Tret tret tret treeeet. ..-bunyi terompet ala kerajaan-
Kentona is back!
After more-than-a-week-tests, Kentona is back! Alive!!
Bulan Desember memang penuh dengan event-event seru! Mulai natal, sampai tahun baru. Nah, karena Kentona ingin, Kentona juga akan memeriahkan bulan Desember ini dengan berkutat di dunia fic. Bulan ini mungkin bakal jadi bulan teraktif Kentona dalam dunia fic, karena tahun depan mungkin udah nggak sempat lagi bikin-bikin yang kaya gini.
Fic yang ini bertema hari ibu. Akan ada tiga chapter, yang merupakan POV dari anggota tim 7. Karena kategori ketiga chapter bakal beda-beda, jadi kalau Kentona masukin ke kategori yang ini nggak papa ya? Huahahahaha *gaya pahlawan bertopeng*
Oh iya, readers, enaknya kisah Kakashi ditulis juga nggak ya?
Here it is. Enjoy.
Mother, Happy Mother's Day
Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto
Mother, Happy Mother's Day © Kentona Seizaburo
Warning : fic ini adalah hasil perdebatan serius antara Kentona sebagai disclaimer dengan si Lobak Bawel sebagai adik sepupu Kentona. Kalau ada hal-hal yang aneh, itu murni hasil dari Kimchi, sama sekali bukan dari Kentona ~menyilangkan jari~
…oooO
Mother, happy mothers' day.
CHAPTER ONE
An Uzumaki's Mother
— Naruto's point of view.
Siapa. ..?
Aku tidak punya keluarga. Aku selalu sebatang kara. Aku tidak pernah merasakan kasih sayang. Aku tidak tahu apa itu pelukan. Aku tak pernah melihat wajah ibuku. Aku, Uzumaki Naruto, sekarang menatap lurus ke lantai tanpa berkedip sekali pun.
Hari ini, hari yang menyakitkan, seakan mengangakan luka yang tak pernah sembuh. Hari yang berbahagia ini membuatku tidak sanggup menerima kenyataan. Kenyataan yang pahit, bahwa aku tidak dapat ikut bergembira bersama yang lainnya. Bahwa apa yang orang lain bisa rasakan, tidak dapat aku pahami. Bahwa aku tidak bisa ikut tersenyum pada seorang wanita. ..wanita itu. .. wanita yang menemani tidurku, wanita yang menjadi tempat berbagi tawaku, wanita yang tak pernah keberatan untuk menampung tangisku. Wanita yang memelukku tanpa meminta bayaran. Wanita yang membelai rambutku lembut ketika aku mengaduh kesakitan. Wanita yang rela menderita sembilan bulan demi menimang tubuhku yang fana ini. Wanita itu. ..ibu.
Kenyataan yang telah digariskan untuk kupikul sungguh tidak adil. Kenyataan yang kupendam belasan tahun semakin membuatku gila. Kenyataan ini membuatku bertekad untuk menentang takdirku. Kenapa anak lain mendapat kecupan dari ibu mereka, sedangkan aku tidak? Kenapa anak lain bisa meringkuk di dalam pelukan seorang ibu yang hangat, sedangkan aku harus menggigil di dalam kotatsu usang?
"AAAAAAAAAAAAAAAAAARRGH!!!" Jeritan yang tak mampu lagi kutahan akhirnya kusentakkan dari dalam tenggorokanku. Aku sudah tidak sanggup menahan amarah.
Marah pada siapa?
Mengapa. ..?
Aku juga tidak mengerti. Hanya saja suhu tubuhku yang kini tinggi, pikiranku yang berputar tanpa henti, dan perasaan kecewa yang selalu berkecamuk menekanku untuk mengamuk. Apa yang ada di sekitarku kulempar. Tinju tak dapat dicegah untuk tidak meretakkan tembok-tembok kamarku.
Lama aku melepaskan kefrustasian yang menyiksaku. Rasanya hari ini sungguh ingin membuatku mati. Akhirnya tubuhku kelelahan dan rebah. Tidak kucari tempat yang empuk untuk jatuh, dan hasilnya kepalaku pun terantuk lantai.
DUKK!!
Tak kuhiraukan raa nyeri di tengkorak belakang yang menyiksa kepalaku. Kepalaku memang sudah sangat pening. Rasa sakit yang barusan tidak ada artinya.
Untuk apa? Sebesit pertanyaan aneh muncul entah dari mana.
Untuk apa aku melakukan ini? Toh ibu tidak akan kembali.
Ah, ibu. Itu jawabannya.
