Tittle: Kejujuran dan tantangan

Disclaimer: FF milik author, cast milik Tuhan YME

Dedicated: Baby's Breath Byun Bekhyun yang bilang dia bakal bahagia kalo ada ff KyuBaek di dunia ini XD dan untuk semua readers yang berbaik hati meninggalkan review *eh? XD

Warning: Yaoi, BoyXBoy, abal, OOC, typo(s), don't like don't read!

Happy reading ^^

"Baekhyun hyung…," panggil seorang laki-laki kurus sambil menaruh pantatnya di samping Baekhyun.

"Ada apa Sehun-ah?" laki-laki bermata sipit yang tidak lain bernama Baekhyun menoleh.

"Kemarin aku bermain 'Truth or Dare' dengan Kyuhyun sunbae," Baekhyun mengernyit tidak mengerti.

"Lalu? Kau aneh, Sehun-ah. Pergi ke dokter sana!" seru Baekhyun sambil menatap Sehun aneh.

"Ternyata Kyuhyun sunbae adalah gay," mata kecil Baekhyun melebar selebar mata Kyungsoo teman satu kelasnya.

"Gay?" Sehun mengangguk.

"Dan dia menyukaimu," Baekhyun terjatuh dari sofa karena tiga kata yang keluar dari bibir tipis milik Sehun. Apa dia tidak salah dengar? Kyuhyun sunbae menyukainya? Baekhyun tertawa meremehkan.

"Haha…. Lelucon macam apa ini, Sehun-ah?"

"Nanti sore temui ia di Namsan Tower."

"SEHUN JANGAN MAIN-MAIN!"

"Oh hyung! Aku tidak main-main. Dia menyukaimu, kau tahu? Kau saja yang tidak peka!" Sehun mendorong kepala Baekhyun.

"Apa aku seperti itu?" Sehun mengangguk.

"Dia bilang kau cantik," blush. Dalam hitungan detik wajah Baekhyun bersemu merah. Sehun menahan tawa melihat reaksi dari hyung-nya itu.

"Kau juga menyukainya?" goda Sehun dengan tangan yang mencoleki pipi Baekhyun. Baekhyun memukul tangan Sehun supaya tidak melakukan hal di atas.

"Enak saja kau bilang. Aku normal!" bentaknya dengan percaya diri.

"Jangan munafik hyung. Ayolah mengaku. Aku ingin melihat couple selain KaiSoo dan ChenMin."

"Aku akan menemuinya nanti."

"Kau benar-benar dapat diandalkan hyung!" Sehun meninju pundak Baekhyun.

"Apa perlu aku antar ke Namsan Tower?"

"Haissh…. Bahkan kau belum punya SIM. Sana minum susu supaya cepat besar!"

"Kalau aku minum susu yang ada kau semakin terlihat pendek hyung," Sehun menjulurkan lidahnya dan kabur karena Baekhyun sudah berteriak-teriak autis sambil melempar bantal padanya.

.

.

.

Di sinilah Baekhyun berlari menuju loket cable car atau kereta gantung. Pemuda yang lahir 16 tahun yang lalu ini memakai kemeja soft pink, syal berwarna ungu melingkar di lehernya, tidak lupa di matanya yang sipit terdapat garis bernama eyeliner.

Dan semua ini adalah ide cemerlang dari stylish pribadinya, Oh Sehun. Entah bagaimana bisa Baekhyun mempercayai maknae setan -murid termuda di kelasnya- itu menjadi penata style-nya pada sore ini.

Baekhyun membungkuk berkali-kali pada seseorang. Nafasnya tidak teratur karena ia berlari.

"Maafkan aku, sunbae," katanya setelah beberapa menit mengatur nafas.

"Tidak apa-apa, aku baru saja datang kok," seseorang yang dipanggilnya sunbae memberinya segelas kopi kaleng. Baekhyun menerimanya dan mengucapkan 'terima kasih' pada lelaki ber-sweater navy itu.

"Kau cantik," pujinya dan membuat Baekhyun gugup.

"Hehe… terima kasih," ujarnya canggung. Terlihat dari bagaimana Baekhyun tersenyum dan menggaruk lehernya. Kyuhyun tersenyum. Tangannya meraih jari-jari lentik Baekhyun untuk digenggam.

