Di salah satu pagi di penghujung bulan Agustus, salah satu gereja mungil nun jauh dari pusat kota London tampak ramai tak seperti biasanya. Gereja dengan ornamen khas yang sarat akan nuansa masa lampau itu dihias dengan bunga – bunga berwarna tua dan gelap memberikan kesan misterius dan kesedihan mendalam. Bukan, gereja itu tidak dipakai untuk sebuah upacara pemakaman tapi akan dipakai untuk sebuah upacara pemberkatan pernikahan antar tiga orang anak keturunan adam dan hawa. Ya tiga, bukan dua.

Tidak seperti pernikahan pada umumnya, pernikahan ini terkesan tertutup dan enggan untuk dipublikasikan. Hanya ada keluarga dan beberapa orang tamu yang memang sengaja diundang untuk keperluan tertentu yang menghadiri pernikahan ini. Ada sebagian wajah sedih dan kecewa yang terlihat disana. Dan sebagian lagi memilih untuk memasang wajah yang penuh ketenangan palsu.

Wedding march sudah dikumandangkan, kedua mempelai pria telah berdiri di depan altar menunggu sang pengantin wanita masuk kedalam gereja. Satu mempelai berwajah campuran antara Canada dan China, dan seorang lagi berwajah khas pemuda Asia Timurr. Satu isakan tangis dari deretan keluarga mempelai perempuan lolos terdengar seiring dengan pintu gereja yang terbuka. Dan disana, di depan pintu masuk menuju altar pemberkatan, sesosok perempuan muda yang menjadi ratu sehari hari ini berdiri seorang diri tanpa ditemani sang ayah yang seharusnya bertugas mengantar dirinya menuju tempat pemberkatan. Tapi, sang mempelai wanita menolak untuk didamping sang ayah.

Wanita itu, Huang Zi Tao, perempuan muda yang baru saja menginjak usia dua puluh dua tahun, melepas masa lajangnya dengan menikahi Wu Kris dan Oh Sehun yang masing – masing berjarak delapan dan enam tahun dari dirinya. Ia berjalan lambat menuju altar pemberkatan. Seiring langkah kakinya yang mendekat kepada dua pria yang berdiri dengan gagahnya didepan sana, semakin erat pula ia mencengkaram buket bunga pengantinnya.

Kedua pria yang sebentar lagi akan menyandang sebagai suami sah dari Zi Tao itu saling melirik satu sama lain. Tidak mengherankan kenapa dekorasi ruangan yang terkesan gelap dan misterius dengan aura gothic yang pekat. Dan ternyata itu adalah permintaan khusus dari sang mempelai wanita. Gaun pengantin yang biasanya idientik dengan warna putih kali ini ditinggalkan oleh Zi Tao. Gadis yang memiliki kecantikan khas gadis China memilih memakai gaun berwarna hitam buatan Vera Wang. Dan harus Kris maupun Sehun akui, meski gaun pernikahan bernuansa hitam dan abu - abu yang dipakai oleh Zi Tao saat ini amat sangat cantik, gaun itu dapat menyamarkan kondisi badan sang pengantin wanita yang telah berbadan dua.

Tangan Kris dan Sehun terulur menyambut kedatangan sang mempelai wanita. Bisa mereka rasakan bahwa Zi Tao memang masih menolak sentuhan mereka berdua kala jemari itu bertautan. Dan tentunya, gadis itu juga menolak pernikahan ini. Kedua telapak tangan Zi Tao yang dilapisi sarung tangan sutra dengan corak mawar senada dengan warna gaunnya bergetar ringan dalam genggaman tangan Kris dan Sehun. Hanya ada dua warna lain yang melekat pada tubuh Zi Tao saat ini. Merah dan putih. Merah darah yang melapisi bibir kucingnya yang sesungguhnya sudah merah alami dan putih untuk buket bunga yang ada di dalam genggamannnya. Zi Tao tepat memposisikan tubuhnya untuk berdiri diantara Kris dan Sehun saat lagu wedding march yang mengirinya selesai berkumandang. Dilepaskannya tautan tangan kedua pria yang akan menjadi suaminya itu. Ia enggan lama – lama berpegangan tangan dengan kedua pria yang memilih memakai tuxedo berwarna hitam bergaya vintage itu.

