Chapter 1
.
BRUUKKK
DUUAAKK
"Ittaii…" keluh seorang gadis kecil dengan yang tengah terduduk di pinggir jalan setelah menabrak -atau ditabrak- oleh seorang anak laki-laki.
"Go-gomenacai." Ucap anak laki-laki itu dan segera membantu gadis kecil itu berdiri.
TAP
Setelah gadis kecil tersebut berdiri sempurna, dapat dilihatnya anak laki-laki yang telah membantunya berdiri tadi.
Surai pirang yang indah bak sinar matahari di siang yang cerah. Kulit tan yang eksotis nan manis. Iris blue shappire yang memukau dan seakan-akan ia tengah tenggelam dalam samudra dunia. Dan yang terakhir, oh… wajahnya yang cukup err… -sangat- imut?. Gadis kecil itu pun segera menyimpulkan bahwa bocah blonde di depannya ini termasuk anak laki-laki idaman gadis kecil seperti dirinya.
Memangnya bocah sudah mengenal kata idaman ya? Yah… pastinya, secara sekarang anak TK aja banyak yang naksir sesaman teman sebayanya. Hah~, abaikan kata-kata tak penting tadi.
"Hey, hey, daichobou decuka?" (Daijobou desuka)Tanya bocah blonde itu dengan cadelnya, melihat gadis kecil yang telah ditolongnya berdiri tadi hanya terdiam mematung.
"Eh? Hai', daijobou desu. Arigatou gozaimasu." Ucap gadis kecil itu dan langsung membungkuk tanda terima kasih.
"Yotatta ne. Doitachimachite." (Yokatta ne, Doitashimashite) Ucap cadel bocah blonde itu dengan senyuman atau lebih tepatnya cengiran yang sangat cerah nan hangat. Membuat wajah sang gadis kecil memanas sempurna.
"NARUTOOO… NARUTOOOO… KAU DIMANA?" Seru suara baritone dari suatu arah yang nampaknya sedang mencari seseorang yang bernama 'Naruto' itu.
"Umm… talau beditu, atu pelgi dulu ya, jaa..." (Kalau begitu, aku pergi dulu ya) Ucap bocah itu membungkuk dan langsung melesat pergi dengan cepat. Gadis kecil itu pun hanya dapat menatap kepergian sang bocah dengan wajah yang masih nampak memerah di malam yang cerah ini.
"Ah! Sial, aku lupa menanyakan namanya lagi." Gumam gadis kecil itu sambil merutuki dirinya sendiri. Sedetik kemudian, senyuman pun mengembang di wajahnya. 'Aku harap kita dapat bertemu lagi, pangeran pirang' Inner gadis kecil itu dan ia pun kembali meneruskan perjalanan yang sempat tertunda tadi setelah seseorang menyeruakan namanya dari arah yang ditujunya.
.
.
BROTHER CONFLICT
.
.
Author : NaYu Namikaze Uzumaki
Disclaimer : Masashi Kishimoto Ji-chan
Rate : T
Genre : Drama, Romance (diragukan), Brothership, Humor (diragukan)*ragukan aja semuanya*
Pairing : (pilihlah yang kalian suka) NaruHina, SasuHina, SaiHina, GaaHina, atau KibaHina
Warning : AU, Super OOC, Gajeness, Complicate (diragukan), Brother n Sister Complex, , , Marga tidak sesuai, Miss Typo's always and bertebaran di mana-mana, dan kesalahan serta kekurangan yang terdapat di fic ini, beserta kegilaan sang AUTHOR. Satu lagi PERINGATAN dari sang AUTHOR, jangan terlalu percaya pada GENREnya. Karena itu bisa saja MENIPU readers.