"Ayo naik cable car!" lelaki yang lebih tua satu tahun darinya Baekhyun itu menggandeng Baekhyun memasuki kereta gantung.

"Kau takut ketinggian?"

"Eng… sedikit sih… hehe…."

"Jangan takut di sini ada hyung," Baekhyun terkejut saat dia mengetahui bahwa Kyuhyun merangkulnya. Dengan cepat Baekhyun melihat pemandangan kota Seoul yang indah. Bermaksud untuk mengurangi rasa gugupnya.

"Neomu yeppeuda," gumamnya tanpa sadar.

"Sama sepertimu, Baekhyun-ah," dan pipi Baekhyun memerah karena kalimat yang meluncur dari mulut sunbae-nya itu.

"Jangan bohong, sunbae!" pintanya masih malu-malu.

"Panggil aku hyung oke?" Baekhyun mengangguk.

"Atau baby juga boleh," ujarnya dengan sebuah smirk di bibirnya.

"YA!" Baekhyun memukuli lelaki itu dengan wajah yang tak kalah dengan kepiting rebus.

"Maaf… maaf… ayo turun, kita sudah sampai," Baekhyun melongo dan menghentikan pukulannya.

"Sudah sampai?" Kyuhyun tidak menjawabnya. Lelaki itu langsung menggandeng Baekhyun keluar dari cable car atau kereta gantung.

.

Kyuhyun dan Baekhyun telah berada di puncak Namsan Tower. Mereka berjalan mendekati tepian dari Namsan Tower. Melihat keindahan kota Seoul pada sore hari dari ketinggian 100 meter.

"Cantik," puji Baekhyun tanpa sadar setelah beberapa menit melihat pemandangan itu.

"Sama sepertimu," timpal Kyuhyun sambil tersenyum menatap Baekhyun. Baekhyun mengumpat dalam hatinya, pasti pipinya sekarang bersemu merah karena tindakan seniornya itu. Baekhyun berdehem.

"Aku tidak cantik! Aku tampan!" sanggahnya.

"Tapi menurutku kau cantik. Sangat cantik," Kyuhyun mengangkat salah satu sudut bibirnya. Well, Smirk. Baekhyun membuang mukanya. Memberikan perhatiannya kepada matahari yang mulai tenggelam di barat kota Seoul. Ia berharap sinar jingga dari matahari itu dapat menutupi warna merah di pipinya. Karena lagi-lagi Baekhyun tidak dapat menghentikan perubahan warna pada pipinya.

Hening.

Hening.

Hening.

Tak ada suara dari mereka berdua.

Apa yang harus aku katakan padanya? Baekhyun berpikir keras. Sesekali ia mengigit bibir bawahnya. Karena tidak biasanya dia kehilangan sesuatu untuk dibicarakan.

Hening.

Hening.

Hen-

"Mau melihat lewat teleskop?" jari telunjuk Kyuhyun menujuk teleskop yang ada di samping kanan mereka. Baekhyun menolehkan kepalanya ke benda itu. Kemudian ia mengangguk. Kyuhyun berjalan memimpin Baekhyun untuk mendekati teleskop. Memasukan satu buah uang koin, kemudian mempersilakan Baekhyun untuk menguasai benda itu.

"Oooo…. Aku bisa melihat sungai Han!" serunya senang. Kyuhyun tersenyum kerena mendengarnya. Rasanya ia juga ikut senang. Baekhyun terus berkomentar tentang betapa indahnya pemandangan Seoul jika dilihat dengan teleskop ini pada detik-detik berikutnya.

"Ckck… kau seperti CF, Byun Baekhyun!" ejeknya sambil terkekeh.

"Benarkah? Ah waktunya sudah habis! Aishh…," Baekhyun menekuk wajahnya sebal. Kyuhyun mengulurkan tanggannya untuk mengacak rambut Baekhyun karena gemas.

"Bagaimana kalau kita membeli gembok?" dahi Baekhyun berkerut. Menimbang-nimbang ide dari Kyuhyun.

"E-itu… bagaimana kalau… kalau kita ber-selca dulu? Dengan latar belakang kota Seoul… pasti cantik," usulnya malu-malu.

"Oke? Setelah itu kita beli gembok?"

.

Baekhyun melihat-lihat gembok yang ada di toko gembok ini. Ada gembok berukuran kecil, sedang, bahkan besar! Bentuk dan warnanya pun bermacam.

