PROLOG

Diantara bau karbol yang menusuk hidung, diantara lorong panjang berkelok dengan perpaduan warna putuh-biru tua, dan diantara derit-derit roda–kursi roda–yang mengalun ritmik tanpa irama di ruang hening tanpa suara itu.

Namja berkulit putih susu dan bermata sipit itu memegang sepasang tangkai kursi roda yang diduduki seorang namja berambut ikal-pirang dan tubuh atletis dengan tatapannya yang sayu seolah mengisyaratkan sebuah kalimat : 'aku-belum-dapat-menerima-kenyataan-pahit-ini'. Namja pirang itu mengisyaratkan untuk berhenti mendorong kursinya ketika mereka berada tepat didepan pintu silver metalik yang berdiri dengan dinginnya.

"Waeyo? Kau harus Istirahat, Hae-ah!" ujar namja bermata sipit itu keras sehingga menggema disepanjang lorong tersebut.

Namja yang memunggunginya terdiam, perlahan bahunya bergetar. Dari balik punggungnya, dia tahu kalau namja yang akrab dipanggilnya 'Hae'–Donghae–itu mulai menagis. Namja pemilik mata onyx jernih itu berjongkok–bertumpu pada kedua lutut kokohnya–dihadapan Donghae yang tertunduk menagis.

Air mata mulai menganak sungai di pipi kemerahan Donghae, jari-jari lentiknya bergerak menegakkan dagu namja itu, "Mianhaeyo Donghae-ya… aku tak bermaksud–"

"Seluruh harapanku telah pupus Yesung Hyung! Andai saja ketika itu aku lebih berhati-hati saat menyetir–" dengan cepat Donghae memotong pembicaraan halus dari namja yang dipanggilnya–Yesung–

"Ssssst… uljimma Hae-ah, uljimma… tidak ada yang perlu disesali, semuanya telah berlalu–"

"Ne, Kau benar! Semuanya telah berlalu! Karirku sebagai pelari gawang–hurdle–nasional telah berakhir! Dan kau benar, itu hanyalah masa laluku! Sekarang, apa yang dapat dibanggakan lagi dariku kecuali Donghae namja cacat yang hanya bisa duduk di kursi rodanya sepanjang waktu!" lagi-lagi Donghae memotong kata-kata Yesung dengan amarahnya yang semakin memuncak, teriakkannya menggema disepanjang lorong rumah sakit itu, ia belum dapat menerima kenyataan hidupnya yang berbalik 180 derajat.

… /hening/

"Seharusnya saat ini aku berda di tempat latihan bersama kau dan atlit-atlit lainnya" suara Donghae mengecil menjadi sebuah desahan serak karena menagis.

"Ne, aku tahu perasaanmu" tangan halus Yesung menggenggam tangan penuh guratan keberhasilan milik Donghae, seolah memberikan kekuatan baru pada namja yang baru saja terjatuh itu. "Besok aku akan mengajakmu ke tempat latihan, ne?" jemari lentiknya menghapus jejak air mata dipipi Donghae.

"Ne!" Donghae mengangguk mantap sambil menggigit bibir bawahnya.

"Tapi aku punya satu syarat–" Yesung berdiri membuat Donghae harus mendongak keatas untuk menatap wajahnya. "Sudah jam 11 malam, kau harus tidur biar aku cepat pulang untuk persiapan latihan besok!" Yesung memutar knop pintu silver metalik itu, membuat daun pintunya terbuka lebar, ia mendorong lagi kursi roda Donghae yang sempat tertunda sampai ditepi ranjang ruang rawatnya, kemudian menggendong Donghae ala Bridal Style ke atas ranjang.

PROLOG END

.

.

A Super Junior Fanfiction (YeHae Couple, Yesung as Seme)

"MY EVERYTHING"

LEE HANJI©2012

AN : Ini fict dibuat waktu Hanji belum punya akun di FFN, fict ini didedikasikan buat temen Hanji yang waktu itu kakinya retak karena kesalahan teknis waktu latihan, sehingga dia nggak bisa latihan bersama lagi :'(

Soal cast, itu karena dia–temenku–penggemar berat Hae…

Awalnya ini mau jadi fict EunHae pertamaku, tapi setelah liat foto YeHae moment sama EunWook moment, jadi crack begini deh…

Harap maklum dengan segala kekurangan yang ada pada fict buatan bocah ingusan yang patut untuk diceburin ke laut ini /oke, yang ini abaikan!/

If you don't like, don't read, you can go back to Screenplay Archive…:D

.

.

"Aku seolah berlari diatas kaki-kakimu…"

.

.

Namja berbahu bidang dengan tubuhya yang atletis itu bersender pada senderan kursi rodanya yang terparkir di tepi lapangan ras (lapangan untuk lari gawang/hurdle), ia menatap kosong lapangan yang telah sepi itu. Diantara jari-jemarinya tersemat secarik kertas yang menari-nari nakal diterpa angin.

"Hae-ah… bagaimana? Kau senang melihat kami berlatih tadi?" Yesung menepuk bahu Donghae yang tak bergeming ditempatnya. "Apa ini?" Yesung menarik secarik kertas yang digenggam Donghae.

"Itu dari Hyung pelatih" ujar Donghae datar.

Mata jernih dari seorang Kim Joong-Woon itu mulai menelusuri deretan Hangeul yang terketik rapi pada secarik kertas surat resmi tersebut, ia menghela nafas panjang dan berat. Yesung seolah tahu perasaan yang sedang dialami karibnya itu, 'seperti tersambar petir di siang bolong!' meski sebenarnya ia juga tahu, bahwa surat tersebut cepat atau lambat akan dikeluarkan dari pelatihan tempatnya bernaung bersama Donghae.

