Title : The Wolf That Fell in Love with Red Riding Hood

Author : Daehyun imnida

Genre : romance, maybe

Rating : T

Chapter : OneShoot

cast :

Jung Yunho

Kim Jaejoong

and others

pairing : YunJae COULPE

Disclaimer : mereka bukan milik saya, tapi cerita asli punya saya Xd

Warning : BOY X BOY, ADA UNSUR GILA(?) NYA , CERITA DI LUAR KENORMALAN, ANEH ==V, jika ada kalimat atau kata-kata yang kalian kurang paham, tolong gunakan otak kalian untuk mengerti maksudnya #plak, Tyops bertebaran. dan juga bahasa gaul (?) XD

notes: fanfic ini terinspirasi dari lagu Vocaloid : Len & Rin Kagamine yang judulnya juga sama dengan judul fanfic .kalo ada cerita yang mirip sama saya, tolong kasih tau ya. biar aku beri tindakan terhadap ffku ini and

ini adalah imajinasiku, fanfic adalah menuangkan imajinasi kita jadi cerita di sini tidak nyata. ini hanya imajinasi dari otak saya yang ingin saya tuangkan ^^plak#

Aku menuruni eskalator bandara dengan santainya, sambil melihat sekelilingku. 'Ada apa dengan mereka? ' Pikirku yang melihat sekelilingku.

orang-orang di sekitarku(wanita) kini menatapku dengan tajamnya bahkan ada yang berbisik-bisik setelah itu mereka langsung berteriak senang ' apa di belakangku ada artis terkenal?' Batinku lalu berhenti sebentar melihat ke belakangku, memastikan apakah ada seorang artis atau tidak lalu aku menatap lurus kembali meneruskan langkahku .

Ah, iya aku lupa mempernalkan diriku. Namaku Jung Yunho, pasti kalian bingung kenapa aku berada di bandara, itu karena aku dari jepang, mengerjakan tugas ku sebagai mahasiswa di sana. Aku mengambil jurusan bisnis dan setelah lulus aku langsung mendapatkan telpon dari ayah ku untuk pulang ke korea.

Sebenarnya berat untuk meninggalkan negeri sakura itu, tapi apa boleh buat karena ayah memerintahku untuk pulang dan meneruskan bisnisnya, jadi aku turuti perintahnya.

Kau tau, walau kau pulang ke kampung halaman mu tetapi tetap saja saat kau menginjakan kaki mu, kau akan merasakan baru pertama kali mengunjunginya. Sama sepertiku, walau ini kampung halaman ku tetapi aku merasa baru mengunjunginya.

jelas saja sudah 4 tahun aku meninggalkan kampung halaman ku tetapi aku seperti memiliki pemikiran ' setelah ini aku mau kemana ya?' Atau ' aku lapar, aku ingin makan dimana nanti?' Atau ' apa pohon cherry dekat rumah masih ada ?' Seperti itulah pikiranku sedari tadi saat di pesawat.

"Ah! Yunho! ... Yunho disini!" teriak seseorang, aku menoleh ke sumber suara dan ternyata ia adalah ayahku.

aku menghampirinya dan tidak lupa dengan senyuman di wajah tampan ku ini. Aku memeluknya tanda aku merindukan bahu ayahku yang selalu ku peluk di saat aku memenangkan suatu kejuaraan atau di saat aku putus asa.

" Ayah bogoshippo". Kataku seperti mau menangis, kalau kalian melihat aku menangis apa mungkin kalian akan mengambil fotoku ? Haha tapi sayangnya aku tidak menangis karena aku ini kan laki-laki.

" Ayah juga merindukan mu. Nah sekarang kita langsung saja pulang " kata ayah mengajakku. Ayah juga membantu membawakan barang-barangku menuju mobilnya.

Selama di mobil, aku hanya memandang jendela dengan menompang kepalaku. Memang tidak banyak berubah tapi aku merasa asing dengan tempat ini .