"Kau mau membeli yang mana hyung?" Kyuhyun tidak menjawab pertanyaan dari Baekhyun. Pemuda itu hanya diam di depan sebuah rak berisi gembok-gembok cantik. Mengambil sebuah gembok brwarna cerah dengan tangan kanannya.

"Aku mau beli yang ini," ujarnya sambil memamerkan gembok berwarna kuning secerah matahari dengan kunci berwarna hijau daun menggantung dibawahnya. Baekhyun berjalan mendekatinya untuk melihat gembok itu lebih jelas lagi.

"Seleramu buruk hyung. Seperti anak TK," Baekhyun menjulurkan lidahnya mengejek. Kyuhyun tidak memperdulikan lidah Baekhyun yang menjulur. Ia lebih memilih untuk menilai gembok itu sekali lagi.

"Kurasa ini bagus. Benda ini sama sepertimu yang cerah seperti matahari dan aku adalah bunga matahari yang selalu mengikuti bergerakan sang matahari," blush. Kalimat itu membuat pipi Baekhyun bersemu merah. Kyuhyun menyadarinya, sebuah smirk tercetak di bibirnya karena berhasil membuat pipi Baekhyun memerah.

"Terserahkausaja!" bentak Baekhyun terlalu cepat bahkan terdengar tanpa spasi. Lelaki manis itu berjalan meninggalkan Kyuhyun. Kyuhyun terkekeh dalam hati. Manis.

.

"Ya! Kenapa kau menulis namaku dan namamu di gembok itu?" tanyanya dengan nada tinggi saat ia tahu bahwa Kyuhyun menulis namanya di gembok itu. Kyuhyun memberinya tatapan apa-ada-yang-aneh?

"Kenapa?" sepertinya Baekhyun ingin mendapatkan predikat 'bodoh' dari Kyuhyun karena menanyakan hal yang begitu simple seperti ini.

"Karena aku ingin bersamamu selamanya."

"Tapi… maksudku… kita bukan sepasang kekasih, dan ini (biasanya) dilakukan oleh sepasang kekasih," Baekhyun berharap Kyuhyun tak mendengar nada sedih dalam pertanyaannya.

"Kau akan menjadi kekasihku, tenanglah!" ujarnya mantap. Baekhyun membulatkan matanya. Jantungnya berkerja 2 kali lebih kencang dari yang sebelumnya.

"Kau salah paham," lirihnya sambil menghela nafas.

"Lalu kenapa kau mensetujui ajakanku berkencan?" Baekhyun terdiam. Terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba ditanyakan oleh Kyuhyun.

Kenapa aku datang ke mari? Baekhyun tidak menjawab pertanyaan itu. Karena ia sendiri juga tidak tahu kenapa ia datang ke mari.

"Cepat pasangkan gembokmu! Ini sudah malam. Kepala asrama akan menghukum kita!"

"Kita makan malam dulu baru pulang," Baekhyun menghela nafas dan memandang ke arah lain setelah mendengar paksaan dari Kyuhyun.

"Aku bisa makan malam di asrama. Cepat pasangkan gembokmu atau aku pulang sek-" kalimatnya terhenti karena telinganya mendengar suara perut yang sedang 'berdemo'. Tak sampai sedetik Baekhyun dapat meihat seutas smirk di bibir Kyuhyun karena mereka berdua tau bahwa itu adalah suara perut Baekhyun yang kelaparan. Shit!

"Kenyataannya perutmu lebih setuju dengan ideku," lalu Kyuhyun menggandeng Baekhyun yang sedang merutuki perutnya dalam hati.

.

Mereka duduk di dekat jendela. Karena menurut Kyuhyun ini baik untuk Baekhyun. Dan, well Baekhyun memang suka. Restoran ini berada di Namsan Tower, yang artinya kalian dapat melihat pemandangan kota Seoul di malam hari yang cantik. Restoran ini juga dapat berputar 360 derajat setiap 48 menit sekali.

Kyuhyun dan Baekhyun duduk berhadapan. Di hadapan mereka telah ada dua piring berisi olahan daging Korea yang entah namanya apa.

"Kau pasti menyesal jika mengikuti egomu dan makan malam di asrama," Baekhyun berdehem tanda ia menyetujui argumen dari bibir Kyuhyun.

