LOVE, FRIEND, and TRUST
Perang, misi, dan Cinta adalah tiga hal yang saling berkaitan. Karena perang maka misi akan diberikan. Karena misi maka jalan cerita cinta antar manusia akan berubah sehingga takdir mereka akan ditentukan saat misi itu diambil untuk maju kemedan perang. -SasuHina-
Disclamer : Naruto milik yang ngarang Komiknya.
Pairing : SasuHina
Happy reading ;
Menjadi seorang ninja bukanlah pilihan tapi melainkan itu adalah sebuah takdir, takdir yang harus dijalani oleh setiap keturunan dari seorang ninja. Didunia ini seorang ninja adalah pertahanan terkuat dari sebuah desa. Maka dari itu tak heran jika disebuah desa besar terdapat akademi ninja yang akan memproduksi ninja-ninja yang siap ditugaskan kapanpun dan dimanapun untuk berperang. Perang yang tengah berkecambuk jauh sebelum kakek nenek kita lahir hingga masih terjadi sampai detik ini juga.
Perang, perang, dan perang, disaat desa lain maupun tempat lain takut akan imbas dari peperangan ini, beda dengan sebuah desa yang cukup disegani dengan desa lain. Desa yang damai namun memiliki kekuatan militer yang sangat hebat. Itulah desa Konoha, surga dari para penduduk desa yang menginginkan kehidupan yang aman dan tentram.
.
.
Akademi ninja Konoha, akademi inilah yang melahirkan banyak ninja-ninja hebat didunia ini. Dan pada 15tahun yang lalulah generasi emas ninja terbaik, bahkan yang paling terbaik dari ninja-ninja sebelumnya muncul. Bakat, kemampuan, serta jurus-jurus anak-anak itu sangatlah hebat. Bahkan bagi guru-guru pengajar di akademi Konoha sudah dapat mereka lampau sekarang. Dengan dimotori oleh seorang ninja paling berbakat serta jenius yang tak lain dan tak bukan adalah Uchiha Sasuke, generasi ini pun lulus menjadi seorang Chuunin diusia mereka yang rata-rata berkisar di angka dua puluhan.
Hari kelulusan?
Tak terasa satu perjalanan hidup telah Sasuke lewati. Entah takdir apa yang akan dirinya jalani nantinya, tapi yang paling terpenting adalah saat ini dulu yaitu pidato yang harus ia ucapkan sekarang. Diatas podium dengan sebuah microfon didepan mulutnya.
Sebenarnya Sasuke sangat membenci jika banyak orang yang melihatinya, apalagi jika hampir seluruh penghuni akademi yang melihatnya. Tapi ini adalah kewajibannya, kewajiban dari lulusan terbaik untuk tahun ini sehingga mau tidak mau dia harus memberikan ucapan terimakasih untuk mewakili semua murid kepada para pengajar akademi yang telah memberikan segalanya pada semuanya.
DEG DEG
Sasuke mengetuk dua kali microfon yang ada didepannya untuk memastikan jika microfon yang akan dia gunakan tidak mengalami masalah sehingga suaranya tidak terdengar saat berpidato.
Dengan kedua tangan ia masukan kedalam saku, Sasuke menyondongkan kepalannya dan berucap "Terima kasih." Pidato selesai dan selanjutnya ia meninggalkan podium dengan tampang datar.
Kyyaaa... Sasuke-kun!
Sementara seluruh lulusan perempuan yang ada disana berteriak-teriak histeris kepadanya, tapi mata Sasuke hanya tetuju pada satu titik yang menampilkan sesuatu yang menurutnya menarik. Tempat itu sebenarnya hanya diduduki oleh seorang gadis yang sepesial untuknya. Dialah Hyuuga Hinata, gadis pemalu yang memiliki kulit pucat dengan rambut indigo berponi rata.
"S-selamat datang kembali Sasuke-kun,"
Masih dengan tatapan datar Sasuke kembali duduk ditempatnya semula. Dan disaat Sasuke duduk barulah dia mengeluarkan suara untuk membalas ucapan Hinata yang duduk dibangku sebelahnya.
