"Huft..." Entah berapa kali aku menghela nafas, sudah di diskriminasi oleh penduduk di desaku sendiri, dimaki oleh teman seakademi. Karena, tidak mempunyai Chakra dan di buang oleh keluarga sendiri. Kami-sama, apa hidupku tidak lebih buruk dari ini?
"Huft..." Helaan nafasku lagi. Ya, sudah kebiasaanku untuk menghela nafas sejak aku lahir di desa ini.
'Aku harap Nee-san, ke sini' Gumamku dalam hati. Ya, walau bukan saudara. Tapi, aku menganggapnya Aneki karena, dia yang memintaku.
.
.
.
( ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°){Naruto: The Mana User}( ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)
[-DISCLAIMER-]
Naruto bukan milikku
(-Warning-)
For T,OC,OOC,Chaser!Naru,Smart!Naru,Godlike!Naru,Typo,GaJe,Jutsu sebagian buatan sendiri,Bahasa translate google,Sedikit ada Crossover,Jalan pemikiran sejalur (sendiri dan inspirasi dari beberapa fic),Fantasi menyebabkan kelainan imajinasi.
Summary: Dia bukan Jinchuriki. Dia adalah korban diskriminasi dan di anggap sebagai 'AIB!' di desanya sendiri. Karena, tidak mempunyai Chakra. Sampai dia bertemu 'Mereka' dan di anggapnya sebagai keluarga sekaligus 'Sensei'.
XxxxX
.
.
Prologue : Berawal...
-Naruto POV Start-
'Tok' 'Tok' 'Tok'
Ah! Sudah sampai! Terima kasih, Kami-sama~~, sudah menjawab doaku.
Aku berlari ke arah pintu apartemenku dan memutar kenopnya.
"Ohayou Naru-kun~~" Ini dia orang yang kutunggu, di depan pintu menampakkan seorang perempuan, berambut biru Cobalt, bermata Heterochromia, sisi kanan berwarna biru Azure, sisi kiri berwarna merah Scarlet. Yuki Aruha, itulah namanya.
"Ohayou Nee-san~~" Lalu, aku mempersilahkan dia masuk.
"Bersih, tidak ada sampah dan debu. Pintar sekali Otouto~~" Ucapnya setelah mengedarkan pandangannya ke dalam apartemenku. Lalu, mengacak rambutku halus.
"Hehehe" Tawaku. Ya, saat Yuki-Nee masuk ke dalam kehidupanku, dia berusaha membuatku mandiri dan menjaga kebersihan dan kesehatan sendiri. Karena, dia tidak bisa setiap waktu menjagaku. Karena, di sibukkan oleh tugas ANBU.
"Ayo, kita makan. Nee-san, akan memasak ramen kesukaanmu" Katanya membuatku berbinar-binar, tanpa menunggu, aku langsung menyiapkan meja dan langsung duduk manis menunggu makanan selesai di buat.
-Naruto POV End-
.
-Kehangatan keluarga adalah kehangatan yang tiada lagi yang bisa menyamainya-
.
-Normal POV-
Setelah beberapa menit, Ramen ala Yuki pun siap di makan.
"Ittadakimasu~~" Seru Yuki dan Naruto bersamaan dan melahap Ramen itu.
"Jadi..." Yuki mencoba membuka pembicaraan, mencegah keheningan.
"Jadi bagaimana harimu, di akademi?" Lanjut Yuki sembari memandang surai Crimson, yang menutupi wajah Naruto.
"Seperti biasa" Naruto masih menunduk memakan Ramenya, walau raut sedih ada pada wajahnya.
"Begitu ya, kan sudah kubilang. Kalau kau kesepian, kau bisa mendatangi apartemenku" Naruto tau, walaupun begitu dia tidak mau merepotkan anggota keluarga barunya ini. Yuki tinggal di apartemen yang di khususkan untuk ANBU.
"Ya, aku tau" Jawab Naruto yang masih melahap Ramennya.
"Huft, baguslah" Lalu mereka melahap Ramen mereka masing-masing
.
-Perhatian seorang kakak adalah hal yang di impian oleh seorang adik-
.
Setelah seharian bermain, bertengkar dan juga tertawa. Mereka tidak merasa kalau sudah sore, langit sudah merubah warnanya menjadi jingga.
"Baiklah, Nee-san harus pergi" Kata Yuki di depan pintu apartemen Naruto.
