.

Would You Bare My Children?

.

Author : syubsyubchim

.

Cast :

Jung Hoseok X Kim Taehyung

Slight!Namjin

.

NOTE :

Hosoek POV entire story.

YAOI! BOYXBOY! TYPOs! DLDR! Review Juseyo.


.

.

.

Aku menggeser pintu kaca di depanku pelan, lalu mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan, mencari seseorang bersurai pirang dengan bahu yang lebar tidak main-main. "Hyung!" memanggilnya pelan setelah menemukan eksistensinya didalam ruangan. Yang kupanggil menolehkan kepalanya, "Oh, Hoseok, ada apa?" dan menghampiriku, meninggalkan anak-anak menggemaskan yang bermain di sekitarnya sejenak.

Aku menyerahkan sebuah map yang masih tersegel rapi, "Namjoon menitipkan ini."

Seokjin hyung menerimanya dan membolak-balikan map itu beberapa kali, lalu tersenyum sampai pipinya terangkat, khas kim Seokjin sekali. "Terima Kasih, Hoseok-ah. Maaf harus meninggalkanmu, tapi aku harus kembali mengurus anak-anak."

Aku hanya menganggukan kepalaku. Lagipula aku juga tidak berniat berlama-lama berada di ruangan ini. Masih ada orang lain yang harus aku temui.

Yang tadi itu Kim Seokjin, kekasih dari Kim Namjoon, kolega kerjaku atau boleh kusebut atasanku. Aku bekerja sebagai salah satu anggota kepolisian Seoul dan Namjoon adalah ketua di divisiku. Seokjin Hyung sendiri adalah pemilik sebuah penitipan anak. Aku mengenal Seokjin hyung karena dia adalah seniorku dimasa kuliah dan Namjoon adalah teman seperjuanganku dari sekolah menengah.

Namjoon dan Seokjin Hyung bertemu saat tidak sengaja menabrak satu sama lain di toko buku sampai tumpukan buku yang Seokjin Hyung bawa saat itu jatuh berantakan. Terdengar sangat klasik seperti novel romansa picisan, tapi dengan tabrakan itu mereka berhasil menjalin hubungan yang lumayan awet. Atau boleh kubilang Namjoon berhasil mengikat calon-ekhem-kakak-ekhem-iparku dengan ikatan suci yang sah tahun lalu. Dan jujur saja si penghancur segalanya itu sangat beruntung karena Seokjin Hyung merupakan salah satu primadona di kampus kami.

Tapi, aku tidak kalah beruntungnya dengan Namjoon. Kalau Namjoon mendapatkan yang lebih tua, aku mendapatkan yang lebih muda.

Aku melangkahkan kakiku menuju taman belakang bangunan ini dan bibirku tertarik keatas begitu saja saat menemukan namja favoritku sedang berjongkok dikelilingi beberapa anak kecil menggemaskan.

"UAAAA~! Ada polisiiii~" seseorang diantara mereka yang aku tahu bernama Jungkook menunjuk-nunjuk antusias kearahku, membuat tujuanku melangkahkan kaki kemari berbalik dan menunjukan senyumnya.

"Hyung~!"

Namja bersurai coklat karamel itu berdiri dari tempatnya dan menghampiriku. Sedikit berlari karena tidak sabar memelukku kalau aku boleh sedikit percaya diri. "Aku merindukanmu," Taehyung menenggelamkan wajahnya dan melingkarkan lengannya erat di leherku.

Aku hanya terkekeh kecil dan balas memeluk pinggangnya sambil menghujani helaiannya dengan kecupan kupu-kupu. "Aku juga merindukanmu, sayang."

Wajar saja kami merindu begini. Ngomong-ngomong aku baru menyelesaikan dinas dengan divisiku ke daerah Busan selama seminggu dan baru bisa menemui kekasih manisku hari ini. Taehyung tidak banyak merengek saat aku menjalankan dinasku. Tapi aku tahu seberapa besar dia merindukanku dan tentu saja aku merindukannya sebesar dirinya merindukanku.

Anak-anak yang sedang bermain disekitar Taehyung menerjapkan manik polos mereka sambil menonton acara berpelukan kami. "Chim juga mau dipeluk seperti itu. Yoongi hyung ayo peluk Chim~!" bocah yang paling bantet diantara kumpulan anak itu merentangkan tangannya kearah seorang bocah yang menatap kami dengan wajah datarnya, menghasilkan decakan dan dorongan tidak suka dari yang lebih tua.

Aku terkekeh kecil melihat reaksi kelewat jujur yang diberikan beberapa bocah yang menonton kami. Lalu merenggangkan pelukanku dengan Taehyung dan mencuri kecupan kilat dari bibir ranumnya. Selanjutnya aku mendekatkan bibirku kearahnya telinganya dan berbisik, "Hei, apakah menjadi tontonan anak kecil adalah sesuatu yang baik?"