"Terima kasih telah mengajakku ke sini. Ini pertama kalinya aku datang ke sini. Dan ini… keren. Terima kasih," Kyuhyun tersenyum.

"Apa pun untuk membuatmu senang akan aku lakukan," Baekhyun terkekeh mendengar bualan dari pemuda yang duduk di depannya.

"Kalau begitu terjunlah dari Namsan Tower!" perintahnya dengan kadar bercanda 100%. Kyuhyun ikut tertawa di sela-sela makannya.

"Itu gila, Baekhyun!"

"Jadi kau belum tergila-gila padaku?" godanya.

"Masih 50%, 50% lagi aku masih sangat sadar jika aku loncat dari Seoul Tower maka rumahku akan mendapatkan banyak karangan bunga dengan kalimat 'turut berduka cita'," Baekhyun tertawa terbahak-bahak. Hingga pada akhirnya ia tersedak karena ia tertawa di saat makan. Kyuhyun memberinya segelas minuman berwarna orange.

"Jangan tertawa di saat makan!"

"Hahaha… maaf. Itu tadi benar-benar lucu," Baekhyun menyeka air mata yang ia dapatkan karena tertawa terlalu hebat.

"Makanlah! Setelah ini aku akan sering mangajakmu hang out, kau harus mau! Jangan berbicara makanlah!"

Dasar pemaksa. Baekhyun meneruskan acara makannya yang sempat tertunda. Sesekali ia mencuri pandang untuk melihat Kyuhyun. Mata yang cukup besar, hidung mancung, bibir tebal yang menggoda, badan yang tinggi, otak yang mumpuni. Kyuhyun mempunyai banyak alasan untuk disukai oleh seorang Byun Baekhyun. Baekhyun terdiam beberapa sekon. Apakah aku datang ke sini karena aku menyukainya?

Di sudut pandang lain. Sebenarnya Kyuhyun juga mengamati Baekhyun secara diam-diam. Mengamati bagaimana bagaimana mata sipit milik lelaki itu mencuri pandang kepadanya. Mengamati bagaimana bibir tipis berwarna pink itu bergerak memakan daging sapi di depannya. Muncul sedikit rasa kasihan kepada Baekhyun. Sepertinya dia menyukaiku.

.

.

"Baekhyun-ah!" teriak Guru Jang –kepala asrama tingkat II- saat melihat Baekhyun dan Kyuhyun berjalan memasuki asrama. Pria yang duduk di lorong asrama itu menghampiri mereka.

"Maaf songsaengnim, kami pulang di luar jam yang ditentukan," Baekhyun membungkuk berkali-kali. Pria itu menggelengkan kepalanya.

"Baiklah, kau diampuni. Jangan kau ulangi lagi! Atau kuhukum kau mencabuti rumput liar di belakang asrama," Baekhyun mengangguk mengerti sambil mengucapkan kata maaf. Guru Jang melihat Kyuhyun dari atas ke bawah.

"Sudah sana tidur ini sudah malam!" perintahnya sambil berjalan meninggalkan Kyuhyun dan Baekhyun.

Kyuhyun masih mengganggam tangan Baekhyun yang berjalan menuju kamarnya.

"Hyung?" tanyanya saat ia berdiri di depan pintu berwarna putih dengan nomor 1-26

"Iya, kenapa hm?" Kyuhyun mengerakan tangan kanannya di atas kepala Baekhyun. Tak lupa Kyuhyun juga memamerkan senyumannya yang membuat Baekhyun ingin berteriak-teriak autis -namun Baekhyun tidak mau terlihat autis di depan orang yang dia suka-.

"A-aku sudah sampai di kamarku," Baekhyun merutuki bibirnya yang bergetar. Berharap dalam hati supaya Kyuhyun tak mendengar kegugupan pada kalimatnya.

Kyuhyun menambah kadar kemanisan pada senyumannya, dan menambah cepat degup jantung Baekhyun.

"Kalau begitu hyung pamit. semoga mimpi indah, Baekhyunie," Kyuhyun menghapus jarak antara dia dan Baekhyun. Mengecup kening Baekhyun cukup lama. Rasanya Baekhyun ingin pingsan.

.

