PERSONA: The Locking Soul

Cast : Sungmin, Ryeowook, Kyuhyun, Shindong, and other member SJ...

Rating : T

Genre : Fantasy, romance, supernatural

Warning : Genderswitch! Typo masih ada di mana-mana..

Disclaimer : Fanfiction ini milik saya yang terinspirasi game PS1 Persona, anime Fullmetal alchemist, dan Shakugan No Shana. Mian, kalau ceritanya agak aneh, aku masih baru di FFN ^_^

Don't Like, Don't Read! Don't Bash!

Pagi yang mendung di sekitar wilayah Ilsan bertepatan di hari Minggu membuat orang-orang lebih memilih bersantai di dalam rumah daripada menghabiskan waktu untuk pergi mencari hiburan, berbelanja dengan teman-teman, atau sekedar berjalan-jalan di taman.

Sementara itu, di sebuah tempat atau lebih tepatnya dalam sebuah ruangan dengan warna keseluruhan cat dindingnya ungu, tampak seorang namja paruh baya dan yeoja yaang masih sangat muda tengah duduk di depan sebuah layar. Namja itu mengelus dagunya dengan jari telunjuknya.

"Jadi, orang itu akan segera tiba, huh?" gumamnya. "Vic, seperti yang sudah aku katakan. Jangan pernah membiarkan kelompok lain masuk, kecuali mereka." Ia berucap tanpa menoleh pada yeoja yang diajaknya berbicara itu, Victoria.

"Ya, saya mengerti, Tuan Lee," sahut Victoria dengan tegas layaknya seorang bawahan yang profesional, ataukah itu memang benar? Victoria adalah bawahan namja paruh baya itu.

**Joyers**Persona**

Seperti yang telah diperkirakan dalam ramalan cuaca kemarin. Pagi ini hujan turun cukup deras di daerah Busan. Hujan pertama di musim semi. Tampak dua orang yeoja yang tengah merapikan barang-barang mereka dalam sebuah koper yang berukuran cukup besar. Mungkin tinggal dalam apartemen kecil ini membuat mereka tak nyaman hingga memilih pindah ke tempat lain.

"Sungmin eonni, masa pelajaran tahun baru akan dimulai minggu depan. Kau yakin kita akan pindah sekarang?" tanya yeoja berambut merah keunguan yang tengah memperhatikan kalender kecil di meja nakas di samping tempat tidurnya.

"Wae? Bukankah lebih cepat lebih baik. Kita juga bisa menikmati kota itu, kan?" yeoja bernama Sungmin itu berbicara tanpa menghentikan aktivitasnya.

"Yahh, aku hanya merasa itu sangat cepat. Kita sudah sejak kecil tinggal di Busan, tapi kenapa harus pindah ke Ilsan?" tanya yeoja lain sambil mengerucutkan bibir sebal.

"Kau benar, Ryeowook-ah. Sampai sekarang aku masih tidak mengerti kenapa mereka menyuruh kita untuk pindah ke Ilsan dan tinggal di sebuah asrama," ujar Sungmin yang kini telah selesai dengan kegiatan packing-nya.

Ryeowook memilih untuk tidak menyahut. Masih banyak barang yang belum ia packing. Ia agak heran dengan sepupunya itu. Bahkan ini baru 30 menit sejak mereka memulai beres-beres, tapi ia sudah selesai duluan. Padahal barang milik Sungmin 3 kali lipat lebih banyak dari miliknya.

**Joyers**Persona**

"MWO!?"

Ryeowook dan Sungmin membuka lebar mulut dan kedua mata mereka. Yah, mereka telah sampai di asrama baru mereka di Ilsan. Mereka sedikit, ani, bahkan sangat terkejut dengan fakta yang ada di asrama itu.

Shindong ahjussi, penjaga sekaligus teman baik pemilik asrama tengah menjelaskan apa saja yang terjadi. Wajahnya tenang-tenang saja saat menjelaskan. Ia tahu jika kedua yeoja imut dan cantik itu benar-benar shock.