A/N : Waaa…. Ini fic yang mengandung banyak konflik, gak juga si sebenarnya. Tapi, Nayu harap readers senang membacanya. Nayu senang akhirnya dapat menyelesaikan chapter pertama fic yang satu ini.. hehehe… Ini GENRE DRAMA PERTAMA NAYU~. Judulnya pasti sangat familiar bukan? Heheh… meskipun judulnya sama dengan anime Brother Conflict yang memiliki saudara sampe 13, ini gak muluk-muluk banyaknya, hanya 5 bersaudara doang.. hehehe… and isinya gak sama. Hanya niruin judul doang suer… *ngacungin 2 jari berbentuk V dengan senyuman ala Naruto. Plaakk!*
DON'T LIKE
DON'T READ
THIS FANFICTION
TAKE 1 - ~ (TAK TERHINGGA TAKE NYA)
1
2
3
ACTION…
CHAPTER 1
Sinar mentari yang cerah nan hangat menyinari setiap seluk beluk kota dan membuat yang tertidur terbangun karna sinarnya. Di sebuah rumah yang tak bisa di bilang sederhana melainkan, sebuah rumah bak istana yang megah dan memiliki banyak mobil jika kita menengok kearah bagasinya.
Rumah itu pun, memiliki air mancur di halaman berumput depannya yang luas. Dan terlihat banyak burung-burung yang hinggap untuk meminum airnya dan kembali bernyanyi untuk meramaikan suasana pagi yang cerah ini. Hah~, hari yang indah, bukan?
PRRRRRAAAAANGGG
Terdengar suara pecahan dari dalam rumah yang megah itu. Mengapa ada orang yang menghancurkan pagi yang cerah nan indah ini dengan memecahkan sesuatu? Mari kita lihat apa yang sebenarnya terjadi di dalam.
"Go-Gomenasai, tuan muda. Sa-saya tidak sengaja. Gomenasai, hounto ni gomenasai." Gugup seorang wanita dengan seragam maid sembari membereskan pecahan piring yang berserakan bersama makanan yang di atas piring itu, di depan seorang pemuda yang tertabrak olehnya.
"Sudahlah Shiho-san, tidak perlu minta maaf. Ini juga karena kesalahan saya. Saya juga tidak sengaja menabrak, Shiho-san. Jangan mengatakan bahwa hanya Shiho-san yang salah." Ujar seorang pemuda dengan surai blonde jabrik dan memiliki tanda lahir berupa 3 buah garis di setiap pipinya seperti kucing. Ia pun membantu membersihkan pecah beling yang berserakan.
Banyak maid yang melihat kejadian itu, mereka ingin membantu maid yang -diketahui bernama Shiho itu- terjatuh itu, tapi sang tuan muda mereka tak mengijinkanya. Karena, dirinyalah yang pantas untuk bertanggung jawab atas hal ini. Pemuda yang baik hati ya? Dan para maid yang lain pun segera kembali pada aktivitasnya dengan perasaan tak enak hati.
TAP TAP TAP
TAP TAP TAP
TAP TAP TAP
TAP TAP TAP
Terdengar langkah-langkah kaki yang berasal dari empat orang. Mereka semakin dekat, dan terlihatlah keempat pemuda berjalan dengan santainya kearah pemuda blonde tadi yang tengah membantu salah satu maidnya membersihkan kekacauan kecil di pagi ini.
"Kau menabrak apa lagi, Naruto?" Tanya salah satu pemuda bersurai raven sembari mendekati meja makan yang tak jauh dari TKP (?).
Naruto pun menoleh ke belakang dan mendapati keempat kakaknya berjalan mendekati meja makan. Sepintas, Naruto berfikir bahwa kakaknya akan melihatnya saja sambil duduk. Namun nyatanya keempat kakaknya yang bisa di katakan ketampanannya di atas rata-rata itu pun mendekat kearahnya.
"Nii-san, menjauhlah nanti kalian bisa terkena pecahannya. Sebentar lagi, Naru selesai membersihkannya kok." Ucapnya protes dan tergesa-gesa membersihkan pecahan piring dan makanan yang berhamburan tadi.
"Sasuke nii-san, Sai nii-san, Kiba nii-san, Gaara nii-san, Jangan!"
Peringatan Naruto tak di dengarkan oleh keempat kakaknya yang saat ini tengah berjongkok sambil memunguti pecahan beling yang tinggal sedikit. Sedangkan maid yang tadi bertabrakan dengan Naruto, segera berlari ke dapur mengambil alat pembersih, untuk membersihkan serpihan-serpihan kecil dari pecahan beling itu dan membersihkan sisa makanan yang melekat di lantai keramik berwarna cream tersebut.
"Tuan muda, i-ini alat pembersihnya." Ucap sang Shiho yang terengah-engah karena habis berlari.