"Apa besok bisa mengantarku ke akademi, Nee-san?" Tanya Naruto dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf, mungkin sebulan ini Nee-san tidak bisa sering mengunjungimu. Apalagi, mengantarmu" Jawab Yuki membuat Naruto kecewa. Tapi, Naruto tahu kalau itu juga urusan ANBU.
'Greb'
Naruto memeluk Yuki dan di balas oleh Yuki juga dan tidak lama mereka melonggarkan pelukan mereka dan Yuki pun berjongkok, menjajarkan posisi kepalanya dengan kepala Naruto.
"Mungkin tidak bisa. Tapi, aku akan berusaha menjemputmu ke akademi saat pulang, Ok?" Lalu Yuu menyodorkan jari kelingkingnya dan di sambut oleh Naruto dengan melingkarkan jari kelingkingnya dan Yuu berkata "Aku janji" Lalu Yuu pergi dari apartemen Naruto dengan Sunshin.
"Yuki-Nee..." Naruto memandang tempat Yuki tadi menghilang.
.
-Keluarga adalah harta paling berharga-
.
Time Skip: 1 Week Later
-Naruto POV Start-
Aku di sini, di jalan menuju ke akademi. Ya, semua orang menatapku. Seperti biasa, tatapan kebencian.
"Huft..." Aku berusaha untuk tidak menghiraukannya. Tapi, aku merasa risih dengan pandangan itu.
"Dasar Aib..."
"...Jangan dekati dia..."
"...Kenapa Yondaime tidak mengusirnya?"
Itulah bisikkan atau bisa di bilang caci makian dari penduduk. Yah, walaupun begitu aku tidak peduli.
"Huft..." Astaga, lebih baik lari daripada aku harus menghadapi 'ujian' lagi.
Kecepatanku adalah nilai terbaik di akademi. Setelah beberapa menit, aku sudah di depan akademi.
"Ohayou Naruto!" Seseorang menyapaku, itu Inuzuka Kiba dan disampingnya, Nara Shikamaru dan disamping kirinya, Akimichi Chouji. Yah, bisa di bilang hanya orang tua mereka yang memperbolehkan aku bermain dan berteman dengan mereka, sekaligus teman pertamaku.
"Ohayou Kiba, Shika, Chouji~~" Aku membalas sapaan Kiba dan menyapa Shika dan Chouji.
"Ohayou Naruto~~" Balas Chouji sambil memakan kripik kentang kesukaannya, lalu Shikamaru hanya melambaikan tangan.
"Hey, Naruto bagaimana kalau kita ke tempat biasa?" Tawar Kiba. Yah, aku sudah sering bolos dan bermain bersama mereka. Karena, aku sudah bosan dengan pelajaran yang sudah ku mengerti.
"Ya, sudah seperti biasa, kan?" Balasku sembari mengangkat sebelah alisku dan berjalan mengikuti mereka.
-Naruto POV End-
.
-Kalau kau terasingkan. Karena, sebuah alasan konyol, maka mereka hanya orang yang buta akan berlian di antara tumpukan emas-
.
-Normal POV-
[Hidden Secret NaKiChoShi Place]
Yah, mereka di sini. Di tampat persembunyian, yang hanya di ketahui oleh mereka berempat. Hutan belakang, akademi, yang sekarang sudah aman, setelah perang dunia shinobi ke-3.
"Hah, memang paling menyenangkan di sini~~!" Seru Kiba sembari merentangkan tubuhnya di permadani hijau alam.
"Iya" Balas Chouji, lalu kembali menikmati kripiknya.
"Jangan makan terus, Chouji. Nanti kau bisa gen-" Sebelum Naruto melanjutkan kalimatnya, mulutnya di bekap oleh Shikamaru.
"Naruto, kata yang akan kau ucapkan itu hal yang tabu, bagi Chouji. Apa kau mau tulang-tulangmu remuk semua?" Bisik atau bisa dibilang peringatan oleh Shikamaru kepada Naruto, yang kini berkeringat dingin.
"Kau mau mengatakan apa, Naruto?" Tanya Chouji dengan gaya orang kebingungan, dengan tanda '?' Yang besar di atas kepalanya.
"Ti-tidak, ada. Chouji, hehehe" Tawa cangung atau tawa yang dipaksakan Naruto, malah membuat Chouji semakin bingung.
"Huft..." Helaan nafas mereka.
Setelah beberapa Jam, akhirnya...
