Author Note: Hah, cerita baru lagi. Padahal ada dua cerita yang masih belum tamat! XD

Rate M: karena aku mau masukin unsur yang tidak benar. Yang dibawah umur dilarang membaca!

Troublesome Familly

Prologue

Kurasa, bagi semua orang aku terlihatseperti anak normal lainnya, dimana aku selalu berangkap dipagi hari untuk pergi kesekolah demi menempuh ilmu dan langsung pulang setelah jam sekolah berakhir. Layaknya anak-anak normal lainnya, aku tidak mempunyai sesuatu yang istimewa. Nilai-nilai mata pelajaranku disekolah tidak terlalu bagus dan tidak terlalu jelek juga. Yang paling menonjol diantara semua mata pelajaran hanyalah olahraga saja karena aku lebih senang menggerakkan badan dibandingkan menggunakan otakku.

Aku juga mempunyai banyak teman layaknya anak-anak normal karena aku pintar bergaul dengan yang lainnya. Semua temanku juga senang denganku karena aku selalu ramah dan baik pada mereka, tetapi aku tidak populer sama sekali meski temanku banyak. Yah, bagi kalian jika melihat kehidupanku yang seperti itu pasti menganggap aku seperti anak normal lainnya, tetapi kalian salah.

Aku tidaklah normal seperti kesimpulan kalian, ada satu hal yang membuatku berbeda dari pada yang lainnya, yaitu keluargaku…

Aku berjalan kesebuah mansion yang besar. Aku mendekati pintu masuk itu dan membukanya. Begitu terbuka, aku langsung menghela napas yang dalam. Lalu kutarik napas yang sangat dalam untuk mempersiapkan oksigen yang banyak karena aku hendak berteriak dan memastikan aku tidak akan pingsan gara-gara kehabisan napas.

"! Kaaaaaaaaaaaadaaaaaaaaaaaaaj!" teriakku sekuat-kuat mungkin dengan perasaan yang sangat dan sangat kesal. "Mengapa kalian tega-teganya membuat rumah ini berantakan oleh sampah-sampah makanan siap saji! Padahal aku sudah membuatkan kalian sarapan!" teriakku sampai kehabisan napas kepada kedua pemuda berambut silver yang sedang duduk disofa sambil menonton televisi.

Kedua pemuda berambut silver itu menutup kedua telinganya ketika Sora berteriak padanya…

"Kau tidak perlu berteriak sekeras itu Sora…" keluh Riku, pemuda dengan berambut silver yang panjang. "…Sarapan yang kau buat sudah tidak bisa kita makan karena kau lupa memberi makan sky, dia melompat kearah meja makan dan memakan habis semua sarapan yang kau buat untukku dan Kadaj." Katanya memberitaukanku.

Terlihat seekor anjing putih berlari kearahku, bulu anjing putih itu terlihat kotor akibat saus makanan…

Aku langsung menghela napas yang sangatlah dalam sekali lagi melihat anjing itu. 'Seharusnya ini tidak terjadi jika aku tidak lupa memberinya makanan…' pikirku sambil menatap anjing itu. "Kau nakal Sky." Kataku memukul anjing itu dengan lembut.

Anjing putih ini adalah sky, dia adalah anjing kesayangannya Riku. Anjing ini tidak pernah merasa bersalah meski kupukul dia dengan pelan karena kenakalannya, dia selalu mengibaskan ekornya dan menatapku seakan-akan tidak mengerti apa maksudku. Yah, dia memanglah tidak mengerti karena da hanyalah seekor anjing.

"Hey Sora, bisakah kau membuatkan makan siang sebelum aku berangkat kuliah? Aku lagi malas harus pergi mencari makan diluar…" kata Riku sambil berjalan menuju kamarnya untuk menyiapkan keperluannya sebelum dia pergi kuliah.

"Iya…" kataku sambil menghela napas.

Lalu aku menatap kearah Kadaj yang dari tadi diam saja. Dia terus menatap kearah televise sambil terdiam. Dia masih mengenakan baju tidurnya…

"Apakah kau ingin makan siang disini juga Kadaj?" tanyaku padanya.

Dia hanya mengangguk saja tampa mengatakan apa-apa sambil menonton televisi.

