Title : Live Like Balloon
Cast : (YunJae Of Course!)
Jung Yunho
Kim Jaejoong
Jung Eunhee (OC) *Author ikutan ngeksis ^_^V*
DB5K
Etc.
Genre : Family, Romance, Comedy. (YAOI, BL.)
Rating : T – M (Mungkin akan M di chapter yang akan datang, ntah yang mana)
Summary : Jaejoong kaget bukan kepalang ketika bertemu dengan seseorang. Dan orang itu juga telah membuatnya harus bertemu dengan orang yang pernah ia cintai. Apa yang akan diperbuat Jaejoong? Apa ia bisa menerima kenyataan tersebut?
Disclaimer : They belong to God, their family & themselves! But I own this fiction.
CHAPTER 1
.
.
.
.
_Jaejoong POV_
Aku sedang sendirian berjalan-jalan di suatu siang. Setelah melakukan banyak syuting dan rekaman yang tak jemu-jemu, akhirnya aku mendapatkan hari untuk beristirahat juga. Setelah lelah berjalan-jalan, aku memutuskan untuk kembali ke apartemenku. Fiuh~ Lelah juga jalan-jalan di siang bolong begini. Untung saja tidak ada orang yang sadar oleh penyamaranku, sehingga aku bisa leluasa berkeliling.
.
.
.
JAEJOONG'S APARTMENT
"EOMMA!" teriak seorang yeoja kecil—mungkin berumur sekitar 3 tahun *Umur asli, bukan umur korea, kalau umur korea ditambah 1 tahun*
Baru saja aku datang, tiba-tiba suara seorang anak perempuan mengejutkanku. Eh? Kenapa dia ada di depan pintu apartemenku? Aku menolehkan pandanganku ke arah belakang, namun tak ada siapapun kecuali aku dan anak itu di sini. Jadi siapa orang yang dimaksud 'eomma' oleh anak ini? Aku mendekati anak itu.
"Hmm… Museun iriya, saeng?" aku berlutut untuk menyamakan tinggiku dengan tingginya sambil mengelus pelan kepalanya dan tersenyum
"Eomma…" anak itu menatapku dalam dengan mata besarnya lalu memegang pipiku dengan kedua tangannya. Eh, mworago? Eomma? Kenapa anak ini menyebutku eomma?
"Hey, dongsaeng.. Ni ireumi mwoeyo? Neoye eommaneun eodieyo?" tanyaku lembut
"Jung Eunhee-imnida.." kata anak itu tanpa menjawab pertanyaanku yang lain
"Eunhee-ah, dimana eommamu? " tanyaku
"Yeogiye.. Joongie eomma yeogi isseo." ia malah menepuk kedua pundakku, lalu sibuk memainkan sebuah boneka anjing berwarna putih yang ia bawa.
"Mwo? Mianhae saeng, aku bukan eommamu. Aku namja. Kau seharusnya memanggilku oppa, bukan eomma, ne? Kenapa kau bisa ada disini, Eunheenie?" tanyaku
"Aniya… Lapal eomma! Eunhee lapal…" kata anak itu
"Jawab oppa dulu, Ne? Kenapa Eunhee bisa disini?" tanyaku lagi, namun anak itu malah membalas pandanganku dengan tatapan bingung
"Eomma malah (marah)? Hiks-hiks…" Eunhee mulai menangis
"Aigoo! Aniya! Euh, ne, kkajja… Ayo masuk ke dalam." Aku sungguh bingung, akhirnya aku mengajaknya masuk ke dalam.
Hah… Eotteohkkae? Mengapa anak ini tidak berhenti memanggilku eomma? Kenapa dia tidak menjawab pertanyaanku? Ah. Aku tahu, dia masih sangat kecil untuk menjawab pertanyaan seperti itu. Keundae… Aghh! Aku menjambak rambutku gemas. Apa yang terjadi sekarang? Untung sekarang dia sudah tidak menangis lagi.
"Eomma, lapal…" Ia menatapku dengan tatapan polos khas anak kecil
"Ah, Ne! A—aku akan membuatkanmu makanan… Kau tunggu disini…" jawabku bingung
".." anak itu tersenyum sambil mengangguk lalu memainkan bonekanya lagi
Aku berjalan ke dapur. Anak kecil, biasanya makan apa sih? Mola~ Mungkin anak itu mau makan sup kimchi. Kebetulan aku masih punya sisa sup kimchi tadi pagi di kulkas. Aku memanaskan sup kimchi untuknya. Lalu aku segera kembali dan memberikan makanan pada Eunhee yang masih duduk di sofa ruang tamuku.