"Arigatou ne, Shiho-san." Katanya dengan tersenyum lembut yang dapat membuat semua gadis maupun wanita berdebar-debar, sembari mengambil alih alat pembersih yang berada di tangan Shiho.
"Do-doitashimashite, Na-Naruto-sama." Balasnya sambil menunduk. Menyembunyikan rona merah karena mendapatkan senyuman semanis itu dari salah satu tuan mudanya.
"Ne Nii-san, menjauhlah! Akan kubereskan ini sendirian. Lebih baik kalian duduk saja di meja makan." Seru Naruto atau lebih tepatnya perintah Naruto. Tapi, kakaknya yang bersurai raven tadi a.k.a Sasuke, langsung merebut alat pembersih dari tangan Naruto dan membersihkan kekacauan tadi dengan cepat. Hendak Naruto memprotes, tapi ketiga kakaknya yang lain, langsung menariknya menjauh dari TKP.
"SAI-NII, KIBA-NII, GAARA-NII, LEP…. Hmmmmppptt…" berontak Naruto. Dan dengan cepat pemuda bersurai merah a.k.a Gaara, langsung membekap mulut Naruto. Sedangkan Sai dan Kiba, membantu Gaara untuk menyeret (?) tubuh Naruto kearah meja makan.
"Duduklah dengan tenang, ototou!"
"Jangan mengganggu, Sasuke-nii!"
"Jangan bangkit dari sini sampai Sasuke nii-san selesai!"
Ucap ketiga kakaknya beruntut sambil melipat tangannya di depan dada dan melihat Naruto dengan tampang horror dan menguarkan aura yang sangat menyekat.
"Ha-Hai', Ni… Nii-san." Ucap Naruto terbata dengan keringat dingin yang menyucur deras karena melihat ekspresi kakaknya yang menakutkan. 'Kenapa aku selalu diperlakukan seperti anak kecil? Dan lagi pula, kenapa juga aku tidak boleh melakukan sesuatu yang seharusnya kulakukan?' innernya bingung.
.
-.- Brother Conflict -.-
.
Matahari mulai meninggi dan menyinari bumi dengan cerahnya. Burung-burung pun berkicau dengan riang. Orang-orang berlalu lalang dengan cepatnya. Para hewan-hewan yang biasa di ajak majikannya jalan pagi pun melakukan dengan senangnya. Suasana pagi yang sangat indah bukan? Dan ini merupakan pagi yang indah bagi seorang gadis dengan surai indigo panjang. Kenapa begitu? Karena, dari wajahnya saja dapat kita lihat senyuman manis yang terus bertengger (baca : mengembang) di wajah ayunya. Gadis itu, dengan riangnya berjalan dan sesekali ia meloncat-loncat kecil ditemani dengan senandung kecil nan riang yang terdengar darinya.
Tanpa ia sadari, ia telah sampai di sekolah baru yang akan ia tempati untuk menuntut ilmu selama dua tahun kedepan. Aneh? Yah, aneh. Mengingat ia adalah siswi baru, mengapa ia berjalan kaki sendirian tanpa di temani oleh keluarganya? Hanya ia dan Tuhan yang tahu. Dan Author pun tak mau tahu *digampar*.
"Yatta. Akhirnya aku sampai di KS." Gumamnya riang saat berdiri di depan gerbang yang bertuliskan 'KONOHA SCHOOL'. (Note : Konoha School merupakan gabungan dari Junior High School, Senior High School dan Universitas Konoha. Di dalam gerbang depan atau gerbang utama, ada 3 gerbang yang akan menuju di mana masing-masing gedung sekolah yang akan di tempati. Dan Hinata saat ini di depan gerbang utamanya. Masuk ke dalam hanya sekitar 100 meter dan akan mendapatkan masing-masing gerbang yang bertuliskan, KJHS, KSHS, dan UK. ). Saking senangnya memasuki sekolah baru yang akan ia tempati atau mungkin, gadis indigo tersebut terlalu senang dengan pirikannya (?), ia tak sadar jika ada sebuah mobil Limosin yang sedari tadi berada di belakangnya sambil terus mengklakson.
TIINNN TIIINNNN
TIINNN TIIINNNN
"Eh?" pekiknya kaget dengan suara klakson mobil. Gadis itu pun menoleh ke belakang dan melihat mobil Limosin hitam dengan aksen api Merah sedang berada di depannya. Lama ia berpikir.