"KALIAN SEMUA!" Teriak seseorang di belakang mereka bersamaan dengan raut wajah horror yang mereka pasang di wajah mereka, I-R-U-K-A-Sensei, yang ada di belakang mereka.
"LARI!" Teriak Kiba, yang langsung melesat dan di susul oleh ketiga temannya.
"HEY, JANGAN LARI. KALIAN!" Seru Iruka, sembari mengejar mereka berempat.
Setelah itu, mereka saling mengejar dan tentu saja, mereka tertangkap satu persatu. Yah, sudah tentu kecuali, Naruto.
'Walaupun aku tidak sebanding dengan Iruka-Sensei. Tapi, kecepatanku lebih di kategorikan sama dengan Mid-Chuunin' Batin Naruto.
.
-Sebuah penyakit yang di sebut 'Kesepian' hanya bisa di sembuhkan oleh kebersamaan-
.
Flashback: 1 Week Ago
-Hidden Training Ground-
"Yuki-Nee, sekarang kita belajar apa?" Tanya Naruto kepada Yuki.
"Tidak ada" Jawabnya membuat Naruto kaget.
"Kalau begitu, kenapa kita di sini!" Balas ralat Teriak Naruto sambil melompat-lompat.
"Tapi, Kecepatan dan Kelincahan" Sambung Yuki membuat Naruto menghentikan acaranya.
"Kecepatan?"
"Ya, Kecepatan. Kecepatan dan Kelincahan" Jelas Yuki panjang lebar.
"Kecepatan dan Kelincahan ini di ajarkan oleh Senseiku" Sambung penjelasan dari Yuki, Naruto membelakkan matanya.
"Apa aku..."
"Ya, kau pasti bisa" Potong Yuki, sembari mengacak rambut Naruto.
"Baiklah, aku akan menjadi orang tercepat!" Teriakkan semangat Naruto, membuat Yuki menggelengkan kepala beberapa kali.
"Ayo!" Teriak mereka lalu mulai proses pembelajaran.
Flashback: Off
.
-Tugas seorang kakak adalah menjadi panutan sang adik-
.
"Baiklah, kembali ke kelas saja" Lalu Naruto melesat ke akademi.
Meskipun Naruto mengetahui ada yang mengikutinya. Tapi, dia berusaha untuk tidak menghiraukannya, menajamkan indra telinganya dan meningkatkan kewaspadaan.
'Heh, ANBU Inu...' Gumam Naruto di dalam hati. Yah, siapapun akan mengetauinya. Karena, ciri-ciri fisiknya yang begitu terlihat. Ya, rambut peraknya yang memantulkan sinar matahari #Kaya kaca#Di Chidori.
"HATAKE KAKASHI" Gumam Naruto penuh penekanan.
Sepertinya, ANBU itu mendengar itu. Dia tiba-tiba mengerjapkan kepalanya, menandakan dia sedang terkejut.
'Darimana, dia...'
"Darimana, aku tahu itu?" Naruto sepertinya bisa membaca pikiran ANBU tersebut.
"Rambutmu, Inu-san" Naruto seraya membalikkan badannya.
"Rambutmu, terlalu mencolok. Inu-san" Sembari menunjuk tempat persembunyian sang ANBU.
Setelah itu, ANBU Inu itu menghilang dengan Shunsin.
"Menghilang..." Saat melihat kepulan asap. Lalu Naruto melesat kembali ke Akademi.
.
-Perubahan kepribadian adalah akibat dari lingkungan sekitar-
.
-(2 Week Later)-
Di sana terlihat, Naruto yang sedang berlari dari kejaran para penduduk.
"Kenapa?" Gumam Naruto seraya meningkatkan kecepatannya.
"Lebih cepat!" Setelah itu Naruto melesat dengan kecepatan setara dengan Mid-Jounin.
Dugh! Bugh!
Alangkah tidak beruntungnya, Naruto. Sepertinya Dewi Fortune sekarang tidak berpihak kepada Naruto. Dia tersandung lalu tersungkur di tanah.
"Hah! Sekarang kau sudah tidak bisa kemana-mana, Aib!..."
"...Akhirnya, Aib ini tertangkap juga!..."
"...Bersiap-siaplah, anak Aib!" Setelah teriakkan dari beberapa warga dan juga Ninja Chuunin...
"Kunai kagebunshin no jutsu!"
"Shuriken kagebunshin no jutsu!"
