Sepi, gelap, pengap, hampa dan bau. Itulah yang aku rasakan saat ini. Tak ada cahaya, tak ada teman, tak ada siapa pun selain diriku. Hanya aku dan cuma aku yang berada di ruagan gelap nan dingin ini. Suara rintihan dan jeritan kesakitan yang sangat memilukan menjadi santapan pendengaranku setiap hari. Namun aku tak dapat melihat siapa pun di hadapanku. Semuanya gelap. Tak terlihat.

Aku tak tahu sudah berapa lama aku berada di sini. Yang aku tahu sudah sangat lama. Terlau lama hingga aku mulai terbiasa di tempat ini. Yang aku lakukan hanya meringkuk di sudut ruangan ini sambil menenggelamkan kepalaku di antara lipatan kedua kakiku.

Tak ada apapun yang terjadi pada hidupku selama aku berada di sini. Hanya tubuhku. Tubuhku yang lambat laun mulai membusuk dengan kulit yang kian menghitam. Kedua kakiku di ikat dengan sebuah rantai besi yang di ujugnya terdapat bola besi yang teramat berat. Saat terbangun, aku merasakan luka gores yang cukup panjang di sekujur tubuhku. Seperti luka cambuk.

Kabur?

Aku harus kabur kemana? Tak ada kesempatan untuk kabur dari tempat yang kata banyak orang adalah akhirat. Kau mengerti maksudku? Yahh… aku telah mati. Menunggu hingga hari pembalasan itu datang dengan tubuh kurus yang beraroma busuk menyengat.

Ini semua memang pantas aku dapatkan. Segala penyiksaan dan kesakitan ini aku dapatkan karena memang aku telah melakukan kesalahan yang teramat fatal. Aku melewati garis takdir yang telah di tuliskan tuhan untukku. Jika saja aku tak bersikap bodoh, mungkin aku telah mengalami reinkarnasi, hidup bahagia bersama Sehun dengan anak yang membuat hari kami semakin berwarna. Namun hingga kini aku masih berdiam diri di temani kesepan di tempat mengerikan ini. Aku lelah berharap.

Setiap hari hanya Sehun yang menghantui fikiranku. Aku sungguh merindukan sosok itu. Pelukan hangatnya, usapan sayangnya, ucapannnya, aku merindukan segalanya yang ada pada dirinya. Namun karena kebodohanku, aku tak diizinkan oleh Tuhan untuk reinkarnasi. Bahkan aku d siksa di tempat ini.

KRIEEETTT….

Aku mendongkakkan kepalaku saat mendengar suara deritan pintu besi yang sudah sangat berkarat. Cahaya putih yang sangat silau membuat mataku terasa terbakar. Aku menjauhkan kedua telapak tanganku dari wajahku saat perlahan cahaya putih itu mulai memudar. Namun cukup bagiku untuk meliha sosok yang teramat tinggi menggunakan jubah hitam dengan sebuah tongkat yang di ujungnya terapat pisau berbentuk sabit. Hatiku berdebar kalut saat membayangkan betapa tajamnya pisau itu. Siksaan apa lagi yang harus aku terima?

Aku menyeret tubuhku untuk mundur saat sosok tinggi berbadan besar itu melangkah semakin dekat ke arahku. Langkah kaki besarnya menggema di seluruh ruangan ini karena tubuhnya yang terlampau besar. Aku menghentikan gerakkanku saat tanganku menyentuh sesuatu yang keras namun rapuh.

Tengkorak?

Mataku terbelak kaget saat aku menyadari begitu banyak tengkorak manusia di ruangan ini. Bahkan di ujung sana aku melihat sebuah tubuh wanita telanjang yang mati dengan tubuh menggenaskan. Tubuhku bergetar takut saat menyadari sosok itu berdiri sejauh setengah meter dariku.

"Xi Luhan…"

Suaranya menggema di seluruh ruangan ini. Aku takut. Tidak bisakah tuhan menghentikan siksaannya? Selama ini aku selalu berdoa agar ia mau memberi sedikit saja belas kasihannya padaku. Aku tak sanggup lagi.

"Aku utusan dari Tuhan, ingin menyampaikan padamu kalau kau diizinkan untuk melakukan reinkarnasi."

"Ehh?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Oh Zhiyu Lu

Presant

.

.

.

.

.

.

© Are You My Private Guard? ©

Author : Oh Zhiyu Lu

Tittle : Are You My Private Guard?

