Holla minna-san~! :D Author –sinting- ini kembali mempublish fic gaje. Kali ini formatnya multichap, sesuatu yang jarang banget dibuat ama author sinting ini =w=

Enjoy~!

.


...Autumn Holiday...

x

Disclaimer : Yoshihiro Togashi

Warning! Killua P.O.V, Mungkin agak sedikit OOC, pastinya gaje dan abal, dan pada chapter 2 mungkin ada OCnya, dan jangan lupa, Don't Like Don't Read!

x

Satu : Surat Kaleng

x

x

x

Apa yang terpikirkan para pelajar apabila mereka muak akan tugas dan pekerjaan berat?

Ya, satu kata, yaitu liburan.

Aku memang seorang anak remaja, namun bukan pelajar. Intinya, aku adalah seorang anak yang tak bersekolah.

Bukan, bukan karena miskin ataupun kekurangan materi—bahkan aku terlahir dalam lingkup keluarga kaya dan ternama. Bukan, bukan juga karena harus membantu orangtua bekerja layaknya pengangguran di jalanan.

Namun, ada alasan yang membuatku sedemikian tak bersekolah. Yaitu, peraturan keras keluargaku yang menanamkan ajaran sesat.

Dilarang berteman.

Jadi, coba tebak bila aku bersekolah dan mendapatkan teman baru? Pastilah anggota keluargaku menghukum dan melemparkan diriku dalam penjara kekerasan—dimana nantinya darah dan kertak gigi berpadu di sana.

Oke, sebenarnya bukan ini yang kumaksud. Hanya saja, aku mendapat selembar surat yang mencurigakan pada siang bolong hari Minggu.

xxx

Dear Killua Zaoldyeck,

Hai Killua! Apa kabar?

Kami tahu kau pasti sedang mengerutkan alis atas surat kaleng tak jelas yang terkirim ke rumahmu yang sangat megah itu. Kau boleh curiga dan mengirim balik surat ocehan dan makian kepada kami nantinya.

Tapi, kau pastinya tahu tentang ujian Hunter, kan? Ujian yang pernah kau ikuti itu?

Kau ingat juga? Pada ujian pertamamu, kau mengalami kegagalan dan depresi berat berkat kakakmu yang sangat unik itu, Illumi. Dan pada kedua kalinya kau ikut ujian ini, kau berhasil mendapatkan gelar Hunter hanya pada satu babak dan hasilnya sangat membuat panitia terbengong-bengong.

Baik, baik, bukan maksud kami untuk membuatmu bernostalgia pada masa-masa itu. Kami mengirim surat juga pasti ada alasannya.

Begini, Killua. Liburan Lebaran tahun ini, ada sekelompok anak-anak sekolahan yang akan berkunjung ke perusahaan penyelenggara ujian Hunter dan menginap di hotel Hunter kami untuk 3 hari.

Masalahnya, kami para panitia dan petugas, semuanya akan berlibur ke Hawaii pada liburan kali ini selama seminggu. Jadi... perusahaan penyelenggara ujian Hunter akan kosong untuk sementara.

Jadi, kau mengerti? Kami ingin kau datang dan menemani anak-anak itu selama menginap di hotel Hunter yang sangat dekat dari perusahaan itu. Kau juga akan ikut menginap bersama mereka. Kami telah menyediakan kamar V.I.P khusus untukmu.

Jadi bagaimana? Sepulang dari liburan di Hawaii, kami akan memberimu sebuah hadiah yang sangat special, lho! Berminat?

Pokoknya cepat datang kemari dan konfirmasikan denganku yaa!

.

Peluk dan cium dariku,

Netero, ketua penyelenggara ujian Hunter.

P.S : Aku juga mengajak sahabat-sahabatmu yang lucu-lucu itu! Salah satunya, Gon. Hohoho~

xxx

Dasar tua bangka sialan! Aku tak butuh kalimat 'peluk dan cium' itu darimu!

Aku meremas surat itu dan menyimpannya dalam saku celana jeansku. Selembar kertas penuh sudah tak berbentuk berkat kuremas tadi.

Ujian Hunter? Ya, tentu aku ingat masa-masa itu! Dimana pada akhirnya, aku mengenal akan sebuah arti sahabat berkat dia, Gon. Berkat itu pula, aku mendapat ijin dari ayah untuk memiliki sahabat. Ya, itu masa-masa paling berkesan sepanjang hidupku.

Sudah 3 tahun sejak terakhir kali aku mendapat gelar sebagai Hunter. Sudah 3 tahun pula, sejak aku meninggalkan dunia Greed Island. Sudah lama sekali King Ant tewas dan cerita berakhir bahagia. Namun, baru sebulan yang lalu sejak aku kembali ke rumah dan Gon juga kembali pada bibi Mito dengan alasan untuk istirahat sejenak.

Ya, baru sebulan yang lalu aku berpisah sementara dengan Gon. Saat itu, rasanya sangat sulit melepasnya kembali pada bibi Mito walau hanya untuk beristirahat dari perjalanan panjang.

