KISAH CINTA
Kuroko no basuke © Tadatoshi Fujimaki
Rate : T
Genre : Romance, Friendship, Drama(?)
Pair : Aka x FemKuro and other pair(s) lainnya.
Warning : AU, OOC, Typo(s), EYD tidak sempurna, bahasa tidak baku, gaje, absrud, cerita pasaran, alur nge-slow.
"Don't Like, Don't Read!"
Author note :
Cerita ini di ambil dari pengalaman mimpi semalam entah kenapa mimpi itu datang lalu pergi dan malah tidak ada lanjutannya gara-gara terbangun disebabkan hujan petir jam tiga subuh. Coba-coba mimpi itu akan kujadikan inti cerita dengan sedikit fiksi didalamnya. Di cerita ini semua uke kubuat gender switch. Para seme menjadi guru di sekolah para uke menuntut ilmu.
Selamat membaca!
Chapter 1
Pagi yang cerah mentari bersinar terang di sebuah kamar mewah yang bercat biru muda, seorang gadis bersurai baby blue tetap terlelap tak terganggu dengan sinar mentari yang menerpa wajah manisnya. Surai baby bluenya menebar ke ranjang king size yang gadis itu tiduri. Jam di dinding menunjukkan pukul 06.30 pagi dan sang gadis belum juga menampakan diri, padahal sekolah di mulai pukul delapan tepat. Matahari yang beranjak tinggi tidak mampu mengusik tidur nyenyak Si Baby Blue ini, membuat sang Ibunda jengah dengan sikap pemalas putrinya. Sang ibu Kuroko Tetsuna menghampiri kamar sang anak untuk membangunkan putri bungsu. Surai baby blue yang serupa dengan sang putri tampak bergoyang seiring langkahnya menuju kamar sang putri.
Gadis baby blue itu bernama Kuroko Tetsuya entah mengapa sang ibu memberinya nama yang terkesan untuk laki-laki, tinggi 163 cm, bersurai biru muda sepinggang memliliki hawa keberadaan tipis setara hantu, berwajah imut nan manis namun menganut paham kuudere. Kuroko Tetsuya juga pendiam, suka menyendiri di perpustakaan semasa SMP, tidak menyukai keramaian, tidak suka menarik perhatian. Memiliki hawa tipis sangat memudahkan dirinya untuk menyelinap pergi ke perpustakaan maupun kabur dari masalah yang melibatkan dirinya. Sudah setengah jam berlalu saat sang ibu membangunkan putrinya yang sangat pemalas itu, sampai sekarang belum menampakan wujudnya ke meja makan.
Kuroko Tetsuna sekali lagi menuju kamar sang putri yang terletak di lantai dua, membuka pintu itu pelan dan melihat pemandangan yang mampu membuatnya hypertensi karena sang putri masih bergelung di kasurnya di hari pertama masuk SMA. Menerobos masuk ke kamar serba biru di depannya wanita yang masih tampak muda itu segera membangukan Kuroko Tetsuya dengan sedikit susah payah. Setelah perjuangan membangunkan sang putri bungsu kini Kuroko Tetsuya sudah bersiap dengan seragam barunya di SMA Teiko. Kini keluarga kecil itu tengah menikmati sarapan dalam keheningan, gadis baby blue itu tengah cemberut karena ulah Sang ibu yang membangunkannya sedikit nyleneh.
Kuroko Tetsuya berangkat sekolah dengan jalan kaki menolak di antar Sang Ayah, karena letak sekolahnya yang dekat. Bibir mungilnya masih mengerucut imut menambah kadar menggemaskan di paras manisnya. Beruntung dengan hawa keberadaannya yang setara hantu jadi dirinya terhindar dari para pedofilia di sekelilingnya. Namun, tanpa disadarinya seseorang memperhatikan tinggkah lakunya yang masih kekanakan dan orang itu terus memperhatikan sang gadis baby blue hingga menghilang di persimpangan jalan. Orang itu menyeringai senang melihat gadis bersurai sebiru langit musim panas tersebut, bertekad mencari tau nama maupun sang gadis sekolah saat ini. Pemuda itu cepat menjalankan mobil mewahnya menuju arah yang sama dengan gadis yang menarik perhatiannya.
