Shingeki no Kyojin (c) Hajime Isaya.
Rivaille x Eren
A/N: Fanfict (tepatnya ini Drabble sih) pertama saya di fandom Shingeki no Kyojin ini ^^
Sebenarnya saya membuat fanfict ini cuma untuk melampiaskan kegemesan saya pada dua orang yg baru saya jadiin OTP ini, tapi mengingat hari ini bertepatan dengan adanya ultah sang Heichou, anggap saja cerita ini adalah hadiah dari saya untuknya. *plak*
Happy Birthday, Rivaille. Cepat tumbuh ya, nak. /dipenggal
Happy Reading...
Rivaille mengernyit menyaksikan pemandangan yang tersuguh di depan kedua bola matanya. Disana—di atas ranjangnya terlihat Eren yang tengah sibuk memantul-mantulkan bokongnya sendiri, jangan lupakan tawa kekanakannya yang bagi Rivaille merupakan 'ujian' berat yang tak layak untuk dinikmati.
"Heh, bocah!"—
Gdubragh!
—Satu bentakan dari Rivaille, dan Eren sukses terjatuh ke atas lantai.
"He-Heichou!" sahut Eren tatkala menyadari keberadaan sang pemilik kamar saat ini tengah mendelik tajam padanya. Berdiri, dan dengan watadosnya ia mengepalkan tangannya yang lalu ia letakan di depan dada. "...lapor, Heichou! Maksudku...maaf telah lancang, mau bagaimana lagi, kasurmu empuk sekali." ujar Eren malu-malu. Atau tepatnya, memalukan.
Rivaille melipat kedua tangannya di depan dada, tatapannya untuk si manusia setengah Titan itu masih belum berubah.
"Apakah berjingkrakan di atas ranjang milik orang lain merupakan hal yang menyenangkan bagimu?" tanya Rivaille sinis. Manik emerald dari pemuda yang ada di hadapannya bergerak-gerak, berpikir.
"Hmm, iya...mungkin," jawab Eren, tidak yakin. Ketua regu—sekaligus kekasihnya itu menghela nafas.
"Berbaringlah disana," perintah Rivaille seraya mengedikkan kepalanya ke arah ranjangnya.
"Di—" Eren menunjuk ranjang di sebelahnya. "—sini?"
"Hmm." gumaman tanda meng'iya'kan terdengar.
Menurut, Eren pun membaringkan tubuhnya di atas ranjang sesuai perintah. Dia tersenyum, bahkan ranjang di rumahnya yang dulu tidaklah seempuk ini.
"Bagaimana ya rasanya jika aku tidur semalaman di ranjang ini?"—
Nging.
—pertanyaan Eren itu menggema ngilu bagaikan pedang yang di goreskan ke atas kaca.
Keheningan menyelimuti...
Eren masih berbaring, menerawang. Sedangkan Rivaille—
"Kau sudah membuat kesalahan besar, Eren."—ujarnya yang kini sibuk membuka jubah hijau yang dipakainya, selanjutnya sabuknya pun ikut ia lucuti. Eren terduduk di tepi ranjang, memiringkan kepalanya melihat sang Heichou yang mulai buka-bukaan.
"Heichou, kau sedang apa?" tanya Eren, polos.
"Bersiap-siap,..." jawab Rivaille seraya membuka kaus tipisnya.
"Untuk?"
"Tidur denganmu." tubuh bagian atas Rivaille polos sudah.
"..." Eren mengerjap, Rivaille mengunci pintu kamarnya.
Seakan disadarkan oleh keadaan, wajah Eren sukses memerah.
"Ta-tapi kenapa kau membuka pakaianmu?" Eren menggumamkan tanya, malu-malu.
"Menurutmu?" yang lebih tua—namun sayang lebih pendek itu kini mengambil langkah mendekatinya. "...pasti nyaman kan, tidur denganmu di atas ranjang ini, Eren?" sesampainya di hadapan Eren, Rivaille mengusap pipi pemuda bersurai coklat gelap itu.
"Ha-hah?"
"Atau bisa dibilang...menidurimu?" dan sebelum mulut yang suka sekali membantah itu menyerukan tanya lagi, Rivaille sudah terlebih dulu membungkamnya menggunakan bibirnya.
Pasti enak, tidur—atau meniduri orang yang kita cintai di atas ranjang. Siapa tau? Yang pasti setelah itu, para anggota Survey Corps dibingungkan oleh fenomena suara 'Ah', 'Oh,' hingga 'Arrgh!' yang terdengar dari arah kamar Rivaille.
END
