MyBadMyKiller

Author : Byun Ryeokyu

Cast(s) : Ryeowook, Yesung, Sungmin, Kyuhyun, and others

Pairing(s) : Yewook, Yemin

Genre(s) : Family/Hurt/Drama

Rate : T

Warning : OOC! GS For Ryeowook & Sungmin! Typo(s)! Tidak sesuai EYD! Gajeboh! Bahasa babak belur!

Welcome here!

I'm newbie ^^ so, please understand all mistakes

Happy Reading ^^

LBG

Musim dingin kini telah berganti musim semi. Udara beku perlahan mulai terasa sejuk. Salju yang semula serasa mampu membekukan tubuh digantikan angin musim semi. Sungguh musim semi terasa lebih baik dari musim dingin. Seolah bumi mendapat cahaya dalam kegelapan.

Begitu jugalah yang dirasakan Ryeowook. Seorang wanita yang hampir kepala empat. Musim dinginnya kini telah berganti musim semi. Ia merasa bebas menghirup udara sejuk yang 9 tahun ini tak pernah ia rasakan. Terkurung di dalam ruangan untuk waktu yang lama sama sekali tak menyenangkan.

"Selamat Ryeowook-ah! Akhirnya perjuanganmu selama sembilan tahun ini tak sia-sia. Kau benar-benar beruntung dapat melawan penyakit itu!"

Seorang dokter bertanda nama Choi Siwon tersenyum ke arah wanita cantik itu. Ia menjabat tangan mungil wanita yang sembilan tahun ini menjadi pasiennya. Wanita yang sembilan tahun ini ia dengar rintih dan ringis kesakitannya saat alat-alat medis mulai dipasangkan pada tubuh mungilnya yang terlihat ringkih. Kim Ryeowook.

Ryeowook tersenyum lebar, "terima kasih, Dokter. Ini semua juga berkat Dokter."

"Kau memang pantas mendapatkan semua ini. Kau orang yang sangat baik. Tuhan sangat menyayangimu," timpal Siwon sembari memperlihatkan senyum dimplesnya yang masih saja terlihat mempesona meskipun hampir mencapai usia 40.

"Dokter bisa saja," balas Ryeowook dengan senyum malu-malunya. Hei ingatkah dia bahwa ia sudah berumur lebih dari 35 tahun? Kenapa masih seperti seorang remaja? Ck! Tapi percayalah, dia masih cocok dengan tingkah itu, bahkan jika kau melihatnya, kau tak akan percaya bahwa sebentar lagi Ryeowook akan berulang tahun yang ke-36.

Jerat kegelapan melepasku

Langit biru menyapaku

Mengiringi langkahku menuju dirimu

Apa akan ku temukan dirimu yang menungguku?

"Huft! Ryeowook-ah fighting!"

Ryeowook mencoba menyemangati diri sendiri. Berkali-kali dia menghela napas seraya menatap lurus ke sebuah rumah megah bercatkan abu-abu putih yang ada di hadapannya saat ini. Tangan mungilnya meremas kuat tas besar berisi pakaian yang selama ini ia gunakan saat di rumah sakit. Perlahan dia menggerakkan tangan kanannya untuk memencet bel yang ada di samping gerbang utama rumah megah itu.

Ting tong

Akhirnya ia berhasil membunyikan benda putih yang memiliki tombol di tengah itu setelah mencoba beberapa kali.

"Nuguseyo?"

Terdengar suara seseorang yang masih diingat Ryeowook. Suara Jung Ahjumma, seorang pelayan di rumah itu. Ryeowook tersenyum, ia senang dapat mendengar suara itu lagi. Ia tak sabar untuk bertemu wanita yang dulu begitu memanjakannya.

"Annyeong haseyo! Jung Ahjumma, ini aku, Ryeowook."

Senyum di bibir tipis Ryeowook seketika melebar begitu mendengar pekikan dari sambungan sana. Ia tau, Ahjumma itu pasti sangat merindukannya. 8 tahun lamanya mereka tak pernah bertemu.

Secepat kilat gerbang utama rumah megah itu terbuka. Seorang wanita tua berpakaian bak pelayan langsung menubrukkan tubuhnya ke tubuh mungil Ryeowook. Kedua tangannya mengukung tubuh Ryeowook dalam sebuah pelukan erat.

