Title: Camera

(Tinkxx)

– Youngmin x Donghyun –

an: bikin ini sambil dengerin mxm - 일단 나와 (just come out), pikiran saya jadi terjun bebas kemana-mana:')

Camera –

Youngmin benar-benar lelah hari ini karena seharian harus menemani Donghyun pergi belanja. Padahal sebenarnya ia bukan tipe orang yang suka berbelanja dan berdesak-desakkan memilih barang, demi apapun ia benci hal yang seperti itu. Kalau saja yang mengajak bukan Donghyun, pasti ia sudah menolaknya mentah-mentah dan memilih untuk tidur atau mengerjakan sesuatu yang lain.

Kalau ia mau menerima rengekan Donghyun untuk menemaninya jalan-jalan, pasti ia juga harus mau menerima konsekuensinya secara otomatis.

Contohnya seperti sekarang ini, Donghyun sama sekali tidak mau tidur sejak dua jam yang lalu mereka sampai di rumah. Tangannya masih sibuk mengutak-atik kamera baru yang dibelikan Youngmin, padahal jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Donghyun memang selalu penasaran dengan barang baru. Jadi, setiap ia punya barang baru, ia akan terjaga hampir semalaman untuk bermain dengan barang tersebut. Tidak berguna memang, padahal ia bisa memainkannya besok pagi ketika luang.

Entahlah, dari dulu Youngmin tidak tahu kenapa Donghyun begitu, baginya Donghyun itu masih seperti anak kecil yang selalu penasaran dengan hal baru. Ia bahkan tidak malu ketika harus tertawa senang dan berlarian ke tempat-tempat yang baru ia kunjungi. Senyumnya pasti akan mengembang lebar memperlihatkan gigi-gigi putihnya yang rapi, membuat Youngmin tidak bisa mencegah ataupun melarangnya karena luluh hanya dengan seulas senyum dari kekasihnya itu.

Youngmin memiringkan tubuhnya, bermaksud untuk memeluk pemuda yang lebih muda darinya itu. Tapi pemuda itu malah menepisnya dan mendengus keras, beranggapan kalau Youngmin mengganggu waktunya. "Hyung, aku mau mencoba kameraku. Aku tidak mau tidur. Kalau hyung mau tidur dulu, tidurlah."

Untuk kesekian kalinya hari ini, Youngmin menggeram gemas karena tingkah Donghyun. Ia kembali terbaring dengan tangannya sebagai bantalan kepalanya. Secara otomatis Donghyun mendekati tubuhnya dan meletakkan kepalanya di atas dada Youngmin.

"Donghyun, ayo tidur," ajak Youngmin dengan mengelus pelan surai milik Donghyun. Ia menghirup napas untuk merasakan aroma sampo bayi dari surai Donghyun–ini juga ia tidak paham kenapa Donghyun menggunakan sampo bayi bukannya sampo seperti miliknya. Tapi, itulah yang unik, yang menjadi daya tarik Donghyun baginya. Donghyunnya berbeda dan tidak monoton seperti miliknya yang dulu–itulah yang Youngmin sukai.

"Aku masih mau mencoba kameraku, hyung," kata Donghyun sembari menolehkan kepalanya dan mengecup bibir Youngmin yang tepat berada di hadapannya.

"Kau bisa mencobanya besok, Sayang."

"Aku maunya sekarang." Donghyun berkata seraya menyamankan kepalanya di lengan Youngmin. Dengan kurang ajar ia mendekatkan kameranya ke wajah Youngmin dan mulai berkata melantur, "Lihatlah, mata Youngmin hyung seperti rusa."

Youngmin terkekeh pelan mendengarnya. "Hm? Dan sekarang aku menutup mataku." Youngmin membalasnya dengan candaan dan Donghyun tertawa pelan. Walaupun sebenarnya ia benar-benar mengantuk dan susah sekali membuka matanya barang semenit, ia akan tetap meladeni apa yang diminta Donghyun, sekalipun itu hal tidak penting. Tapi kalau sudah lelah ia juga harus bisa menghentikan tingkah Donghyun yang tidak bisa diam.