"Bagaimana?"
"M-maksud Sasuke-kun?"
Sasuke sebenarnya malas jika pertanyaan yang keluar dari mulutnya itu harus ia ulang lagi. Tapi jika seperti ini maka apa boleh buat, dia harus mengulangi ucapannya dan kali ini harus lebih sedikit terperinci.
"Bagaimana pidatoku barusan?"
"Oh, Ano... I-itu... B-bagus sekali Sasuke-kun."
Terlihat sekali jika Hinata berbohong untuk menyenangkannya. Sasuke sadar hal itu jadi dia menaikan sedikit sudut bibirnya agar dapat dilihat Hinata untuk menandakan dirinya senang akan jawabannya.
"Dimana letak bagusnya?" Hinata memang tadi berbohong untuknya, jadi ia ingin mendengar alasan yang pastinya menarik sekali untuk didengar.
"Eeh… Itu… Ano…" Hinata terlihat bingung yang membuat sasuke bertambah senang.
"pidatoku tadi tidaklah bagus sama sekali,''
''Eeh…?"
"Tapi aku lebih suka kamu menyebutnya keren." Hinata hanya tersenyum yang terlihat sekali kalau senyuman itu karena terpaksa.
.
.
Malam ini merupakan malam yang spesial bagi Sasuke dan yang lainnya. Bukan hanya karena tadi pagi merupakan hari terakhir mereka berada di sekolah, tapi juga karena malam ini adalah malam party dimana untuk merayakan kelulusan.
Prome Night!
Mengikuti alunan lagu yang slow dengan diterangi cahaya lampu yang redup, Sasuke mendekap Hinata untuk berdansa denganya. Semakan lama Sasuke semakin mengeratkan pelukannya sehingga mereka berdua terlihat mesra sekali membuat orang yang melihatnya iri.
"Sasuke-kun,"
"Hn?"
Disaat Hinata memeluk Sasuke, pandangan matanya menatap laki-laki lain yang sedang duduk menikmati minuman yang ia pegang. Terlihat sekali jika laki-laki berambut pirang dengan stail rambut acak-acakan yang dinaikan keatas. Hinata sebenarnya sering melihat anak itu bersama Sasuke, namanya adalah Naruto Uzumaki. Namun yang membuatnya penasaran adalah kenapa Naruto terlihat tidak tertarik dengan pesta ini dan hanya duduk disana. Terlebih lagi mengapa juga Naruto selalu mengacuhkan wanita-wanita yang mencoba mendekatinya seperti sekarang ini. Naruto terlihat sibuk dengan dunianya sendiri padahal ada seorang wanita didekatnya yang terlihat tertarik padanya.
"K-kenqpa dengan Naruto-san yang ada disana? T-terlihat sekali jika dia tidak mau ada wanita yang mendekatinya."
"Oh," Sasuke menolehkan kepalanya kearah Naruto dan mulai berdansa tanpa memeluk Hinata dan hanya melingkarkan kedua tangannya dipinggang Hinata. Hinata tentu saja mengganti posisi tangannya yang tadinya memeluk Sasuke menjadi melingkarkannya keleher Sasuke.
"Dia memang seperti itu sejak dulu. Menyaksikan Ayah dan Ibunya tewas untuk menyelamatkannya membuatnya menjadi pribadi yang pendiam. Apalagi dia pernah dihianati oleh kekasihnya, itu menambah membuatnya menjadi pribadi yang sangat tertutup. Dia bagaikan saudaraku sendiri dan aku harus menjaganya."
Setelah mendengar itu Hinata menmpelkan pipinya kedada Sasuke membuat dirinya nyaman senyaman-nyamannya. Sasuke adalah orang yang baik dan Hinata tidak ingin kehilangannya.
.
.