Mengapa ada mobil di belakangnya?
"Ah?!" ia pun tersadar bahwa posisinya saat ini berada… ehem… di tengah jalan. Dan dengan cepat ia pun berlari kecil ke pinggir agar mobil Limosin tadi dapat masuk ke dalam KS.
Saat ia hendak kembali berjalan, ternyata mobil Limosin itu berhenti di sampingnya. Mau tidak mau ia pun menghentikan langkahnya. Dengan deg deg-an ia menunggu kaca mobil yang perlahan-lahan terbuka itu.
DEG
Dapat ia lihat bahwa yang membuka jendelanya tadi adalah seorang pemuda yang mengenakan seragam UK. Dan dapat ia lihat pula, wajah pemuda itu tampan dengan surai ebony miliknya, yang sekarang sedang tersenyum padanya. Dan gadis itu pun hanya tersenyum kikuk karena merasa aneh dengan senyuman pemuda yang membuka jendelanya tadi. Dan tepat di tempat supir (?) terlihat pula olehnya pemuda dengan surai raven dengan wajah stoicnya, yang mengenakan seragam yang sama dengan pemuda bersurai ebony itu.
"Hoy gadis kecil, lain kali jangan berhenti di tengah jalan. Untungnya, tadi aku tidak membunuhmu." Ucap pria raven itu dengan ketusnya.
"Jangan terlalu kasar dengannya, Nii-san." Nasehat pemuda bersurai ebony itu.
"Ha-ha'i, Gomenasai, Sen-senpai." Kata gadis itu sambil menundukkan kepalanya gugup. Dan mobil itu pun kembali berjalan. Sebelum mobil itu sepenuhnya melintas. Dapat ia lihat pula ketiga pemuda yang duduk di kursi penumpang di belakang dengan surai yang berbeda. Yang memakai seragam yang sama dengannya. 'Mungkin kedua senpai dengan 3 siswa di belakangnya tadi bersaudara.' analisanya dalam hati. Sedetik kemudian, gadis itu pun menggelengkan kepalanya. 'Kenapa aku malah memikirkan apa mereka saudara atau bukan? Hah~…' innernya lirih.
"Hah~, sepertinya aku memang harus hati-hati jika terkagum-kagum seperti itu lagi." Desahnya pelan.
"Dan, apakah pemuda raven itu, kembar dengan pemuda yang tersenyum gak jelas itu? soalnya mereka mirip sih." Tanyanya dengan bergumam entah pada siapa. Dan setelahnya, ia masuk ke dalam KHS.
.
Hiruk piruk terdengar sangat meriah di dalam salah satu ruang kelas XI. Nampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu yang sangat menarik.
"Katanya ada siswa baru ya?"
"Laki-laki atau perempuan ya?"
"Aku maunya seorang pemuda tampan bak pangeran cerita dongeng."
"Aku maunya seorang gadis sexy nan manis."
Itulah keributan gak jelas dari para siswa maupun siswi. Mereka berharap kalau siswa baru itu sesuai dengan yang mereka inginkan.
GREEEKKK.
Pintu terbuka. Dan masuklah kedua pemuda tampan di kelas yang sedang memperbincangkan soal siswa atau siswi yang di maksud, kelas XI A. Dan satu hal lagi yang menarik. Ternyata, kedua siswa tampan tersebut adalah pangeran yang terpilih di antara kelas XI. (Note : Dalam KSHS, setiap tahunnya ada pemilihan pangeran angkatan yang dilakukan secara 'SEPIHAK' dari para siswa/siswi. Itu di lakukan yahh… hanya untuk kesenangan mereka saja. Meskipun ada pangeran, tapi tak ada putrinya. Menurut mereka, siapa pun yang akan menjadi kekasih dari pangeran terpilih itu, akan menjadi putrinya. And, di setiap angkatan akan ada dua pangeran yang terpilih. Di kelas X, ada Konohamaru dan Inari. Di Kelas XI, tentu saja Naruto dan Gaara. Kelas XII, Shikamaru dan Kiba). BTS~
"OHAYOU MINNA!" seru pemuda bersurai blonde jabrik dengan cengiran hangatnya yang menambah hangatnya suasana kelas saat ini.