"Bagaimana bisa? Yeoja dan namja tinggal di satu asrama dengan kamar saling bersebelahan?" Sungmin memandang Shindong ahjussi tak percaya, tak terkecuali Ryeowook. "Dan tadi anda bilang jika asrama ini hanya dihuni sembilan orang termasuk kami?"

"Sebenarnya ada tiga belas jika aku juga dihitung, Tuan Lee dan sekretarisnya Victoria, dan satu orang lagi yang akan sampai sebentar lagi. Asrama ini hanya terdiri dari dua lantai ditambah satu lantai bawah tanah. Dari luar memang tampak seperti asrama biasa, bukan?"

Mereka berdua menatap Shindong ahjussi bingung. Memangnya apa yang ada di dalam asrama ini? Setelah mereka masuk, seperti kembali pada masa berabad-abad yang lalu, mereka seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini. Ternyata ada juga asrama dengan tema seperti kerajaan ini.

"Asrama ini memiliki tema di era Victorian? Woaa... pasti benar-benar mahal." Ryeowook tak henti-hentinya memandang kagum unsur seni yang benar-benar terasa ini. Setidaknya ini bisa membuat mereka tak menyesal telah pergi ke Ilsan dan meninggalkan kota kelahiran mereka, Busan.

"Mari, aku antar kalian ke tempat penghuni asrama ini biasa berkumpul."

Bisakah mereka menyebut ini sebagai mansion? Atau haruskah mereka memakai pakaian layaknya seorang putri? Asrama yang aneh, tapi tidak bisa dipungkiri jika benar-benar indah. Siapa orang kaya yang mau membuat asrama ini?

Saat ini mereka bertiga telah sampai di depan sebuah pintu yang bertuliskan "Fusion Room". Dalam hati kedua yeoja itu bertanya-tanya. Apa tidak apa-apa jika mereka masuk? Sepertinya ruangan ini begitu rahasia. Bisa terlihat dari letaknya yang berada di bagian yang paling pojok dan gelap.

"Tidak ada yang bisa memasuki ruangan ini. Aku juga tidak tahu mengapa. Lee Soo Man, pemilik asrama ini hanya mengatakan jika pintu ini bisa dibuka jika kau memiliki dua atau tiga kartu yang memang harus disatukan."

Sungmin mengerutkan keningnya. "Apa maksudnya?" Shindong ahjussi hanya mengendikkan bahunya.

"Dan pintu berwarna ungu di sana itu," Shindong menunjuk sebuah pintu yang berada tak jauh dari Fusion Room ini, ".. bernama Violet Room yang juga tidak bisa dimasuki sembarang orang. Tuan Lee mengatakan jika hanya satu orang yang bisa memasuki ruangan itu. Tapi dia tidak menyebutkan nama atau yang lain."

Kedua yeoja itu mengangguk mengerti. Hahhh... ternyata asrama ini benar-benar misterius. Bahkan ada ruangan yang tidak bisa sembarangan untuk dimasuki.

"Dan yang ini bernama 'Ending Room'. Tuan Lee menyarankan agar tidak memasuki ruangan terlarang ini, kecuali jika kau sudah lelah dengan hidupmu."

"Mwo? Dengan kata lain jika kau memasuki ruangan ini kau akan mati. Begitu?" Ryeowook seolah tak percaya. Apakah di dalam sini ada pembunuh atau psikopat yang siap untuk melayangkan nyawa seseorang?

"Bisa dikatakan begitu. Aku pernah memasukinya, dan..."

Sungmin dan Ryeowook menanti kelanjutannya. Mereka tampak serius. ".. ahh... aku tidak sanggup mengatakannya." Mereka berdua mendesah kecewa karena tak mendapat kepastian yang diharapkan.

Shindong ahjussi memperhatikan jam dinding. Ia agak terkejut saat menyadari jika hari sudah mulai petang. "Oh! aku harus ke stasiun sekarang. Ruangan para penghuni asrama ini berkumpul ada pada lantai atas dengan nama 'Free Room For Freedom'. Kalian bisa menjelajahi asrama ini, kecuali tiga ruangan itu, okay!" Sebelum Sungmin dan Ryeowook sempat menyahut, Shindong ahjussi telah lebih dulu meninggalkan mereka berdua.

