Story By: Razen.
Disclaimer: Kazuki Takahashi & Naohito Miyoshi.
Rate: M
Genre: Drama/Romance
Main Pair: Pendulum
Warning: Typo, yaoi, some mistakes EYD, AU, Kiss Scene.
A/N: Karena mengandung unsur dewasa, jadi fic ini rating M. ^^
xXx
Buah Anggur
xXx
.
.
.
"Apa yang kamu makan?"
Suara tersebut menginterupsi gerakan tangan Yuuya yang asyik memakan buah anggur. Sambil mengunyah, Yuuya menoleh.
"Anggur, kenapa?" tanya Yuuya, biji halus diludahkan ke tisu.
"Aku tak pernah tahu kamu suka anggur," cetus Reiji, tangannya dilihat di depan dada.
Kepala Yuuya kembali dipaling mengarah ke layar, menonton acara drama domino. "Yah, lumayan. Anggap saja aku iseng coba cemilan baru."
"Apa maksudmu 'anggap'?" tanya Reiji, tangan diundur dan melangkah maju menghampiri Yuuya.
"Hm~ hm~" gumam Yuuya tak jelas, asyik menikmati buah berair yang terasa manis di dalam mulutnya.
Reiji menghempaskan tubuhnya ke atas sofa, membuat kursi kulit tersebut berguncang. Yuuya tak hiraukan, masih asyik menonton saat-saat klimaks di mana prota tengah memberontak dari cengkeraman kekasih.
Reiji melirik mangkuk di tangan Yuuya. Buah mungil berwarna merah keunguan tersebut tersisa tujuh butir. Banyak juga yang sudah dimakan Yuuya.
"Mau?" Sebutir anggur disodorkan ke depan wajah Reiji.
Sebelah tangan diangkat, menepis pelan tangan Yuuya. Dianggap Yuuya sebagai penolakan.
Yuuya cemberut. Lantas beringsut menjauh dan memasukkan anggur tersebut ke mulutnya, mengunyahnya kasar.
"Hei, aku mau mencobanya."
Kepala Yuuya ditarik ke samping. Hanya butuh waktu sedetik bagi Yuuya waktu sedetik bagi Yuuya untuk mengambil napas sebelum bibirnya dipagut oleh Reiji.
"Mmnhh!" Yuuya mengerang, terlalu terkejut kala bibirnya ditikam sesuatu yang hangat dan basah hingga menganga. Kesempatan tersebut digunakan Reiji untuk menerobos masuk.
Buah anggur dibagi dalam dua panggung, hancur setiap belitan lidah. Air sari buah bercampur saliva terasa manis dan lengket. Berusaha agar biji tidak terteguk.
Ritual lidah baru dihentikan begitu rasa manis memudar. Reiji menjauhkan wajahnya, diikuti Yuuya yang maruk menarik oksigen. Suaru napas yang tersengal dan hawa yang panas memenuhi ruangan.
"Sesekali mungkin memang bagus mengganti kudapan," ucap Reiji seraya meludahkan biji anggur ke atas tisu.
Yuuya mendelik, "Apa maksudmu 'mungkin'?"
"Hm~" Meniru, Reiji menjawabnya dengan gumaman yang sama tak jelas.
"Iiiikh!" Mangkuk anggur dilempar begitu saja, bersamaan dengan Yuuya yang ngambek memukul-mukul pelan Reiji.
xXx
The End
xXx