SMA Teiko adalah salah satu sekolah dengan fasilitas elit yang seleksi masuknya sangat ketat, Kuroko Tetsuya sangat bersyukur menjadi salah satu dari sekian murid yang di terima di sekolah ini. Semua siswa maupun siswi telah berkumpul di halaman sekolah untuk mengikuti upacara penerimaan siswa-siswi baru, sedikit susah karena hawanya setipis kertas agak menyulitkannya dalam bergaul. Sedang asyiknya menyendiri sambil membaca novel di barisan belakang dan memanfaatkan hawanya yang tipis untuk menyempatakan membaca novel yang baru tadi pagi di belinya saat perjalaan ke sekolah. Tidak menyadari pemuda bersurai scarlet mengawasinya sedari tadi yang berarti hawanya yang tipis itu tidak berlaku untuk pemuda ini. Pemuda merah yang lebih tua dari sang gadis terus menyunggingkan senyum tipis manik beda warnanya tak lelah mengawasi gadis bermarga Kuroko tersebut.
Kuroko Tetsuya merasa ada yang mengawasinya sedari tadi tatapan intens itu dari arah belakangnya. Gadis itu menolehkan kepalanya ke belakang hanya untuk mendapati sepasang manik heterochrome memandangnya dengan tatapan tajam namun lembut di saat yang sama. Tatapan itu membuat dadanya berdesir dengan jantung yang berdenyut cepat, semburat kemerahan tampak merambati pipi pucat yang selalu datar. Pemuda itu tersenyum sekilas melihat sang gadis tampak salah tingkah walaupun tetap berusaha bersikap biasa, namun bahasa tubuhnya telah di hapal mati oleh pemuda scarlet yang sejak tadi mengamatinya. Kuroko Tetsuya tidak mengerti mengapa dirinya bisa tersipu dengan pemuda yang bahkan tidak dikenalnya, namun sorot mata dari manik heterochrome tersebut terasa familiar sekaligus asing di saat bersamaan.
Gadis itu tengah asyik melamun tangannya di senggol oleh gadis bersurai pirang di sampingnya, bermaksud agar sang baby blue kembali mendengarkan ceramah kepala sekolah yang tidak ada habisnya. Kuroko Tetsuya segera sadar jika upacara tersebut masih berlangsung dan tampaknya akan mendekati akhir. Tampak sang kepala sekolah telah turun dari panggung dan meresmikan di mulainya masa orientasi siswa selama tiga hari ke depan. Sampai akhirnya upacara yang melelahkan itu berakhir dan sekarang para murid tahun pertama menuju kelas masing-masing. Kuroko Tetsuya dan gadis pirang yang tadi berdiri di sampingnya ternyata satu kelas dengannya, gadis itu memperkenalkan diri bernama Kise Ryouta.
Mereka cepat akrab walaupun mereka baru kenal beberapa jam yang lalu, satu lagi yang diketahuinya dari sang pirang bahwa adalah kecerewetan yang di atas rata-rata. Kuroko Tetsuya hanya bisa menghela napas lelah mendapati Si Pirang itu mengoceh sepanjang sesi perkenalan. Namun dalam hati cukup terhibur dengan adanya gadis cerewet tersebut, karena Kise Ryouta mau menjadi teman pertamanya di sekolah ini.
"Kuroko-cchi, nanti istirahat kita ke kantin ya!" Suara cempereng Kise dengan sangat cerianya.
"Baiklah, Kise-chan." Jawab Kuroko datar.
Mereka menyudahi obrolan singkat karena sang wali kelas telah memasuki kelas, seorang pemuda bersurai semerah darah tampak berdiri tegap di depan kelas manik heterochrome menatap tajam satu persatu siswa-siswi penghuni kelas tempatnya mengajar. Sampai maniknya berhenti ke arah gadis bersurai baby blue yang tengah menundukkan kepalanya. Pemuda itu mengangkat sebelah alis tak mengerti dengan tingkah laku tak biasa dari gadis baby blue tersebut.