...oooO
Ibu, kenapa kau meninggalkan aku sebelum aku menjadi Hokage, sebelum aku tumbuh menjadi remaja, bahkan sebelum aku bisa melihat dan mengingat wajahmu? Kenapa aku hanya sempat membuatmu menderita selama ¾ tahun? Ibu, aku iri dengan ayah. Hanya dia yang mendapat pelukan dan ciummu. Aku benci pada—
Apa yang kupikirkan? Ini semua bukan salah ibu. Aku tidak pantas menyalah-nyalahkannya. Seharusnya aku berterima kasih padanya. Dia telah rela melahirkanku ke dunia ini. Dia yang telah menghantarkanku menuju apa yang disebut kehidupan.
Kenapa aku baru sadar sekarang?
...oooO
Ibu, apa kabarmu? Baik-baik saja kah? Apa kau bisa mendengarku? Apa kau bisa melihat apa yang sekarang kulakukan?
Ibu, meski aku tak pernah merasakan lembutnya cintamu, aku berterima kasih atas derita yang kau tanggung demi memberiku kesempatan untuk bernafas.
Tanpa ibu, bagaimana aku bisa berada di dunia ini? Tanpa ibu, mana mungkin sekarang aku menjadi Sennin? Tanpa ibu, aku tidak akan mengenal orang-orang yang mau mengakui keberadaanku. Tanpa ibu, aku tidak akan pernah tahu apa arti teman. Dan tentu saja, tanpa ibu, tekadku untuk menjadi seorang Hokage tidak akan pernah ada.
Walaupun aku tidak tahu siapa ibu, untuk cintamu yang tak pernah kurasakan, aku hanya bisa mengucapkan,
selamat hari ibu, ibu.
Nah, walaupun pendek, disini Kentona mengajak readers untuk mengingat kembali betapa besarnya cinta ibu kalian. Apa kalian tidak merasakannya? Masa sih?
Di dunia ini, mana ada anak yang nggak pernah merasa sebal dengan ibunya? Pasti pernah, kan?
Sekarang Kentona mau tanya.
Apa ibu kalian tidak pernah membelai lembut kepala kalian?
Apa ibu kalian tidak pernah masuk ke kamar saat kalian sedang tidur, lalu menyelimuti tubuh kalian?
Apa ibu kalian tidak pernah memanggil nama kalian? Jangan bilang kalau ibu kalian memanggil kalian dengan sebutan 'benda itu'.
Apa kalian tidak sadar? Bahwa nama kalian itu adalah ungkapan cinta dari ibu kalian. Ungkapan syukur karena telah berhasil membawa kalian menuju hidup, pernyataan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk melihat tawa ceria seorang makhluk dengan sebutan 'anak'.
Ibu adalah pintu kehidupan. Seberapa galak, tak sabaran, ataupun kerasnya ibu readers, jangan berhenti berterima kasih padanya.
Jadi, karena sudah ada di dunia ini, jangan lupa berterima kasih pada ibu. Jangan bilang 'aku nggak minta dilahirkan oleh dia!'. Karena ada hal yang tidak bisa kita pilih, yaitu orang tua kita. Dan untuk ibu kita yang mau berjuang untuk melahirkan kita, sudah seharusnya kita berterima kasih, karena hidup itu adalah anugrah. Jangan ada lagi kata sebal, marah, apalagi benci pada ibu. Karena tanpa ibu, mana mungkin readers bisa merasakan rasa sebal? Tanpa ibu, mana bisa seorang anak merasakan yang namanya perasaan?
Oke, segitu dulu. Dan jangan tanya kalau gaya penulisannya lain dari gaya Kentona yang dulu. Ini semua karena si Lobak yang terus merecoki Kentona dan mengulang-ngulang perkataan "Aku nulis chapter tiga sendirian, kalau nggak, aku nggak mau nulis chapter tiga sekalian. Biar mampus kau."
Dan akhirnya Kentona menyerah.
Sebenernya Kentona mau update fic yang ini setiap hari -dimulai dari tanggal 19-, dan fic terakhir bakal diupdate tanggal 21 Desember (kalau kisah Kakashi dimasukin jadinya pas tanggal 22 Desember). Tapi, yang namanya sekolah mana ada yang baik? Tanggal 21-22 Desember Kentona ada tes lagi. Yak, dua minggu tes terus, saudara saudara!!
Tapi akhirnya selesai juga tes itu, dan lagi-lagi Kentona berhasil selamat, hidup-hidup lagi!!
Next chapter, Sasuke si ayam.
O iya, sekali lagi, enaknya kisah si Kakashi diupload juga nggak?
Review?