"Terima kasih, hyung," Sehun memberinya segelas bubble tea setelah ia berganti baju. Baekhyun menatap lelaki berdarah O itu aneh.

"Seharusnya aku yang mengatakan itu," Baekhyun menyedot minuman itu. Sehun hanya tersenyum membuat Baekhyun merasa ganjil.

"Istirahatlah, hyung," ia menepuk-nepuk pundak Baekhyun dan pergi meninggalkan Baekhyun bersama Chanyeol –teman satu kamar Baekhyun-.

"Kau merasa Sehun aneh?" Chanyeol mengangguk.

"Dia menungguimu pulang dari tadi. Dia juga tak memberiku bubble tea. Curang!"

.

.

Sejak kencan itu Baekhyun dan Kyuhyun semakin dekat. Begitu pula dengan Sehun dia semakin aneh. Misalnya, dia sering terkejut saat melihat Kyuhyun mendekati Baekhyun. Tatapan yang Sehun berikan pada Kyuhyun seperti kenapa-kau-berada-di-sini?

Oke, abaikan saja keanhan Sehun. Kita bahas Kyuhyun dan Baekhyun saja. Sejak saat itu mereka sering melakukan kencan. Contohnya sekarang mereka sedang berjalan berdua pada festival budaya di sekolah mereka.

Saat ini Baekhyun memakai kaus berkerah dengan warna putih dan celana hitam ¾. Sedangkan Kyuhyun memakai seragam khusus untuk siswa tingkat III yang berwarna jingga dengan tulisan 'Semangat! Kami pasti sukses!'. Dan tak lupa topi berwarna hitam bertengger di kepalanya.

"Kira-kira apa yang enak?" Baekhyun nampak sedikit berpikir.

"Takoyaki?" jawabnya sedikit ragu.

"Aku suka tteokbokki."

"Bagaimana kalau kita membeli cookies dari klub memasak? Katanya setiap tahun selalu laris terjual."

"Ide bagus, aku belum pernah mencobanya meskipun aku siswa tingkat akhir."

"Kalau begitu ayo kita beli! Kau harus mencobanya karena kau akan pergi!" Baekhyun menarik tangan Kyuhyun menuju kios cookies milik klub memasak.

"Eh? Eh? Itu antreannya panjang sekali!" Kyuhyun berusaha menghentikan langkah Baekhyun.

"Jangan panggil aku Baekhyun jika aku tidak bisa mendapatkan cookies itu!" ucapnya dengan semangat.

Baekhyun ikut mengantre. Tangannya mengambil sesuatu dari sepatunya. Apakah itu uang? Jika iya Baekhyun, sungguh amat kreatif.

"Luna? Aku punya sesuatu untukmu," gadis yang mengantre di depan Baekhyun menoleh.

"Apa itu?" sedetik kemudian Baekhyun membuka tangannya. Menunjukan benda yang ia ambil dari dalam sepatunya.

"Kyaaaa! Kecoak!" gadis bernama Luna itu mulai berteriak dan berlari bersama beberapa orang yang mengantre tadi. Antrean menjadi lenggang hanya ada dirinya dan Junmyeon si ketua osis.

"Byun Baekhyun," panggilnya sambil menggelengkan kepala. Baekhyun memberinya sebuah peace sign dan cengiran.

Baekhyun membayar kue itu setelah seorang gadis ber-name tag Sunny memberinya sebungkus cookies.

"Kau membuat pelangganku lari Baekhyun!" omel Sunny.

"Dan kau sudah membuat festival budaya ini kacau!" ungkap Junmyeon lebay.

"Hehe... maaf. Hyung! Ayo lariiiiiii!" Baekhyun menyambar tangan Kyuhyun dan mengajak lelaki yang sedang terbengong itu lari bersamanya.

"Ya! Baekhyun!" teriak Junmyeon sambil mengikuti langkah seribu milik Baekhyun. Baekhyun dan Kyuhyun tertawa di sela-sela acara kabur mereka.

"Kau gila, Baekhyun-ah!" Baekhyun hanya tertawa menanggapi hinaan setengah pujian dari Kyuhyun itu.

Baekhyun sudah tak melihat Junmyeon di belakang mereka lagi. Mereka mulai mengurangi kecepatan kaki mereka.