Ia terlihat sangat senang.
"Eomma… A!" Eunhee membuka mulutnya, berharap agar aku menyuapinya
"Ne.." aku menyendokkan sedikit sup kimchi itu, lalu meniupnya sejenak dan menyuapkannya
"Hiks-hiks.. Hah! Hah, das eomma (pedas eomma)!" anak itu hampir menangis
"Ne? Ah.. Mianhae Eunhee-nie.." aku memeluknya agar ia tidak jadi menangis
Anak itu memelukku erat. Entah kenapa, rasanya sangat nyaman. Eh.. Naega wae irae..? Padahal aku bukan orangtua anak ini. Bagaimana bisa anak ini ada di sini dan terus-terusan menganggapku eommanya? Sebenarnya apa yang terjadi orangtuanya? Kenapa anak ini tidak mau mengatakan apa-apa tentang orangtuanya? Huh! Orangtua macam apa mereka itu? Kenapa anaknya bisa ada di sini? Apa mereka tidak khawatir pada anak mereka? Pertanyaan demi pertanyaan terus mengalir dalam otakku. Baiklah, nanti aku akan lapor pada polisi. Mungkin saja anak ini tersesat hingga bisa sampai di depan apartemenku. Anak ini… Sebenarnya sangat manis dan lucu. Tapi kenapa ia terus menganggapku eommanya? Nan namjaya! Apa jangan-jangan eommanya sangat mirip denganku? Aigoo~
"Eomma.. Lapal.." kata anak itu dengan cadel, sukses membuyarkan lamunanku
"Ne.. Kita makan di luar saja, ne?" tanyaku lembut sambil mengelus kepalanya. Rambutnya sangat halus.
Eunhee menjawab dengan anggukan. Aku berdiri dan bersiap-siap untuk pergi lagi.
"Ndong..(Gendong)" pinta Eunhee membuka tangannya
"Ne.." aku menyuruhnya naik di punggungku, namun ia tidak mau
Akhirnya aku menggendongnya seperti anak koala. Ia sangat senang. CHU~ Ia mencium pipiku. Ah~ Anak ini benar-benar menggemaskan!
RESTAURANT
"Eunheenie, sekarang ceritakan pada oppa"
"Oppa? Mma! Eomma!" sanggahnya tiba-tiba sambil menggeleng kesal dan mempoutkan bibirnya. Aigoo~ Kenapa anak ini memiliki kebiasaan yang sering kulakukan? Aku jadi sangat gemas. Akhirnya aku mengalah
"Ne… Ceritakan pada eomma, kenapa kau bisa di depan pintu seperti tadi."
"…" anak itu asik dengan makanannya, seolah tak ingin menjawab pertanyaanku—atau malah tidak mengerti pertanyaanku?
"Hey, baby… Kau tidak ingin menjawab eomma, eoh?" tanyaku
"…" ia benar-benar tidak menggubris pertanyaanku. Kenapa anak ini sangat keras kepala? Huh! Kenapa jadi mirip denganku begini?
"Hmm.. Berapa umurmu anak manis?" tanyaku lagi
"… Eomma yupa? (Eomma lupa?) Cekayang Eunhee cudah 3 cahun." anak itu mulai murung lagi
"Eunhee-nie jangan murung, ne? Eomma cuma mau mengetesmu, baby. Kau sangat pandai, Eunhee-nie.." jawabku asal. Aigoo.. Kalau aku salah menjawab, bisa menangis dia.
Anak itu menunjukkan senyum lebarnya, lalu makan lagi. Entah kenapa anak ini sangat pandai. Usianya belum 3 tahun, namun sudah bisa makan sendiri. Yah, meskipun hampir menumpahkan seluruh isi piringnya, tapi ia terlihat sangat mahir memegang sendok dan makan sendiri.
Aku tersenyum melihat tingkah lucunya. Mengapa anak ini sangat manis? Aku begitu bahagia melihat wajahnya. Bibir hatinya.. Hidung mancungnya.. Ia seperti mengingatkanku pada seseorang. Ne. Orang itu… Ah! Kenapa aku malah mengingatnya? Lupakan, Kim Jaejoong! Kau harus melupakan orang itu! Aku memukuli kepalaku pelan.