Setelah itu, beberapa ratus kunai dan shuriken muncul dan ingin menerjang, Naruto yang sedang menutup mata...
.
.
.
Namun...
Jleb! Jleb! Jleb!
Naruto yang merasa aneh, perlahan membuka mata. Karena, semua kunai dan shuriken, yang di lemparkan padanya tidak mengenainya.
Deg!
Alangkah terkejutnya Naruto, membelakkan matanya. Terlihat di depan Naruto, seorang yang melindunginya dari kunai dan shuriken itu dengan menggunakan tubuhnya sebagai tameng.
"Yu-Yuki-Nee..." Semua orang di sana tercengang, di sana terlihat seorang perempuan berambut biru Cobalt, berpakaian ala ANBU. melerakan dirinya menjadi tameng dari kunai dan shuriken tersebut.
"Na-naruto, jadilah a-anak yang kuat un-tuk menjadi Ho-kage..." Itulah pesan terakhir Yuki, sebelum dia jatuh ke tanah.
"Yu-Yuki Aruha" Salah satu Chuunin yang menggunakan jutsu tadi membulatkan matanya dan jatuh terlutut.
"YUKI-NEE! HUWAAA!" Teriak Naruto bersamaan dengan energi berwarna merah darah lalu biru lalu kuning lalu putih, terus menerus berubah warna, membentuk sebuah pillar raksasa ke angkasa. Matanya yang membuka lebar berubah dari Blue sky menjadi Azure berpola seperti labirinth (Lihat Cover).
"KALIAN! CEPAT PERGI DARI SINI!" Perintah lima ANBU yang baru saja datang dan menghadap kepada Naruto yang sedang berteriak kesetanan, Kepada para penduduk.
"HUWAAA!" Energinya semakin besar dan akhirnya berhenti, menampakkan Naruto yang sedang di kuasai oleh energi aneh berwarna biru yang membungkus dirinya yang kanan dan merah darah yang kiri. Membungkus, seperti tameng baginya yang kini masih 8 tahun.
"Kalian sudah keterlaluan!" Teriak Naruto dengan suara beratnya, lalu merentangkan tangannya kedepan.
"Full Bloom!" Teriak Naruto, lalu munculah 10 katana dengan energi biru melapisinya. Tak lupa, juga kelima ANBU tadi membulatkan mata.
"Ju-jutsu apa?" Tanya salah satu ANBU yang terhempas tadi.
"Apa itu?"
"Tapi, bagaimana? Dia tidak mempunyai Chakra?"
"Dan apa yang terjadi pada matanya?"
"Baiklah, semua peringati penduduk untuk menjauh dari daerah ini! Dan salah satu dari kalian, laporkan kejadian ini kepada Sandaime-sama! Satu lagi tolong bawa San(Baca: kode nama) ke rumah sakit!" Perintah salah satu ANBU berambut perak.
"Ha'I"Lalu empat dari lima ANBU tadi, melesat kesegala penjuru.
"Mau main sekarang?" Tanya Naruto yang sedang dalam Overfull power Mode.
"Naruto, sadarlah! Itu bukanlah dirimu!" Teriak Inu atau bisa dibilang Kakashi.
"Dari dulu aku bersabar, dari dulu aku adalah buangan dan di cap sebagai ancaman bagi desaku sendiri..." Ucapan Naruto tergantung, Kakashi pun mendengarkannya dengan seksama.
"Aku hanyalah Aib kan?! Kalian berusaha membunuhku dan sekarang kalian sudah membunuh Aneki! Selanjutnya siapa? Iruka-Sensei?!" Lanjut Naruto, membuat Kakashi tersentak.
"Aku tidak berpikir begitu, Naruto" Kakashi sembari membuka menunjukkan mata Sharingan miliknya.
.
-Kehilangan sebuah ikatan adalah ujian terbesar untuk manusia-
.
-Hokage Room-
"Hah~~ kertas-kertas ini memang musuh terbesarku!" Teriak Sandaime Hokage OOC.
Poft!
"Ada apa?" Tanya Hokage melihat seorang ANBU sedang berlutut di depannya.
"Lapor! Uzumaki, mengamuk dan mengeluarkan energi aneh dari dalam tubuhnya!" Laporan tegas dari sang ANBU.
"APA?! BAIKLAH PANGGIL SEMUA JOUNIN DAN CHUUNIN UNTUK KE TEMPAT NARUTO!"