Pesta telah berakhir, semua yang menghadiri acara itupun telah kembali ketempat tinggal mereka masing-masing. Keadaan itupun tak berbeda jauh dari Sasuke dan Hinata sekarang, meskipun mereka sekarang belum sepenuhnya sampai ketempat tinggal mereka masing-masing karena masih dalam perjalanan menuju ketempat tinggal Hinata. Sasuke ingin mengantarkan Hinata pulang untuk memastikan dirinya baik-baik saja.
"Hinata," didalam keheningan malam yang semakin larut Sasuke ingin menyampaikan sesuatu hal yang penting untuk Hinata.
"I-iya Sasuke-kun?" masih dengan irama langkah yang sama Hinata mencoba menyimak apa yang akan Sasuke padanya.
"Ada satu hal yang harus kusampaikan padamu Hinata." Sasuke menghentikan langkah kakinya tepat didepan rumah Hinata yang tentu saja diikuti dengan langkah Hinata yang ikut berhenti.
Sasuke menghadapkan tubuhya kedepan Hinata agar dapat memandang wajah kekasihnya itu.
"Aku...," Sasuke sebenarnya tidak sanggup mengatakan ini, tapi jika tidak dikatakan maka masa depan hubungannya tidak akan pernah ada masadepannya.
"Hinata," Sasuke meraih tangan Hinata, menggengamnya dengan sangat erat bagaikan siapapun tidak akan pernah bisa melepaskan gengamannya secara paksa "Aku... Akan pergi."
"A-apa maksudmu Sasuke-kun?" Hinata terkejut mendengarnya. Sangat-sangat terkejut dengan kata-kata 'pergi' dari Sasuke.
"Ini adalah misi penting yang diberikan Hokage padaku sebagai lulusan terbaik."
"M-misi, misi apa itu Sasuke-kun?"
FlashBack
Dua hari sebelum upacara kelulusan, beberapa shinobi lulusan terbaik dikumpulan di kantor Hokage. Dari beberapa shinobi yang ada disana tentu saja Sasuke termasuk shinobi yang ada didalamnya.
Pandangan mata Sasuke tampak serius sekali saat menyimak apa yang dibicarakan oleh Hokage ke-5 Konoha yang bernama Tsunade karena ia mengatakan tentang hidup dan mati dalam misi ini.
"Ini memang misi yang berbahaya karena itu kalian yang merupakan murid terbaik dari yang terbaik aku pilih."
"Tapi jika ini merupakan tugas yang berbahaya, apa mungkin kita mampu karena kita merupakan Chuunin pemula."
Sasuke memalingkan kepalanya pada orang yang ada disampingnya. Perkataannya memang benar jadi Sasuke jika ditanya pendapatnya maka ia akan menyetujuinya.
"Jadi kalian tidak yakin dengan kemampuan kalian sendiri?!" pertanyaan dari Hokage itu berhasil membungkam seluruh orang yang ada disana.
"Oke begini saja. Aku tidak akan memaksa kalian menjalankan misi mustahil ini, jadi diantara kalian semua disini yang bukanlah pengecut dan mampu menjalankan misi ini, MAJU KEDEPAN!"
Flashback end
"T-tapi kenapa, kenapa Sasuke-kun harus ikut. A-aku tidak mau S-sasuke-kun meninggalkanku." Hinata memeluk Sasuke dengan erat. Dia tidak mau kehilangn Sasuke sehingga pelukan Hinata sangatlah erat seperti tak mau melepaskannya sampai kapanpun.
Ini juga sangat menyiksa Sasuke. Melihat kekasih tercintanya menitikan air mata karenanya merupakan kegagalannya sebagai kekasih yang harus menjaganya.
"Hinata dengarkan aku," Sasuke dapat merasakan jika pelukan Hinata menguat tanda akan reaksi dari kata-katanya.
"Kau adalah segalanya untukku. Jika ada dirimu yang menantiku, aku pasti akan kembali Hinata, pasti." Sasuke melepaskan pelukan Hinata secara perlahan. Dia menghapus jejak air mata Hinata dengan kedu ibu jarinya karena jejak air mata itu tidaklah menambah kecantikan Hinata tapi melainkan memperburuknya. Sasuke tidak suka itu.