.
.
.
.
_Author POV_
Jaejoong terlihat menggendong yeoja kecil yang mengklaimnya sebagai eommanya. Yeoja kecil itu masih memakai dress berwarna merah muda dengan gambar beruang yang cukup besar di bagian depannya serta sepatu putih beserta kaus kaki pink berenda, sama seperti saat anak itu ditemukan di depan apartemen Jaejoong.
Saat ini mereka sedang berada di sebuah toko peralatan bayi dan balita. Mereka memilih-milih beberapa baju untuk Eunhee. Mulai dari gaun yang sangat cantik, hingga piyama dan baju dalam anak perempuan yang lucu-lucu. Jaejoong membeli semua yang dipilih Eunhee. Jaejoong sangat terhibur melihat kelakuan Eunhee yang sangat imut ketika memilih-milih baju untuknya.
Setelah membayar belanjaannya, Jaejoong dan Eunhee kembali ke apartemennya. Eunhee terlihat sangat lelah.
JAEJOONG'S APARTMENT
"Eomma… Ngancuk.." Eunhee menarik-narik celana Jaejoong.
"Tidurlah baby. Ayo eomma mandikan sebelum tidur." Jaejoong menggendong Eunhee dan membawanya ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya
Jaejoong mendadak bingung karena ia tidak mungkin memandikan Eunhee dengan sabun dan sampo khusus namja dewasa seperti dirinya. Akhirnya ia memutuskan untuk memandikan Eunhee dengan sabunnya, meski itu mungkin akan sedikit keras bagi balita seperti Eunhee. Sebenarnya ia tidak tega melihat balita di hadapannya mandi dengan sabun keras miliknya. Namun Jaejoong sangat terpaksa. Sedangkan Eunhee hanya tertawa-tawa ketika Jaejoong memandikannya sambil memainkan busa-busa dari sabun itu. Benar-benar balita polos. 'Setelah ini aku akan membelikannya peralatan bayi khusus agar kulitnya tetap sehat.' Jaejoong bergumam.
Jaejoong tersenyum lega setelah selesai memandikan, memakaikan baju dan menidurkan balita itu di atas king size bed bersprei putih miliknya. Ia menaruh kedua guling di samping kiri dan kanan Eunhee agar balita itu tidak jatuh.
Jaejoong mendudukan pantat montoknya di atas single sofa yang ada di ruang TV, lalu meraih handphonenya dan menelpon Yoochun, sahabatnya.
"Yoochun-ah, kau ada waktu? Aku ingin kau datang ke apartemenku sekarang."
"…?"
"Ada sesuatu yang ingin kuberitahu padamu. Ppalliwa! Ini penting."
"…"
"Ne, gidarilkke."
Jaejoong memutuskan sambungan teleponnya. Ia menyalakan TV dengan volume kecil, lalu sibuk memindah-mindahkan saluran TV karena bosan. Setelah menunggu sekitar 15 menit, Yoochun akhirnya datang. Jaejoong membukakan pintu dan menyuruh Yoochun masuk. Yoochun menggunakan kaus abu-abu berlengan panjang dan celana kain pendek berwarna cream.
"Apa yang ingin kau ceritakan padaku?" tanya Yoochun to the point
"Lihat di kamarku sekarang."
Yoochun menatap bingung Jaejoong, lalu masuk ke kamar Jaejoong diikuti si pemilik kamar. Yoochun membelalakan matanya kaget begitu melihat seorang balita perempuan sedang tertidur lelap. 'Imut sekali', batin Yoochun. Mereka segera keluar dari kamar itu.
"Jaejoong-ah, siapa anak itu? Dia lucu sekali." Yoochun terkekeh
"Namanya Jung Eunhee. Aku tidak tahu dia siapa. Saat aku pulang dari jalan-jalan, aku menemukannya sedang berdiri di depan apartemenku dan ia tidak berhenti memanggilku eomma."
