Lee Donghae tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi pada malam ini. Tidak akan... Ia telah menanti hal ini begitu lama. Bahkan, mungkin terlalu lama. Mungkin nanti dia akan berterimakasih pada magnae Kyuhyun yang secara tidak langsung membantunya. Yah, mungkin besok... Tapi tidak untuk sekarang. Karena Ia terlalu sibuk untuk menetralkan nafasnya yang terputus-putus karena nafsunya pada seorang Kim Kibum.
Title: Self-Control
Pairing: KiHae.
Warning: PWP. YAOI LOVE. No Bashing, yah... Don't like, DON'T READ!
"Apa yang kau pikirkan?" Kibum berbisik ditelinga Donghae, sesekali menjentikkan lidahnya ke dalam telinga sensitif milik pemuda yang terbaring dibawahnya.
"Ha...hanya kau, Bummie. Oh... Aku begitu merindukanmu," Donghae terperangah. Nafasnya tercekat ketika dirasanya lidah terlatih Kibum turun menyapu kulit lehernya, dimana dia menggigit dan menghisap pada kulit kenyalnya. Ia mengigit keras, meninggalkan tanda kepemilikannya sehinggu membuat Donghae mengerang.
"Milikku..." gumam Kibum posesif saat dia mulai membuka kancing kemeja biru yang dipakai Donghae dan mengusap perut datarnya dan menggigitnya kembali, membuat tubuh yang berada di bawahnya bergetar karena tindakannya.
Donghae tahu tubuhnya merespon semua pergerakan Kibum dengan baik. Ia tidak bisa untuk menahan suaranya untuk mendesah atau hanya sekedar mengerang. Tubuhnya terlalu sensitif. Ia sudah setengah telanjang saat ini. Wajahnya sudah sangat merah ketika melihat sosok yang diatasnya tengah mengusap dan memainkan kedua nipplenya yang sudah menegang dengan jari tangannya. "Ugh! Kibummie-" Donghae memejamkan matanya ketika Kibum menggigit kedua nipplenya bergantian. Ia tahu, tubuhnya kini pastilah penuh dengan tanda merah yang tidak akan hilang dengan cepat.
"Katakan padaku siapa yang ada dihatimu, Hyung?" tanya Kibum, menghentikan aktifitasnya sejenak untuk memandangi wajah Donghae yang memerah dengan nafas yang tersengal-sengal karena perbuatannya.
Donghae membuka matanya perlahan. Sedikit terengah, Ia tersenyum malas dan menangkup wajah pemuda yang lebih muda kemudian menariknya dan menciumnya lembut. "Kau... Hanya kau, Bummie-ah. Aku begitu menginginkanmu sejak lama," balas Donghae parau, mengusap pipi Kibum dan mengecupnya lembut.
Kibum tersenyum mendengarnya. Tangannya bergerak untuk menepis helaian rambut yang menempel di kening pemuda lain. Ia menundukkan wajahnya untuk memenuhi bibirnya. Menciumnya lembut dan kemudian mencium kedua matanya, hidungnya, rahangnya dan dengan lembut Ia membisikkan sesuatu di telinga Donghae, "Kau tidak tahu betapa aku merindukanmu, Hyung?"
Donghae merasakan tubuhnya panas dan jantungnya berdebar cepat mendengarnyaa. Selama ini ternyata dia tidak hanya mengalami perasaan yang sepihak saja. Ternyata... Oh, Donghae merasakan sebulir air bening mengalir dari matanya. Ia selama ini begitu takut kalau hanya dia yang mencintai. "Ugh! Kibummie," erangnya tertahan, kala tangan nakal Kibum perlahan turun membelai kejantanannya yang mulai mengeras meski masih terbalut oleh celana jeans yang dipakainya.
Kibum tak bisa berhenti menyeringai saat ekor matanya melihat Donghae yang terus merengek untuk segera dimanjakannya. Tapi, waktu masih sangat lama. Ia tak ingin terlalu cepat. Dia... masih ingin melihat Donghae menggeliat dibawahnya. Begitu erotis dan terlihat seksi. Dan... Kibum begitu menyukainya. "Hyung, boleh aku melepaskannya?" dan Kibum tertawa kecil melihat Donghae tersipu malu karena pertanyaannya. "Aku anggap kau menyetujuinya,"
Donghae mengernyit manakala Ia merasakan udara dingin menyapu kulit bawahnya yang polos tanpa benang yang menempel. Ia sudah benar-benar telanjang sekarang (lupakan pada kemeja birunya yang sudah tak benar lagi dalam pemakaiannya), sedangkan Kibum? Ia masih sempurna... "Ya Tuhan, Kibummie! Kau-oh!" Lee Donghae melesakkan kepalanya kebelakang menghantam bantal yang mengganjal kepalanya. Kibum tengah menghisap kejantanannya tanpa ampun sesekali menjilatinya layaknya anak kecil menghisap permen lolipop. Dan, itu membuatnya berasa seperti dalam surga. Begitu memabukkan... Dia tak bisa mengontrol napsu dalam dirinya. Ini adalah kali pertamanya Ia melakukan hubungan seks. Apakah seperti ini? Tanpa sadar Donghae melebarkan kakinya, memberikan akses lebih untuk Kibum memuaskannya.