"Ohayou, Naruto."
"Ohayou.."
"Ohayou, Naruto-kun."
Dan masih banyak lagi balasan sapaan untuk sang pangeran nomor satu, Naruto Namikaze. Dan pangeran yang kedua, siswa yang berada di sampingnya, Gaara Namikaze. Garaa hanya tersenyum menandakan sapaannya. Yah, dia merasa bahwa Ototounya, Naruto, sudah mewakilkannya jadi tak perlu mengucapkannya lagi. Dan Gaara -diikuti Naruto- berjalan menuju tempat duduknya masing-masing yang berada di barisan ketiga –Naruto- dan di barisan kedua –Gaara- tepat di ujung dekat jendela. Setelah Naruto dan Gaara duduk, siswa dan siswi lainnya kembali melanjutkan aktivitasnya masing-masing.
KRRIIINGGGG
KRRIIINGGGG
KRRIIINGGGG
Bel berbunyi. Pertanda kelas akan di mulai saat guru yang mengajar masuk kedalam ruang kelas yang akan dihajar (baca : ajar) hari ini.
GRREEEKKK
Pintu kelas XI A pun terbuka -lagi-. Dan kali ini, masuklah sang guru bermasker dengan surai perak yang melawan gravitasi di kepalanya.
"Ohayou, minna." Sapanya riang dengan senyum yang tersembunyi di balik maskernya.
"Ohayou Kakashi-sensei." Balas siswa-siswi kelas tersebut dengan tak kalah semangatnya. Itu karena mereka akan menerima teman baru.
"Baiklah, minna. Hari ini, kalian kedatangan murid baru. Dia pindahan dari Tokyo. Jadi, sensei harapkan kalian dapat berteman baik dengannya."
"Ha'i, sensei."
"Baiklah, silahkan masuk, Hyuuga-san."
GRREEEKKK
Dan terbuka lagi lah pintu kelas XI A itu. Perlahan namun pasti. Seorang siswi berwajah cantik masuk ruangan tersebut. Surai indigonya melambai-lambai mengikuti gerakan tubuhnya. Dan saat siswi itu berhenti menghadap ke teman-temannya, banyak siswa yang memandangnya dengan tatapan love-love (?) dan ada juga yang sampai menahan nafasnya sampai wajahnya membiru. Okey, abaikan kalimat terakhir. Sedangkan para siswi? Oh.. mereka mendumel tidak jelas. Hmm.. iri mungkin?
"Baiklah, perkenalkan dirimu, Hyuuga-san."
"Ha'i, sensei. Ohayou minna. Namae wa Hinata Hyuuga desu. Yoroshiku Onegaishimasu." Ucap Hinata dengan semangat sambil tersenyum dan membungkukkan tubuhnya 45o.
"Baiklah, sekarang kau duduk dengan…" Ucap Kakashi gantung dan mencari tempat kosong. Matanya pun berkilat saat melihat tempat yang ia cari.
"Namikaze-san, angkat tanganmu." Dan yang di suruh pun mengangkat tangan. Tapi, ada dua orang. Yaitu, Gaara dan Naruto.
"Ada apa sensei? Kenapa menyuruh saya mengangkat tangan? Saya sudah punya teman sebangku." Protes Gaara datar sambil melirik ke arah Matsuri di sampingnya.
"Gomen ne, Gaara-kun. Bukan kau yang sensei maksud tapi, adikmu itu." Sambil menunjuk Naruto.
"Eh? Kakashi-sensei, jangan menyuruhnya duduk denganku. Dengan yang lain saja." ucap Naruto ketus.
"Oii Naruto, memangnya di mana lagi dia dapat duduk?" kata Gaara sambil menunjuk seisi ruang kelas. Dan Naruto hanya mengangguk pasrah.
"Baiklah Hyuuga, kau boleh duduk dengan Namikaze Naruto. Dan jika dia menyuruhmu pindah, jangan kau turuti. Karena, system di kelas ini, duduknya berpasangan dengan lawan jenis. Kau mengerti!" jelas Kakashi dengan senyum yang terlihat dari matanya.
"Ha'i sensei." Dan Hinata pun melangkah menuju bangku kosong yang tepat berada di samping Naruto.