Genre : BXB, Romance, Hurt/Camfort, Brothership

Rating : T

Light : Chapter 1/? (Foreword)

Cast : Sehun, Luhan and Member EXO

Other Cast : You can find in story

Disclaimer : God, Their parents, and SM Ent.


~~ Oh Zhiyu Lu ~~


Tidak seperti biasanya, kediaman yang di tinggali oleh delapan orang pria ini sedang sangat sibuk. Setiap orang melakukan aktivitas mereka masing - masing. Ada yang memotong sayuran, ada yang mengaduk kuah sup, ada yang menyapu dan sebagainya. Pagi hari yang damai nan sejuk ini mereka isi dengan kegitan yang di dominasi oleh bersih bersih dan memasak.

"Dimana Sehunie?" Tanya seorang pria bermata bulat kepada seorang pria berwajah angel face yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan selembar handuk yang menggantung di lehernya.

"Dia masih tidur. Biarkan saja dia istirahat dulu. Semalam magnya kumat karena terlalu serius latihan dan melupakan makan malamnya." Jawab pria itu lalu mengambil segelas usus vanilla hangat yang berada di atas meja. Meminumnya setengah lalu beranjak pergi dar dapur menuju pria lain yang sedang membersihkan ruang tengah.

"Tapi bangunkan dia saat mereka datang Suho hyung!" ucap pria bermata bulat itu setengah berteriak kepada Suho –pria berwajah angel face- yang sudah berada di ruang tengah sedang membersihkan debu - debu dengan kemoceng di tangan kanannya.

"Ne!"

Hari ini merupakan hari yang sangat spesial bagi mereka. Karena empat anggota baru mereka yang berasal dari China akan datang beberapa menit lagi. Maka dari itu mereka ingin menjadi tuan rumah yang baik dengan memberikan sambutan hangat kepada mereka. Membersihkan rumah dan memasak beberapa menu makanan untuk mereka makan bersama. Saling berkerja sama dalam menyelesaikan tugas mereka hari ini.

"Yakkk! Yeolie kenapa semua eyelinerku kau buang?"

"Tapi itukan sudah habis."

"Belum babo! Bahkan itu baru kubeli semalam. Kembalikan!"

"Anio!" Pria bertubuh kelewat tinggi itu pun berlari menghindari pria bertubuh mungil yang sedang mengejarnya dengan sebuah kotak kecil di tangannya. Mengelilingi rumah mereka tanpa memperdulikan para anggota lain yang merutuki sikap kekanak kanakan mereka.

"Yaaa! Park Dobi! Kau menjatuhkan tong sampahnya."

"Mian Kai!"

"Yeolieee! Kembalikan!"

"Berikan aku poppo dulu."

"Andawe! Kau itu mesum. Kau akan meminta lebih jika aku menciummu sekarang."

"Popo atau ini aku buang?"

"Iyaaa!" Pria bertubuh mungil yang kerap di panggil Baekhyun itu pun mendekat kearah Chanyeol yang tengah memejamkan kedua matanya. Menunggu bibir manis milik Baekhyun meumat bibirnya.

Pltaaak!

"Awwww…." Tangannya terulur untuk mengelus kepalanya yang di pukul dengan tidak bereperimanusiaan oleh sebuah benda yang cukup keras. Ia pun menatap tajam kearah Baekhyun yang tengah menatapnya bingung, seolah berkata 'Apa yang kau lakukan'. Namun pria itu masih menatapnya dengan bingung sambil menggelengkan kepalanya.

"Ekheeemm!"

"Hehehe… Suho hyung. Kau sedang apa di sini? Bukankah seharusnya kau juga ikut beres - beres?" Sebuah cengiran terpampang di wajah Chanyeol.

"SEHARUSNYA AKU YANG BERTANYA! APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI?! BERIKAN EYELINER ITU DAN KEMBALI BERKERJAAAAA!"

"I-iya hyung." Setelah menganggukkan kepalanya, Chanyeol langsung lari terbirit – birit menuju kelantai bawah. Takut mendengar amukan sang angel. Sebenarnya Baekhyun ingin tertawa saat ia mendengar suara benda yang lumayan besar jatuh di lantai satu. Itu pasti Chanyeol yang terjatuh dari tangga karena terlalu takut pada Suho. Namun ia harus menahannya saat melihat aura suram yang berpendar di sekitar Suho.

"Sekarang kau sudah mendapatkannya kan?" Baekhyun hanya mengangguk gugup. "Kembali bersih - bersih bersama yang lain dan jangan membuat keonaran lagi." Suho pun berlalu pergi meninggalkan Baekhyun yang tengah bernafas lega karena Suho tak terlalu marah padanya.