Aku hanya bisa menghela napas melihat jawabannya. Lalu aku berjalan kearah dapur dan membuka freezer untuk mengambil bahan-bahan makanan yang tersimpan didalamnya. Aku mengolah bahan-bahan itu dan ketika selesai mengolahnya, aku memasaknya sampai matang. Setelah selesai, aku meletakannya dimeja makan dan memanggil Riku dan Kadaj. Beberapa menit setelah kupanggil, terlihat Riku yang berjalan memasuki dapur dan langsung duduk dimeja makan.

Beberapa menit berlalu, Kadaj masih belum terlihat sama sekali…

'Dia pasti malas menuju kemari…' Pikirku sambil menghela napas.

"Oh ya Sora, kurasa hari ini aku akan pulang sedikit larut malam, gerbang rumah jangan dikunci ya? Aku akan menguncinya sendiri setelah aku pulang." Kata Riku memberitaukanku dan aku hanya mengangguk.

Lalu aku berjalan kearah ruang tamu dimana Kadaj masih duduk dan menonton televisi, aku mendekatinya dan menyeretnya masuk kedalam dapur dan menyuruhnya duduk dimeja makan dan makan. Diapun menurutiku dan kami makan bersama-sama…

Setelah kami semua selesai makan, Riku langsung pergi meninggalkan ruang makan dengan cepat, kurasa dia sedikit terlambat makanya dia terlihat bergegas pergi. Kadaj yang juga telah selesai makan langsung kembali keruang tamu untuk menonton televisi lagi.

Aku segera membereskan semua piring-piring kotor itu dari meja makan dan mencucinya. Setelah selesai, aku segera membersihkan seluruh sampah-sampah yang dibuat oleh Riku dan Kadaj hari ini karena dalam beberapa menit lagi, ayahku akan segera pulang dan aku ingin rumah ini bersih sebelum dia sampai karena aku khawatir jika ayah datang membawa tamu dan pasti tamu itu merasa tidak enak melihat rumah ini berantakan.

Ketika aku tengah membersih-bersihkan sampah-sampah, Sky, anjing kesayangan Riku datang menggangguku. Dia melompat dan menggigit seragamku. Dia seakan-akan berkata 'Mainlah denganku' atau 'Mandikan aku' padaku.

"Sky! Jangan ganggu aku dulu! Aku akan memandikanmu dan mengajakmu main nanti setelah aku selesai membereskan semua sampah-sampah ini dulu." Kataku sambil menatap anjing itu.

Anjing itu hanya mengibas-ngibaskan ekornya sambil menjulurkan lidahnya keluar. Anjing itu menatapku dengan wajah polos sekali…

"Sky, duduk." Perintahku dan anjing itu mengikuti perintahku. Setelah itu aku menatap kearah jam. "Oh my god!" teriakku setelah melihat jam. 'Ayah akan tiba dalam sepuluh menit lagi dan aku masih belum selesai membereskan rumah ini!' pikirku dengan panic.

Maka dengan cepat aku mengumpulkan semua sampah-sampah dan kumasukkan kedalam kantong plastic. Sky terlihat membantu memungut sampah-sampah yang berserakan ini, dia memang anjing yang pintar. Dia selalu membantuku terkadang, dia bisa memungut sampah dan memasukannya kedalam keranjang sampah ataupun kantong plastic.

Setelah selesai membersihkan sampah-sampah yang berserakan, aku membuang sampah itu ketempat pembuangan sampah. Setelah itu aku memasukan Sky kedalam kandangnya dan baru akan kulepas satu jam kemudian setelah memastikan ayah tidak membawa seorang tamu, karena biasanya ayah suka membawa tamu bisnisnya, aku harus memastikan Sky tidak akan mengganggu mereka.

Setelah memasukan Sky kedalam kandang, aku segera berlari kearah kamar Kadaj untuk mengambilkannya baju untuk menggantikan baju tidurnya. Lalu aku menarik Kadaj kearah kamar mandi dan menyuruhnya mengganti baju tidurnya dengan baju yang sedikit formal.

"Ayo cepat diganti! Ayah akan pulang dalam beberapa menit lagi!" kataku memerintahkannya.

Kadaj terlihat sangat malas ketika aku menyuruhnya mengganti bajunya, tetapi dia tidak mengeluh dan langsung masuk saja kedalam kamar mandi. Setelah dia masuk kedalam kamar mandi, aku langsung berlari kearah kamarku untuk mengganti baju seragamku dengan bajuku yang biasa kupakai sehari-hari.