"Sepertinya dia sangat terburu-buru," gumam Ryeowook. Sungmin mengendikkan bahunya acuh.

"Hey, kalian orang baru ya?"

Sontak Sungmin dan Ryeowook mengalihkan pandangan ke asal suara. Tampak seorang namja bermata sipit sambil membawa kantong kresek kecil di tangannya. Seperti ia habis membeli sesuatu.

"Ahh, iya. Lee Sung Min imnida. Dan ini Kim Ryeo Wook, sepupuku." Namja itu memandang mereka berdua secara intens dan berhasil membuat Ryeowook cukup merinding.

"Ke... kenapa kau menatap kami seperti itu?"

"Ya! Yesung-ah, jangan menatap mereka seperti itu! Kau membuat mereka ketakutan. Apalagi yeoja mungil itu."

Tiba-tiba muncul suara seorang yeoja berwajah sangat cantik dan gaya berpakaian yang cukup elegan. Ia menunjuk Ryeowook dengan dagunya. Namja yang ternyata bernama Yesung itu seakan tersadar. Dengan segera ia meminta maaf dan membungkukkan badan.

"Maafkan namja aneh ini ya. Dia memang seperti itu. Kalian orang baru, kan? Kim Heechul imnida. Kalian bisa memanggilku Heechul eonni." Kedua yeoja itu mengangguk.

**Joyers**Persona**

Di sinilah mereka, di tempat para penghuni asrama berkumpul. Heechul dan Yesung memilih duduk dan membiarkan Ryeowook dan Sungmin memperkenalkan diri mereka. Ada tujuh orang yang saat ini memperhatikan mereka, termasuk Heechul dan Yesung.

"Annyeong haseyo. Sungmin imnida."

"Ryeowook imnida. Kami berdua saudara. Sungmin eonni adalah sepupuku."

Cklek

Pintu di belakang mereka terbuka dan menampakkan Shindong ahjussi bersama seorang namja yang asing bagi mereka. Sepertinya dia orang baru juga.

"Ahh, kalian tengah berkumpul. Kebetulan, aku membawa orang baru. Dia bernama Cho Kyu Hyun. Kyuhyun-ah, tempatkan dirimu di samping kedua yeoja imut itu." Shindong ahjussi menunjuk Sungmin dan Ryeowook.

"Ne, ahjussi."

"Hmm, sepertinya Tuan Lee punya maksud tertentu sampai menambah tiga orang baru sekaligus," ujar seorang namja berbadan cukup besar dan kekar.

"Baiklah, sepertinya kami sekarang yang akan memperkenalkan diri. Aku Park Jung Soo, atau biasa dipanggil Leeteuk, pemimpin kelompok ini sekaligus yang paling tua."

"Woah, noona. Baru kali ini kau mengakui jika kau tua. Ahkkkh!" Leeteuk dengan santai memukul kepala orang yang baru saja berucap itu dengan sepatunya dan hanya memasang wajah tanpa dosa.

"Namja yang kupukul ini bernama Lee Dong Hae, namja yang polos dan cenderung naif. Aku sangat menghargai kesabaran Eunhyuk saat menghadapinya." Leeteuk melirik ke arah seorang yeoja berambut pirang yang tengah meringis menatap Donghae. Namja itu masih mengelus kepalanya yang malang.

"Sekarang giliranku, Kim Young Woon atau bisa dipanggil Kangin. Usiaku tidak terlalu jauh dengan Leeteuk." Sungmin mengalihkan pandangan pada namja yang baru saja memperkenalkan diri itu. Bukankah dia yang pertama kali bicara tadi?

"Aku Tan Hankyung, siswa pindahan dari Cina tahun lalu." Siapapun bisa mengetahui jika namja ini bukan orang Korea. Dia memiliki nada bicara yang kaku saat bicara bahasa Korea.