"Selanjutnya kita membeli bubble tea dan beberapa cemilan bagaimana?" usulnya dengan dada yang naik turun dan nafas yang tidak teratur.

"Biar aku yang membelinya."

.

Rambut coklat Baekhyun beterbangan dihembus angin musim panas. Mata kecilnya menutup, menikmati angin itu. Lain lagi dengan Kyunhyun, ia sedang mengamati wajah damai Baekhyun.

Rooftop adalah persembunyian terbaik bagi Kyuhyun. Dan Baekhyun menyutujuinya. Karena di tempat ini sangat tenang, di sini kalian dapat merasakan hembusan angin dengan puas.

Baekhyun membuka matanya. Terkejut saat ia menyadarai bahwa Kyuhyun sedang mengamatinya. Ia merasakan pipinya memanas. Mengalihkan perhatiannya dengan memakan tteokbokki.

"Seharusnya kau memakai topi. Cuaca saat ini cukup panas. Lihat pipimu memerah," Baekhyun terkejut untuk yang kedua kalinya setelah ia merasakan sesuatu bergerak di atas kepalanya. Sebuah topi hitam. Topi milik Kyuhyun telah berpindah di kepala Baekhyun.

"Hehe... terima kasih, hyung," Kyuhyun hanya tersenyum. Ugh, please Baekhyun bisa pingsan jika seperti ini terus.

Baekhyun merasa tteokbokki tidak masuk ke dalam mulutnya dengan benar. Sepertinya saus dari makanan ini mengotori bibir tipisnya.

Baru saja ia berencana mengeluarkan lidahnya untuk menyapu saus itu. Namun sebuah bibir tebal telah mendarat di bibirnya. Menyapu bibirnya yang terkena noda. Ini adalah ciuman pertama bagi Baekhyun. Baekhyun terlalu kaku dan tidak tahu. Ia hanya terdiam dengan mata yang berkedip berkali-kali.

Lumatan-lumatan lembut yang Kyuhyun berikan padanya membuatnya melayang. Belum lagi tangan posesif yang menarik tengkuknya. Baekhyun menutup mata menikmati seiring berjalannya dengan waktu.

Tangan Kyuhyun yang sebelumnya menekan tengkuk Baekhyun sekarang melingkari pinggang kecil milik Baekhyun. Mengelus-elus bagian belakang tubuh Baekhyun. Begitu pula dengan Baekhyun yang menggalungkan tangannya di leher Kyuhyun.

Mereka melepaskan ciuman itu setelah beberapa 8 menit berlalu. Mengisi paru-paru mereka dengan oksigen. Baekhyun terlihat sangat cantik dengan pipi yang merona dan bibir tipis yang berkilau.

"Ini adalah festival budaya yang paling berkesan bagiku, Baekhyun-ah. Aku tidak akan melupakannya," ungkapnya jujur sambil menatap mata sipit Baekhyun.

Ingin Baekhyun mengatakan bahwa ia juga merasakan hal sama dengan Kyuhyun. Tapi, bibir tebal itu tidak memberinya kesempatan. Bibir tebal itu kembali menempel pada bibir Baekhyun. Melumat-lumat lembut bibir yang sedang tersenyum itu.

Aku tidak akan melupakannya juga hyung.

.

.

Baekhyun sedang duduk di kantin saat itu. Matanya menangkap Sehun yang menarik paksa Kyuhyun. Dengan latar belakang rasa penasaran Baekhyun mengikuti mereka secara diam-diam. Mengingat bagaimana cara Sehun menatap Kyuhyun saat bersama Baekhyun, pasti ada apa-apa diantara mereka berdua.

Sehun menarik Kyuhyun ke perpustakaan. Tempat tersepi di sekolah ini. Baekhyun bersembunyi di balik rak buku. Sehun memutar kepalanya melihat keadaan di sekitarnya.

"Ada apa?"

"Kenapa kau masih mendekati Baekhyun hyung? Bukankah dare dariku hanya sekali kencan?" Kyuhyun tersenyum menanggapi pertanyaan berentet dari Sehun.

Baekhyun terkejut mendengar Sehun menyebut namanya. Tanpa sengaja badannya yang kaget menjatuhkan tumpukan buku di sampingnya. Jantungnya berdegup berkali kali lipat dari biasanya. Ia juga merasakan matanya memanas.

Persetan!