Surat itu… adalah Surat Pemberhentian…

Kristal bening mulai keluar dari sudut mata cekung penyabet gelar Juara 1 Lari Gawang se-Korea Selatan sebanyak 4x berturut-turut dan orang yang berhasil terpilih untuk mewakili negaranya di ASIA GAMES bulan depan, dan itu semua pupus setelah kecelakaan lalu lintas yang dialaminya seminggu lalu, mematikan fungsi organ gerak bawahnya, membuatnya harus duduk di kursi roda sepanjang sisa hidupnya.

"Hyung… katakanlah kalau aku adalah namja tersial yang pernah lahir di bumi!"pekik Donghae diantara isak tangisnya.

… /hening/ hanya ada isakan tangis Donghae dan hembusan angin yang mengibarkan rambut kecoklatan mereka dengan kasar.

Yesung meletakkan telapak tangannya di bahu bidang Donghae dari belakang dan mengelusnya halus. Ia tahu, Donghae masih sulit untuk menerima kehidupan barunya, disamping itu, dia juga tahu rasa sakit lahir-batin yang dialami Donghae.

"Setelah accident itu–" Yesung menatap sahabat sekaligus Hoobae yang memunggunginya itu prihatin. "–Aku seperti tak mengenalimu lagi!"

Frekuensi tangisan Donghae bertambah. "Kau sama saja seperti orang-orang itu!" Donghae tersulut emosi, ia melepas ganjalan pada roda kursi rodanya dan mulai mengayuh dengan tangan-tangan kekarnya.

"Bukan begitu, maksudku–" Yesung menahan laju kursii roda Donghae.

"PERGI KAU DARI SITU!" bentaknya garang. "Kau sama saja seperti orang-orang yang hanya bisa mencemoohku karena keadaanku!" amarah Donghae semakin menjadi. "Hyung pelatih, para fans-ku, dan atlit-atlit lain, semua mencemoohku! TERMASUK KAU!" deru nafas Donghae terdengar semakin tidak teratur, urat-urat lehernya tampak jelas menegang.

"Hae-ah, kau hanya salah paham dengan perkataanku tadi!" Yesung berlutut dihadapan namja berjuluk El Fishy (karangan author, dari kata ELFishy) karena kegesitannya dalam berlari dan melompati palang.

"Mungkin benar, tak ada lagi yang patut dibanggakan dariku… bahkan kau sendiri membenciku 'kan?" Donghae menatap sinis Yesung yang mencoba mengendalikan emosinya.

"BERHENTI BICARA!" bentak Yesung yang sudah kelewat batas kesabarannya, ia mengguncang bahu Donghae keras. "Kau benar-benar berubah, Donghae-ssi! Tidak seperti dulu!" ia menatap Donghae tajam. "Aku kehilanagan Donghae yang masih memiliki keceriaan disaat dia kalah bertanding, aku kehilangan Donghae yang selalu punya pikiran kedepan, dan aku kehilangan Donghae yang memiliki ketegaran yang berlipat ganda ketika dapat masalah!" bentak Yesung keras, dadanya kembang-kempis dan wajahnya merah padam, ia sudah marah sekarang. "Aku benar-benar kehilangan Donghae sahabatku, bahkan aku tidak mengenalmu, DONGHAE YANG BARU!" Yesung berdiri dengan marah dan menyangga ransel besarnya.

Donghae mulai mencerna kata-kata Yesung barusan, ia tertunduk dalam tak berani menatap mata sobat kecilnya yang menatap dirinya tajam. "Mianhae… mianhae… mian–" Donghae tersentak ketika Yesung memeluknya erat. "–Mianhae Hyung aku terlalu kekanakan, kau benar, ini bukanlah diriku yang sebenarnya, aku merasa berbeda sejak aku bangun di ranjang rumah sakit seminggu yang lalu, dan kau benar aku sudah hilang, diriku mati, Hyung…" Donghae menangis dipundak Yesung.

Yesung mengelus punggung Donghae halus. "Meskipun tak ada harapan untuk kembali, jadilah Donghae yang selalu ceria, dan Donghae yang selalu menerima semuanya dengan hati yang tulus tanpa ada beban" Yesung melepas pelukannya. "Inilah filosofi hidup, seperti sebuah roda yang diputar oleh waktu. Tidak selalu hidupmu berada diatas, Hae… sekarang, kau berada di sisi paling bawah, tinggal bagaimana caramu menyikapinya untuk memutar kembali dan berada diatas lagi, arraseo?" Yesung mencoba bijak.

"Ne, arra!"

"Aku punya berita yang mungkin menyenangkan bagimu, atau mungkin… sebaliknya–" Yesung mencoba menimbang perkataan selanjutnya.

"Katakanlah kalau memang itu penting buatku" ujar Donghae cepat.

"Aku–" Yesung tidak berani menatap manik obsidian Donghae. "–Aku yang akan menggantikan posisimu di ASIA GAMES bulan depan" menahan nafas menanti respon Dongahae.

… /hening/

"Ini bukanlah keputusanku, ini keputusan Hyung pelatih, Mianhaeyo…" Yesung terlihat menyesal atas perkataanya barusan.

"Aku tahu…"

…/hening/

"Semoga Berhasil" lanjutnya.

.

.

.

TBC or CONTINUE?

.

.

.

AN : Oke, mungkin sampai disini dulu fict dari saya…

Hanji masih baru soal beginian, Hanji tau fict ini kependekan, wkwkwk~

Hanji mau nanya, fict ini dilanjutin atau sampai sini aja?

Hanji kehabisan ide pas nulisnya… :P

.

.

Hanji butuh comment dari para Seonbae disini…

Untuk memastikan bahwa fict ini diminati,

Mind to Review, Please :')