"Nyonya! Akhirnya kau kembali. Ahjumma sangat merindukanmu. Bagaimana kabarmu?"

Begitu ia melepaskan Ryeowook dari pelukannya, Jung Ahjumma langsung menyerocos dengan pitch suara yang sama sekali tak teratur.

Ryeowook tersenyum lebar. "Seperti yang Ahjumma lihat, aku baik-baik saja. Sangat baik bahkan. Ahjumma bagaimana? Aku juga merindukan Ahjumma."

"Ahjumma juga baik. Ya sudah, ayo kita masuk sekarang. Aigoo Nyonya telihat semakin cantik."

"Ahjumma! Sudah berapa kali ku katakan, panggil aku Ryeowook! Tanpa embel-embel Nyonya!"

Mereka berdua tertawa, yang awalnya dimulai oleh Jung Ahjumma. Ia tak habis pikir, bagaimana Nyonya-nya itu masih saja bersikap seperti ketika ia berkepala dua dulu.

"Ahjumma sendiri di rumah?" tanya Ryeowook.

Jung Ahjumma mengangguk, "Tuan Besar dan Tuan Muda sedang keluar."

Senyum di bibir Ryeowook sekonyong-konyong menghilang. Ah Tuan Besar dan Tuan Muda. Betapa ia sangat merindukan kedua orang itu. Bagaimana rupa mereka saat ini? Terlebih Tuan Muda itu, dia pasti sudah semakin tampan saat ini. Apa dia mengalahkan ketampanan Appanya? Atau justru ia kalah tampan dari sang Appa?

Jung Ahjumma yang memperhatikan ekspresi wajah Ryeowook sontak merasa bersalah. Apa ia salah bicara?

"Ryeowook-ah, kau baik-baik saja?" tanya Jung Ahjumma khawatir.

Ryeowook mengangguk, senyum manis kembali terukir di bibir tipisnya yang masih terlihat pucat, menjelaskan bahwa ia baru sembuh dari sakit.

Cklek

Pintu rumah terbuka. Ryeowook dan Jung Ahjumma seketika itu bangkit dari duduk mereka. Keduanya sedikit berjalan mendekati arah pintu yang cukup jauh dari tempat mereka berada –ruang tamu, mengingat rumah itu sangat luas.

Jantung Ryeowook berdebar-debar tak karuan. Ia merasa gugup sekaligus em takut? Yah barangkali.

"Ahjumma! Kami pulang!"

DEG

Darah Ryeowook langsung berdesir mendengar suara yang sangat ia hapal itu. Suara yang sering ia ingat-ingat saat ia dalam keadaan sangat buruk. Suara yang tak akan pernah ia lupakan. Suara seseorang yang sampai saat ini masih menempati posisi pertama di hatinya. Suara….

"Yesung…" panggil Ryeowook dengan suara pelan.

Ketiga orang yang ada di belakang pintu itu mendongakkan kepala mereka melihat siapa yang telah memanggil Yesung.

DEG

Kali ini pria tampan bermata sipit yang ada di belakang pintu itulah yang merasakan sentakkan pada jantungnya, saat manik hitamnya bertemu coklat karamel milik Ryeowook.

'Wanita itu? Dia ada di sini? Ba-bagaimana bisa?'

"Ka-kau?" gumam Yesung tak percaya.

Ryeowook tersenyum lebar, matanya yang tadi berkaca-kaca kini mulai menurunkan hujan setempat. Karamel cerahnya beralih pada seorang namja yang tak kalah tampan yang ada di samping kiri Yesung. Tak terasa air matanya sudah mengalir deras, itukah dia? Itukah namja kecil yang dulu sering ia timang? Itukah namja kecil yang dulu selalu ia bawa ke mana pun ia pergi? Itukah namja kecil yang dulu berambut ikal kecoklatan –sekarang masih seperti itu? Itukah namja yang memiliki manik karamel sepertinya? Itukah…. Kim Kyuhyun? I…tukah….. putranya?