Keadaan kembali kondusif setelah perperangan antara couple Baekyeol berakhir. Masing – masing member mengerjakan apa yang bisa mereka kerjakan. Saling berkerja sama demi membersihkan dorm mereka yang bisa dikatakan sangat berantakkan.

"SELESAIIII!" Jerit semua member secara bersamaan sembari mengangkat kedua tangan mereka di udara. Dorm itu kini tampak lebih bersih dan nyaman dari yang sebelumnya. Tentunya lebih layak untuk di huni.

"Kai, coba lihat masakkan Kyungsoo sudah jadi atau belum?" Tanya Suho

"Heiii! Kenapa aku?"

"Kau kan magnae." Ucap seorang pria berwajah kotak yang sedang berbaring di atas Sofa.

"Magnae itu Sehun. Bukan aku. Enak sekali dia tak ada kerja apa – apa."

"Aigo. Kau tak kasian pada Sehun? Diakan semalam pingsan karena magnya kumat. Mengalahlah Kai. Lagi pula kan kau bisa mengambil masakkan kyungsoo dengan modus menyicipi." Timpal seorang pria imut berpipi tembam.

"Difikiranmu hanya ada makanan hyung." Setelah mengatakan hal itu, pria berkulit tan itu pun berlalu menuju dapur meninggalkan kelima pria tampan yang sedang tepar di ruang tengah.

"Aku berkata benar kan? Apa yang salah?" Tanyanya dengan wajah polosnya.

"Kau tak salah chagi. Sudahlah! Ucapan si itam itu jangan terlalu di fikirkan." Pria berwajah kotak itu mengelus punggung pria berpipi tembab yang ada di sampingnya.

"Aku mendengarmu Chen hyuuuung!" Chen langsung menutup mulutnya saat mendengar jeritan Kai yang berasal dari dapur.

"Kalian pergilah mandi. Kata menejer hyung mereka akan tiba dua jam lagi di sini." Titah Suho sambil menunjukkan layar telefon genggamnya yang menunjukkan sebuah pesan singkat yang berasal dari sang menejer.

"Ne!"

Setelah mereka semua bubar menuju kamar masing - masing, Suho pun berjalan menuju kamarnya sendiri. Masuk kedalam kamar mandi sembari menenteng sebuah handuk di lehernya. Meninggalkan Sehun yang sedang tertidur pulas di bawah lilitan selimut.

Hingga beberapa menit kemudian, ia pun keluar dari kamar mandinya lengkap dengan pakaiannya juga yang telah rapi. Namun ia cukup terkejut saat melihat Sehun sedang duduk bersandar pada headboard tempat tidurnya sambil mencegkarm baju di bagian dadanya.

"Sehunie, kau kenapa?"

"Akhh… entahlah hyung. Jantungku tiba - tiba berdetak terlalu cepat." Suho semakin panik ketika melihat wajah Sehun yang semakin pucat itu di penuhi oleh keringat yang membanjiri wajah serta tubuhnya.

Ckleeek…

"Hyung, menejer hyung bi- KAU KENAPA SEHUNIE?" Pekik Chen yang sukses membuat seluruh penghuni di rumah itu memberontak masuk kedalam kamar Sehun dan Suho. Mereka semua langsung panik saat mendengar pekikan Chen yang terkenal sangat melengking.

"Apa maghmu kumat lagi?"

"Ani! Katanya jantungnya sakit hyung." Ucap Suho pada Xuman yang duduk di sampingnya.

"Yeol kau siapkan mobil! Kita akan membawa Sehun ke rumah sakit."

"Tapi bagaimana dengan anggota yang dari China? Kata menejer hyung mereka telah tiba di bawah."

"Anikhh! Berikan saja akuh air hangathh." Ucap Sehun tersndat – sendat mencoba menahan sakit di dadanya.

Chanyeol langsung berlari keluar dari kamar Sehun menuju dapur tanpa perintah dari siapapun. Beberapa detik kemudian ia telah kembali dengan segelas air hangat di tangan kanannya. Memberikan gelas tersebut kepada Suho yang duduk tepat di hadapan Sehun. Sehun meminum air tersebut hingga habis dengan bantuan Suho.

"Otte? Merasa lebih baik?"

Sehun hanya mengangguk lalu ia pun memposisikan tubuhnya untuk kembali berbaring di atas ranjangnya yang empuk.

"Istirahatlah! Kami akan bilang kau sedang sakit. Kajja!" Mereka semua pun meninggalkan Sehun yang terbungkus selimut di kamarnya sendiri.