" Perkenalkan saya Akashi Seijuurou mulai saat ini menjadi wali kelas kalian." Ucapnya tegas.
"Ha'i, Sensei." Jawab para siswa serentak.
"Ada yang ingin kalian tanyakan?" Akashi Seijuurou basa-basi.
"Sudah punya pacar belum, Sensei?" Tanya gadis berambut cokelat sebahu yang duduk di bangku belakang.
"Sudah." Akashi berkata datar.
"HAH..!" Koor serentak para gadis di kelas tersebut kecuali gadis baby blue yang tak tertarik dengan sekitarnya. Gadis itu lebih membaca novelnya yang sempat tertunda tadi.
Manik berbeda warna itu tak lepas menatap sang gadis bersurai baby blue lekat, menikmati dalam diam semua ekspresi Kuroko Tetsuya yang jarang terlihat. Kuroko yang merasa diperhatikan sang guru akhirnya mengangkat kepalanya dan tepat menatap manik heterochrome sang pemuda. Pemuda merah itu masih menatap mata sebiru langit miliknya tak pernah melepas pandang sedikitpun membuat gadis yang di tatap berdebar karena tatapan tajam namun lembut darinya. Kuroko tidak mengerti mengapa hatinya terasa ringan hanya membalas tatapan mata sang guru di depan mejanya. Perasaan nyaman yang baru pertama kali ia rasakan, sebuah perasaan yang tak dimengertinya hanya di hadapan sang pemuda raut datarnya luruh berganti senyuman tipis nyaris tak terlihat.
Skip time!
Hari pertama sekolah telah membuat sang gadis baby blue merasakan suatu perasaan yang menyenangkan, hanya saja sang gadis yang terlalu polos tidak pernah menggubris rasa hangat di hatinya saat bertatap mata dengan pemuda scarlet tersebut. Kini Kuroko Tetsuya berjalan santai menuju kantin dan gadis pirang itu tetap mengoceh panjang lebar tanpa henti. Membuat gadis baby blue tersebut memijit pelipisnya pelan. Sampai di kantin yang ternyata sangat ramai membuat kepalanya senakin pusing, dengan langkah sedikit terhuyung kaki rampingnya berjalan menuju ke meja di dekat jendela.
Kepalanya semakin pusing bahkan penglihatannya berkunang-kunang dengan langkah sedikit cepat agar cepat sampai ke meja yang di pesan Kise Ryouta tersebut. Namun tubuh mungilnya sedikit tersenggol meja dan membuatnya limbung akan jatuh menghantam lantai. Tubuhnya sudah tidak mampu menjaga keseimbangan tubuhnya, Kuroko menutup mata siap menerima rasa sakit yang sebentar lagi mendera tubuhnya. Namun, bukan dinginnya lantai yang menyambutnya sebuah lengan kekar melingkar erat di pinggang rampingnya dan rasa hangatlah yang saat ini mendekap tubuhnya. Membuka mata untuk melihat siapa yang tengah menolongnya saat ini, hanya untuk mendapati sepasang manik heterochrome yang menatapnya khawatir juga seberapa dekat wajah keduanya hingga napas hangatnya saling beradu.
Keramaian kantin seketika menghilang yang ada hanya keheningan yang melanda, tidak pernah menyangka jika mereka akan mendapat tontonan yang sangat menarik di hadapan mereka bahwa seorang guru muda bersurai merah tengah memeluk gadis baby blue dengan sangat erat bahkan ekspresi khawatir yang tidak pernah di perlihatan sang pemuda kini terlihat kembali untuk seorang gadis bersurai babyblue yang baru memasuki SMA Teiko di hari pertama.
T.B.C or END?
Review?
Kritik dan saran untuk fic absrud ini dinantikan selalu, jika ada yang ingin menumbang ide atau reques pairing bisa mengutarakannya melalui kotak review. Bagi para pembaca yang menemukan typo(s) harap beritau author ya,,
Sign,
Syabyaku