Kibum tersenyum dalam tiap tindakannya. Ada kepuasan tersendiri melihat hasil yang diperbuatnya ternyata diterima baik oleh pasangannya. Ini adalah pertama kalinya bagi Kibum untuk melakukan hubungan seks. Tapi, ketika melihat reaksi dan mendengar desahan Donghae, Ia merasakan ada gairah yang meletup-letup dalam dirinya. Dan itu memacunya sendiri untuk bertindak. Seperti semacam kontrol untuk mengetahui letak bagian mana yang menjadi titik terlemah dari seorang Lee Donghae. "Ah... Ah... Kibummie... Jangan... Ash... Meng...godaku," dan Ia kembali menyeringai saat mengetahui kelemahan lain dari Hyung-nya ini.
"Kau menyukai ini, Hyung?" tanya Kibum iseng. Dia sedang memainkan kejantanannya menggunakan tangannya dan memompanya dengan kecepatan sedang. Donghae tak menyahut. Ia terlalu sibuk untuk mendesah dan mengerang akan kenikmatan yang didapatnya dari Kibum. Dia tidak tahu kalau akan seperti ini keadaannya. Begitu terpojok. Ia seperti akan mati kalau saja Kibum menghentikan kegiatannya secara tiba-tiba.
"Kibummie, kau... Ugh! Masih berpakaian," kata Donghae dengan susah payah, bermaksud untuk mengingatkan. Kibum menyeringai, Ia merangkak naik untung memandangi wajah Donghae yang merah padam.
Bibir Kibum lalu meraih bibir merah Donghae di bawahnya.
Tak butuh waktu lama bagi Donghae untuk membalas ciuman pemuda berambut hitam itu. Saat bibir bawahnya dijilati dengan lembut, Ia pun membukanya perlahan; mempersilahkan lidah Kibum menjelajahi ruangan perasanya. Tangannya yang tadi melingkari leher Kibum itu, kini bergerak menyisir helaian rambut hitam di atasnya. Begitu dalam kerinduannya pada sosok pemuda di hadapannya saat ini. Ia berpikir mungkin akan sangat menyakitkan baginya untuk terlalu lama bermain dengan perasaannya, kalau saja Kyuhyun tak langsung bertindak.
Sejenak, dipertemukannya kedua pandangan mata mereka-mengungkapkan perasaan rindu tak terucap dalam jiwanya, juga melihat gema yang sama dari sepasang mata coklat milik kekasihnya. Kekasih? Apa ini terlalu cepat? Satu jam yang lalu hubungan mereka hanya sebatas hubungan antara Hyung dengan Dongsaeng. Kemudian tangan kanannya bergerak meremas rambut belakang Donghae yang basah di bagian tengkuknya. Lagi-lagi jarak mengeliminasi mereka. Lagi-lagi bibir merah pemuda itu dikecupnya dengan penuh kasih sayang.
Donghae tak kuasa untuk menahan erangannya ketika merasakan sapuan nafas Kibum menyentuh kulit lehernya. Menghirup aroma citrus dalam tubuhnya. Begitu mendebarkan dan sekaligus menakutkan.
Oh Tuhan, bagaimana bisa Ia hidup selama bertahun-tahun tanpa pemuda ini? Bahkan setiap sentuhannya membuatnya nyaris gila. Ia kehilangan kewarasannya. Ia begitu menginginkan sentuhan yang lebih, lebih dan lebih lagi dari pemuda ini. Sungguh, Ia begitu merindukan orang ini. Ia merindukan pemuda ini. Seluruh dirinya, Ia merindukannya.
Sebuah senyum terukir di bibir Kibum. Ia lalu mendekatkan bibirnya ke arah telinga Donghae.
"Ijinkan aku untuk menyentuhmu lebih dalam, Hyung, bolehkah?" disusul dengan sebuah gigitan lembut di telinga pemuda itu.
Donghae mendesah. Dirinya begitu dimanja oleh Kibum yang memberikan apa yang diinginkannya. Bisikan yang diterimanya pun sungguh menggetarkan apa yang selama ini membeku di dalam hatinya. Seakan menyetujui penawaran itu, pemuda yang kerap dipanggil Fishy ini mempertemukan mata coklatnya dengan mata kelam yang tak pernah bosan diselaminya.
"Aku... Menunggu ini terlalu lama, Bummie-ah," ucapnya dengan senyum lelah yang terukir diwajah manisnya.
Dan dengan satu sapuan, Kibum kembali melumat bibir Donghae.
Kibum telah bertekat untuk membuat Donghae meneriakkan namanya, dan... Ia akan melakukannya.
┐(‾‾ϖ‾‾┐) (┌‾‾ϖ‾‾)┌
ini fanfic lemon non kecut pertama soal KiHae ^^
yup, mereka otp saya! kkkkk~
read & review? tq =]