Kris melirik wajah Zi Tao yang tertutupi oleh tudung hitamnya yang panjang. Sebersit perasaan bersalah menyergap hatinya lagi. Mungkin, memang ini yang terbaik untuk mereka bertiga dan setidaknya, ia bisa membayar harga dari menghancurkan masa depan Zi Tao. Mungkin. Tapi Kris tak yakin dengan pemikirannya itu. Ia kembali memfokuskan pandangannya pada sang pendeta yang mulai membacakan tata cara upacara pernikahan yang akan berlangsung.

Setelah Kris melirik Zi Tao, kali ini giliran sang pria berambut putih platina itu yang melirik kepada sang pengantin wanita yang memilih menundukkan kepalanya. Dalam hati ia berjanji akan mencoba membahagiakan Zi Tao semampunya untuk menebus semua kesalahan yang telah ia dan Kris perbuat pada gadis cantik itu. Setidaknya ia akan berusaha sebaik mungkin pada Zi Tao. Dan suara sang sahabat menyadarkan Sehun dari lamunannya beberapa saat lalu.

"I Wu Yi Fan, take you Huang Zi Tao, to be my wedded wife. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you faithfulness." Ucap Kris dengan suara penuh wibawa dan tegas yang juga dibalut dengan kasih sayang.

Kris sudah mengucapkan janji pernikahannya, sekarang adalah giliran Sehun selaku suami kedua dari Zi Tao. "I Oh Sehun, take you Huang Zi Tao, to be my wedded wife. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you faithfulness."

Ucapan Sehun yang juga penuh dengan ketulusan, kasih sayang dan ketegasaan seperti apa yang ditunjukan Kris juga mampu membuat hati dari wanita yang melahirkan sang mempelai wanita bergetar penuh haru. Nyonya Huang mulai bisa sedikit merasa tenang karena percaya pada kedua menantunya akan menjaga dan mengasihi Zi Tao dengan baik. Ia merasa tak perlu khawatir lagi. Zi Tao akan mendapatkan suami yang baik. Ia rasa.

Ada jeda setengah menit penuh sampai akhirnya untaian kata itu muncul di bibir milik sang pengantin wanita. "I Huang Zi Tao, take you Wu Yi Fan and Oh Sehun, to be my wedded husband. To have and to hold, from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness or in health, to love and to cherish 'till death do us part. And hereto I pledge you faithfulness." Ucapnya dengan nada bergetar menahan tangis yang hampir pecah.

Pendeta mempersilahkan untuk ketiga mempelai pengantin untuk melakukan ciuman pertama sebagai pasangan suami istri. Kris memutar tubuh Zi Tao untuk menghadap kearahnya. Dan Sehun memilih untuk menghadap sisi belakang Zi Tao. Tudung pengantin itu dibuka perlahan oleh Kris dan menampilkan wajah cantik yang mulai berurai air mata. Bukan air mata kebahagian yang ada di sana tapi sebuah tangis kesedihan yang terlihat diwajah cantik itu. Desisan pelan agar Zi Tao tak menangis terlontar pelan dari bibir tipis pria berambut pirang itu. Tapi yang terjadi, tangis Zi Tao semakin pecah dan Sehun merengkuh pinggang istrinya itu dalam sebuah pelukan yang canggung. Satu ciuman ringan ia daratkan di belakang kepala Zi Tao. Dan satu kecupan yang juga penuh rasa canggung diberikan Kris dikening sang istri. Tak lupa juga, ia menyentuh pinggang Zi Tao hanya untuk melengkapi awal cerita yang panjang dan sekiranya telah ia mulai saat itu.

.

.

.

.

.

.

OUR FLOWER LADY

END OF PROLOG

.

.

.

.

.

Saya Repost dont ask me why #peach sign

With Love,

Roxanne Jung