The Times When We Are Fall In Love
.
Summary
Bagi Sasuke, pernikahan adalah kedok untuk menutupi hubungan sesama jenis yang ia lakukan. Namun bagi Hinata, pernikahan adalah jalan yang harus ia tempuh untuk mencapai kehidupan single yang ia impikan. Sasuke dan Hinata memutuskan untuk menikah dan bercerai setahun kemudian, tanpa menyadari segala sesuatunya bisa berubah diluar rencana.
Disclaimer
Masashi Kishimoto | zusshi-chan
Cast
Sasuke Uchiha – 33 tahun
Hinata Hyuga – 26 tahun
Naruto Uzumaki – 33 tahun
Sakura Haruno – 27 tahun
.
Prolog
Pertama kalinya Hinata bertemu dengan Sasuke adalah ketika kakak lelaki satu-satunya menikah. Neji mengundang seluruh teman-temannya yang bahkan tidak diketahui oleh Hinata sekalipun. Sebagai penerus perusahaan ayah mereka, Neji memiliki banyak relasi. Namun Sasuke terlihat berbeda sama sekali dengan relasi Neji yang lainnya. Diluar kenyataan bahwa Sasuke adalah seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit di London, laki-laki itu adalah teman SMA Neji. Dan diluar tampang dingin miliknya itu, ia rela datang jauh-jauh dari Inggris ke Jepang, hanya untuk menghadiri pernikahan Neji. Hinata tidak mengira, laki-laki yang terlihat tidak peduli pada apapun itu, ternyata berkenan menghadiri pernikahan teman SMA-nya.
Kita memang tidak boleh melihat buku dari sampulnya. Itulah pelajaran yang Hinata dapat dari Sasuke, setelah sedikit mengenalnya. Dibanding memperhatikan sampulnya, Hinata berusaha menelaah ringkasan cerita yang ditunjukkan Sasuke, lewat gestur dan cara bicaranya. Ini pertama kalinya Hinata sangat penasaran pada laki-laki, tapi bukan berarti ia menginginkan Sasuke.
Mengetahui bahwa Neji 'menjodohkan'-nya dengan Sasuke, membuat ia harus melakukan screening singkat, sebelum akhirnya ia harus melakukan background checking, dan beberapa test lainnya. Hinata bukan gadis kolot atau gadis penakut. Ia tidak antipati terhadap laki-laki. Ia berteman dengan siapapun. Hanya saja jika sudah ranah cinta dan pernikahan, sisi defensive-nya keluar begitu saja.
Tenten, kakak iparnya, pernah bertanya apakah ia pernah memiliki pengalaman yang buruk tentang cinta. Seingat Hinata, ia tidak pernah memiliki hal-hal semacam itu. Ia belajar ke sekolah dengan baik hingga kuliah. Berhasil menyelesaikan perkuliahannya dengan baik. Menaiki tangga karir dengan lancar. Semuanya diraihnya dengan mudah, hingga Hinata berpikir, cinta, kekasih, dan pernikahan, justru menghambat jalan hidup dan cita-citanya.
Hinata tahu, hal ini akan sangat bertentangan dengan prinsip ayahnya. Perempuan dilahirkan untuk melahirkan. Yang artinya, setinggi apapun pendidikan dan karirnya, pada akhirnya ia akan menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak. Oleh karena itu, Hinata memilih pergi dari rumah, dan menetap jauh dari jangkauan ayahnya.
Hinata harap begitu. Namun kenyataan terkadang tidak seindah yang diharapkan. Semua terasa mudah bagi Hinata, tapi tidak dengan urusan yang satu ini. Berkat kemampuan Neji dalam mengembangkan perusahaan mereka ke skala internasional, ayah Hinata jadi lebih mudah menghubunginya. Membuatnya stres dan tertekan berkepanjangan karena terus dicecar dengan pertanyaan yang selalu sama. Kapan menikah? Hinata sudah sangat sibuk dengan pekerjaannya yang sangat memutar otak, ditambah energinya yang terkuras untuk selalu bekerja di balik layar laptop dan berkeliling mengawasi proyek, sekarang ia harus berhadapan dengan hal yang tidak ia inginkan.