Namja yang berdiri di sebelah kiri Yesung merasa risih karena Ryeowook terus menatapinya dengan mata yang mengalirkan air mata. Dan…. ia tak suka tatapan itu. Namja tampan berambut ikal kecoklatan -Kyuhyun- itu mengalihkan matanya dari mata Ryeowook.

Tanpa Ryeowook sadari, kakinya membawa ia mendekati Kyuhyun. Tangannya terulur untuk memeluk namja itu. Kyuhyun menatap horor wanita mungil di hadapannya.

'Apa-apaan dia? Baru saja bertemu, sudah mau peluk-peluk!' tukas Kyuhyun dalam hati.

Baru saja tangan Ryeowook akan menyentuh kulit Kyuhyun, namja itu telah lebih dulu mendorong Ryeowook menjauh, hingga wanita yang sebetulnya masih lemah itu terduduk di lantai.

"Tuan Muda!" pekik Jung Ahjumma.

Ia berjalan mendekati Ryeowook, membantu wanita itu untuk berdiri.

Ryeowook merasakan sakit yang teramat sangat di relung hatinya. Sangat sakit rasanya saat kau mendapat perlakuan seperti itu dari putra yang telah kau lahirkan, putra yang selalu kau rindukan, putra yang menjadi penyemangatmu untuk hidup. Tapi Ryeowook sadar, ini bukan salah putranya. Ini salahnya. Ia yang salah karena begitu lama meninggalkan putranya. Ini kebodohannya. Bukan salah Kyuhyun jika ia tak bisa menerima seseorang yang mungkin tak ia ingat lagi.

"Tuan Muda, Tuan Muda tidak boleh begitu pada Nyonya Ryeowook," nasehat Jung Ahjumma.

"Hei! Apa-apaan ini! Jangan seenaknya memerintah putraku, Ahjumma!"

Ryeowook tersentak mendengar suara itu. Ia tak pernah mendengarnya sebelumnya. Ryeowook mengalihkan matanya ke arah wanita yang berdiri di sebelah kanan Yesung. Wanita cantik nan anggun. Siapa dia? Putraku? Apa maksudnya itu?

"Nu-nuguseyo?" tanya Ryeowook takut-takut. Ia takut jika ia akan mendengar jawaban yang ada di pikirannya saat ini. Dia takut. Sangat takut.

"Nugu? Seharusnya aku yang bertanya. Aku Kim Sungmin, istri Yesung, Ibu Kyuhyun!" jawab wanita cantik yang menyebut dirinya Sungmin itu dengan penuh penekanan.

DEG

Tidak! Ia tak pernah mendengar ini! Ryeowook tak pernah mendengar ini! Ya benar, Ryeowook tak pernah mendengar ini!

Ryeowook menggeleng-gelengkan kepalanya. Jantungnya terasa sangat sakit saat ini. Napasnya terasa sesak. Tubuhnya lemah. Apa ini?

Apa ini alasan kenapa tak satu orang pun pernah mengunjunginya di tempat terkutuk bernama rumah sakit sejak 8 tahun yang lalu? Apa karena sang Tuan yang telah memiliki Kim Sungmin di sampingnya?

Sakit! Sungguh ini sangat sakit!

"A-pa? Ibu Kyuhyun? Tapi Kyuhyun itu putraku!" balas Ryeowook setelah mengumpulkan tenaganya yang lenyap entah ke mana tadi.

"Mwo?" pekik Kyuhyun. Namja berumur 15 tahun itu membelalakan mata tak percaya.

"Hyun-ie, ini Eomma, Nak! Wook Eomma!" balas Ryeowook dengan suara parau karena dia kembali menangis.

"Huh? Eomma? Eommaku namanya Sungmin. Aku tak punya Eomma bernama Wook. Jangan asal-asal mengaku!" timpal Kyuhyun dengan nada tajam.

NYUT

Ryeowook merasa hatinya seperti dicubit-cubit mendengar perkataan anak kandungnya itu. Rasanya sangat sakit. Seolah bisa merenggut separuh jiwamu.

"Anio. Eomma tidak asal-asal mengaku Hyun-ie!"

"Cih! Geotjimal! Dan apa itu? Hyun-ie! Aku benci mendengarnya! Kau membuatku terkesan banci!"