Tidak menunggu lama, wajah Taehyung memerah. Buru-buru Taehyung melepaskan pelukan kami dan berbalik kearah bocah kecil yang sedang ditemaninya tadi, "Ehm, anak-anak ayo kita lanjutkan bermainnya."

Aku kembali terkekeh gemas melihat kekasihku yang sekarang tidak jauh berbeda dengan bocah-bocah disekelilingnya. Lihat saja langkah canggung dan malu-malu yang dilakukannya setelah bermesraan didepan anak kecil. Oh, jangan lupakan wajah merona yang tidak kunjung berubah warna itu. Sungguh, kalau saja tidak ada bocah-bocah penganggu itu, akan dipastikan bibir Taehyung sudah membengkak saat ini.

Aku melangkah mendekat, lalu ikut berjongkok mensejajarkan tinggiku dengan bocah-bocah disini. "Ayo bermain, hyung akan menemani kalian."

Bocah dengan gigi kelinci menerjapkan maniknya antusias, lalu melompat semangat sambil berteriak, "Ayo main polisi-polisian. Ahjusshi, ayo keluarkan pistolmu," sambil mengguncang lenganku heboh. Dasar bocah sialan, sudah kupancing memanggilku hyung malah memanggilku ahjusshi. Padahal mereka memanggil Seokjin Hyung dan Taetae dengan sebutan hyung. Kenapa merka harus memanggilku ahjusshi?

Tawar-menawar jenis permainan itu berakhir dengan bocah-bocah menyebalkan itu memintaku berperan sebagai kuda. Yang benar saja, polisi setampan Jung Hoseok ini diminta untuk menjadi kuda oleh bocah-bocah menyebalkan dibawah umur. Sungguh, mereka hanya menggemaskan diawalnya saja. Aku menyesal menawarkan diri untuk bermain dengan mereka.

Saat ini, bocah bantet dengan tubuh sedikit chubby itu sedang duduk diatas punggungku, dan mencengkram kerah seragamku dengan erat. Dia adalah bocah terakhir yang harus aku antarkan kearah Taehyung yang duduk disudut ruangan dengan dua bocah lainnya. Kalau bukan karena Taehyung yang tertawa kotak dengan manisnya sambil menyemangatiku, mana sudi aku menyanggupi permintaan kekanakan bocah-bocah disini.

"Yaaaayyyy~! Chim sudah sampai!" Jimin, bocah bantet itu turun dari punggungku dan melangkah semangat kearah dua teman bocahnya yang lain. Lebih tepatnya kearah bocah berwajah dingin itu, lalu mengecup bibirnya singkat yang berakhir dengan tepukan keras dikepala besarnya. Rasakan itu bocah bantet. Dasar, masih bocah saja sudah mesum.

.

.

.

"Bagaimana harimu di Busan?" Taehyung merapikan suraiku yang berantakan. Saat ini kami sedang duduk dibangku taman belakang menikmati semilir angin sore, lebih tepatnya Taehyung saja yang duduk sedangkan aku membaringkan tubuhku berbantalkan pahanya. Bocah-bocah menyebalkan itu sudah dijemput oleh orang tua mereka masing-masing lima belas menit yang lalu. Jadi saat ini aku bebas bermanja-manja melepas rindu dengan kekasih tercintaku.

"Buruk, ditambah aku tidak bisa melihat wajahmu dan memelukmu," aku menggapai jemari Taehyung yang membelai wajahku, lalu menciuminya satu per satu. Taehyung hanya terkekeh kecil sambil bergumam 'dasar penggombal'.

"Hei, sayang."

"Hm?"

"Apa kau berencana bekerja disini membantu Seokjin Hyung untuk jangka waktu yang lama?"

Taehyung terlihat berfikir sejenak, "Entahlah, kau tau sendiri aku menyukai anak-anak, hyung. Kurasa bekerja disini untuk waktu yang lama tidak ada salahnya."

"Aku menawarkan sebuah pekerjaan untukmu."

"U-Uh? Apa itu?"

"Pekerjaan dimana kau hanya harus mengurus rumah, menyiapkan makanan dan keperluanku, menungguku pulang bekerja dan menjaga buah hati kita."

.

Jeda

.

"Profesinya adalah istri seorang Jung Hoseok."

.

Jeda

.

"Tapi kita harus membuat bayi-bayi yang menggemaskan dulu sebelumnya. Tentunya setelah aku mengikatmu dengan janji yang sah."

.

Jeda

.

Aku tidak mendapatkan jawaban apapun. Taehyung hanya berkedip polos kearahku, usapannya pada wajahku pun berhenti.

"Hei, sayang."

