Aku adalah siswa unggulan disebuah sekolah yang juga cukup terkenal. Bukan karena kepintaran, tapi aku terkenal karena wajah tampan yang sudah melekat didiriku sejak dalam kandungan.
Panggil saja Jungkook. Namaku memang sedikit awkward tapi untung tidak otakku. Setiap langkah, setiap detik, semua pandangan tertuju padaku. Bahkan malaikat pun menangis melihat diriku yang sekece ini.
Jujur saja, aku ini tipe cowok para wanita. Mereka tersipu malu jika tanpa sengaja melakukan eye contact denganku. Bukan munafik, bahkan aktor-aktor ternama iri melihat keindahan diwajahku.
PLAKK!
"bangunlah Jeon bangsat! udah jam berapa ini?!" pria mini dengan mata sipit dengan tiba-tiba berdiri disamping tempat tidurku.
"enghh.. hyung. Hari ini kan hari minggu" nah skamat. Ngapain juga dia bangunin pria tampan dipagi minggu yang tidak seberapa cerah ini. Aku bisa merasakan wajah memerah karena malu.
"bangun! aku bilang bangun ya bangun Jeon!" pria mini nan cerewet ini kenapa berisik sekali. Dasar si Jimin cebol.
"iya iya, aku bangun! berhentilah mengganggu dah keluar sana" usir ku
"eh eh.. bukankah itu yang seharusnya aku katakan Tuan Jeon?" dia masih berdiri tegap dihadapanku.
"... he?"
"inikan rumahku." katanya singkat.
"..."
"..."
"AHHH IYA IYA. HARI INI HOSEOK HYUNG MENGAJAKKU KE WARNET. AHH SAMPE LUPA" apaan ini, kenapa aku yang salah sekarang. astagaaa, aku harus cepat pergi sebelum pemilik rumah sesungguhnya datang. LOL :3
.
.
Singkat cerita, aku langsung kerumah Hoseok hyung. Tidak seperti yang aku duga, dia masih tertidur dikamarnya. Aku berterima kasih kepada Tuhan karena aku memiliki duplikat kunci rumahnya, yang sengaja aku lakukan untuk keamanan.
akh, perutku lapar sekali. Padahal tadi aku melihat Jimin cebol itu sudah membuatkan sarapan untukku. Karena panik akhh anjay.
Aku pun terduduk diatas sofa yang diperkirakan 2 minggu lagi akan rusak total. Aku cukup pandai untuk memperkirakan sesuatu tapi kepastiannya 0,1%.
Demi semvak kuda, aku tertidur dilantai. Tidak tidur terlelap hanya tidur menutup kedua mataku saja tapi masih dalam keadaan sadar.
Aku membayangkan mimpi yang terjadi tadi. Bukankah itu adalah salah sifat kesombonganku? walopun itu fakta aku mah gak peduli sebenarnya.
.
.
.
TBC
