Tuk Tuk Tuk.

Kini seorang gadis sedang berlari dengan cepat tanpa mempedulikan orang yang berada disekitarnya. Tas coklatnya masih terbaring dengan manis di punggungnya. Rambutnya disebunyikan dibalik kerudung cokelat yang berwarna lebih tua sedikit dari warna tasnya.

-Talk Game-

*Ch 1*

Story by: Kiriko Alicia

Vocaloid belongs to Crypton Media and Yamaha Corp

Rating: T

Pairing (Main): Kagamine Rin X Kagamine Len

Genre: Romance, Humor.

Warning: Cerita gaje, alur lambat/ngebut, typo dimana-mana, dan cerita ini dapat mengakibatkan berbagai macam reaksi terhadap para pembacanya (Menangis terharu, tertawa ngakak, kesel-kesel sendiri karena pairing lainnya tidak sesuai harapan, dll), all in Normal PoV.

Summary: Rin Kagamire yang dijuluki sebagai 'Ratu Bicara' di kelasnya kini dihadapkan kepada murid pindahan yang 'menyebalkan' (menurutnya) di kelasnya, Len Kagamine.

"Hei! Itu kan si Rin Kagamire!"

"Eh, iya! Dia itu orang yang dijuluki si 'Ratu Bicara'!"

"Ah! Dia itu kan murid yang berhasil menang perang mulut dengan Meito sensei kan?"

Setidaknya itulah kata-kata orang tentang Rin. Kagamire Rin. Gadis yang terkenal sesekolah karena keahliannya dalam perang mulut. Gadis yang pendiam dan tidak banyak bicara. Ia selalu bersifat dingin di sekolahnya, namun sangat berbeda jika ia berbicara dengan orang-orang yang dekat dengannya.

Penampilannya tidak lain adalah menutup separuh bagian kepalanya (yang belakang) dan membiarkan hanya poninya yang tampak. Jadi semuanya sudah tahu kalau Rin itu berambut pirang. Ia juga mengenakan beberapa jepit putih untuk merapikan poninya itu.

Tidak ada yang pernah melihatnya melepaskan kerudungnya, atau rambut yang disembunyikannya. Semuanya juga tidak pernah melihatnya… Tersenyum.

Ya, wajahnya selalu saja datar dan tidak berekspresi atau jika kau 'beruntung' kau dapat melihat wajah 'menakutkan'nya. Namun semuanya berubah sejak murid pindahan itu datang dan mulai 'mengacaukan' (menurut Rin) hari-harinya…

Walaupun secara tidak sadar, murid itulah yang memberikan 'warna-warni' pada kehidupan Rin…

SRET…

Pintu kelas IX-A dibuka dan ditutup dengan cepat oleh Rin. Ia pun segera berjalan ke tempat duduknya dengan langkah cepat.

"Pagi!" Sapa seorang gadis berambut merah Cherry dengan 'antena' di atas kepalanya sambil tersenyum cerah. Ia adalah teman sebangku Rin, Furukawa Miki.

"Pagi," Jawab Rin dengan nada datar dan masih dengan wajah datarnya yang membuat Miki sweatdrop di tempat.

Tak lama kemudian, pintu dibuka dan tampak seorang guru berambut pink panjang datang dengan langkah anggunnya dan segera berdeham keras, menyebabkan perhatian murid-murid sekelas teralihkan kepadanya.

"Ohayo minna! Kita akan mempunyai seorang murid baru, tolong bersikaplah yang baik kepadanya ya! Terutama Kagamire-san!" Ucap Luka Megurine-guru berambut pink itu- sambil memberi peringatan khusus pada Rin.

Em… Itu dikarenakan Rin tidak pernah bersikap ramah kepada siapapun (Kecuali sopan dengan para guru dan itupun harus tergantung situasi dan kondisi).