Youngmin memiringkan badannya lagi, tangannya mengusap pipi Donghyun sayang. Kemudian ia merebut kamera yang sedang dimainkan Donghyun dengan sengaja. Ia bisa melihat kalau Donghyun mengerang tidak terima dan berusaha keras untuk meraih kameranya tapi tidak bisa. "Hyung, kembalikan!"

"Biar aku yang merekammu," kata Youngmin mendekatkan kameranya pada wajah Donghyun yang langsung diam dan tersenyum cerah memperlihatkan gigi-gigi putihnya yang lucu. "Lihatlah, kau cantik sekali."

Donghyun tertawa pelan. Ia mencoba merebut kembali kameranya tapi Youngmin menahan tangannya. "Tidak, biarkan aku yang merekammu."

"Tapi, hyung, aku tidak tahu harus melakukan apa di depan kamera." Donghyun mendengus seraya meraih tangan Youngmin yang memegang kamera, mendekatkan kamera itu ke matanya dan mengerjap berulang kali, lalu ia merekam alisnya yang tebal. Alis yang kata Youngmin terlihat cantik di wajahnya. "Alismu tetap yang paling cantik,"

"Benarkah?"

Youngmin mengangguk cuek, matanya terpejam sebentar sampai tidak sadar kalau kamera yang dipegangnya terjatuh ke dada Donghyun, diikuti dengan tangannya yang ikut terjatuh.

Donghyun tersentak ketika merasakan tangan Youngmin yang tiba-tiba terjatuh. Ia menoleh dan menemukan hyungnya itu sudah terlelap dengan mata setengah terbuka. Tawanya keluar otomatis melihat wajah lucu Youngmin yang tertidur. Dengan usil tangannya terulur untuk menyingkap poni Youngmin yang menutupi matanya yang terpejam.

"Hyung, aku tahu kau cuma pura-pura tidur," kata Donghyun yang masih mengusap pipi Youngmin lembut. Ia tahu sejak tadi kalau Youngmin cuma berpura-pura tidur. Itu juga yang sering dilakukan Youngmin kalau dirinya tidak mau tidur, pemuda itu akan berpura-pura tidur sampai dirinya merasa sendirian dan akhirnya ikut tidur. Dan sekarang tipuan itu tidak akan berguna lagi untuknya, ia tidak mau terbujuk begitu saja.

Youngmin membuka matanya perlahan dan menghela napas ketika mendengar kikikan Donghyun. Pemuda itu menyentil kening Donghyun pelan. "Ayo tidur..." Katanya sembari merengkuh erat tubuh yang lebih kecil darinya itu.

"Tidak, hyung, aku tidak mau!" Donghyun bersikeras. Tangannya bergerak kesana kemari berusaha keras untuk lepas dari kungkungan Youngmin. Tapi tetap saja seberapa kuat dirinya, ia tidak akan bisa melawan Youngmin, ia terlalu patuh.

Disaat Donghyun sedang sibuk melepaskan diri, tangan Youngmin yang ada di belakang punggung Donghyun langsung mengambil kamera yang sedari tadi ada di belakang pemuda itu-yang untungnya tidak tertindih. Youngmin tersenyum penuh kemenangan. Ia melepaskan rengkuhannya dan mengangkat kamera itu tinggi-tinggi. "Aku dapat kameramu!"

Donghyun yang merasa dikhianati cuma diam saja, ia bingung harus melakukan apa. Kalaupun ia bangun untuk mengambil kameranya, ia yakin seratus persen kalau Youngmin akan lebih memilih menjatuhkan kamera itu ke lantai daripada memberikannya pada dirinya. Akhirnya ia cuma bisa diam sembari menatapnya, menunggu aksi Youngmin selanjutnya.

"Tidur, ya? Aku mengantuk, kau tidak kasihan padaku?" Youngmin berkata dengan pandangan memelas setelah sebelumnya meletakkan kamera Donghyun di atas nakas. Donghyun mengerucutkan bibirnya dan mengangguk pelan sebagai jawabannya. Belum sempat ia berbalik untuk memunggungi Youngmin, tangan pemuda itu sudah meraih pinggangnya, memaksanya untuk mendekat dan menempelkan tubuh keduanya.