"Hmm, Lee Hyuk Jae imnida. Kalian bisa memanggilku Eunhyuk. Woah! Senangnya... akhirnya ada tambahan yeoja juga di sini." Eunhyuk menatap Sungmin dan Ryeowook dengan pandangan berbinar layaknya seseorang yang baru saja memenangkan lotre.

"Sepertinya aku menjadi penutupan. Tadi kita belum berkenalan secara formal, bukan? Kim Jong Woon atau Yesung. Namaku hampir sama dengan Kangin Hyung jadi jangan samapai salah, okay!"

Leeteuk berdiri dari tempatnya. Ia melangkah mendekati Sungmin, Ryeowook, dan Kyuhyun. "Sungmin, kau di kamar 10, Ryeowook kamar 11, dan Kyuhyun-ah kau di kamar 12. Heechul akan mengantarkan kalian."

Ketiga orang itu mengangguk dan meninggalkan ruangan itu bersama Heechul.

Heechul berjalan menuruni tangga sambil memegang gelas berisi wine. Sangat cocok memang jika seorang yeoja yang berpakaian ala kerajaan memegang gelas wine. Begitu elegan. Langkahnya terhenti sejenak ketika melihat seorang namja yang sibuk berkutat dengan laptopnya di halaman depan. Kondisi pintu yang terbuka lebar secara otomatis dapat memudahkan orang yang ada di dalam rumah untuk melihat ke arah luar.

"Kalau tidak salah dia itu... Kwi? Kee? Kyo? Kyu, Ahh itu dia. Kyuhyun." Yeoja cantik dengan kemampuan yang lemah dalam mengingat nama seseorang tidak dilarang, bukan?

"Sedang apa dia di sana?"

Daripada banyak berpikir, akan lebih baik jika langsung menghampiri orangnya saja. Pikirnya. Dia bukan tipe orang yang banyak berpikir hingga memunculkan sebuah asumsi yang hampir mendekati fantasy liar, alias menghayal.

"Kyuhyun-ah?"

Sontak namja merasa dipanggil itu menoleh ke belakang. Sedikit terkejut dengan kedatangan yeoja yang langka menurutnya. Di jaman modern ini ternyata masih ada orang yang memiliki style seperti ini. Mungkin kebiasaan tinggal di asrama dengan ala Victorian ini penyebabnya. Sepertinya ia akan terkena dampaknya juga.

"Ahh, Heechul noona.."

"Sedang apa kau malam-malam begini?"

Kyuhyun menatap layar laptopnya sejenak. "Hanya mencari sesuatu tentang '7 Deadly Sins' di internet. Apakah hal yang seperti itu benar-benar ada?"

Heechul mengerutkan keningnya. "Maksudmu Pride, Sloth, Wrath, Gluttony, Lust, dan Greed itu? Setiap manusia pasti memiliki salah satu sifat di antara mereka. Lagipula untuk apa kau mencari tahu tentang hal itu?"

"Sebelum meninggal, orangtuaku memberikan sebuah note yang bertuliskan '7 Deadly Sins'. Aku tidak tahu apa maksud mereka. Jadi, aku mencoba mencari di segala situs di internet."

Heechul menatap tak percaya pada Kyuhyun. Hampir saja ia menjatuhkan gelas wine-nya. "M.. m.. mwo? Jadi, kita semua... sama?"

"Apa maksudmu?" Kyuhyun bertanya dengan dahi yang mengerut tak mengerti.

"Semua yang tinggal di asrama ini sama-sama yatim piatu dan setelah kematian kedua orangtua kami juga menemukan note seperti itu. Tapi aku tidak terlalu mempedulikannya. Aku tidak berpikir jika itu penting."

Wuussshhhh... DUARRR! Swingg...

Kyuhyun dan Heechul sontak terlonjak dari tempat mereka. Bahkan Heechul membuang gelas wine-nya kesembarang tempat. Ada apa ini? Kenapa langit tiba-tiba berubah menjadi merah darah? Suasana berubah menjadi begitu mencekam. Angin malam yang berhembus bagaikan bongkahan es yang menusuk kulit. Dapat mereka lihat puluhan, ani, bahkan ratusan bayangan hitam berseliweran di langit.