Sekelas langsung meneguk ludah. Sekarang semuanya hanya bisa berharap kalau Rin takkan membalas ucapan Luka. Tetapi…

"Memangnya kenapa aku harus bersikap baik padanya?" Tanya Rin masih dengan wajah datarnya yang terlihat menantang. Langsung saja keluar dua tanduk di kepala Luka. Sekelas langsung bersiap dengan perlindungan masing-masing.

Panci untuk melindungi kepala.

Spatula sebagai senjata.

Juga wajan sebagai perisai.

Miki langsung menarik kursinya menjauh dari tempat kejadian itu sambil bergidik ngeri karena Luka yang berjalan ke arahnya dengan kecepatan kilat.

"Tentu saja kau harus bersikap ramah kepadanya, Kagamire-san," Ucap Luka sambil meletakan kedua tangannya di pinggulnya. Rin hanya terdiam sebentar dengan poker facenya lalu membalas perkataan Luka.

"Memangnya aku mengenalnya?" Tanyanya. Luka mulai merasa naik darah. Benar-benar deh, semua guru yang pernah perang mulut dengannya kalah. Bahkan Sakine Meito, guru terkiller di sekolah itu pun kalah dengannya.

"Kalaupun kau tidak mengenalnya, lebih baik kau bersikap baik kepadanya, Kagamire-san!" Bentak Luka. Rin langsung menyipitkan sebelah matanya, membuat wajahnya terlihat menantang. Aura gelap mulai keluar dari tubuh Rin.

Sekelas langsung bergidik ngeri melihatnya. Jika Rin sudah seperti itu, maka itu berarti pertanda buruk…

"Sensei tambah tua ya? Kata orang, kalau cepat marah-marah, nanti tambah tua."

JLEB

Kata-kata itu sangat nge-JLEB buat Luka. Cantik-cantik awet muda begini kok bisa dibilang tua?

Sedangkan sekelas hanya bisa berharap akan kedatangan seseorang entah siapa saja pokoknya 'seseorang' untuk menghentikan pertengkaran guru dan murid itu.

Langsung saja Luka merasa seperti gunung berapi yang siap meledak karena murid 'bermasalah' yang berada di hadapannya kali ini. Sedangkan Rin masih tetap dengan muka datarnya.

"DENGAR YA! SENSEI-"

Sebelum Luka sempat menyelesaikan kalimatnya, seorang laki-laki berambut ungu laut membuka pintu itu dengan keras. Karena suaranya yang keras, semuanya mengalihkan pandangannya kepadanya.

"LUKA! BISA-BISANYA KAMU MEMBIARKAN MURID BARU INI DILUAR SELAMA 20 MENIT?!" Bentak guru itu sambil membawa seorang murid disebelahnya.

GLEK

Sekelas langsung menelan ludah melihat guru itu.

"OHHH… Pliss deh! Memang sih kita ngeharapin kalau ada yang akan menghentikan pertarungan ini! Tapi… MASA KEPALA SEKOLAH?!" Batin Semua murid di kelas itu (min Rin) sambil jawsdrop.

Kepala sekolah Voca Utau Gakuen, KAMUI GAKUPO. Terkenal dengan ketajaman lidah yang sebanding dengan Rin Kagamire. Sayangnya, mereka belum pernah sekalipun perang mulut. Mungkin jika mereka perang mulut, takkan ada habisnya ya?

"E-Eh-Ehh! Ga-Gakupo-san!" Ucap Luka gelagapan. Sedangkan Kaito hanya menghentak-hentakkan kaki kanannya dengan tidak sabar.

"Gajimu kupotong 3%, kerjamu tidak benar," Ucap Gakupo. Luka langsung cengo.

"TIIIIDDAAKKKK! GAJIKU YANG SANGAT BERHARGA!" Batinnya.

"Ta-tapi…," Bantah Luka.

