KEBANGKITANNYA
.
Naruto Mr. Kishimo
.
Warning about what inside the story? . Don't ask me . ('-') . Just find it by your self . (^_^)
Okey . Okey , I will give you some. AU . FEMNARU . only that okey , no more.
.
Soorrryyyyy, gaeszz. Ane sok misterius, tapi ane yankin kalau ane sedikit aneh. Hehehehe …..
.
Fantasi ane dikit aneh jadi mohon di maklumi. Read it, OK! . REVIEW PLEASSSEEE . Dan jangan lupa untuk subc− uhumm –maksud ane FOLLOW! .
.
.
.
LETS START
.
.
.
Di sebuah ruangan bawah tanah gelap yang di dalamnya terdapat banyak sekali kertas, ada yang tersusun tapi ada, ada juga yang berserakan seperti habis di obrak-abrik. Di tengah ruangan ada satu buah meja dan kursi. Tiba-tiba lampu kecil yang di letakkan di atas meja menyala, pelakunya adalah seorang pria setengah baya yang menduduki satu-satunya kursi yang ada di ruangan itu. Ditangannya yang sengaja di letakkannya di atas meja terdapat sebuah map berwarna merah yang bertuliskan RAHASIA di bagian depan mapnya dan sebuah kertas segel yang di tempel di sekeliling map merah itu.
" apa kau yakin dengan apa yang kau katakan ? " Tanya pria setengah baya itu pada orang yang berdiri tegak di seberang sisi mejanya dengan nada mengancam dan aura membunuh yang menguar dari setiap pori-pori tubuhnya untuk mengintimidasi lawan bicaranya.
" saya yakin Jendral " jawab seorang pri ayang memakai penutup wajah yang membentang dari bagian bawah mata sampai bagian bawah dagunya dengan tenang karena apa yang di katakannya sudah di periksanya sendiri.
" baiklah " tidak ada lagi nada mengancam, tidak ada lagi aura menbunuh yang ada hanya nada pasti dan tenang serta aura tegas yang terkesan berwibawa yang di gunakannya.
" tapi apa anda yakin mau menggunakanNYA untuk melawan DIA , Jendral? . bukannya jika anda mengerahkan pasukan anda sudah lebih dari cukup , Jendral ? " orang yang memakai kain penutup wajah itu sengaja menekan suaranya saat dia menyebut NYA dan DIA untuk lebih menjelaskan maksudnya. Tapi yang dia heran kenapa harus repot-repot mengunakanNYA.
" karena DIA memiliki pasukan khusus yang hanya akan menuruti perintah yang hanya di keluarkan oleh DIA . bahkan pasukannya tidak mau mengikuti perintah Hokage "
" tapi anda juga memiliki pasukan khusus, Jendral "
" pasukanku lebih mementingkan morol dan hati nurani dari pada misi sedangkan pasukannya lebih mementingkan misi. Pasukan yang DIA miliki lebih mirip mesin pembunuh dari pada manusia "
" ….. " tidak ada suara yang keluar dari lawan bicara sang Jendral karena dia sendiri juga tau, semua anggota pasukan khusus yang DIA ciptakan akan melakukan segala cara untuk keberhasilan misi mereka meski harus membunuh rekannya sendiri.
" bagaimana dengan sekutu yang DIA gunakan, Jendral? "
" semua akan selesai di tanganNYA " jawab sang Jendral dengan tegas untuk meyakinkan lawan bicaranya " baiklah. Jika memang tidak ada hal lain lagi yang ingin kau katakan dan tanyakan. Kau boleh pulang untuk istirahat karena besok pagi jam 9 tepat kita akan menemuiNYA "
" kalau begitu saya permisi, Jendral " orang yang memakai kain penutup wajah itu keluar dari ruangan berpenerangan minim itu sesaat setelah dia mengatakannya. Saat tidak lagi terdengan suara langkah dari luar ruangan pria setengah baya itu menghancurkan kertas segel yang menempel di sekeliling map merah yang di pegangnya agar map itu bisa di buka
Di dalam map itu terdapat beberapa kantung pelastik kecil yang isinya rambut, darah, sobekan kain dan potongan jari tangan bagian kelingking yang terlihat segar tapi tidak ada darah yang keluar dari potongan jari itu. Di dalam map itu juga ada selembar foto perempuan cantik yang sedang tersenyum dengan mata yang menutup dan beberapa lembar kertas yang berisi data-data dari perempuan yang ada di foto serta selembar kertas kecil berwarna hitam yang bertuliskan titik koordinasi dari tempatNYA berada dengan tinta berwarna putih dan cap lambang Pemerintahan di bagian pojok kanan atasnya yang berwarna merah darah.