Dari arah jendela kamarku, terlihat sebuah mobil sedan berwarna silver menuju kearah mansion ini. Dibelakang sedan silver itu, terlihat sebuah sedan berwarna biru mengikuti dari arah belakang sedan silver itu.

'Ayah membawa tamu…' pikirku sambil menatap keluar jendela.

Maka aku segera berjalan keluar dari kamarku dan menuju ruang tamu. Kubukakan pintu mansion ini untuk menyambut kedatangan ayahku. Sedan berwarna silver tadi berhenti tepat didepan pintu mansion ini. Dari dalam, terlihat seorang lelaki berambut silver panjang keluar dari sedan silver itu. Lelaki itu bernama Sephiroth, ayahku.

Dari arah belakang sedan silver itu, terlihat seorang lelaki berambut hitam keluar dari sedan biru itu. Lelaki itu mengenakan dasi dan kemeja layaknya seorang pebisnis. Kurasa dia adalah rekan bisnis ayah hari ini…

"Selamat datang ayah…" Kataku tersenyum pada ayahku. "…apakah ayah ingin makan siang bersama dengan tamu ayah?" tanyaku sambil menatap tamu itu.

"Ya…" jawab ayahku sambil melepaskan jasnya dan memberikan jasnya padaku.

Maka kamipun masuk kedalam dan aku segera menggantungkan jas ayah digantungan. Aku menyadari bahwa Kadaj tidak menyapa ayah sama sekali. Maka aku segera berlai kearah Kadaj untuk menegurnya.

"Kadaj! Mengapa kau tidak menyapa ayah yang habis pulang dari kantornya!" Kataku menegurnya.

"Malas…" Jawabnya dengan acuh sambil menonton televisi.

Akupun hanya bisa menghela napas mendengar jawabannya. Hubungan dikelurga ini sangatlah dingin antara satu sama lain. Mereka sering megacuhkan satu sama lain dan terkadang aku mencoba mempersatukan keluarga ini meski selalu berakhir gagal. Meski begitu, diantara semua keluarga ini, Riku adalah satu-satunya keluargaku yang sangat memperhatikan semua hal tentang keluarga ini. Jika terjadi masalah ataupu pertikaian, dia adalah orang yang selalu menyelesaikan semua masalah dan pertikaian…

Aku segera berjalan kearah dapur untuk membuatkan makan siang. Dikeluarga ini, kami tidak mempunyai pembantu karena semua pembantu yang pernah bekerja disini tidak akan betah berlama-lama bekerja disini karena…

Yah, begitulah.

Aku segera mengeluarkan bahan-bahan dari freezer, aku memutuskan untuk membuat steak yang lebih mudah dan cepat.

'Dipukul sedikit biar dangingnya empuk!' pikirku sambil memukul danging yang tadi kukeluarkan dari freezer dengan palu pemukul daging.

Membutuhkan beberapa puluh menit untuk memasak steak dan pelengkapnya. Aku tidak lupa untuk menambahkan saus steak agar tambah nikmat dan lezat. Setelah menyiramkan sausnya, tidak lupa kuletakan sayuran segar dan kentang goreng yang renyah dan gurih…

'Selesai!' pikirku dengan senyum.

Lalu aku membawakan dua buah porsi steak yang kumasak tadi kearah meja makan dimana ayah dan tamunya sedang menunggu masakanku sambil membicarakan tentang bisnis mereka.

"Ayah mau minum apa?" tanyaku setelah meletakan dua buah piring berisi steak yang tadi kumasak.

"Kopi." Jawabnya singkat.

"Kalau anda?" tanyaku pada tamu ayah.

"Sama." Jawabnya singkat.

Maka aku segera berjalan kembali kearah dapur dan segera membuatkannya. Selagi aku menunggu air panas yang sedang kudidihkan, aku tidak sengaja mendengarkan bahwa mereka sedang membicarakanku…

"Sephiroth, aku dengan semua anakmu berambut silver, apakah anakmu yang tadi mengecat rambutnya?" Tanya tamu itu pada ayahku.

Tetapi ayahku tidak menjawab dan dia hanya terdiam saja…

Setelah air yang kudidihkan mendidih aku segera menuangkan air itu kedalam cangkir dan mengaduk air itu hingga larut dengan bubuk kopinya. Setelah itu aku membawanya kemeja makan dan meletakkannya..

