.
.
K-on! © Kakifly
A K-on! Fanfiction
By Serly Scarlet
Warning : AU, Typo, kata-kata gak jelas, dll.
.
.
PROLOG
YUI P.O.V
Aku Hirasawa Yui! Eto..., satu tahun telah berlalu dan hari ini adalah dimana aku akan mendaftar ulang sebagai Mahasiswa tingkat-2.
Waktu masih menunjukkan pukul 06.35 pagi.
Aku masih berada di Asrama Putri, lebih tepatnya di dalam kamarku sendiri. Aku baru saja selesai mandi dan sekarang aku sedang memakai Pakaian yang hari ini akan aku pakai ke kampus.
Aku jadi teringat dulu saat masih SMA. Di saat seperti ini biasanya Ui adikku selalu membantuku menyiapkan serangan sekolah. Oh, bukan hanya itu. Ui bisa melakukan segalanya, mengurus rumah, menyiapkan sarapan pagi dan makan malam untukku.
"Uuiii, umph!" lagi-lagi aku menangis, itu karena aku terharu mengingat kebaikan adikku.
U&I, itu adalah lagu yang telah aku tulis berdasarkan curahan hatiku terhadap Ui yang waktu itu sedang terkena demam tinggi. Aku benar-benar bingung setengah mati. Semua yang aku lakukan hampir selalu salah sampai akhirnya terpaksa waktu itu aku langsung meminta bantuan kepada Mio-chan dan yang lainnya.
Lalu bagaimana dengan diriku yang sekarang? Sampai hari ini pun aku sendiri bahkan tidak tahu sejauh mana perubahan diriku. Aku menatap permukaan cermin yang terletak di sudut kamar, melihat bagaimana diriku yang sekarang, ternyata aku memang tidak banyak berubah.
"Are!" aku terkejut begitu mencoba menyatukan pengait bra yang hari ini akan aku pakai.
Apa ini artinya aku sudah tumbuh dewasa?
"Yui, apa kau sudah—?"
Mio-chan tiba-tiba masuk ke kamarku dan hal seperti itu memang sudah biasa terjadi setiap hari. Tapi, baru kali ini aku dipergoki oleh Mio-chan dalam keadaan dimana sedang berusaha memakai bra. Aku sih tidak masalah, karena kita berdua memang sama-sama wanita. Tapi, melihat Mio-chan wajahnya tiba-tiba memerah.
"K-Kenapa kau tidak bilang kalau kau masih telanjang, Yui?!"
"Are? Mio-chan yang tiba-tiba masuk,"
"Oh, benar juga. Aku yang salah karena tidak mengetuk pintu dulu. Hehe..." Mio-chan sedang tersipu malu dan menurutku itu sangat Kawaii. Mio-chan pun menghampiriku. "Jadi, kenapa kau masih belum berpakaian juga?"
"Aku sudah memakai celana dalamku kok,"
"Maksudku, semuanya."
"Soal itu..." Aku bingung harus mengatakan apa kepada Mio-chan.
Apa jangan-jangan ukuran bra milikku yang semakin hari semakin mengecil? Aku segera menukar bra yang masih melekat di dadaku dengan bra milikku yang lainnya yang aku simpan di dalam lemari. Tapi, begitu aku memakainya dan menyatukan pengaitnya—
"Mio-chan, bagaimana ini?~" rengekku dan aku segera memeluk Mio-chan.
"Kau ini kenapa sih?" tanya Mio-chan yang malah terheran menatapku.
Brak!
"Ohayou Minna!" Itu Rit-chan.
Rit-chan dari dulu memang seperti itu orangnya. Selalu mendobrak pintu kamar ketika sedang memasuki kamar orang lain, bahkan tadi dia juga mendobrak pintu kamarku. Aku juga tidak masalah dengan hal itu, tapi Mio-chan langsung melesat menghampiri Rit-chan yang masih berdiri di ambang pintu kamarku, lalu—
"Sudah kubilang jangan mendobrak pintu kamar! Nanti rusak!"
DUG! Mio-chan langsung memukul kepalanya.