"Hinata Hyuuga." Ucap Hinata memperkenalkan diri pada Naruto dan mengulurkan tangannya. Naruto pun membalas uluran tangan tersebut dan tersenyum kecil. Dan Hinata yang melihat senyuman kecil namun tulus itu pun tercekat. Di seperti melihat pangeran yang ditemuinya saat kecil. Tanpa ia sadari atau tidak, terdapat guratan rona merah yang tipis di pipi porselennya.
"Naruto Namikaze." Balas Naruto.
"Salam kenal Nami-"
"Naruto saja. Kalau kau memanggilku Namikaze, Nii-sanku di depanmu ini akan berbalik juga." Potong Naruto dan terdengar oleh Gaara.
"Diamlah Ototou. Pelajaran sudah di mulai." Bisik Gaara pada Naruto.
"Ha'i.. ha'i, Nii-san."
Dan Hinata hanya bisa terdiam sambil memikirkan bagaimana bisa seorang kakak sekelas dengan adiknya? Apakah adiknya sangat pintar sehingga mendapat system pecepatan? Atau kakaknya yang tidak terlalu pintar? Dan… yah, Hinata jadi pusing sendiri dengan pikirannya.
Pelajaran pun berlalu begitu lama bagi Naruto. Yah, baru pertama kali ini ada seseorang yang duduk di bangku kosong sampingnya itu. Itu pun karena dia yang tak mengijinkan seorang siswi pun untuk duduk di sana. Dia tidak mau konsentrasi belajarnya terganggu hanya karena seorang gadis.
Umm,, itu karena setiap siswi yang duduk di samping Naruto, pasti ada aja tingkahnya dan berakhir dengan ucapan tajam milik Naruto hingga siswi tersebut pindah dengan sendirinya. Tapi, lain halnya dengan Hinata. Meskipun Hinata sesekali melirik Naruto, tapi dia tidak pernah mengusik Naruto sedikit pun dan itu adalah kelegaan tersendiri bagi Naruto.
.
KRRIIINGGGG
KRRIIINGGGG
KRRIIINGGGG
"Baiklah anak-anak, demikianlah pelajaran hari ini. sampai jumpa di pertemuan selanjutnya." Ucap Asuma-sensei -yang masuk setelah bel pergantian pelajaran berbunyi- dan langsung meninggalkan ruang kelas XI A yang mulai ricuh dan sudah sebagian penghuninya yang melenggang ingin menikmati nikmatnya surga dunia, yang tak lain dan tak bukan ialah KANTIN.
"Otoutou, kau mau ke mana?" Tanya Gaara saat melihat Naruto hendak keluar kelas.
"Makanlah nii-san, memangnya mau apa?" jawab Naruto ketus. Dan itu membuat Gaara merasa aneh dengan sikap ototounya itu.
"Ada a-"
"Sudahlah nii-san, kau mau ikut atau tidak?" potong Naruto dengan tidak sabar sembari melirik ke arah Hinata yang sejak tadi memandang Naruto dan Gaara secara bergantian. Melihat adiknya melirik siswi baru tersebut, Gaara akhirnya paham dengan sikap adiknya ini.
"Hah~.. Yare yare, ayo kita makan! Aku akan menghubungi Kiba-nii du-"
GREEEKKKK
"NARUTO, GAARA, AYO KITA MAKAN!"
Mendengar teriakan yang sangat familiar di telinga Gaara dan Naruto juga seluruh siswa-siswi di kelas itu, mereka hanya bisa menutup tenlinga mereka serapat mungkin -menghindari ketulian dini- dan menghela nafas panjang. 'Susah juga punya senior berisik, apalagi adik-adiknya ada di kelas ini. Pastinya, kita kena imbasnya.' Inner para siswa-siswi di kelas minus GaaNaru.
"KAU BERISIK KIBA…!" teriak Naruto tak kalah menggelegar dan nafasnya terengah-engah. Hingga membuat kepala sekolah yang sedang asyik meminum the hangatnya terlonjak.
"Suara apa itu?" ucapnya masih setengah terkejut dan bingung.
Hah~… sudahlah, kembali ke kelas.