'Tidak mungkin! Naruto tidak memiliki chakra' Batin Hiruzen.
"Ha'I" Lalu mereka berdua menghilang dengan Shunsin.
.
-Tapi, kehilangan sebuah ikatan, akan membuatmu memiliki ikatan baru-
.
Kembali ke Naruto.
"Sharingan?" Tanya Naruto, sembari menyeringai.
"Naruto sadarlah!" Teriak Kakashi, sembari menatap Kyuubi Naruto.
"Memangnya kenapa? Penduduk di sini tidak menginginkan cepat bunuh aku atau kau yang kubunuh!" Teriak Naruto lalu melesat kearah Kakashi.
"Berhenti!" Seru Kakashi lalu melesat kearah Naruto.
Naruto mengayunkan tangannya dan beberapa katanya itu melindungi Naruto dan beberapa lagi menyerang, kearah Kakashi. Namun, dengan mudahnya Kakashi menghindarinya.
"Jangan meremehkanku!" Lalu Naruto berusaha menebas Kakashi. Namun, sayang di tangkis oleh tanto milik Kakashi.
"Mangekyo Sharingan!" Seru Kakashi lalu Sharingannya berubah dari bertomoe tiga menjadi berbentuk seperti Shuriken. Menangis semua katana yang datang ke arah nya.
"Hebat! Walaupun kau bukan Uchiha tapi kau bisa mengendalikan Mangekyo" Seru Naruto atau bisa di bilang sindiran.
"Jangan banyak bicara" Lalu Kakashi melesat kearah Naruto, sembari mengayunkan tantonya kearah Naruto. Naruto berhasil menghindarinya.
"Heh! Kau lamban!" Lalu semua katana itu mengacungkan mata tajamnya (Mata pedang/Ujung pedang) ke arahnya.
"MATI KAU!" Teriak Naruto, lalu semua katana itu menerjang Kakashi.
.
.
.
Namun...
'Greb' 'Greb' 'Greb' 'Greb'
Semua pergerakkan Naruto terhenti. Karena, Kaki, Tangan dan tubuhnya di kekang oleh beberapa ninja Jounin dan Chuunin. Lalu Kakashi di tarik dari kepungan katana-katana itu oleh seseorang.
"Sudah lama?" Tanya rival Kakashi, Maito Gai. Si monster hijau dari Konoha.
"Tidak, hanya menikmati pertarungan yang menarik" Kata Kakashi dengan Eye Smilenya.
"Lepaskan aku sialan!" Ronta Naruto.
"Jangan harap" Ujar Sandaime dengan tenang, lalu mengeluarkan kertas segel.
"Jangan kau kuasai cucuku!" Lalu Sandaime menempelkan kertas tersebut di dahi Naruto.
"Awas kau kakek tua!" Seru Naruto sebelum energi biru itu menghilang, lalu Naruto terjatuh.
"Inu, bawa Naruto ke rumah sakit!" Perintah Sandaime kepada Kakashi.
"Ha'I" Seru Kakashi lalu menggendong Naruto Bridal style, lalu menghilang dengan Shunsin.
"Lalu kalian, pergilah dahulu sebelum ku panggil" Lalu mereka pergi dengan Shunsin.
"Apa, dia mempunyai sebuah rahasia?" Kata Sandaime a.k.a Hiruzen sembari menatap ke langit. Lalu dia berbalik dan menuju gedung Hokage.
.
-Ikatan baru yang akan membuatmu berjuang untuk mempertahankannya-
.
-Naruto POV Start-
-Naruto Mindscape Start-
"Ngh~~" Lenguhanku, aku tertegun melihat aku berada di tengah hutan.
"Hoi, gaki! Bisa kau ke sini?" Suara dari dari depanku.
"Siapa kau?!" Balasku kepada sang sumber suara.
"Kemarilah, ikuti suaraku" Katanya. Yah, kuturuti saja daripada rasa penasaranku terus menghantuiku. Aku melangkahkan kaki menuju sumber suara tersebut. Alhasil, aku melihat seperti hutan suram yang sangat besar.
"Hei gaki, akhirnya kau ke sini" Sumber suara itu dari balik pohon di depanku.
"Siapa kau?" Tanyaku, Lalu aku melihat seperti seorang berpakaian berwarna putih dan mengunakan celana berwarna hitam. Bersurai hitam Raven, beriris Deep Blue.
"Aku? Uno"
"Uno?"