"Tidak ada tapi-tapian, cepat urusi murid baru ini!" Ucap Gakupo lalu mengucapkan permisi untuk keluar kelas. Luka pun segera menggiring murid baru itu ke depan kelas dengan setengah hati. Tentunya down karena masalah gaji.

Langsung saja siswi-siswi langsung ber-KYAA ria, memuji-mujinya, dan bla bla bla. Tentunya kecuali Rin yang masih memasang tampang poker facenya.

"Minna *hiks* Kita kedatangan murid baru *hiks*. Murid baru… *hiks* Tolong perkenalkan dirimu! *hiks*."

"Gajiikkuu tercintaaa…," Batin Luka sensei sambil menangis. Tapi murid baru itu hanya memperhatikan Luka dengan tatapan aneh.

"Sensei ini ngak suka kalau ada murid baru di kelasnya ya?" Batin murid baru itu.

Sekelas cengo melihat Luka yang nangis gara-gara dipotong gajinya, tentunya kecuali Rin yang masih memasang tatapan datar di wajahnya. Dan murid baru itu hanya memandang Luka dengan tatapan yang sulit dibaca.

"Em… Kagamine Len, yoroshiku," Ucap murid baru yang kita ketahui bernama Kagamine Len itu. Gadis-gadis hanya ber-kyaa ria saja sedangkan Rin membaca sebuah novel entah apa namanya (Alicia: Alice rasa tidak perlu mendeskripsikan penampilan Len. Kalian pasti tahu kan?).

"Baiklah… Kagamine-san! *hiks*! Duduklah disebelah… Kagamire-san *hiks*," Ucap Luka sambil masih menangis sesekali. Sekelas sweatdrop.

Len yang binggung siapa itu Kagamire-san hanya mencari tempat kosong. Toh kalau tempat kosong, berarti itu tempatnya bukan? Dan kebetulan hanya ada satu tempat kosong di kelas itu…

…Dan itu disebelah kiri Rin. Len pun duduk di sebelah tempat Rin dan mengulurkan tangannya.

Rin yang menyadari kalau uluran itu ditujukan kepadanya hanya membalas uluran itu tanpa tersenyum sama sekali.

"Kagamine Len, yoroshiku."

"Iya, aku tahu. Kau sudah memperkenalkan dirimu di depan kelas tadi. Jadi jangan mengulangi kata-kata itu karena akan terdengar tidak efektif. Namaku Kagamire Rin, sekarang silahkan kembali ke tempatmu karena Luka sensei akan segera memulai pelajarannya yang sangat membosankan itu," Jelas Rin panjang lebar tanpa ekspresi sama sekali, tentunya hanya dengan muka datarnya itu.

Sekelas sweatdrop. Sedangkan Len hanya cengo lalu langsung meneguk ludahnya, ketakutan dengan seseorang yang tingkah lakunya seperti (baca: persis) mayat hidup. Ia pun hanya mengangguk sebagai jawaban.

Pertemuan pertama mereka. Rin yang kasar, namun sebenarnya berhati lembut. Bukti? Buktinya ia mengingatkan Luka agar tidak marah-marah supaya tidak cepat tua #plak.

Len yang agak-agak polos. Pertemuan pertama. Perasaan yang akan mulai muncul secara bertahap. Bagaimanakah akhir cerita keduanya?


Alicia: Yahoo! Ketemu lagi sama si author yang satu ini! Kembali dengan fict baru padahal fict lain pada belum kelar… *pundung* Tapi tenang! Pasti diselesain kok! Gimana? Jelekkah? Soalnya ide baru dan kerjanya sehari jadi…

Alicia + Semuanya: Oke… Terakhir! Mohon reviewnya X3

.

Untuk kali ini, Alice perbolehkan vote pairing selain RinLen. Pilih: MikuKaito, GumiGumo, atau NeruMikuo/KaikoMikuo? (Pilih satu ya! Dan ini hanya berlangsung pada Ch 1!) X3

.

Lanjut atau delete?