"Eh?" Kiba cengo. Dia memang sudah biasa diteriaki sama adik bungsunya itu, kalau dia datang dengan hebohnya seperti tadi. Tapi, hari ini nampaknya berbeda banget. Yap, bagi Kiba ada yang lain dari adik bungsunya ini. 'Kiba? Kiba? What the…? Dia memanggilku Kiba tanpa suffix nii-san? Benar-benar aneh?!' inner Kiba masih dalam keadaan cengo. Sehingga tanpa disadarinya kelas GaaNaru hanya tinggal mereka berlima didalamnya.
"Kiba-nii, are you okay?" Tanya Gaara
"…"
"Kiba-nii?"
"Biarkan saja dia, Gaara. Aku sudah lapar, cepatlah!" perintah Naruto tanpa memakai embel-embel nii-san dan hal itu juga membuat Gaara membatu di tempatnya. Entah setan apa yang tengah merasuki Naruto sekarang. Yang pasti, sepertinya dia tengah marah besar entah pada siapa. Dan harus ada yang bertanggung jawab atas -kecengoan Kiba dan Gaara- hal ini. Itilah yang Gaara pikirkan.
Yah, meskipun mereka -Gaara dan Naruto- kembar nonidentik, tetap saja sudah kebiasaan bagi mereka memanggil yang lebih tua dengan nii-san, seperti Sasuke dan Sai. Dan bila Naruto sudah memanggil dengan nama tanpa embel-embel apapun pada keempat kakaknya, well dia berarti marah tingkat akut dan akan susah buat ngeredainnya. Yap, cukup sampai di situ penjelasannya. BTS~!
"Gaara-kun?" panggil Matsuri saat melihat Gaara hanya mematung mengikuti Kiba dengan mata yang agak melotot. Hinata yang pasalnya siswi baru hanya terdiam bengong dengan keadaan tiga bersaudara ini -sudah dikasi tau ama Matsuri kalau Kiba kakaknya GaaNaru- yang menurutnya aneh.
PLAK
Naruto hanya menepuk dahinya saat melihat kebodohan kedua kakaknya ini. 'Hah~, apa salahku sehingga kau berikan diriku kakak-kakak yang seperti ini, Kami-sama?' innernya lebay, padahal dia sendiri yang membuat kedua kakaknya seperti ini.
"Sudahlah, Matsuri-chan, Hinata-chan, kalian abaikan saja mereka. Kalian mau makan siang bukan? Bareng sama aku saja. Ayo!" Ajak Naruto.
Sedangkan Matsuri dan Hinata hanya saling menatap, dan kemudian mereka pun berjalan mengikuti Naruto ke tempat makan siang Favorit bungsu Namikaze ini. Atap Sekolah. Dan mereka bertiga pun meninggalkan KibaGaa dalam keadaan yang.. err… mengenaskan?
Sementara itu, di dalam pikiran kedua Namikaze ini…
.
In Imagination of Kiba
"Sudah cukup! Hentikan perbuatan konyolmu setiap datang ke kelasku dan Gaara. Kau itu sudah tua, bukan anak kecil lagi. Kau tau? Aku kecewa padamu! Seharusnya, kau menjadi panutanku dan Gaara, bukan malah sebaliknya -atau dalam hal ini Gaara yang menjadi panutan-. Tak sadarkah kau! Aku benci kau, KI-BA!" Ujar Naruto sambil pergi meninggalkan Kiba di kelas. Sedangkan Kiba hanya menatap kepergian si Namikaze bungsu. Keadaan pun menjadi gelap seketika. Kiba pun bersimpuh sambil merunduk di bawah sorotan lampu yang menjadi penerangan satu-satunya dalam ruangan atau… err, imajinasinya.
.
In Imagination of Gaara
"Gaara! Kau tahu bukan, hal apa yang mebuatku jengkel?" Tanya Naruto dengan tatapan tajam nan menusuk hati Gaara. Hati Gaara bagaikan tersayat melihat tatapan tajam sang adik tertuju padanya, sehingga yang dapat ia lakukan hanyalah mengangguk dengan wajah tegang.
"Jadi, jika kau tau, kenapa? KENAPA KAU MEMBIARKAN ADA SESEORANG YANG DUDUK DI SAMPINGKU? KENAPA?" bentak Naruto dengan efek angin yang luar biasa hingga membuat kepala Gaara ke belakang karna terkena hembu- eh, teriakan super duper Naruto. Gaara yang telah mendapatkan teriakan maut itu pun hanya terdiam atau lebih tepatnya cengo atas apa yang terjadi tadi. Bibirnya serasa kelu untuk menjawab pertanyaan Naruto tadi hingga ia hanya bisa terdiam membisu.