" untuk melawan orang yang mencoba bersenang-senang kau harus menggunakan orang yang suka bersenang-senang. Lawanlah batu kapur dengan batu koral. Terdengar seperti rencana yang kejam tapi itu pantas jika melawan DIA dan sekutunya "
.
.
.
Kantor Pusat Pemerintahan . Di dalam ruang milik salah satu Jendral Besar. Pukul 08:47 .
.
Ada 9 orang pria yang berkumpul di dalam ruangan itu. Salah satunya sedang duduk dia ats kursi di belakang meja kerja. Diatas mejanya dedtapan papan mana berwarna putih gading yang bertuliskan " Jendral AD " dengan warna hitam pekat.
" Wilayah Utara aman Jendral "
" Wilayah Timur aman "
" Wilayah Barat aman "
" Wilayah Selatan aman "
" Pasukan Khusus siap di kerahkan kapan saja "
" Pusat Data aman terkendali, Jendral "
" Pusat Introgasi siap menerima tugas baru, kami juga sudah mendapatkan informasi utama dari kasus sebelumnya serta informasi lain yang di miliki orang itu yang akan berguna nanti " orang itu langsung menyerahkan sebuah map berwarna hitam kepada sang Jendral.
" bagus. Tetap pertahankan kerja kalian yang memuaskan ini " sang Jendral melihat kearah seorang pria yang memakai kain penutup wajah yang belum mengatakan laporan hariannya dari tadi " dan kau? "
" masing-masing Kapten dari AD melakukan tugasnya dengan baik. Beberapa misi baru telah di selesaikan. Ada beberapa misi lama yang berat juga sudah di selesaikan. Misi yang di tutup masih di tutup karena belum ada yang merasa sanggup untuk membukanya kembali. Tidak ada kericuhan yang terjadi di antara mereka. Selebihnya seperti biasa tidak ada yang berubah "
" baiklah . kalau begitu selamat bekerja untuk kalian semua " pria-pria itu langsung keluar setelah sang Jendral menyelesaikan kata-katanya, menyisakan sang Jendral dan pria berkain penutup muka.
" apa kau siap? " Tanya sang Jendral
" tapi bagaimana jika orang ini berkhianat, Jendal? "
" orang ini tidak akan berkhianat karena kepercayaan itu penting untukNYA "
" apa anda yakin bahwa orang ini akan bekerja sama, Jendral? "
" ya. Selain kepercayaan orang ini juga mementingkan balas budi. Yang harus kau takutkan adalah rasa percayanya kepada kita bukan sebaliknya "
" kenapa anda berbicara seperti itu, Jendral? "
" karena penghianatan adalah hal yang paling di bencinya di dunia ini. Dia bisa menghancurkan kita kapan saja "
" bukankah kita sudah pernah menaklukkanNYA sekali. Yang perlu kita lakukan adalah menaklukkanNYA lagi. Jadi yang harus berhati-hati itu bukan kita melainkan orang ini "
" kita tidak menaklukkanNYA tapi keinginnanNYA untuk TIDUR-lah yang membuatNYA mau berada di bawah segel pengikat Negara kita " sang Jendral sengaja menekankan kata TIDUR agar lawan bicaranya mengerti mengerti maksudnya dalam artian tidur yang berbeda. " kita sudah terlalu banyak membuang waktu disini. Sebaiknya kita langsung kesana sekarang. Semakin cepat kita membuat perjanjian denganNYA semakin cepat kita menaklukkan DIA " muncul lubang dimensi di belakang pria berkain penutup wajah yang menbuat lubang dimensi itu adalah sang Jendral. Lubang dimensi itu terhubung dengan orang yang ingin di temui oleh kedua orang itu dari tadi malam. Kedua pria itu masuk kedalam lubang itu, sesaat setelah mereka berdua melewatinya lubang itu menutup dang menghilang menyisakan ruang kerja yang kosong.
.
.
.
Di suatu tempat.
.
Terdapat sebuah peti kaca tanpa penutup yang berisikan seorang perempuan cantik yang tengah tertidur dengan wajah damai di dalam ruangan terang yang berwarna putih dengan hologram berbertuk bunga mawar kuning emas yang menyongsong tegak di atas bulan sabit berwarna hitam yang menjadi landasannya dia atas peti kaca itu. Tapi jika kalian telisik lebih jelas maka kalian akan menemukan hal yang janggal, jari kelingking sebelah kiri sang Perempuan hilang entah kemana.
" hei "
" ya , Jendral ? "
" apa kau pernah mencium orang lain dibibir sebelumya? "
" b-be-belum. T-tapi kenapa Jendral t-tiba-tiba menanyakan hal seperti itu? " aneh dan canggung ' p-perasaanku jadi gak enak '.