Di tengah keheningan, fikiran Sehun mulai terbang entah kemana. Memikirkan sosok yang sangat teramat ia rindukan. Bahkan rasa rindu yang menyeruak di dalam hatinya itu hampir membunuhnya karena telah terlalu besar.

Ia kembali meletakkan tangan kanannya di atas dadanya. Merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Namun tidak sesakit dan sesesak tadi.

Ia mengalihkan pandangannya pada sebuah kotak peti kuno yang berisi beberapa koin emas khas zaman kerajaan yang terletak di atas nakas tempat tidurnya. Sebuah senyuman tercipta di bibir tipisnya saat sebuh perasaan nyaman menjalar di seluruh tubuhnya ketika sebuah nama terngiang – ngiang di hati dan fikirannya.

"Aku tahu kau akan kembali Yang Mulia Pangeran Xi Luhan. Aku harap aku bisa bertemu denganmu." Beberapa detik kemudian Sehun telah menutup kedua matanya dengan damai serta deru nafasnya yang teratur, manandakan ia telah terbang menuju alam mimpinya.

.

.

Karena aku melihat tali merah yang megikat kalian berdua sangat kuat. Itu berarti kalian akan tetap bersatu. Apapun atau siapapun tak akan mampu memisahkan kalian. Walalu kau berusaha menolak, Namun hati kalian memang sudah terpaut satu sama lain.

.

.

"Annyeonghaseyo…" Ucap mereka bertujuh kompak pada lima orang yang kini tengah berdiri di depan pintu dorm mereka. Membugkukkan tubuh mereka 90° sebagai rasa hormat mereka.

"Ne, annyeonghaseo." Balas mereka berempat kecuali seorang pria paruh baya yang menggunakan setelan jas resmi.

"Baiklah. Lebih baik sekarang kita masuk saja dulu. Tidak baik menyambut tamu di depan pintu." Mereka pun masuk ke apartemen itu dengan beberapa anggota yang membawakan koper milik mereka. Meletakkannya di sudut ruangan lalu duduk di sofa ruang tengah.

DEEGG

Seorang pria bertubuh mungil dengan surai caramel cerah terdiam di posisinya sembari memegangi dada bagian jantungnya yang tiba - tiba saja bereaksi aneh. Hatinya muali merasakan sesuatu yang lain di tempat ini.

"Ge,,, kenapa?" tanya seorang pria bersurai hitam gelap padanya. Ia cukup heran melihat pria ini yang tiba - tiba terpaku di posisinya berdiri.

"Ehh? Tidak ada apa - apa. Ayo!" Ucapnya lalu ia pun merangkul pria bersurai hitam gelap untuk mengikuti teman - temannya yang lain.

"Ehh? Mana si magnae?" Heran sang menejer ketika tak melihat pemuda albino itu di tengah - tengah mereka.

"Tadi di merasa jantungnya sedikit sakit. Jadi aku menyuruhnya istirahat saja."

"Mwo? Kenapa kaian tidak membawanya ke rumah sakit?"

"Ia bilang itu tidak perlu. Jadi kami tak mau memaksanya ke rumah sakit." Sang menejer menganggukkan kepalanya mendengarkan penjelasan Suho.

"Baiklah, kalian perkenalkan diri kalian masing – masing!"

"Annyeonghaseyo, naneun Wu Yi Fan imnida. Kalian bisa memanggilku Kris. Bangapseumnida."

"Annyeonghaseyo, naneun Zhang Yi Xing imnida. Kalian cukup memanggilku Lay. Bangapseumnida."

"Annyeonghaseyo, naneun Hwang Zi Tao imnida. Nama panggungku Tao. Bangapseumnida."

"Annyeonghaseyo, naneun

.

.

.

.

.

.


~~ Oh Zhiyu Lu ~~


Tepat saat jarum jam menunjukkan pukul 22.45 malam, Sehun terbangun dari tidur nyenyaknya. Sejak siang tadi ia belum memasukkan nutrisi apapun ke dalam perutnya, yang menyebabkan cacing - cacing peliharaannya memberontak meminta makan kepada sang majikan.

Saat melihat kearah samping ia melihat Suho yang telah tertidur nyenyak di atas ranjangnya yang empuk dan nyaman. Ia menyingkap selimut miliknya dan beranjak menuju dapur. Mungkin masih ada beberapa masakkan Kyungsoo yang bisa ia makan.

Suasana dorm saat ini meremang karena sebagian lampu sudah dimatikan karena sudah sangat larut malam, dan seluruh anggota telah terbaring nyaman di atas ranjang empuk mereka.