Donghyun melebarkan matanya gugup ketika merasa kalau Youngmin menatapnya sendu. "Hyung, katanya tidur?" Lirihnya pelan mengalihkan matanya dari mata Youngmin yang terasa mengintimidasinya.

Suara kekehan pelan terdengar dari bibir Youngmin. Sebelah tangannya yang sebelumnya digunakan Donghyun sebagai bantalan kepalanya terpaksa harus ia lepas. Jari-jarinya mengusap wajah Donghyun dengan lembut dan berakhir di bibir Donghyun, menekannya pelan.

"Kau pasti marah padaku, kan?" Youngmin berkata dengan suara rendah tepat di wajah Donghyun, membuatnya harus menahan napas dan menyembunyikan degupan jantungnya yang beradu. Ia sibuk mengalihkan pikirannya sampai tidak merasa kalau bibirnya mengeluarkan desahan ketika tangan Youngmin menekan bibirnya kuat sedang tangan yang lain mengusap lembut paha dalamnya. Entah insting dari mana ia berani memasukkan tangan Youngmin ke dalam mulutnya, mengulumnya pelan sampai akhirnya Youngmin melepas paksa tangannya dan menggantikannya dengan bibirnya.

Donghyun melenguh ketika tangan Youngmin memaksa tengkuknya semakin mendekat. Tangan Youngmin yang semula ada di luar bajunya, sekarang mulai merambat masuk ke dalamnya dan meremat pinggangnya, yang membuat Donghyun harus terkikik disela pagutannya.

Ia membuka matanya ketika tangan Youngmin tetap bergerak tidak beraturan disana, menghantarkan sensasi geli ke seluruh tubuhnya. Dengan terpaksa ia harus melepas pagutannya dengan bibir Youngmin, karena harus tertawa menahan geli.

Sedangkan Youngmin cuma tersenyum senang melihat Donghyun yang kembali seperti awal. Tentu saja ia menggelitiki Donghyun agar Donghyun bisa menahannya untuk tidak melakukan hal lebih. Ia sendiri tidak berniat untuk melakukan hal-hal lebih disaat ia sendiri paham kalau Donghyun besok ada kelas pagi.

"Hyung, hentikan! Iya aku tidur, tapi lepaskan tanganmu!" Donghyun berteriak frustasi dengan kepala yang bergerak tidak keruan sampai membuat surainya menjadi berantakan mirip sarang burung.

"Iya, aku lepaskan tanganku kalau kau sudah tidur," ucap Youngmin seraya menarik lembut pinggang Donghyun agar mendekatinya dan kemudian memeluknya. "Tidurlah."

Donghyun mengangguk pelan di dadanya. Tidak butuh waktu lama sampai ia akhirnya mendengar dengkuran halus yang teratur dari adik kecilnya. Ia terkekeh pelan ketika menjauhkan tubuhnya dan melihat wajah polos Donghyun yang sedang tertidur.

Youngmin memeluknya kembali dengan lebih erat. Berulang kali ia mengecup puncak kepala Donghyun dengan lembut agar tidak membangunkannya. Secinta itu ia pada Donghyun sampai rela lengannya linu karena digunakan alas tidur Donghyun. Karena, apapun yang terjadi ia akan tetap melakukan apapun untuk Donghyun, asalkan hal itu tetap masuk di akalnya.

"Aku mencintaimu," lirih Youngmin pelan setelah mengecup pelipis Donghyun lembut dan semenit kemudian ia ikut terlelap menyusul Donghyun yang sudah tertidur lebih dulu.

TBC

Wellllllll, lama sekali saya nggak bikin fanfic kayak beginiiiii karena selama ini cast saya underageeeeeeee AHAHAHAH.

Awalnya saya penganut dongpaca, tapi semenjak youngmin bilang kalo dia ayah donghyun ibu, saya jadi berubah ke pacadong/?

Dan donghyun sekarang lucuk banget gak sih, aduh, dia gemesin kayak anak kecil yang kerjaannya cuma senyum sedangkan youngmin itu kalem kayak kakaknya yang mesti ngikutin dia kemana-mana *gelundungan

Love,

Tinkxx