Gadisku
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Pairing: SasuFemNaru, ItaSaku, slight NejiFemNaru
Genre: Hurt / Romance
a/n: No ShoAi. Narutonya cewek. Typo(s), dan kesalahan2 yang tidak disengaja lainnya.
Klik ikon Back, jika anda tidak suka.
"Temani Naru sampai aku pulang, Aniki."
"Jangan pulang larut kalau begitu," jawab pemuda berusia 25 tahun pada adiknya. "Aku pulang duluan, otouto."
"Hn."
"Selamat sore, Itachi-San," sapa beberapa karyawan yang berpapasan dengannya.
Orang yang disapa, yaitu Uchiha Itachi, hanya mengangguk untuk menjawab sapaan karyawan adiknya itu. Itachi terus melangkahkan kakinya menuju lift. Namun, langkahnya terhenti, handphone-nya bergetar. Itachi pun mengambil handphone-nya itu. Ternyata, sang istri meneleponnya.
"Ya, ada apa Sakura-chan?"
"Mau makan malam di mana?"
"Rumah Sasuke saja. Aku disuruh menemani calon istrinya sampai dia pulang. Bagaimana kalau kau datang ke rumah Sasuke?"
"Ide yang bagus. Sudah lama juga kita tidak makan malam bersama. Aku juga ingin melihat keadaan Naru."
"Hn. Kalau begitu kita bertemu di sana."
Seorang pemuda berambut coklat panjang sedang membidikan lensa kameranya ke segala arah. Mencari obyek yang bagus di Hutan yang sedang di datanginya itu. Sesekali dia berhenti ketika menemukan obyek yang bagus untuk dipotret.
Pemuda yang berusia 24 tahun itu terus berjalan, sampai dia menemukan anak sungai. Seulas senyuman terukir di wajahnya, lalu dia berjalan mendekati anak sungai di depannya itu. Mendadak, pemuda berambut panjang itu jadi ingin merasakan air yang mengalir tenang di depannya itu. Sepertinya, mencuci muka sebentar bukan ide yang buruk. Namun, saat pemuda itu akan jongkok, mata lavender-nya menemukan seorang gadis, gadis berambut pirang cerah yang sedang memeluk lutut dan duduk di sebuah batu alam di sisi anak sungai.
'Bidadari?'
Itachi memasuki rumah adiknya. Sebelum ke rumah sang adik, dia menyempatkan diri mampir ke sebuah toko bunga. Membeli sebuket bunga mawar putih untuk sang calon adik ipar.
"Selamat siang, Itachi-sama," sapa Kepala Pelayan yang bernama Iruka Umino, ketika melihat kakak dari Tuan-nya memasuki ruang utama.
"Siang juga, Iruka," jawab Itachi ramah seperti biasanya. "Naru-chan ada di kamarnya?" Tanya Itachi kemudian, seraya berjalan menuju tangga yang akan membawanya ke kamar calon Istri adiknya.
"Mungkin sedang tidur, karena dua jam yang lalu, Nona minum obat."
"Oh, kalau begitu, aku akan menemuinya."
Rasa penasaran menghampiri pemuda berambut panjang itu. Sekarang, dia sudah berada di sisi gadis berambut panjang yang tengah memeluk lutut. Mungkin saja dia bidadari hutan ini? Tidak salah'kan kalau pemuda berusia 24 tahun itu memiliki pemikiran konyol seperti itu, saat melihat gadis manis yang sendirian dan diam di sisi anak sungai seperti saat ini?
Pemuda yang ternyata bernama Hyuuga Neji itu menghembuskan napas, sebelum dia menyapa gadis yang sedari tadi menatap lurus air di depannya.
"Nona?"
Tidak ada jawaban. Hanya ada satu kedipan mata dari sang gadis. Mata biru yang cantik, bathin pemuda bermata lavender itu tanpa sadar.
"Nona?" Pemuda itu mencoba menyapanya sekali lagi. Dia khawatir kalau Gadis manis itu adalah korban penculikan dan kabur ke tempat ini, dan berniat bunuh diri. Hei! Dia tidak mau jadi saksi. Ah, atau lebih parah lagi, Dia dituduh sebagai Penculiknya. Neji memukul kepalanya pelan, otaknya mulai berpikiran aneh-aneh.
Neji kembali menghembuskan napasnya, lalu, dia melirik Gadis bermata biru itu dari sudut matanya. Wajahnya pucat, Neji yakin, Gadis yang kini sedang berada di sisinya sedang dalam keadaan tidak baik. Apalagi dari tadi, mata biru cerah itu menatap lurus aliran sungai di depannya dengan pandangan kosong. Lalu, mata Lavender Neji melihat sebuah cincin menghiasi jari manis sang Gadis. Detik itu juga, pemuda berambut panjang ini tahu, kalau Gadis manis yang belum bersuara dari tadi itu telah dimiliki oleh orang lain.
"Nona, boleh tahu siapa namamu? Sedanag apa diam di sini?"
Masa bodo' dia mau disebut cerewet, yang jelas, dia ingin tahu siapa gadis manis yang ada di dekatnya. Dan berhasil. Gadis itu menolehkan kepalanya, dan kini mata biru yang terlihat redup itu menatap lurus pada mata Lavender Neji. Ng… Kenapa mendadak jantung pemuda yang berusia 24 tahun itu berdetak cepat ya?
"Na…ru."
"Eh?" Neji mengerjapkan matanya, gadis itu bersuara? Siapa namanya tadi? Naru?
"Naru?" Ulang Neji meyakinkan.
Gadis di depannya tersenyum, lalu mengangguk pelan.
Neji tersenyum simpul, rasanya ada yang aneh dengan perutnya ketika Gadis di depannya tersenyum.
'Senang bisa tahu namamu, Bidadari.'
To be continue
Ini fict multychap saia yang pertama… Pendek? Sengaja… Soalnya saia sedang terkena WB…
Ceritanya masih datar ya… Gomen.. Ini baru chapter pertama..
Maaf kalau tidak bagus, saia memang belum ahli dalam dunia per-fanfict-kan…
Review? –puppy eyes-