Yang dilihat pertama kali oleh Hinata saat ia mengetahui niat Neji adalah, ekspresi Sasuke. Dengan aura tenang miliknya, laki-laki itu terlihat santai menanggapi niat Neji. Hinata tetap beranggapan bahwa Sasuke seperti novel yang sering ia beli di toko buku dan membuatnya kecewa setelahnya. Sinopsis yang terlihat menarik di sampulnya, tapi membuatnya kecewa setelah dibaca.
Sesungguhnya, diluar pernikahan, bagi Hinata, Sasuke adalah pria yang pas baginya. Dengan latar belakang keluarga yang terhormat, serta pendidikan dan pekerjaan yang mapan, dan jangan lupa, sikapnya yang down to earth walaupun terlihat angkuh itu, membuatnya teringat dengan sang ayah. Ayahnya pasti menyukai laki-laki seperti Sasuke untuk dijadikan menantu.
Namun dalam kasus ini, Hinata tidak bisa menyamakan Sasuke dengan novel. Ia bisa saja diam-diam membuka segel plastik novel baru di toko buku, dan diam-diam membacanya. Untuk Sasuke, ia tidak mau memakan resiko menjalin hubungan singkat hanya untuk mengenalnya. Waktunya akan terbuang percuma untuk hubungan tidak jelas. Kehidupannya jauh lebih penting dari semua itu.
Hinata memang berniat untuk tidak mengenal Sasuke lebih jauh. Namun hal tak terduga lagi-lagi terjadi. Sasuke membuka dirinya sendiri dan memberikan penawaran yang cukup menggiurkan. Pernikahan kontrak. Suatu hal yang sempat terpikirkan oleh Hinata, tapi tertunda karena ia tidak yakin dapat menemukan laki-laki yang ia inginkan untuk menjadi partner pernikahan kontrak mereka. Sekarang, Sasuke dengan segala hal yang cukup membuat Hinata penasaran, memberikan penawaran yang membuat Hinata hampir menampar pipinya. Ia tidak percaya, keinginan yang hanya asal datang itu, menjadi kenyataan.
.
.
.
Sasuke tidak tahu perasaan seperti apa yang ia rasakan ketika ia melihat Hinata. Memang tidak ada debaran sama sekali, tapi Sasuke yakin bahwa Hinata sangat cantik. Gaun yang gadis itu kenakan di pernikahan Neji sangat sederhana, tapi terlihat anggun dan mewah ketika Hinata yang mengenakannya.
Namun bukan itu yang membuat Sasuke tertarik pada Hinata. Kenyataan bahwa gadis itu tidak tertarik pada pernikahan, membuatnya tertarik. Hinata benci cinta dan pernikahan. Itu yang Sasuke pikirkan tentangnya, ketika Ino, istri Sai bercerita tentang Hinata. Ino bercerita tentang temannya, Hinata, yang menolak semua pernyataan cinta ataupun ajakan hubungan roman dengan siapapun. Bahkan mentri luar negri yang baru saja menjabat pun tertarik padanya. Namun Hinata menolak mereka semua.
Sasuke tidak penasaran dengan Hinata. Tidak dengan masa lalu yang mungkin terkesan dramatis, dilihat dari keputusan gadis itu untuk tidak menikah. Tidak juga dengan rumor bahwa gadis itu mandul. Tidak juga dengan kenyataan bahwa gadis itu lesbian… Baiklah. Sasuke akan jauh lebih tenang jika Hinata seorang lesbian, tapi ia tidak peduli.
Yang Sasuke ingin yakini adalah, bahwa gadis itu tidak bisa mencintai. Jika Hinata sesuai dengan yang dikatakan Ino, seorang gadis yang benci dengan cinta, setidaknya itu membuat Sasuke memiliki ide cemerlang yang akan meloloskannya dari masalah yang sedang menjeratnya sekarang.
Latar belakang Hinata yang terlahir dari keluarga yang baik-baik, serta pendidikannya yang baik pula, pastilah mudah bagi Sasuke untuk mendapat restu dari kedua orang tuanya. Sebenarnya orang tua Sasuke tidak sekaku itu. Hanya saja bagi Sasuke, Hinata akan menjadi kedok yang sempurna untuk menutupi hubungan terlarangnya. Jika Hinata menjadi istrinya, maka ia bebas menjalin kasih dengan kekasih yang ia cintai. Seorang laki-laki dewasa, yang selalu ada untuknya. Naruto Uzumaki.
TBC