"Uno, sang pemilik mata Shingan" Jawabnya membuatku bingung.
"Lalu apa yang kau lakukan di sini?" Tanyaku kepada
"Heh, kau jangan terlalu banyak bicara!" Teriaknya.
"Jadi, ini dimana?" Tanyaku kepada Uno.
"Ini adalah alam bawah sadarmu, di sini lah aku terkurung" Jelasnya dengan ekspresi tak terbaca.
"Lalu, bagaimana kau terkurung di sini?" Tanyaku kepada sang pria di depanku.
"Aku tersegel di dalam tubuhmu gaki" Jawabnya sembari menunjuk perutku.
"Jadi, kau kenapa ada di sini?!" Teriakku kesal.
"Tidak usah teriak, aku di sini karena membayar semua kesalahanku" Jawabnya.
"Membayar?" Aku bingung terhadap Bijuu di depanku ini.
"Memangnya kenapa?"
"Membayar semua kesalahan apa?" Tanyaku bingung.
"Aku membayar semua dosaku yang telah ku perbuat. Sebagai kesempatan kedua dari Shinigami-sama" Ucapnya, membuatku tambah bingung.
"Ah! Sudah lah! Apa kau tidak mau aku membayar semua kesalahanku kepada Shinigami-sama?" Jawabnya membuatku tersentak kebelakang.
"Hei! Kau harus membayar semua! Tapi dengan apa?" Tanyaku kepada Uno.
"Dengan cara, menggantikan Nee-sanmu melatihmu dan juga menggunakan matamu itu" Jawabnya membuat terkejut.
"Aneki? Kenapa dia?" Tanyaku.
"Dia meninggal. Karena, dia melindungimu dari serangan para ninja Chuunin bodoh itu!" Jawabnya membuatku terkejut lagi.
"Jadi, aku..." Aku kembali menjadi sebatang kara lagi, Kami-sama kenapa kau buat hidupku menjadi seperti ini!
"Tidak apa, bukan kau yang salah. Tapi, ninja Chuunin itu!" Teriak Kyuubi.
"Arigatou Uno" Kataku sembari tersenyum pahit.
"Jangan berterima kasih padaku, membuatku risih" Jawabnya membuatku tertawa.
"Uno, boleh aku tau. Ada apa sebenarnya dengan mataku?" Tanyaku.
"Hm? Itu adalah mata yang sama denganku mata yang bernama Shingan" Tanyanya membuatku bingung.
"Uno, berarti aku mempunyai sebuah kekuatan dari mataku ini?" Jawabku sembari tersenyum.
"Kau ini pintar juga, mata itu adalah mata yang di anggap sebagai mata dari Shinigami-sama. Karena, mata itu bisa mengatur semua kekuatan dalam tubuh seseorang, contohnya; chakra dan menarik paksa roh dari tubuh seseorang yang kau tatap dan yang kau sentuh. Mata itu juga bisa membuat Genjutsu dan penglihatannya akurat seperti; Sharingan. Tapi, lebih tepatnya satu tingkat lebih hebat dan juga bisa mengendalikan tekanan udara dan pergerakannya"
"T-tapi, aku kan tidak mempunyai Chakra. Bagaimana aku bisa mendapatkan mata ini?" Tanyaku sembari menunjuk ke mataku sendiri.
"Memang benar, kau ini pintar. Matamu itu tidak membutuhkan chakra, tapi mata itu juga membutuhkan kekuatan. Yaitu, energi alam. Yang disebut Senjutsu, kau harus bermeditasi sekurangnya 2-3 jam untuk menggunakannya kembali" Jelasnya membuatku bingung.
"Lalu, kenapa aku bisa mendapatkan mata ini?" Tanyaku, memang aku ini harus menanyakan sesuatu yang menurutku, tidak jelas.
"Shingan, hanya dua orang yang memilikinya. Yaitu, Aku dan juga kau. Mereka yang bisa menahan rasa sakitnya neraka dunia. Akan, memilikinya" Jawabnya membuatku terkejut. Yah, kalau di pikir berapa kali aku terkejut.
"Wah! Jadi aku hebat ya!" Teriakku antusias.
"Jangan senang dulu, kau belum bisa mengendalikannya dengan sempurna" Katanya membuatku suram(Background: kegelapan) gelap (Pundung).
"Kau membuatku menjatuhkan semangatku" Aku memojok dengan suram gelap di kepalaku.