"Percayalah. Aku juga tidak ingin meninggalkanmu." Hinata mengangguk yang membuat Sasuke tersenyum sambil mendekatkan wajahnya kewajah Hinata. Semakin dekat dan semakin dekat lagi sehingga tak ada jarak yang tersisa bagi mereka.
.
.
"Apa maksudmu dengan melakukan ini Teme. Ini bukan kelas kita dalam melakukan misi yang sangat berbahaya, tapi kenapa kau malah menerimanya!" kali ini Sasuke haruslah menjelaskan semuanya pada sahabat baiknya setelah menjelaskan pada Hinata.
Naruto sebenarnya sudah lama mendengar desas-desus tentang berita itu, tapi disaat teman baiknya sendirilah yang menjalankan misi yang sangat berbahaya itu tentu saja membuat dirinya sangat terkejut. Misi berbahaya yang sangat dirahasiakan itu mana mungkin bisa dijalankan kepada Chuunin-Chuunin tak berpengalaman seperti Sasuke dan yang lainnya.
Seandainya Naruto mampu, dengan senang hati dia pasti akan ikut misi itu. Bukan karena dia ingin dibilang hebat atau berani, tapi dia hanya ingin bersama sahabatnya dan ingin melindunginya sebisa mungkin meski kemampuannya tidak seberapa.
Sasuke menepuk pundak Naruto yang membelakanginya "Kau mirip. Mirip sekali," Sasuke tersenyum.
"Apa maksudmu?" Naruto berbalik mendengarnya.
"Kau dan Hinata, kalian benar-benar mirip sekali. Aku jadi tidak tahan ingin tertawa."
"Kau!"
"Kalian menyayangiku, akupun menyayangi kalian. Tak usah khawatir, aku akan baik-baik saja."
Sehari setelah mengucapkan itu Sasuke pergi. Waktu dan tempat tujuan mereka sangatlah dirahasiakan. Namun meski begitu Hinata dan Sasuke masih dapat berkomunikasi dengan menggunakan burung pengirim pesan. Meskipun Hinata tidak dapat membalas pesan-pesan itu karena Sasuke yang tidak tau dimana keberadaannya dan pastilah selalu berpindah-pindah tempat.
Tiga minggu adalah waktu dimana burung pengirim milik Sasuke pertama kali datang ketempat Hinata. Hinata awalnya bingung dengan kedatangan burung pembawa pesan yang ditujukan kepadanya. Tapi setelah membuka gulungan yang ada dipunggung burung itu, senyumnya kembali merekah. Itu adalah surat, surat yang ditujukan untuknya dari Uchiha Sasuke.
'Hinata apa kabar? Aku harap kau sehat-sehat saja. Bagaimana dengan pekerjaanmu sebagai ninja medis. Apakah berjalan lancar ataukah kau malah mendapat masalah?
Memang menjalani hidup apalagi menjalani hal-hal baru merupakan hal yang berat. Aku harap kau kuat dan dapat menjalaninya seperti diriku.
Disini ditempatku berada merupakan medan pertempuran yang jika salah melangkah maka nyawa kita menjadi taruhannya. Tapi ini tidaklah menjadi masalah untukku karena aku adalah seorang Uchiha Sasuke yang dengan kehadiranmu yang selalu menungguku akan selalu hidup dan kembali.
Jangan khawatirkan aku. Hiduplah dengan baik. Aku mencintaimu.'
Menangis, tersenyum, dan hanya bisa memeluk lembaran gulungan kertas yang sedang dipegangnyalah yang dapat dilakukan Hinata sekarang.
"Hiks hiks... Iya Sasuke-kun. Aku akan berjuang dengan keras seperti dirimu sekarang hiks hiks... Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu."
-00-
Trimakasih atas Review Fic yang kemarin. Mudah-mudahan di Fic yang ini berkenan kembali meReview.