Merasa bosan dengan suasana mobil, aku mencari handphone & heatsetku. aku langsung menyalakan music, menyamankan posisiku dan beristirahat diriku (tidur). 5 jam berada di pesawat membuatku lelah sampai aku tertidur sangking lelahnya.

"Yun, bangunlah kita sudah sampai " kata seseorang yang ternyata adalah ayahku.

'Sudah sampai? ' Tanya batinku. Aku turun dari mobil dan meregangkan tubuhku, melihat sekelilingku tempat yang sekarang akan ku tinggali .

" Ayah, apa pohon cherry nya masih ada ? " Tanyaku tiba-tiba.

Entah kenapa aku penasaran dengan pohon cherry dekat rumah ku. Walau 4 tahun aku meninggalkan tempat favoritku itu, tetapi terasa aku meninggalkan nya begitu lama.

" Pohon itu masih ada, memangnya kau mau kesana ? " Tanya ayahku dan tanpa sadar aku mengangguk kan kepalaku.

" Kalau begitu pergilah, tapi ingat sebentar saja soalnya ibumu sangat merindukan mu "

Setelah aku berpamitan dengan ayahku, aku langsung ketempat pohon cherry itu berada, bukit tinggi dekat rumahku.

'Syukurlah jalan ketempat ini tidak berubah' pikirku. Aku mencari pohon itu dan menemukan nya dekat dengan pinggir pagar pembatas .

'Ketemu juga kau' kataku dalam hati. Aku langsung memanjatnya dan menduduki batang pohon tersebut.

Disini, pemandangan ini tidak berubah sama sekali. Pemandangan kota yang di penuhi gedung-gedung menjulang tinggi dan pohon-pohon yang berdiri menghiasi kota itu.

Kalian tau saat aku masih senior high school aku sering ketempat ini, memandangi pemandangan kota ini.

Banyak alasan aku datang kesini seperti aku habis berkelahi dengan orang yang tidak di kenal, melarikan diri saat aku di suruh mempelajari bisnis ayah ku sebagai pelatihan ku mengurus perusahaan, saat aku sedang putus asa, dan cinta pertama ku bertemu dengan nya. tempat ini penuh sejarahnya bagiku.

Saat aku sedang memandang sekeliling tempat ini, aku menemukan seseorang yang tidak jauh dariku berdiri memegangi pembatas pagar itu .

Sepertinya dia sama dengan ku, memandangi perkotaan. Tetapi sepertinya aku pernah melihatnya, dimana ?

Perlahan orang tersebut menolehkan wajahnya ke tempatku, tetapi dia tidak melihatku karena aku terhalang oleh ranting-ranting pohon.

'Dia !' Kata batin ku berteriak, karena tidak dapat menjaga keseimbangan aku pun mulai terjatuh..

" Dia, dia kan..." Kata ku pelan.

" Senpai! "

Aku ingat dia. Kalau tidak salah dia adalah adik kelas ku. Seingatku dia adalah namja yang pendiam, jarang berbicara dengan orang lain.

Aku mengenal dia karena waktu itu aku terpaksa ikut festival tahunan di sekolah. Saat itu Aku ikut theater drama. Dia juga adalah ketua theater. Awalnya aku tidak tertarik ikut theater, bahkan temen-teman sekelasku memohon padaku untuk ikut, tapi entah kenapa saat kami berbicara berdua saja dengan nya aku langsung menyetujuinya.

flashback

" Hey, kenapa kau tidak mau ikut acara ini? "Tanya temanku.

" Tentu saja aku tidak mau ikut. Membuang waktu ku saja" kata ku membuang muka ku.

Aku tidak suka di perintah atau di suruh seperti ini. Lebih baik aku menolaknya daripada aku menerimanya tetapi tidak melakukan nya dengan maksimal.

Saat berbicara dengan teman ku, seseorang menghampiriku dan menepuk bahuku.

" Ikut aku " katanya dan entah kenapa aku mengikutinya tanpa tau kenapa aku harus mengikutinya.