NYUT NYUT

Lagi-lagi kalimat yang terucap dari bibir putranya itu membuat hatinya serasa dicubit tangan tak terlihat. Hah kenapa rasanya sesakit ini?

"Tuan Muda! Anda menyakiti perasaan Ibu Anda!" sela Jung Ahjumma.

"Appa! Ige mwoya?" tanya Kyuhyun dengan nada merajuk pada Yesung.

Yesung yang sedari tadi sibuk memandangi seseorang langsung tersentak. Ia memandang putranya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Appa! Dia siapa? Dia bohong kan? Kyu anak Appa dan Sungmin Eomma kan?" tuntut Kyuhyun. Dia memandang Yesung dan Sungmin bergantian. Yesung hanya diam. Sementara Sungmin ingin sekali membenarkan ucapan Kyuhyun, tapi entah kenapa dia merasa tak tega. Bagaimanapun, dia juga seorang wanita.

Yah, memang selama ini ia tak pernah mengetahui siapa Ibu kandung Kyuhyun, tapi dari cara Ryeowook menatap dan mengatakan bahwa Kyuhyun adalah anaknya, ia yakin wanita itu tak berbohong. Terlebih lagi Jung Ahjumma yang notabene sudah sangat lama bekerja untuk keluarga Kim begitu membela Ryeowook.

Tapi, ia juga tak mau Kyuhyun tau. Dia tak mau kehilangan putranya. Ya. Kyuhyun adalah putranya. Putra Kim Sungmin! Kim Kyuhyun itu putra Kim Sungmin semenjak ia menikah dengan Kim Yesung sekitar 7,5 tahun yang lalu. Salahkan wanita itu! Kenapa dia meninggalkan anaknya! Dia yang bodoh!

Sesak! Dada Ryeowook terasa sangat sesak. Sungguh, ruangan tempatnya berada terasa tak beroksigen. Dia tak bisa bernapas dengan baik. Jantungnya pun tak henti-hentinya bergemuruh. Kenapa begini? Kenapa anaknya sendiri tak mengenalinya? Kenapa anaknya sendiri tak mau menerimanya? Tak cukupkah hanya suaminya saja yang tak menerimanya? Kenapa anaknya juga begitu? Apa selama ini tak satupun orang yang memperkenalkan pada putranya itu siapa wanita yang telah melahirkannya?

"Maaf jika saya lancang, tapi itu benar Tuan Muda. Nyonya Ryeowook adalah Ibu kandung Tuan Muda. Apa Tuan Muda tak bisa mengingatnya?" Melihat Tuan Besarnya tak berniat untuk menjawab pertanyaan Kyuhyun, Jung Ahjumma menggantikan.

Sungmin menegang di tempat. Tiba-tiba saja perasaan takut yang teramat sangat menyusup ke dalam hatinya. Ia tak suka wanita di depannya itu. Kenapa dia harus kembali? Ck! Pengganggu!

"Ani! Ini tidak benar! Iya kan, Eomma?" tanya Kyuhyun meminta persetujuan dari Eommanya –Sungmin. Ia menatap Sungmin dengan tatapan tajam dan memohon.

Sungmin hanya diam di tempat. Dia tak menjawab ataupun membalas tatapan anaknya itu.

Sedang Ryeowook terus menunduk sembari menikmati aliran cairan hangat yang mengaliri pipinya. Ia sudah tak memiliki kekuatan untuk sekadar mengangkat kepala. Apalagi menatap ketiga orang di hadapannya. Ketiga orang yang dalam sekejap telah mampu meluruhkan seluruh semangat yang ia bawa dari rumah sakit tadi. Ketiga orang yang dalam hitungan menit saja mampu merusak jantung, aliran darah, dan fungsi paru-parunya.

"Itu memang benar."

LBK

T

B

C

Thank you for reading!

What do you think?

Delete/Continue?

Buat yang udah baca, baik yang disengaja atau tidak mohon reviewnya yaa

Sebagai pemula aku masih butuh banyak masukan dari kalian semua

Terima kasih buat yang mau ninggalin review maupun yang berniat. ^^

Lanjut/delete? Tergantung kalian. ^^