"Jawab aku? Atau kau memang tidak bisa menjawabnya, heh? Baiklah, kalau begitu jangan pernah muncul dihadapanku lagi sebagai saudara kembarku. Aku tak sudi mempunyai saudara yang tak pengertian sepertimu!" Ucapnya sinis nan menohok hati kecil Gaara yang unyu-unyu nan rapuh. Kemudian ia pun meninggalkan Gaara sendirian di dalam gelapnya ruangan itu. Dan Gaara hanya bisa meratapi nasibnya atas tindakan kejam tak berperike-kakak-an dari sang adik.
.
Di luar fantasy gila mereka berdua.
"TIIIDAAAKKK! MAAFKAN NII-SAN MY BELOVED OTOTOU~!" Teriak Gaje itu di suarakan oleh Kiba dan Gaara setelah mereka sadar dari fantasy gila mereka. Namikaze ketiga dan keempat itu pun, mengejar sang adik tercinta yang telah pergi makan siang ditemani oleh dua gadis cantik. Ohh~ sungguh beruntungnya kau, Naru-chan...
Sementara mereka berlari mencari Naruto ke sana kemari, para siswa/siswi KSHS pun hanya cengo melihat mereka -tepatnya Gaara- yang sangat OOC. Bayangkan saja, mereka berdua mencari seperti orang kesetanan. Saking stressnya, Kiba sempat cari Naruto di tong sampah. Gaara, cari Naruto di bawah bangku tiap koridor kelas. Sungguh gila pencarian mereka itu.
Dan sepertinya, Gaara pun telah lupa bahwa ia mempunyai otak jenius yang dapat memberi tahu bahwa sekarang adiknya telah makan siang di atap sekolah -bersama Hinata dan Matsuri- yang menjadi tempat favoritnya. Poor Gaara~
Hah~
Hanya helaan nafas yang keluar dari bibir para siswa/siswi KSHS, juga guru-guru yang melihat itu.
.
Di atap sekolah
"Naruto-kun, apa tidak masalah meninggalkan Gaara-kun dan Kiba-senpai di kelas?" Tanya Hinata yang kemudian menyuapkan tempura ke dalam mulutnya.
"Tenanglah Hina-chan, tidak masalah. Mereka memang begitu kalau aku memanggil nama mereka tanpa menggunakan embel-embel. Iyakan, Matsu-chan?"
"Um.. " Matsuri mengangguk dengan senyum sambil mengunyah telur dadar miliknya. " Dan itu sangat menyenangkan buat dilihat." Imbuhnya ceria.
Dan…
Ini menjadi hari yang indah juga ya.
.
.
.
Tsuzuku
DOENG! *cengo dengan mulut menganga lebar hingga ke lantai*
PLAK! *tepuk jidat*
Ap-ap-a- APA-APAAN NIH FIC GAJEEE! BUAGHHH! *terlempar ke bulan*
Naruto : Memangnya sejak kapan sih, fic yang loe buat gak pernah G.A.J.E.?
Sasuke : Hn.
Sai : Gaje seperti biasa.
EEEHH…! Itu pujian atau hinaan? (ngambek)
Kiba : Itu hinaan, baka.
Huweee… Kiba jahat~~….(nangis Bombay nun lebay a la anak alay)
Gaara : sudah, lebih baik langsung tutup.
Eh? (heran) kenapa ni anak nongol tiba-tiba (inner)
Hah… tidak menyangka kalau bakal begini di chap pertama gomen ne bagi para readers yang pengen lebih greget… maklum nih kan masih chap 1, jadi… ehem.. ja-jadi.. *wajah memerah sambil memainkan jari ala Hina-chan* Plaakkk! *ditampar readers* Tuuiinggg! Jeburrr! *masuk parit* hahaha… abaikan itu.. yah.. bingung juga sih mau di kaya manain.. umm.. begini deh hasilnya.. okey.. sampai jumpa di chap selanjutnyaa …
JAA NEE…. Don't Forget for Review…
