuk memikirkan apa hal baik dan buruk yang dilakukannya.
"Yaku-san, kau masih punya band-aids?"
Morisuke yang tadinya melamun sontak kaget mendengar panggilan teman seklub sekaligus segenerasinya. Ia pun membuka ranselnya, mencari-cari pembalut luka yang selalu ia bawa setiap hari.
Nah, itu dia pembalut lukanya. Terselip di antara buku-buku pelajaran hari itu. Morisuke pun memberikannya kepada Kuroo.
"Ini."
"Terima kasih."
Dan Morisuke pergi di antara kerumunan anggota Nekoma lainnya.
Tangan Kenma ditiup-tiup kecil oleh Kuroo, beranggapan bahwa itu akan menghilangkan debu yang hinggap di sana. Ia lalu menempelkan pembalut luka itu pada goresan milik Kenma.
"Band-aids nya cocok denganmu."
"Hah?"
Lelaki berambut puding itu tercengang, tidak mengerti maksud perkataan Kuroo. Setelahnya ia tersadar bahwa band-aids yang tengah ia kenakan itu bercorak kucing Kutusita Nyanko.
"Bagaimana bisa?"
"Apanya?"
"Dicakar kucing."
"Aku hanya mengelus pucuk kepalanya dan dia bereaksi berlebihan."
"Anak kucing liar di halaman sekolah itu? Aku pikir dia ingin mengajakmu bermain."
"Boleh saja kalau dia tertarik dengan DSku."
Keduanya tertawa ringan diikuti suara gaduh Yaku yang mengejar si kurang ajar Lev. Semenit kemudian Kenma menatap Kuroo tepat pada matanya, membuat lelaki itu menaikkan sebelah alisnya.
"Ano- terima kasih, Kuroo-san."
{fin.}