"Hm, jika kuperhatikan, wajahmu juga tidak mirip dengannya Sephiroth…" Kata tamu itu pada ayah.

Ayah masih tetap terdiam dan aku tersenyum mendengar kata-kata tamu itu. "Itu karena aku bukanlah anak kandung, aku hanyalah anak angkat." Kataku menjelaskan.

"Begitu ya…" kata tamu itu yang tidak terlihat begitu terkejut.

"Kalau begitu aku permisi dahulu…" kataku mengundurkan diri dan berjalan pergi meninggalkan ruang makan.

Ketika aku berjalan keluar, aku mendengar bahwa tamu itu membicarakanku lagi…

"Apakah kau mengangkatnya hanya karena ingin dia menjadi pengurus rumah ini Sephiroth?" Tanya tamu itu pada ayah.

"Tidak, bukan begitu…" jawab ayah singkat dan dia kembali terdiam.

Yah, kesanku dirumah ini memanglah seperti pembantu atau pengurus rumah ini karena aku adalah anak angkat. Aku selalu mengurus semua urusan rumah tangga dirumah ini tangga diantara semua saudara angkatku hanya Riku saja yang terkadang mau bersih-bersih rumah ini jika dia sedang mood. Jika tidak mood, maka dia akan membiarkan rumah ini berantakan sampai-sampai ayah harus menggunakan cleaning service untuk membersihkan rumah ini.

Ketika aku pertama kali datang kerumah ini, rumah ini luar biasa berantakan dan sangat kotor. Lalu aku memutuskan untuk membersihkannya. Aku sama sekali tidak keberatan harus membersihkan rumah ini, lagipula aku melakukannya bukan karena ini kewajibanku sebagai anak angkat, tapi karena keinginanku sendiri. Lagipula ayah tidak akan mempermasalahkannya jika aku tidak ingin membersihkan rumah ini, tetapi aku risih melihat rumah ini kotor…

Tiba-tiba aku mendengar gonggongan anjing dan tiba-tiba aku merasa bajuku ditarik…

"Astaga! Sky! Kau keluar dari kandang? Bagaimana caranya?" kataku dengan bingung.

Anjing itu hanya menggonggong sambil menarikku kearah kamar mandi.

"Oh, kau minta dimandikan…" kataku tersenyum.

Lalu kuangat anjing yang beratnya sepuluh kilo ini keatas bak mandi dan menyalakan kran shower, lalu kumandikan dia.

Aku jadi teringat ketika aku pertama kali bertemu dengan sky, waktu itu dia sangatlah hitam kusam sampai-sampai aku mengira bahwa warna bulunya hitam, bukannya putih seperti sekarang ini.

Setelah selesai memandikannya, aku mangambil hair dryer untuk mengeringkan bulu-bulunya yang basah. Setelah itu aku membiarkannya berlarian di halaman rumah ini. Lalu kembali lagi masuk kedalam rumah dan berjalan menuju kamar Kadaj dan Riku untuk mengambil pakaian kotor mereka berdua yang berserakkan dikamar mereka.

Aku memasukan pakaian kotor itu kedalam mesin cuci dan mencucinya. Ketika selesai mencuci, segera kujemur. Setelah selesai, aku sudah tidak mempunyai pekerjaan lagi sehingga aku langsung menuju kamarku untuk beristirahat sejenak…

Aku masuk kedalam kamarku dan berbaring dikasur yang sangat empuk. Kurasa orang-orang yang selalu datang kerumah ini selalu menganggapku sebagai pelayan atau pembantu disini, tetapi tidak sekalipun saudara angkatku dan ayahku menganggapku seperti itu seperti yang ada dikisah-kisah disinetron yang ada ditelevisi, dimana orang asing yang tiba-tiba tinggal dengan sebuah kelurga selalu diperlakukan tidak baik dan dijahatin.

Ayahku sangatlah baik padaku, dia memberikan semua fasilitas yang juga dimiliki oleh saudaraku padaku. Bahkan jika aku meminta sesuatu padanya, dia juga pasti mengabulkannya tampa syarat apapun. Karena itu aku sangat senang bisa tinggal disini ketimbang tinggal bersama orang tua kandungku…

To Be Continued…

Author Note: review please?