"Lebih baik, kau pergi dulu. Ada yang sedang menunggumu di sana" Katanya lalu cahaya putih perlahan menyelimuti tubuhku.
"Hei! Apa yang kau lakukan?!" Tanya tapi menuju ke meneriaki.
"Kau sudah sadar. Mulai besok, aku akan mengajarimu menggunakan mata itu, sedikit Taijutsu dan Kenjutsu" Katanya lalu semua menjadi gelap.
-Naruto Mindscape End-
-Naruto POV End-
.
-Ikatan yang membuatmu semakin kuat-
.
-Normal POV-
Di sana, Rumah sakit Konoha. Di kamar nomor 08, terdapat 6 orang; Kakashi, Sandaime Hokage, Iruka, Shisui dan juga dua ANBU yang sedang mengawal Hokage.
"Ngh~~" Suara lenguhan, membuat semua yang ada di sana terkejut.
"Naruto, kau tidak terluka. Kan?" Yang pertama bertanya, Iruka.
"Ini dimana?" Naruto melihat-lihat ke kanan dan ke kiri.
"Ini, di rumah sakit" Jawab Shisui sembari tersenyum.
"Bagaimana aku bisa di sini? Dan dimana Aneki?" Tanya Naruto lagi, membuat raut wajah mereka(Sandaime, Kakashi, Iruka dan Shisui) menjadi sedih.
"Kalau itu aku sudah tau" Naruto kembali membuat mereka terkejut. Naruto ingin menangis dan juga meneriaki dirinya. Karena, dia yang telah menyebabkan Yuki kehilangan nyawanya.
"Sudahlah, panjang ceritanya. Sekarang dimana Aneki?" Tanya Naruto lagi.
"Dia sudah di makamkan kemarin" Jawab Sandaime sembari menunduk.
"Apakah, aku bisa ke sana?" Naruto dengan matanya yang berkaca-kaca, menandakan kalau dia tengah melawan tangisannya.
"Baiklah, perawat; bilang kau boleh keluar saat kau sadar" Jawab sang Hokage lalu keluar dari kamar tersebut.
"E-eh Jiji tunggu! Oh ya Arigatou, Shisui-Nii, Hatake-san, Iruka-Sensei, ANBU-san" Naruto membungkuk lalu menyusul kakeknya.
.
-Sebuah kenangan lama, menciptakan kenangan baru-
.
Time Skip: 2 Years later
-Naruto POV-
Aku sudah berlatih menggunakan, Shingan dan melatih Kenjutsuku, selama 2 tahun. Uno-Sensei, juga pernah menceritakan kepadaku tentang masa hidupnya di dimensinya bersama teman seperjuangannya 'Grand Chase'. Mereka adalah; Elesis sang Ketua, Arme sang Magician, Lire sang Nova, Lass sang Assassin, Ronan sang Spell Knight, Ryan sang Woodkeeper, Amy sang Diva, Jin sang Ashura (bukan Ashura anak dari Rikudou), Seighart sang Immortal, Mari sang Geas, Rufus sang Bounty Hunter, Rin sang Phoniex, Lime sang Saint dan Edel sang Frost captain dll.
"Hosh... hosh... aku lelah!" Teriakku keletihan.
'Hei! Baru 4 jam kau sudah letih!' Seru seseorang di kepalaku. Siapa lagi? Kalau bukan Uno-Sensei.
'Hei! 4 jam Sensei bilang 'baru letih'?!' Jawabku dengan telepati dengannya.
'Aku melatih Kenjutsuku sehari 18 jam, kau tau?!' Yah, sekarang aku sedang melatih kemampuan kenjutsuku.
'Aku ini masih hidup! Bukan seperti Sensei yang sudah menjadi arwah gentayangan(?) Didalami tubuhku!' Belaka kepadanya, membuatnya...
'Hei! Dengar ya, aku ini pernah hidup! Dan aku sudah kubilang jangan mengeluh saat latihan! Kau kan ingin menjadi Master Kenjutsu?!' Teriaknya kesal, membuatku tertawa pahit.
'Maaf, Uno-Nii. Aku tadi kelepasan, hehehehe' Tawa pahit ku dalam telepati.
'Huft, Baka-Otouto' Dia sudah menjadi kakak angkatku beberapa bulan yang lalu.
'Baiklah! Aku tidak akan kalah denganmu Onii-san!' Teriakku kembali bersemangat.