Sehun dan Kyuhyun ikut terkejut. Mereka takut ada yang mendengar pembicaraan mereka. Dengan cepat mereka menghampiri sumber suara itu.

Mereka menemukan Baekhyun sedang berjongkok mengambil buku yang terjatuh itu. Pipinya yang ranum telah basah.

"Baekhyun?" panggil mereka berdua. Sebuah tamparan mendarat di pipi Sehun dan Kyuhyun.

"Maaf, seharusnya aku tak membuat 'kesalahan'," setelah itu Baekhyun lari menuju kamarnya dengan air mata yang bercucuran.

Brengsek.

Kenapa perasaannya harus dipermainkan demi kesenangan mereka?

Keparat kau, Sehun!

Kenapa Kyuhyun melanggar apa yang Sehun beri? Seharusnya Kyuhyun hanya berkencan dengan Baekhyun di Namsan Tower. Seharusnya dia tidak memaksa Baekhyun menonton film di bioskop. Seharusnya Kyuhyun tidak mengajaknya ke Lotte world. Dan seharusnya Kyuhyun tak menciumnya.

Tak punya hati!

Baekhyun membanting pintu kamarnya dan membuat Chanyeol yang sedang membaca buku pelajarannya terkaget.

"Kau kenapa Baekhyun-ah?" tanyanya khawatir. Baekyun tidak menjawabnya. Ia lebih memilih untuk mengelap wajahnya dengan handuk.

"Ayo kita main ToD!" Chanyeol membelalakan matanya.

"Eoh? Oke... oke... karena aku namja. Aku Dare," ucapnya dengan semangat. Karena Chanyeol tak ingin sahabatnya itu semakin sedih.

"Jadilah pacarku sampai aku menyuruhmu untuk berhenti!" entah bagaimana caranya Chanyeol bisa tersedak. Yang jelas sekarang dia sedang terbatuk-batuk dan memukuli dadanya.

"Tapi... tapi... Baekhyun-ah... aku namja dan kau juga."

"Karena kau namja kau seharus dapat menyelesaikan tantangan ekstrim ini," Chanyeol menelan ludahnya. Benar juga, sebagai seorang namja dia harus berani terhadap suatu tantangan.

Baekhyun memeluk Chanyeol secara tiba-tiba setelah dua orang mendobrak pintu kamar mereka.

"Hiks... Hiks...," suara rintihan Baekhyun terdengar di telinga Chanyeol. Chanyeol bersyukur di tingkat satu ia pernah ikut klub drama. Jadi, dia tahu harus bagaimana di situasi seperti ini.

Tangan kirinya melingkar di pinggang Baekhyun. Sedangkan, tangan yang lain terulur mengelus surai hitam milik Baekhyun.

"Uljimayo, baby... sudah sudah karma itu pasti ada," tenangnya yang membuat dua individu itu tercengang.

"Kalian?" Chanyeol dan Baekhyun adalah aktor yang hebat. Dengan segera mereka lepaskan pelukan mereka setelah mendengar suara dari Sehun.

"Lancang...," umpat Baekhyun dengan suara bergetar yang natural.

"Untuk apa kalian di sini? Di mana sopan santun kalian? Tidak bisa ketuk puntu dulu ya?" Kyuhyun tidak menjawab. Dia terlalu shock dengan apa yang dia lihat beberapa menit yang lalu. Chanyeol dan Baekhyun berpacaran? Hell, apa-apa an ini?

"Maaf. Maafkan kami."

"Lebih baik kalian keluar!" titah Baekhyun tanpa melihat ke arah mereka. Dari hati yang paling dalam Baekhyun benar-benar tidak mau melihat wajah mereka berdua.

"Baik, kami pergi," lagi lagi Sehun menarik Kyuhyun. Sehun menarik pemuda yang terbengong itu keluar dari kamar nomor 1-26 (kamar milik Baekhyun dan Chanyeol).

.

.

TBC or END?

A/N: halo XD jujur ide awalnya ini one-shot tapi tiba-tiba muncul ide untuk mengajak Chanyeol ikut campur dalam urusan KyuBaekHun. Kalo ada 5 orang yang review dan minta dilanjut akan aku lanjut, kalo tidak ya sampai sini aja kkk XD peace

Sekian bacotan dari aku. Don't forget to leave your review! ^^/