Degg,,, Deg,,, Degg,,,

Sehun merasakan jantungnya kembali berdetak dengan cepat dari yang bisanya. Menimbulkan rasa sakit dan sesak pada dadanya saat ia melihat seorang pria bertubuh mungil bersurai caramel cerah tengah menunduk di depan kulkas yang sedang terbuka. Pria itu hanya menggunakan piyama warna biru bermotif rusa sebagai pelindung tubuhnya. Sehun sedikit meremat baju bagian dadanya, berusaha menetralisir rasa sakit yang berasal dari organ jantungnya itu.

Ia pun berjalan mendekati pria mungil itu, hingga jarak mereka hanya terpaut 10 senti. Namun pria itu tak kunjung menyadari keberadaan Sehun.

"Aigoo… aku lapar."

Tiba – tiba sebuah perasaan rindu, sesak, haru, emosi dan cinta mencengkaram jantungnya dengan kuat hingga membuat dadanya semakin sesak. Ia merasakan beribu kupu – kupu berterbangan di perutnya saat mendengar suara yang begitu familiar di telinganya.

Bruukkk

Sehun terlalu larut dalam perasaanya hingga ia tak menyadari pria itu tengah membalikkan tubuhnya hingga bertabrakan dengan tubuh Sehun. Menyebabkan cup berisi youghurt strawberry yang di pegang pria itu tumpah ke baju Sehun.

"Aigoo… mianhae. Jeongmal mianhae. Aku tak sengaja menumpahkannya. Aku tak tau jik-" Pria itu menghentikan kegiatannya membersihkan tumpahan youghurt di baju Sehun saat melihat kearah wajah Sehun yang hanya menatapnya dengan ekspresi dingin.

"Ehh? Kau sudah bangun magnae?" Mereka berdua mengalihkan pandangannya kearah pintu dapur tepat di mana seorang Park Chanyeol sedang berdiri. Sehun hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Chanyeol.

"Ohh… hyung kau belum bertemu dengannya kan? Dia magnae kami, Oh Sehun yang tadi siang kami bilang sedang istirahat. Dan Sehun, ini Xi Luhan, anggota yang dari China. Kau harus memanggilnya hyung. Karena ia blab la bla…"

Dan selebihnya Sehun tak mendengarkan apa pun lagi yang di katakana pia bertelinga besar itu. Yang ia dengar hanya pria di hadapannya ini adalah seorang Xi Luhan. Sosok yang teramat di cintainya di kehidupannya yang dahulu. Hingga kini perasaanya pun masih sama.

"Yang Mulia Pangeran Xi Luhan, akhirnya aku menemukanmu kembali. Apa kau meningatku? Tapi kenapa kau masih seperti ini? Masih seorang pria? Bukan wanita? Apakah ini tandanya kau bukan takdirku? Apa aku harus melupakanmu?

.

.

.

"Oh Sehun… Benarkah ini kau? Aku sangat merindukanmu. Kau bahkan lebih tampan dari yang sebelumnya. Aku kembali hanya untukmu. Tapi apakah kau bisa menerimaku yang seperti ini. Aku masihlah seorang pria. Bukan wanita seperti yang kau harapkan. Apa kau mengingatku? Apakah kita bisa bersatu kembali tanpa ada halangan di antara kita. Aku masih sangat mencintaimu. Rasa cintaku padamu tak pernah berkurang sedikitpun. Malah semakin besar Oh Sehun."

.

.

.

.

.

To

Be

Continue


Yeheetttt! Zhiyu udah biki sequelnya ini. Satu satunya yang aneh di sini adalah nama pemerannya. Pasti kalian bilang kalau raja cahn dgn ratu baek reinkarnasi juga. Trus si Lay, Tao, Suho, Kai ma kyungsoo di masa lalu reinkarnasi juga.

Engga, itu salah besar. Mereka ga reinkarnasi. Cuma HunHan aja yang reinkarnasi. Yang lainnnya engga. Itu kesalahan Zhiyu yang pake semua nama member EXO pas jaman dulunya. Soalnya agak aneh bagi Zhiyu kalau Zhiyu cuma pake HunHan aja.

Zhiyu harap masih ada readers yang mau membaca fic ga bermutu ini. Zhiyu sadar ini fic jelek banget. Kata katanya ga bagus, diksinya ga tepat. ga seru dan yang lainnya. Tinggal review, kalau Yes Zhiyu akan lanjutin dan kalau No bakal Zhiyu hapus.

RnR Pleasee...