"Mwo? Eomma? Memang dimana orangtuanya? Kenapa kamu dipanggil eomma? Apa karena wajahmu yang cantik itu? Haha!" PUK! Sebuah bantal mendarat tepat didepan jidat lebar Yoochun
"YA! Ah.. Ya… Apa-apaan? Aku ini sangat tampan! Apanya yang cantik? Mana aku tahu kenapa dia memanggilku eomma.. Mungkin saja eommanya mirip denganku, makanya dia seperti itu." Jaejoong mengecilkan volume suaranya. Jaejoong sedikit merasa bersalah karena hampir berteriak yang mungkin saja akan mengganggu tidur Eunhee di kamar.
"Kenapa melemparku? Kau tidak kasihan pada jidat seksiku?" Yoochun mengelus jidatnya yang memiliki lebar kali panjang luar biasa (?)
"Berisik sekali! YA… Sekarang aku sedang bingung. Bantu aku untuk melapor polisi…" ujar Jaejoong sambil menjambak rambutnya pelan
"Kau ingin berurusan dengan polisi? Bagaimana kalau kita malah dikira menculik anak itu? Eotthae? Menurutku kita malah tidak usah melapor pada polisi. Buat saja selebaran yang mengatakan kalau telah ditemukan seorang anak perempuan. Jangan lupa cantumkan ciri-ciri anak itu dan juga fotonya." Yoochun menyampaikan ide cerdasnya
"Membuat selebaran? Hmm… Sepertinya ide bagus. Baiklah, aku akan mengikuti saranmu. Ah, Yoochun-ah, bisa tolong aku sebentar? Aku harus pergi membeli sesuatu untuk anak itu."
"Ne.." jawab Yoochun sambil menatap tayangan berita di TV.
Jaejoong memasang mantel dan kacamata hitamnya. Tak lupa ia memakai topi untuk menyamar. Ia memutuskan untuk pergi ke sebuah minimarket terdekat.
Sedangkan Yoochun sibuk menonton TV dan mengganti saluran-saluran TV sesuka hatinya. Tanpa sengaja, matanya tertuju pada sebuah tas berbentuk boneka beruang berwarna putih di atas sofa panjang di hadapannya. Yoochun saat ini duduk di single sofa yang tadi diduduki oleh Jaejoong. Yoochun mendekati tas itu lalu membuka dan mengeluarkan isinya. Ia menyipitkan mata sipitnya (?) tanda bingung. Ia menemukan sebuah kertas yang terlipat. Tanpa ragu Yoochun membuka kertas itu. Ternyata kertas itu adalah fotokopi akta kelahiran Eunhee.
Tercantum bahwa anak itu lahir di Daegu, 27 Maret 2011 dengan nama Jung Eunhee. Dan yang membuat jantung Yoochun hampir copot adalah nama orangtua anak itu. Disitu tercatat bahwa Jung Eunhee adalah anak dari Ayah bernama Jung Yunho dan Ibu bernama Kim Jaejoong. Yoochun mengelus dadanya, menenangkan degup jantungnya yang melompat-lompat karena kaget. Sungguh, saat ini ia bingung. Yoochun tak sabar untuk menanyai Jaejoong tentang ini semua.
"Jadi ini benar anak Jaejoong dan Yunho? Ckckck.. Kenapa Jaejoong menyembunyikan semuanya dariku?" Yoochun menggelengkan kepalanya
Yoochun meraba isi tas anak itu dan menemukan sebuah foto anak itu bersama Jaejoong saat ia masih bayi. Setelah itu tak ada lagi apapun di dalamnya. Yoochun meletakkan lagi tas itu dan mengambil semua isinya.
Kurang lebih 30 menit kemudian, Jaejoong kembali. Ia membawa sekantung besar belanjaan. Ia benar-benar terlihat seperti eomma-eomma sekarang.
"Kenapa lama sekali?" tanya Yoochun datar sambil menatap layar televisi
"Tadi aku memilih yang paling baik. Memang benar kata orang-orang, setelah terlalu lama memilih, pilihan terbaik adalah yang paling pertama kita lihat. Apa selama aku pergi tadi Eunhee sempat terbangun?" tanya Jaejoong sambil menaruh belanjaannya di atas meja kecil di depan Yoochun
"Aniya.. Ah, matda! YA! Coba kau jelaskan, apa ini!" Yoochun meraih fotokopian akta kelahiran serta foto Eunhee ketika masih bayi dulu.
