Kisa-chan: Halo! Moshi-Moshi! Annyeong! Ni Hao! Hullo! Bonjour! –plak- nama saya Kirarin Ayasaki! Boleh dipanggil apa saja asal pantas ya! Tapi saya lebih suka dipanggil Kisa-chan sih –happysmile- saya mau melamar jadi penghuni fandom APH boleh? Ini fic pertama saya di fandom ini! Mohon baca ya! –happydance-
Disclaimer: Hidekaz Himaruya-sensei, of course
Warnings: OOC, AU!Gakuen, humor gaje, abal, human name use, misstype, dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu -bows-
Info: well, enjoy, nee? Half-songfic, ada beberapa lagu yang akan dinyanyikan, copyright-nya dikembalikan pada yang punyanya saja. Ada yang sama kaya saya ngga fic-nya? Saya belum baca semua soalnya –celingakcelinguk-
.
.
.
Karaoke ala Hetalia
.
.
.
Suatu siang yang tenang dan damai di World Academy.
"SINI LO, ALFRED!" teriak seorang beralis tebal dari kejauhan, yang dipanggil malah lari dan menuruni tangga dengan tidak elegan dan sangat berisik.
Oke, mungkin tidak tenang dan damai. Tapi yang pasti, ini World Academy.
Jam makan siang seperti ini, pastilah banyak orang berkerumun di kantin atau di tempat-tempat teduh untuk makan bersama teman-temannya. Kecuali nona Nesia yang kebetulan lagi puasa, jadi dia hanya bisa meneguk air liur melihat bekal teman-temannya, terutama Elizaveta, yang enak-enak itu. Kasihan sekali kamu, Nesia-chan... –dilempar kacang-
Tetapi, hai para readers yang agung –gaploked-, tidak semua murid makan di luar kelas. Buktinya, di kelas A tempat para Nations kesayangan kita ini berada, murid-murid memilih makan atau berdiam di dalam kelas. Contohnya Elizaveta yang ngga enak diliatin sama Nesia-chan yang kayaknya ngiler lihat bekalnya. –quickslap-
Kita lihat yuk, siapa aja penghuninya.
Di barisan paling depan, mulai dari sebelah kanan, ada si Fudanshi Jepang, Honda Kiku. Di sebelahnya, ada si alis tebal Arthur Kirkland yang ngos-ngosan habis kejar-kejaran sama orang di sebelahnya, si maniak burger Alfred.. yang paling ujung sebelah kiri ada si maniak pasta, Feliciano Vargas.
Di barisan kedua, dari mulai di belakang Feli, ada Ludwig Beilschmidt yang lagi ngelus-ngelus revolver kesayangannya. Di sebelahnya berturut-turut, ada Lovino Vargas, Francis Bonnefoy, sama Wang Yao.
Barisan ketiga, mulai dari belakang Wang Yao. Berturut-turut ada Ivan Braginski si tukang pipa –dilempar botol-, Im Yong-Soo si trouble maker –tripleslap-, Berwald Oxenstierna, sama Roderich Edelstein.
Barisan paling belakang, dari belakang Roderich. Elizaveta Herdevary yang jago masak, Natalia Arlovskaya si Psycho –disayat-, Gilbert Beilschmidt si muka ASEM –dipatok Gilbird-, dan yang paling ujung nona Nesia yang lagi ngiler liatin bekal punya Elizaveta.
Semuanya sibuk dalam kegiatan masing-masing yang ehem-nggakpenting-ehem. Ada yang gambar doujinshi yaoi, ada yang lagi nonton video mesum di laptopnya [well, you know who...], ada yang ngiler gara-gara lagi puasa, ada yang lagi sibuk makan burger, sampe ada yang sibuk teriak-teriak 'AKU INI ASEM!' kenapa dia bangga dan ingin dunia tahu bahwa dia ini asem? Kebanyakan mengeluarkan keringatkah? Atau memang suka minum cuka? –disambit-
Dan akhirnya, seseorang beralis tebal yang juga seorang magic freak –ditendang- bicara kepada si pria Jepang. Minta tolong lebih tepatnya.
"Oi, Kikkun," panggil si alis tebal. Kenapa alisnya tebal? Ada dua kemungkinan, dia nge-fans sama Rock Lee atau dia ngambil alis kembaran saya si Kazusa –author ditembak mati-. Oke, lupakan apa yang saya katakan tadi.
"Tolong jangan panggil aku Kikkun, Arthur-san, Kiku saja" kata Kiku sambil meneruskan menggambar doujinshi USUK [?] dengan penuh penghayatan [?].
"Iya, deh, Kiku. Oya, ngomong-ngomong, kamu nyanyi dong?" pinta Arthur pada Fudanshi akut –ditebas Kiku- yang satu ini.
"Hah? Kenapa? Arthur-san saja yang nyanyi," jawab Kiku sekenanya.
