Kau memperkenalkanku pada teman-temanmu dengan mengatakan aku seorang temanmu.

Oh jadi hanya itu aku bagimu, huh?

Kupaksakan senyumku. Aku masih tahu sopan santun untuk membalas semua sapaan temanmu sebaik mungkin. Kau harusnya berterima kasih padaku kali ini.

Kau tahu apa yang terburuk selain itu? Perkataanmu itu membuat semua teman wanitamu itu memandangku sebagai wanita yang tidak sebanding dengan mereka! Kau memberi mereka lampu hijau, demi Tuhan, Mark Lee sialan!

Untuk apa kau melakukan itu?

Katakan padaku sekarang. Karena aku merasa bisa gila memikirkannya!

Aku mencoba untuk mengabaikannya, tapi aku rasa itu tidak keren sama sekali. Aku memberimu hatiku dan cintaku, karena aku pikir kau menginginkannya, karena aku pikir kau membutuhkannya. Haruskah aku mengambilnya kembali? Haruskah? Haruskah? Katakan padaku sekarang.

Lihat dirimu disana. Berbincang dengan banyak wanita seolah kau ingin menunjukkan padaku kalau kau begitu mempesona dihadapan mereka. Itu yang ingin kau lakukan kan? Karena jika itu alasan lain, aku tidak bisa menerimanya.

Berhenti bermain-main, Mark Lee. Karena jika aku sudah memutuskan untuk memberikan hatiku untukmu, maka aku benar-benar melakukannya.

Haruskah aku memanggilmu sayang? Haruskah? Atau sayang, haruskah aku memanggilmu teman juga? Atau haruskah aku tidak memanggilmu lagi?

Memikirkannya saja membuat alkohol yang ada ditanganku terasa bergejolak. Aku bisa saja menenggak berbotol-botol soju untuk mabuk berat dan berakhir di ranjang orang lain kau tahu? Apa kau pura-pura bodoh tentang itu?

Kau pria berengsek yang paling kubenci dan kusuka. Kata sialan benar-benar pantas untukmu kan? Sialan.

Oh, apa yang dapat kulakukan? Apa yang dapat kukatakan? Aku mengejarmu, tapi kau selalu dapat melarikan diri dengan baik. Lihat caramu menggenggam tanganku saat seorang pria mendekatiku. Kau ingin terus bermain tarik ulur? Aku sudah terlalu lelah, Mark Lee. Kau itu pura-pura idiot atau memang benar-benar idiot?

Ketika kau membiarkan aku masuk, kau menceritakan semuanya padaku. Tetapi segera ketika kita bangun, cerita itu beralih begitu saja. Apakah hanya itu yang bisa kudapatkan sejauh ini?

Hanya itu? Kau serius?

Dengarkan aku, Mark Lee. Aku memberikanmu hatiku bukan hanya untuk sekedar bermain tarik ulur begini. Jika kau masih ingin meneruskan keputusanmu itu. Aku bisa saja mengambilnya kapan saja aku mau.

Jadi katakan padaku.

Haruskah aku memanggilmu sayang? Atau haruskah aku memanggilmu teman? Atau mungkin tidak keduanya.

Haruskah?

.

.

.

Kegabutan tanpa batas dan melampauinya! Nunggu acc dari dosbing kedua beneran bikin gabut, oleng gak karuan /edisi mabok skripsi/ tapi gue bersyukur karena akhirnya deadline sidang gue diundur xD wakakak ku belon siyaapp pak

Jadi terbentuklah fic gaje ini. Sebenernya udah dari dulu pengen buat ini gegara dengerin lagunya Phoebe Ryan – Should I, beneran dah berasa banget lagunya, galaunya si cewek digantungin, keselnya si cewek yang cuma dianggep sebagai temen kalo di depan umum, mupengnya si cewek ama hubungan mereka yang gak jelas, bener-bener sukak lah. Recomended banget.

Oke, semoga hari kalian menyenangkan. Have a nice day everyone.