Jaejoong meraih dua benda tersebut. Matanya langsung menatap horor dua benda yang kini ia pegang.
"Ige.. Ige mwoya?!" Jaejoong sangat terkejut
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Ige mwoyo? Malhaeyo!" Yoochun menatap Jaejoong kesal
"Nan jeongmal moreugesseo…" Jaejoong menjatuhkan dirinya ke single sofa putih kesayangannya sambil menatap kosong lantai
"Jadi… Kau dan Yunho? Kalian sudah..? Ah, aniya.. Jadi, Eunhee adalah anak kalian? Pantas saja marga anak itu sama dengan Yunho."
Yoochun mengira bahwa Jaejoong dan Yunho sudah menikah dan merahasiakan hubungan mereka serta telah menghasilkan anak bernama Eunhee yang sedang tertidur pulas di kamar Jaejoong.
"Jeongmal moll—" Yoochun menyela perkataan Jaejoong cepat
"Jangan pura-pura tidak tahu! Tega sekali kau pura-pura tidak tahu tentang anak itu, padahal sudah jelas tertulis disitu bahwa dia memang anak kalian. Dan foto itu… Ayolah, Jae! Kau tidak usah berbohong padaku. Aku sahabatmu, Jae.. Seharusnya kau tidak menyembunyikan semua ini dar—" kali ini Jaejoong ganti menyela ucapan Yoochun
"YA! Aku tidak tahu apa-apa soal ini semua! Kapan aku punya anak dengan Yunho? Itu.. Itu mustahil! Nan namjaya! Bagaimana bisa aku punya anak dengan namja juga? Aissh! Kenapa kau menyalahkanku dengan semua ini?" Jaejoong mengacak rambutnya frustasi
"Tapi foto itu.. Itu nyata Jae! Itu memang fotomu kan? Itu tidak mungkin foto editan.. Geurigo. Sekilas melihat anak itu, ia memang mirip sekali denganmu, Jae! Ia bagai perpaduan antara kau dan Yunho." ujar Yoochun. Di foto itu Jaejoong terlihat sangat sexy. Ia berbaring menyamping ke kiri. Di sebelah kirinya ada bayi Eunhee yang sedang terlihat menyusu pada dada kirinya. Dalam foto itu Jaejoong terlihat sedang tersenyum bahagia
"ANIYA! Mana mungkin aku melakukan hal seperti ini? Ini mustahil Yoochun-ah! Aku sungguh tidak tahu asal-muasal anak itu! A-aku ti—tidak merasa mirip dengan anak itu.." seru Jaejoong keras.
Bohong kalau ia tidak merasa mirip dengan anak itu. Mata besarnya, kulit putihnya, serta gaya mempoutkan bibir, semua sangat mirip dengan Jaejoong. Hanya saja hidung dan bibir hati anak itu yang selalu membuat Jaejoong terbayang-bayang oleh mantan kekasihnya, Yunho. Ya.. Yunho dan Jaejoong memang pernah berpacaran, namun mereka berpisah setelah TVXQ has splited out. Ini membuat Jaejoong ingin sekali melupakan namja seksi berkulit tan yang sangat ia cintai itu, meski akhirnya ia tidak berhasil melupakan namja itu. Namja yang telah berhasil merebut hatinya dan mengisi relung kosong di hatinya. Sampai saat ini ia masih tidak bisa melupakan namja yang ia anggap sebagai belahan jiwanya itu.
Tiba terdengarlah tangisan dari dalam kamar Jaejoong. Ternyata suara keras Jaejoong telah mengganggu tidur Eunhee.
"Hiks-hiks… EOMMAA~~!" teriak Eunhee memanggili Jaejoong
"Aigoo~ Aku membangunkannya.." Jaejoong segera masuk ke dalam kamarnya
"Waeyo baby..? Kau terbangun? Mianhae, eomma berbicara terlalu keras.. Tidur lagi, ne?" tawar Jaejoong. Ia duduk di sebelah Eunhee yang sekarang sedang mengucek matanya denganw ajah kesal
"Chileo! (Shireo!) Ndong…" Eunhee menggeleng keras, malah meminta Jaejoong menggendongnya
"Ne… Maafkan eomma, ne?"