"Kau tahu kan, Kiku? Suaraku jelek." Kata Arthur seraya memberi penekanan pada kata 'jelek'. Karena suaranya memang seperti buaya melahirkan [?] sih –disambit-.
Kiku menghela nafas, "terus, kalau aku udah nyanyi, Arthur-san mau apa?" tanyanya.
"Aku mau ngajakin anak-anak karaoke dong!," kata Arthur pada Kiku. Lebih mirip seperti petuah guru pada muridnya di salah satu iklan operator GSM yang sungguh lebay itu –disayat- oke, lupain aja yang saya katakan tadi, itu sama sekali ngga penting.
"APA?" jeng, jeng... [SFX ceritanya] Kiku pun dalam sekejap berubah menjadi OOC –disayat katana-. Lupakan, ini hanya khayalan Author bego.
"Kalau suaraku bikin anak-anak ini kejang-kejang, aku ngga tanggung jawab ya," kata Kiku, meyakinkan Arthur.
"Emang suara kamu parah banget ya?" tanya Arthur merinding.
"Ngga juga sih," jawab Kiku enteng dan langsung membuat Arthur sweatdrop dengan elegannya.
Yah, walaupun pada akhirnya, Kiku nyanyi juga...
Misete ageyou kagayaku sekai
Princess jiyuu no hana o hora
Me o hiraite kono hiroi sekai o
Mahou no juuta ni mi o makase
Dan yang dengerin sekejap langsung mencari asal suara itu. Ditemukanlah si Fudanshi akut asal Jepang bernama Honda kiku yang sedang bernyanyi dengan sangat elegan.
Oozora kumo ga utsukushiku
Dare mo bokura hiki to e shibari wa shinai
Oozora ne ga kuramu keredo
Toki mekuru ne ochirete anata misete kureta no
Yang dengerin melongo semua.
Subarashi sekai o
Ini beneran Honda Kiku yang Fudanshi itu yang nyanyi?
Suteki sugite shinjirarenai
Kirameku hoshi wa diamond de
A whole new world [me o hirai to]
Hajikete to sekai [owamaranai de]
Nagareboshi wa fushigi na yume ni michite iru yo ne
"Eh, ini si Kiku yang nyanyi?" tanya Nesia-chan ke Elizaveta.
"Iya, nggak nyangka dia jago nyanyi," jawab Elizaveta, masih tersepona-eh terpesona.
Suteki na [hoshi no iru ni mo]
Atarashiku sekai [douzo kono mama]
Futari kiri de ashita o issho ni mitsumeyou
Sementara kakak angkatnya, Wang Yao, Cuma bisa jaw drop ngedenger adiknya nyanyi dengan elegan.
Kono mama futari ga
Suteki na sekai o
Mitsumete anata to
Itsumade mo
Kiku selesai nyanyi dan terdengar applause yang heboh dari dalam maupun luar kelas. Kiku, Kiku... suara kamu tuh ngga separah yang kamu bilang. Malah bagus, bego –dijejelin onigiri busuk-.
"Keren banget!" seru Nesia, melupakan segala rasa lapar dan hausnya.
"Duet sama Roderich, dong!" kata Elizaveta, Roderich Cuma nunduk.
"Adikku! Kamu nggak bilang-bilang bisa nyanyi!" seru Yao lebay dan disambut oleh glare dingin dari Kiku.
"NAH! Jadi gitu teman-teman! Ayo kita karaoke-an!" ajak Arthur sama sekali ngga nyambung. Alis aja nyambung, ngomong ngga –slapped-.
"B'l'h j'g'!" sahut Berwald sambil nepukin tangannya satu kali.
"Kayaknya rame tuh," sahut Nesia manggut-manggut, nanggepin kata-kata ngga nyambung Arthur barusan. Udah lupa sama laper dan haus ya? –dilempar tomat busuk-
"Oke juga idemu, Arthur! Aku akan menunjukkan bahwa suara seorang HERO tidak kalah dengan suara seorang Kiku!" teriak Alfred dengan tingkat ke-lebay-an yang diluar nalar.
"Ohoho... suaramu belum tentu sebagus diriku yang AWESOME ini, Alfred!" timpal Gilbert [sok] awesome.
"Halah... awesome, awesome... mukamu ASEM!" teriak Nesia sambil jitak kepala si oh-so-asem-nya-gue Prussia.
"Okee! Ntar malem jam 06.00 ya! Di karaoke –piip-! Jangan telat oke? Kiku juga harus ikut!" teriak Arthur semangat kaya Alfred. Tumben-tumbenan... –plak-
Semua setuju dan akhirnya bel pun berbunyi. Masuk kelas ah! Gurunya dah masuk! –plak-
tebece
Kisa-chan: hooo... yaampun... abal banget! Yang mau request lagu silakan review... kyaaa!
Contoh: mau lagunya si –piip- yang nyanyinya Alfred!
Oke... makasiih!