"K.. Kyuhyun-ah, kita harus masuk! SEKARANG!"

Pekikan Heechul yang kencang berhasil menyadarkan Kyuhyun dari keterkejutannya. Mereka berlari memasuki asrama. Namun Dewi Fortuna sedang tak berpihak pada mereka. Pintu tiba-tiba tertutup dan terkunci. Astaga! Ada apa sebenarnya ini? Apakah membicarakan tentang '7 Deadly Sins' benar-benar terlarang?

Dari kejauhan tampak sebuah makhluk dengan wajah yang begitu menakutkan meluncur ke arah mereka dengan kecepatan yang setara dengan jet. Makhluk itu menyeringai menyeramkan pada mereka. Kyuhyun mengepalkan tangannya sendiri hingga memutih. Ia merasa ada sesuata yang akan keluar dari tubuhnya. Kedua matanya terpejam cukup erat. Keringat dingin mengalir menuju lehernya. Hal itu sempat membuat Heechul khawatir.

"Kyu.. Kyuhyun-ah! Neo gwaen-... aarrrgghhtt!"

Tidak jauh berbeda dari keadaan Kyuhyun. Heechul seolah tak mampu menopang berat badannya sendiri. Ia terjatuh dengan kedua tangan yang memegang dadanya. Ada sesuatu dalam dirinya yang berontak ingin keluar. Ia tidak tahu apa itu. Dalam pikirannya, dia hanya ingin semua ini berakhir.

Wuussshhh! Wuussshhh!

Sebuah makhluk besar keluar dari tubuh Kyuhyun, begitu juga dengan Heechul. Apakah itu iblis? Entahlah. Tapi sepertinya ada yang aneh. Tubuh mereka berdua menjadi lebih ringan dari sebelumnya.

"Aku adalah Kau. Kau adalah aku. Jiwa kita menyatu dalam bentuk yang berbeda." Kedua makhluk itu berkata secara bersamaan.

Tiba-tiba muncul hologram kecil di depan Kyuhyun maupun Heechul. Di dalamnya ada beberapa list yang sepertinya terhubung dengan makhluk itu.

"A.. a.. apa ini?" Heechul meringis sambil memegang kepalanya yang cukup pening.

Kyuhyun menatap intens hologram itu dengan napas terengah-engah. Perlahan, ia mencoba untuk menggerakkan ujung jari telunjuknya untuk menyentuh salah satu pilihan yang ada dalam hologram itu.

Klik!

Hologram tersebut menghilang. Tampak makhluk besar yang masih setia di atas kepala Kyuhyun menggerakkan tangan kanannya ke atas dengan jari telunjuk yang diacungkan ke atas lalu menurunkannya tepat di hadapan salah satu makhluk lain dengan ukuran lebih kecil dan wajah yang lebih menakutkan di depannya.

Tiba-tiba muncul sengatan listrik dari ujung jari tersebut. Listrik itu memanjang dengan cepat hingga membuat makhluk menyeramkan itu tidak sempat menghindar.

"Noona! Pencet saja... salah satu pilihan.. di hologram itu!"

Kyuhyun bersusah payah berteriak pada Heechul yang masih memegangi kepalanya. Sepertinya ini sangat menyakitkan baginya. Namun ia masih sempat mendengar apa yang Kyuhyun katakan. Ia menurutinya dan hal yang sama pun terjadi. Hologram itu menghilang. Tapi yang berbeda kali ini, makhluk yang berada di atas kepala Heechul bukan mengeluarkan sengatan listrik, melainkan api biru membara.

Bruukk...

Bruukk...

Mereka sudah tidak kuat lagi menahan sakit yang teramat sangat ini. Kyuhyun dan Heechul jatuh pingsan dan tidak mempedulikan apalagi yang terjadi selanjutnya.

.

.

.

To Be Continue

REVIEW? Or DELETE!