Eunhee tak menjawab tapi malah menunjuk pintu, tanda ia ingin keluar dari kamar Jaejoong. Jaejoong menuruti keinginan Eunhee dan membawanya ke ruang tengah. Yoochun menatap Jaejoong dan Eunhee dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Eomma, appa-neun eodie?" tanya Eunhee dengan logat Daegu yang kental. 'Kenapa logat anak ini mirip dengan Yunho?' batin Jaejoong
"Appa? Nuguyo appa? Ah! Yoochun appa?" tanya Jaejoong bercanda sambil mencubit pipi Eunhee
"Uhmm…" Eunhee menggeleng sambil memainkan baju Jaejoong di depannya
Kini posisi Eunhee adalah dipangku oleh Jaejoong yang sedang duduk di single sofa. Eunhee duduk menghadap Jaejoong. Yoochun mendekati Eunhee dan mencoba berkomunikasi dengan Eunhee.
"Annyeong Eunhee-nie… Joneun Yoochun ahjussi imnida…" Yoochun mendekatkan wajahnya ke wajah Eunhee, tapi anak itu langsung menoleh ke arah lain dan memeluk dada Jaejoong kuat.
"Ah, wae? Kau malu? Kau malu pada Yoochun ahjussi?" tanya Jaejoong heran. Ini pertama kalinya ia melihat Eunhee malu pada orang lain. Apa ini memang sifatnya?
"… Aaa!" Eunhee berteriak dengan wajah yang terus masuk ke dalam dekapan hangat dada Jaejoong *author tepar sambil mimisan gara2 ngerasain kehangatan dada montok Jaemma*
"Kau tidak mau berkenalan dengan ahjussi?" tanya Yoochun sabar
"…" Eunhee tak menjawab dan terus memeluk erat Jaejoong
Yoochun menyerah dan membiarkan momen eomma dan anak di hadapannya itu. Ia duduk lagi di tempatnya semula. Melihat semua itu, Yoochun semakin yakin bahwa Eunhee memang anak Jaejoong yang telah di sembunyikan sejak lama oleh sahabatnya itu.
Eunhee terlihat marah karena digoda Jaejoong. Jaejoong terus menggoda-goda Eunhee. Dengan polosnya, Eunhee mengerucutkan bibir hatinya dan memainkan singlet abu-abu yang kini dipakai Jaejoong. Jaejoong tertawa melihat wajah Eunhee yang begitu imut saat ini. Ingin sekali ia mencium balita dihadapannya saat ini.
"Mma.." panggil Eunhee
"Ne?"
"Popo.." Eunhee menatap Jaejoong dengan mata besarnya yang sangat persis dengan Jaejoong
CUP! Jaejoong mengecup bibir hati Eunhee. Entah kenapa Jaejoong sangat ingin menangis sekarang. Sekarang Ia sangat merindukan namja itu. Namja yang memiliki bibir yang sama dengan bibir balita di hadapannya.
"Mma.." panggil Eunhee lagi
"Hmm..?" kini Jaejoong meraih telapak tangan kiri Eunhee dan mengecupinya berkali-kali
"Appa eodie?" lagi-lagi Eunhee bertanya tentang keberadaan appanya. Jaejoong terkesiap. Ia bertanya dengan hati-hati
"Appa..?" Jaejoong menyipitkan matanya. Yoochun tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ia memperhatikan seluruh momen eomma dan anak di hadapannya ini dengan sangat serius.
_Yoochun POV_
Aku menyipitkan mataku menatap mereka serta memicingkan pendengaranku. Baru saja aku mendengar bahwa anak itu kini tengah mencari appanya. Ini semakin mencurigakan. Mereka terlihat sangat dekat, tapi kenapa Jaejoong masih berpura-pura tidak tahu apa-apa? Jeongmal isanghae!
Tiba-tiba Eunhee berteriak dan melompat dari pangkuan Jaejoong.
"APPA! Mma! Yunho appa!" seru Eunhee nyaring
.
.
.
To be Continue…. XP
Ada quiz kecil-kecilan nih.
Tebak yang terjadi di chapter depan :
Apakah 'appa' Eunhee alias Yunho datang ke apartemen Jaejoong?
Atau apakah ada 'appa' lain yang datang?
Atau tidak ada yang datang? *author dikubur idup-idup ama readers*
Tunggu jawabannya di next chapter~! O!
Mohon reviewnya yaaaa…
Kamsahamnida yeoreobeun~ :*