" Kenapa kau tidak mau ikut theaterku "

"Theatermu?"

" Ya, theaterku, karena aku yang mengidekan ini sekaligus aku lah ketua mereka" katanya.

"Aku tidak mau, karena aku tidak tertarik. Jangan memaksaku seperti ini"

Ucapku memberikan jawaban seperti itu

dia menghela nafasnya dan merapatkan syalnya.

Dia, dia adalah Kim Jaejoong, adik kelasku. Katanya dia pendiam dan jarang berbicara dengan yang lain. Suka menyendiri dan selalu menggunakan syal dan kaca mata. Aku juga pernah dengar kalau ia suka sekali dengan warna merah. mungkin itu sebabnya kenapa dia memilih judul cerita ini.

" salahkah teman mu meminta membantuan darimu? " Katanya melipat tangan nya

"Tentu saja salah, mereka memaksa ku melakukan hal ini! aku paling tidak suka dipaksa oleh orang lain!" kataku kesal

Dia membenarkan letak kaca matanya sambil berjalan ke arahku lalu menatapku tajam .

" Apa salahnya membantu mereka?" Katanya kembali bertanya padaku.

Aku mulai kesal dengannya, aku mendorong tubuhnya, dan mulai berjalan menjauh darinya. Tetapi dia menarik tangan ku dan memberikan naskah nya di dadaku.

" Dengar, aku tidak peduli dengan masalahmu dengan mereka Tetapi kau sudah di pilih oleh mereka, jadi mau tidak mau kau harus menerimanya atau jangan-jangan..." Dia mendekat padaku membisikan sesuatu yang entah kenapa membuatku tambah kesal dan jengkel dengan nya, lalu berjalan meninggalkan ku

" Kau takut dengan tantangan seperti ini"

" aku tidak tertarik bukan nya takut! ". Teriak ku mengepak kan tangan ku.

" Kalau begitu buktikan, buktikan kalau kau tidak takut" katanya benar-benar pergi meninggalkan ku. Dan kalian tau, setelah pembicaraan itu keesokan harinya aku menerima peran ini , mengikuti latihan theater dengan yang lain dan Ternyata dia adalah pemeran utama nya. Mungkin karena pemeran utama makanya dia tidak ingin ada kekacauan atau adanya hambatan.

Tapi entah kenapa saat aku melihat dia memakai kostumnya, ada perasaan aneh yang ada di dadaku saat dia memperlihatkan kostim nya.

Jujur perasaan ini menyenangkan.

Diam-diam aku menatapnya dan ternyata dia juga menatapku balik tetapi buru-buru aku membuang muka ku 'Apa dia tau kalau aku menatapnya? Tapi dia, kenapa dia terlihat manis dengan pakaian itu? Sepertinya warna merah memang cocok dengan nya~ heh?! Apa yang kau pikirkan Yunho! Kau kan sempat kesal dengan nya kan?!' Kata batin ku aku sedikit menampar pipiku agar perasaan aneh ini pergi.

aku menggaruk kepala ku dengan kasar. Tanpa ku sadari dia menghampiriku. Seperti waktu berhenti, kami saling menatap satu sama lain tanpa ada gangguan.

Aku menyeringai "Kurasa aku mulai menyukai tema theater ini" ucapku saat kami saling bertatapan satu sama lain dengan jarak satu langkah.

aku menepuk bahunya saat aku mengatakan itu dan Bisa ku lihat ada semburat merah di wajahnya saat aku mengatakan itu, aku juga tidak tau kenapa pipi nya merona saat aku mengatakan itu. Lalu dia hanya menatapku yang berjalan ke ruangan ganti. Aku juga harus mencoba kostum ku.

Ya benar, harus kuakui aku mau memerankan peran ini. Toh justru peran ini sangat menguntungkan buatku, aku bisa mendekatinya dan satu panggung dengan nya. Aku akui dia memang cocok memerankan ini, berperan sebagai ..

" gadis kecil berkerudung merah "

.

.

.

.

.

TBC