Aku mencoba memanggil, membawa kesadarannya kembali. Apa cara yang aku lakukan salah? Oh, maaf saja aku bukan pria romantis seperti Namjoon yang menyatakan perasaannya kepada Seokjin Hyung di ketinggian tiga ribu kaki hasil membajak helikopter kantor yang membuatnya mendapatkan surat peringatan dan skors selama seminggu. Aku hanyalah Jung Hoseok yang begitu mencintai Kim Taehyung.

"Hyung, apa kau barusan melamarku?"

Aku tidak tahu reaksi seperti apa yang harus aku berikan saat ini. Tentu saja aku sedang melamarmu Kim Taehyung. Oh, kenapa kau begitu polos, sayangku?

"Tentu saja, sayang."

Aku bangkit dari posisiku yang berbarinh berbantalkan pahanya. Mengeluarkan sekotak berlapis beludru lembut yang berisikan sebuah cincin emas putih. Aku tahu Taehyung tidak menyukai kemewahan, begitu pula dengan diriku, jadi pilihanku jatuh pada cincin sederhana dengan ukiran inisial kami pada bagian dalam cincin tersebut.

"Jadi Kim Taehyung, bersediakah kau mengganti namamu menjadi Jung?"

Taehyung menundukan wajahnya, meremas celananya malu-malu. Aku dapat melihat rona pekat yang menjalar sampai ke telinganya. Sungguh, Taehyung benar-benar menggemaskan saat ini. Dengab perlahan, Taehyung mengangkat tangan kirinya dan menyodorkannya kearahku, "Pasangkan."

Aku tersenyum usil, mungkin sedikit menggoda Taehyung tidak ada salahnya. "Apa sayang? Aku tidak mendengarmu."

Taehyung menggigit bibir bawahnya, kebiasaannya saat sedang gugup, "Kubilang pasangkan, Jung Hoseok. Aku bersedia mengganti namaku menjadi Jung Taehyung."

Aku tidak dapat menahan senyum yang merekah begitu saja dari bibirku. Sungguh kalau bibirku bisa robek karena tersenyum terlalu lebar, mungkin hal itu sudah terjadi saat ini. Dengan hati-hati aku memasangkan cincin itu ke jari tengahnya, mendorongnya hati-hati sampai ke pangkalnya.

Secepat aku berdiri setelah memasangkan cincin di jari Taehyung, secepat itu juga aku mengangkat tubuhnya dan membawanya berputar. Taehyung menggalungkan lengannya disekeliling leherku dan tertawa kecil, "Terima kasih, hyung."

Aku mendaratkan tubuh Taehyung kembali dan menangkup wajahnya, lalu membawa kening kami untuk bertemu, "Tidak sayang, aku yang seharusnya berterima kasih. Terima kasih, Taehyung-ah."

Selanjutnya dapat kurasakan Taehyung yang mengeratkan pelukannya padaku saat aku membawa bibirku kearah bibirnya, melumatnya pelan dan memperdalamnya saat Taehyung dengan senang hati memberikan akses lebih. Aku menyudahi ciuman kami saat merasa nafas Taehyung mulai menipis.

"Aku mencintaimu, Kim Taehyung."

.

.

"Aku juga mencintaimu, Jung Hoseok."

.

.

"Ayo pulang dan buat banyak bayi untuk menemanimu dirumah setelah ini."

.

.

"E-Eh? YAAA, TURUNKAN AKU HYUNGIE ! SEOKJIN HYUNG TOLONG AKUUUU !"

.

.

"YA, JUNG HOSEOK! APA YANG KAU LAKUKAN PADA ADIKKU?"

.

.

"Menghamilinya, hyung!"

.

.

"MWO?!" Setelahnya aku bisa merasakan Namjoon yang marah-marah dengan Seokjin hyung yang pingsan dipelukannya.

.

.

.

END

.

.

.

INFIRES !

Halo semuanyaaaaa~ Syubsyubchim balik bawain VHope yang ngasal banget. Idenya keluar begitu saja saat melihat video Taetae dengan anak-anak ucul. Dan fanfic ini belum dibaca ulang sama sekali, jadi kalau ada kesalahan pengetikan atau typo mohon dimaklumi.

Sekalian mau klarifikasi kalo fanfic [I'm Not Four Years Old Anymore, Hyung] itu belum end kok, yang end hanya special chapternya jadi jangan bersedih hati ya semuanya (memang siapa yang sedih?). Dan syubsyub lagi di rumah sepupu, jadi mungkin gabisa update fanfic apapun sampe seminggu kedepan. Ini juga ngetiknya dari hape dan postingnya bener-bener butuh perjuangan.

Terakhir, terima kasih untuk semua yang sudah bersedia membaca, memfollow, memfavorite bahkan sampai mereview fanfic yang sangat tidak jelas asal-usulnya ini. Maaf kalau mengecewakan.

.

Terima Kasih.

.

Salam, INFIRES!