"Mou, Mio ga brutal!" Rit-chan merintih sambil mengusap bagian kepalanya yang sakit.
Dan tidak lama, Rit-chan melirik ke arahku. Heh?! Kenapa dia jadi begitu serius mengamati tubuh telanjangku?! Merasa terganggu, aku pun segera menyilangkan kedua tanganku untuk menutupi dadaku.
"Yui, apa hari kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku?" Dan kali ini Rit-chan mulai mendekatiku.
"Tidak! Aku sama sekali tidak menyembunyikan apapun," kataku yang langsung panik.
Apalagi melihat Rit-chan yang pandangannya tiba-tiba mengintimidasi kedua tanganku yang masih menyilang. Sejujurnya, suasana seperti ini sedikit menggangguku. Yosh, aku harus membuka pembicaraan untuk mengganti suasana.
"Nee, Nee, Rit-chan. Apa kau pernah mendengar ukuran pakaian dalam yang menyusut?" tanyaku.
"Are? Pakaian dalam yang menyusut? Entahlah, aku tidak pernah." Setelah berpikir sebentar, Rit-chan berpaling menatap Mio-chan yang masih berdiri dibelakangnya. "Mio, apa kau pernah mendengarnya?"
"Jadi kau benar-benar serius menanggapi pertanyaan Yui?" Mio-chan hanya menyipitkan matanya.
"Maksudku begini," Setelah membebaskan dadaku dari kedua tanganku, mencoba menyatukan kembali pengait bra yang seharusnya dari tadi sudah aku pakai, tapi tetap tidak bisa. Sampai akhirnya aku pun bersikap pesimis di depan kedua sahabatku. "Kalian bisa melihatnya, bukan? Hari ini aku sedikit kesulitan memakai bra. Aku sendiri tidak tahu kenapa. Apa kalian pernah—"
Aku berhenti berbicara dan terheran begitu melihat Mio-chan dan Rit-chan. Entahlah, aku sendiri tidak tahu apa yang membuat mereka berdua tercengang dan terus menatapku.
"Y-Yui, k-kau!" Are?! Apa aku telah melakukan kesalahan?! Rit-chan terlihat sangat kesal sekali. "Sahabat macam apa kau ini?! Kau benar-benar mendahuluiku!"
"Heee!" jelas aku panik, Rit-chan tiba-tiba memarahiku seperti itu.
.
.
.
Waktu menunjukkan Pukul 09.00
Bukannya pergi ke kampus, Mio-chan dan Rit-chan malah mengantarkan aku dulu ke salah satu tokoh pakaian terdekat. Mau bagaimana lagi? Semua ini gara-gara aku terlambat menyadari bahwa aku telah mengalami pertumbuhan lanjutan.
"Minna! Mite, mite!" Begitu keluar dari ruang ganti, aku langsung menyingkap kaosku di hadapan Mio-chan dan Rit-chan. "Chaaan!"
"Kyaaa!" Mio-chan malah berteriak panik dan segera menurunkan T-shirt milikku.
"Heeh? Nande?" tanyaku bingung. Aku kira Mio-chan akan senang melihat aku memakai bra model kekinian yang baru saja aku beli hari ini. "Padahal Mio-chan dan Rit-chan sering melihatku telanjang,"
"B-Baka na! Kita sedang berada di tempat umum!" Mio-chan wajahnya memerah lagi, kawaii.
"Oh, benar juga." Setelah mendengar perkataan Mio-chan barusan, aku jadi teringat dulu saat masih SMA ada kejadian yang menarik. "Oh ya, Mio-chan. Dulu saat pertama kali melakukan pentas musik di Auditorium SMA Sakura, Mio-chan juga pernah memamerkan celana dalam di depan banyak orang." kataku.
"Heeeh?! Y-Yui, kau-!" sekarang Mio-chan jadi panik.
"Ah, sou ka!" Rit-chan tiba-tiba menunjukkan padaku salah satu CD yang bertuliskan -HTT Vol.1-, "CD ini adalah—"
"Ritsu!"
PLAK! Mio-chan lagi-lagi menjitak kepalanya Rit-chan.