'Itu baru semangat! Lanjutkanlah!'
'Yosh! Aku akan berusaha Onii-san!'
Lalu, aku secara sengaja melanjutkan latihan 'Neraka', garis bawah! 'NERAKA'! Selama 3 tahun ini!
-Naruto POV End-
.
-Kenangan yang tidak akan pernah terlupakan-
.
-Normal POV-
Time Skip: 14 Hours later
"Hah... Hah... Hah..." Nafas Naruto 'teratur' sembari berbaring di permadani hijau alam.
'Sial, kau Onii-san! Kau menjebakku ke dalam nerakamu lagi-ttebayou!' Rutuk Naruto, dalam hati. Yang di ejek malah tertawa kesetanan.
'HAHAHAHA! Ejek saja terus! Kalau kau tidak ingin ku beri sesuatu!' Balas atau merujuk kepada Ancaman dari Naruto.
'Apa?! Apa itu Onii-san?!'
'Kemarilah! Kalau ingin tahu!' Suruh Uno.
Lalu, Naruto yang masih terbaring mulai menutup mata dan mulai memasuki alam bawah sadarnya. Pertama, melihat sebuah hutan dengan sebuah danau kecil di tengahnya, Uno berdiri membelakangi Naruto. Melihat sebuah Katana berwarna hitam dengan gagang berwarna putih.
"Apa itu Uno-Nii?" Tanya Naruto saat melihat Katana tersebut.
"Ini adalah Katanaku, yang kuberi nama Blood Dancer" Jelas singkat Uno, sembari membalikkan tubuhnya dan menatap Naruto tajam nan serius.
"Naruto, apakah kau mau menerima Katana ini untukku?" Tanyanya mendekati sebuah permohonan.
"Memangnya kenapa? Apa Onii-san ingin pergi?" Tanya parau Naruto.
"Naruto, aku tidak bisa selamanya menemanimu. Tugas ku melatihmu sudah selesai dan sekarang aku harus pergi. Tolong kau terima Katana ini dan menjaganya untukku?" Uno mengacak rambut berwarna Crimson, lalu menyerahkan Katana tersebut kepada Naruto.
"Apapun untukmu-ttebayou~~"
.
-Dan sampai akhirnya mengucapkan 'Good Bye'-
.
XxTBCxX
.
Gimana? Bagus? Jelek? Ini adalah hasil rewrite 'The turth of Rinnegan'. Ya, ini kubuat karena salah satu Review di fic itu. Yah, aku sempat kaget, lalu sebuah inspirasi langsung memasuki otakku 'Gak bisa Move on dari GC' jadi kugabung saja. Ya, ini hasilnya semoga tidak mengecewakan. Mohon saran dan kritiknya (tapi bukan flame).
.
Biodata:
Nama: Uzumaki Naruto.
Clan: Uzumaki.
Umur: 8-10 tahun (Chapter ini).
Tingkat: Murid akademi (Chapter ini).
Elemen: - (Tidak mempunyai Chakra. Karena, Tangketsunya cacat).
Kekkei genkai: Shingan (Semua orang belum tahu).
Senjata: Flute (Peninggalan dari Yuki), Nodachi&Dagger (Lass) (Belum ada), Blood Dancer (Uno).
Kemampuan: Kecepatannya di atas tingkat Jounin, Reflek dan ketajaman indra pendengar dan penglihatan tinggi.
OC:
Nama: (Uzumaki) Aruha Yuki.
Clan: Aruha.
Umur: 27 tahun.
Tingkat: ANBU.
Elemen: Suiton, Raiton dan Fuuton.
Kekkei genkai: Hyouton dan kekuatan dari nyanyian dan suara alat musik (Seperti Maestrokinesis).
Senjata: Viola, Tanto.
Kemampuan: Pengontrolan chakra yang sempurna, bisa mensupress chakra sampai tidak di rasakan oleh tingkat ANBU, Kecepatan seperti bayangan dan ahli Genjutsu alat musik. Pengalaman tentang Fuinjutsu dari keluarganya (keturunan Aruha-Yuki dan Uzumaki).
GC Chara:
Nama: Uno.
Clan: - (Highlander).
Umur: - (Mendiang).
Tingkat: -
Elemen: -
Kekkei genkai: Shingan.
Senjata: Blood Dancer.
Kemampuan: -
.
Yah, itulah infonya.
Kalimat perpisahan...
¤ ~~Review Please~~ ¤