Aku sendiri kembali pada keluargaku dengan alasan yang sama. Memang, seharusnya aku ikut menginap di rumah Gon saja, namun aku menolak dengan alasan akan merepotkan bibi Mito.

Oh iya, soal surat dari tua Bangka sialan ini. Aku belum memikirkannya.

Aku tahu, kalimat terakhir itu semata-mata hanya untuk membujukku agar mau membantu mereka mengawasi anak-anak sekolahan itu. Agar perasaan untuk reuni kembali dengan Gon, Leorio, dan Kurapika tertanam dalam benakku.

Apa sebaiknya kuterima saja tugas ini?

Entahlah. Namun, yang terpenting, harus aku konfirmasikan tugas ini kepada ketua Netero secara langsung.

=000=

Bangunan yang berdiri tepat di hadapanku menjulang tinggi hingga ujungnya nyaris tak terlihat. Sudah tiga jam perjalananku, hingga akhirnya sampai dan kembali pada gedung yang nyaris terlupakan dalam benakku.

Aku melihat simbol yang tak asing lagi. Simbol yang tercantum pada kartu Hunter yang kumiliki. Simbol yang dikenal siapapun yang memegang gelar Hunter. Ya, apa lagi selain simbol Hunter?

Aku melangkahkan kaki. Selangkah demi selangkah, hingga sampai dan berhenti memasuki elevator. Jari-jariku dengan gemetar menekan lantai sepuluh, dimana lantai itulah pusat akan bangunan megah ini.

Ting! Bunyi itu menggema saat elevator naik hingga lantai yang kutuju. Pintu pun terbuka, dan pemandangan yang pertama kali terlihat ialah suasana kantoran dimana berkas-berkas berceceran di beberapa meja.

Mulai dari tertutupnya pintu elevator, kuhilangkan hawa keberadaanku hingga tak berjejak dan tak diketahui. Ancang-ancang untuk memata-matai ruang kerja kakek itu.

Aku melangkah lagi hingga terhenti tepat di depan ruang ketua penyelenggara ujian Hunter. Ah, pastilah ruang kerja si kakek tua bangka itu.

"Ohoho~ kau sudah datang, Killua?"

Belum sempat aku mengetuk pintu, suara berat dan serak itu memanggil dari dalam. Bagaimana bisa? Padahal aku sudah profesional akan menghilangkan hawa keberadaan diriku sendiri.

"Aku tahu, nak. Pasti kau sedang kebingungan akan caraku menebak hawa keberadaan dirimu, kan?" lanjut suara berat itu.

Aku membuka paksa pintu itu. Bagaimana bisa? Tak ada orang di dalamnya!

"Ka-Kakek! Keluarlah segera!" pintaku kesal. Seketika saja auraku muncul dan ruangan tersebut mulai memanas.

"Jangan naik darah dulu," ucap suara serak itu. Samar-samar bisa kurasakan bahwa suara itu semakin mendekat. "Aku ada di belakangmu."

Aku menoleh. Mendapati sosok pria tua jangkung dan berjanggut. "Di situ kau rupanya, ketua Netero!"

"Hehe..." cengirnya.

Aku menenangkan diri dan menghilangkan aura. "Kenapa kau harus bersembunyi seperti itu? Tidak lucu, tau." gerutuku kesal.

"Iya, maaf," ucap pria itu sembari menepuk-nepuk rambutku. "Jadi... bagaimana, Killua? Tentunya kau ke sini untuk menyetujui tugas yang kuberikan, bukan?"

"Heh, sok tahu," sungutku. "Aku datang ke sini untuk mengkonfirmasikan persetujuanku."

"Ya, ya, itu sama saja, bocah. Tenang saja, aku juga mengajak teman-temanmu yang unik-unik itu."

"Yang kau maksud, Gon, Kurapika, dan Leorio?"

"Ya tentu saja. Bahkan mereka telah sampai lebih dulu ke sini." jelasnya seraya mengusap-usap janggut panjangnya.

Aku mengerutkan alis dan menyilangkan tangan. "Telah sampai lebih dulu? Maksudmu?"

Ketua Netero mendekat padaku dan memasang tampang penuh tanya. "Ssst... kau hampir membuat mereka terbangun."

"Terbangun?"

"Ya, mereka yang sampai lebih dulu. Jangan mengganggu mimpi indah mereka."


.

...To Be Continue...

...Tsuzuku...

.


Fic yang dibuat atas dasar gak ada kerjaan dan lagi bosen =w= *ditimpuk batu* Dibuat hanya dalam waktu 2 jam saking bosennya. Dan pada akhirnya, setelah diterawang balik, ternyata hasilnya tetep aja gaje, ancur, dan abal OwO. Autumn. Kenapa harus musim gugur? Karena libur lebaran di luar negeri sana mungkin pas lagi musim gugur kali ya? xD -plak-

Okeh, saia mao ngucapin selamat lebaran juga buat orang-orang yang ngerayainnya xD mohon maaf ya, kalo saia ada salah.

REVIEW PLEASE! xDD