" karena hanya dengan di cium oleh seorang perjaka yang bisa melepaskan sgelnya " kata sang Jendral sambil menahan tawa karena melihat ekspresi terkejut yang di keluarkan oleh sang lawan bicara sambil munjukkan darah yang berada di dalam kantung pelastik kecil yang berasal dari dalam map merah yang berhasil di temukannya tadi malam.
" ke-kenapa cara pelepasan segelnya aneh seperti itu, sih? " hilang sudah sopan santunnya.
" hahahaha ….. " lepas sudah tawa sang Jendral melihat reaksi bawahan kepercayaannya itu " aku hanya bercanda "
" tidak lucu " belum selesai sang Jendral berbicara tapi pria yang memakai kain penutup wajah itu dengan tidak sopannya
" aku hanya membutuhkan sedikit darahmu "
" untuk apa? " lagi-lagi ucapan sang Jendral di potongnya lagi
" aku merasa bahwa DIA udah sadar kalau kita udah tau tentang rencananya. Orang yang darahnya di berikan kepadaNYA akan dilindungiNYA " ucapan sang Jendral hendak di potong lagi tapi sang Jendral cepat menganggat tangannya menunjukkan bahwa dia tidak ingin perdebatan sekarang " kau tidak perlu menghawatirkanku. Apa kau lupa aku ini siapa? " hanya gelengan kepala yang menjadi jawaban dari pertanyaan sang Jendral yang di berikan oleh sang lawan bicara " aku tidak di berikan jabatan ini hanya untuk pajangan " pria yang memakai kain penutup wajah paham benar apa yang di maksudkan oleh sang Jendral " selama orang ini percaya padamu maka hidupmu akan terjamin keselamatannya. Sekarang berikan aku sedikit darahmu "
Orang yang memakai penutup wajah itu menggigit saah satu jari angannya hingga berdarah. Sang jendral langsung meneteskan sedikit darah dari kantung pelastik kecil tadi ke atas jari bawahannya yang berdarah dan membimbing jari tangan sang bawahan ke arah bibir seorang perempuan yang dari tadi menjadi objek permasalah mereka yang sedang tertidur di dalam peti kaca.
Seat setelah darah yang menggenang di ujung jari dari bawahan sang Jendral menempel di atas bibir itu, darahnya langgung meresap tanpa meninggalkan bekas. Perlahan tapi pasti bibir itu mengulas sebuah senyum dan terbuka " aahh ….. ada urusan apa kalian membangunkanku? " perempuan itu bertanya tanpa merubah posisinya atau pun membuka metanya. Suara yang di keluarkannya merdu dan terkesan sedikit datar, seperti memintamu untuk melakukan apa pun yang di ucapkannya.
" aku Sarutobi Hiruzen membangunkanmu untuk mengabulkan perintahku dengan inbalan jari kelingking sebalah kirimu "
" aahhh …. Jariku tersayang. Tapi kenapa kau tidak menggunakan darahmu melainkan darahnya? Apa kau tidak tau keuntungan yang akan kau dapatkan? "
" aku tau. Tapi aku ingin kau menjamin nyawanya selama dia tidak menghianatimu "
" baiklah, jika itu maumu. Tapi kau tau bahwa aku tidak akan terikat denganmu maupun dia jika kalian terbukti berkhianat ? "
" ya, aku tau itu "
" aku juga tidak akan menuruti pemintaan kalian jika aku tidak mendapatkan keuntungan apa pun "
" setuju "
" aku hidup bebas "
" terserahmu "
" namamu, Dear? "
" U-Umino I-Iruka "
" kau tidak pernah memberikan darahmu kepada siapa pun? "
" b-bagaimana kau tau? "
" karena aku tidak mencium darah siapa pun yang bercampur dengan darahmu, kecuali di beberapa tempat jauh dari sini karena darahmu tercecer di sana saat bertarung, di beberapa tempat di beberapa rumah sakit dan di beberapa tempat lainnya. Lagian aku sudah memutuskan untuk " dia sengaja menjeda perkataannya entah untuk tujuan apa tapi yang pasti jeda waktu itu membuat Iruka dan Hiruzen penasaran " menyukai aroma yang kau keluarkan, I-ru-ka-kun "
" a-aa ….. " terkejut? Tentu saja ' apa-apan dia ini '
' seperti yang di harapkan darinya dan hal mengejutkan lainnya ' batin sang Jendral.
" aku siap menerima perintah, my Lords " terbuka lah mata sang peerempuan yang memiliki warna yang indah yang dapat menjerat siapa pun yang melihatnya.
.
.
.
- TO BE CONTINUE ….. -
.
.
.
Mohon waktunya untuk menyempatkan memberikan responnya di kolom review, apa lagi kalau mau menyempatkan untuk memfollow dam memfavoritekan cerita ini. Apalagi kalau sampek akun ane juga, pasti bakalan keren.
OKKEEYYYY … HAVE A NICE DAY GAESZZZ.
