The dark past
Tap…tap…tap…. Suara langkah kaki tergesa gesa memenuhi lorong rumah sakit yang sepi. Si pemilik kaki langsung meuju kamar rawat yang diberi tahu oleh sorang perawat di lantai bawah. DUAK ….. pintu kamar nomor 208 pun menjeblak terbuka, menampakkan seraut wajah cemas seorang wanita.
" ah… kau sudah datang, ….. robin " sapa salah seorang laki laki di kamar tersebut.
"a… kau,….. sanji…." Jawab si wanita yang diketahui bernama robin tersebut." Tolong ceritakan kejadiannya " pintanya, walau terkesan sedikit memerintah.
" duduklah dulu robin, kau terlihat lelah. Lagi pula kau baru saja datang. " bujuk seorang wanita berambut orange.
" nami benar. Duduklah dulu, robin. " sambung seorang pria bertampang kekanak kanakan pada robin.
" maaf luffy,… aku …" jawab robin sambil melangkah masuk ke dalam kamar sambil memijat pelipisnya yang berdnyut nyeri membayangkan atau lebih tepat melihat salah seorang dari timnya terluka.
" kau hanya terlalu tegang " kilah sanji yang bermaksud menenangkan robin sambil memberikan tempat duduknya di sebelah ranjang rumah sakit pada robin.
Setelah menyamankan diri di kursi, robin menatap teman temannya satu per satu. Seakan mengerti arti dari tatapan robin, nami membuka suara terlebih dahulu.
" yah…. Seperti yang kau tahu, kami bertugas meliput kasus yang menyangkut goyahnya pemerintahan di arabasta. Nah saat kami meliput kericuhan, salah seorang pemberontak yang entah di sengaja atau tidak melempar batu kearah ussop yang saat itu menjadi cameraman. Pihak berwajib tidak sempat menolong ussop dengan cepat dikarenakan kericuhan yang semakin menggila. Beruntung ussop bisa di larikan ke rumah sakit, karena angkatan udara arabasta segera melepaskan gas air mata dari udara. " cerita nami sambil mendesah pelan. Tanganya memijit tengkuknya yang meremang mengingat kejadian itu, karena ia yang seorang saksi mata pada saat itu, sedang bertugas menjadi reporter peliput acara dengan ussop sebagai cameramannya.
" lalu ussop di bawa ke rumah sakit terdekat dan pihak berwajib menghubungi ku sebagai penggung jawab . Dan aku pun pergi kamari " sambung luffy.
" aku baru selesai membawakan berita tentang kegoyahan pemerintah di sabaondy, ketika mendengar luffy berteriak dengan handphonenya, dan berlari menuju tempat parkir. Dan tanpa pikir panjang aku pun meminta nya ikut bersama. " sahut sanji.
" sekarang bagaimana, kapten ? " Tanya robin, mengalihkan pandangan pada pemred mereka, monkey d. luffy yang seorang penggemar bajak laut.
" aku sudah mnghubungi stasiun tv pusat one piece di grand line. Kemungkinan besar kita akan merekrut karyawan baru. Karena seluruh karyawan yang bertugas sebagai cameraman di one piece sudah diterjunkan ke lapangan untuk meliput kericuhan di beberapa daerah, yang entah mengapa terjadi di saat yang hampir bersamaan saat ini. Dan besar kemungkinan kau akan diterjunkan juga sebagi reporter di arabasta, mengingat daerah ini yang mengalami goncangan kepemerintahaan yang paling parah, dan tentu saja kaarena kau yang paling senior di anatara kami…. " seloroh luffy sambil menunjukkan seringaiannya yang paling lebar ketika melihat robin melebarkan matanya, tanda bahwa ia kurang yakin. " jangan khawatir,… aku akan menjadi back up mu. Kita kan nakama…." Sambung luffy Meyakinkan robin….
The dark past
Entah sejak kapan hening itu tercipta. Yang jelas saat ini hanya suara detak jarum jam yang terdengar. Robin masih memikirkan kata kata terakhir luffy sebelum ia kembali ke op untuk membantu GM mereka dalam menentukan cameraman yang akan menggantikan usop ' …kedudukanmu sebagai coordinator liputan akan dipertaruhkan….' . robin menghela nafas lelah. Tentu saja ia agak cemas, mengingat susahnya menjadi coordinator liputan di stasiun tv terbesar di dunia, yang berpusat di grand line, one piece tv. Dan keheningan itu berakhir ketika terdengar suara kenop pintu diputar. Tampak nami dan sanji datang sambil membawa tiga gelas berbahan sterofoam yang uap hangatnya tampak mengepul. Sanji memberikan salah satu gelas berisi kopi itu pada robin, dan mengangguk hikmat ketika robin menggumamkan terimakasih. Untuk saat ini sanji tidak ingin menggoda baik robin maupun nami seperti biasanya mengingat sekarang dimana mereka berada.
Robin mengalihkan pandangnnya dari gelas ketika melihat nami berjalan menuju sofa sambil menyesap kopi yang ia beli.
" nami, GM baru saja menelponku…." Robin membuka percakapan.
"apa yang ia inginkan ? " Tanya nami
" kita sudah mendapatkan cameraman baru. Aku diminta kesana besok untuk melihatnya…." Sahut robin tanpa mengalihkan matanya dari nami yang mengerjapkan matanya demi mendengar kata kata robin barusan. " dan kita akan membuat camp untuk penyiaran berita yang akan langsung tersambung ke op tv di pinggir daerah arabasta. GM juga berpesan agar kau bersiap karena untuk sementara kau akan di alih fungsikan dari reporter menjadi presenter." Sambung robin lagi.
Nami mengalihkan pandangannya menuju sanji yang hanya diam mendengar percakapan dirinya dan robin sambil bersandar di meja nakas di samping ranjang ussop." Sepertinya situasi saat ini semakin sulit " kata nami, masih belum mengalihkan kegiatan sanji yang mulai menyalakan pematik apinya dan mulai menyalakan rokok.
TBC