"Itai! Mou, Mio ga brutal!"
"Awas saja kalau kau sampai memutar ulang lagi Video tentang kejadian yang memalukan waktu itu!"
"Aku hanya ingin memberitahu kalian tadi pagi ada paket kiriman dari Amuse Record, mengenai CD yang ada di tanganku ini adalah mastering dari hasil rekaman kita minggu lalu."
"Oh, begitu ya?" setelah mendengar penjelasan Rit-chan barusan, Mio-chan pun tersipu lagi. "Kenapa tidak bilang dari tadi? Hehehe..."
"Apanya? Dari dulu kau selalu bertindak dulu sebelum aku selesai bicara! Huh, dasar!"
"Ya maaf, Ritsu. Aku kan tidak tahu..."
"Ehehe..." Yah, begitulah. Yang bisa aku lakukan hanyalah tersenyum.
Semuanya tidak ada yang berubah, masih sama seperti dulu, meskipun kami sudah menjadi Mahasiswa.
.
.
.
Tibalah pukul 11.00
"Minna!" itu dia, Mugi-chan.
"Mugi-chan!" seruku memanggilnya.
Aku sendiri masih berdiri di depan gerbang kampus bersama Mio-chan dan Rit-chan, menunggu Mugi-chan yang masih berlarian sambil melambaikan tangannya dengan penuh keceriaan. Tentu saja, dengan senang hati kami bertiga membalas lambaian tangan itu.
Setelah semuanya berkumpul, kami berempat pun segera memasuki gerbang kampus. Sambil berjalan sebelum memasuki gedung kampus, kami bahkan tidak bisa luput dari yang namanya perbincangan.
"Nee, Nee, Mugi. Kau tahu tidak? Sebentar lagi Yui akan menjadi wanita dewasa. Hihi, " Rit-chan berbicara dengan Mugi-chan, tapi yang membuatku heran adalah tatapannya itu malah mengarah padaku.
"Wah, benarkah?! Jadi Yui-chan sudah punya pacar, begitu?" tuh kan, gara Rit-chan sih, sudah tahu Mugi-chan itu tipe gadis yang mudah penasaran.
"Eh?! Beneran Yui, kau sudah punya pacar?!"
"Ee?! Kapan aku bilang begitu?!" jelas aku kaget karena melihat Rit-chan yang tiba-tiba ikut-ikutan penasaran sendiri.
Kalau aku pikir-pikir, kenapa lama-lama pembicaraan ini jadi gak nyambung ya? Bahkan saat melirik Mio-chan yang kebetulan berdampingan denganku, Mio-chan hanya menghela nafasnya dalam-dalam.
"Mugi, sebenarnya Ritsu ingin mengatakan tentang ukuran dada Yui yang akhir-akhir ini mulai tumbuh." jelas Mio-chan.
"Oh, begitu ya? Aku kira apa. Hmm... Hmm... " Mugi-chan pun terkekeh.
"Aku rasa ukuran dada Yui yang sekarang sama dengan ukuranmu, Mugi."
"Benarkah?" kataku yang sedikit penasaran.
Aku mengentikan langkahku sebentar sambil menarik kerah T-shirt milikku ke depan, mengintip buah dadaku yang ternyata memang sudah membesar. Tapi apa benar ukuran dadaku yang sekarang seukuran dengan Mugi-chan? Entahlah, aki tidak yakin.
"Nanti saja melihatnya setelah pulang kembali ke Asrama," Mio-chan tiba-tiba menarik lenganku.
Mio-chan menyeretku hingga kami berempat kembali berjalan secara beriringan. Dan aku pun kembali mengembangkan senyumku. Yah, itu semua karena mereka adalah sahabat terbaikku.
Sahabat yang tentu saja akan aku jaga sampai akhir khayatku.
Zettai!
.
.
.
TBC
Sebelum lanjut,
Bolehkah saya membuat Fic di fandom K-on! ini?
Sebenarnya saya dari fandom fairy Tail, tapi saya ingin mencoba membuat fic di fandom ini.
Hehehe :D
