Yo! fic ini telah di perbarui lagi dan menjadi lebih panjang.
Dengan banyak chapter yang akan bikin penasaran. Readers juga diminta untuk berpartisipasi dalam menebak si pelaku kejahatan yang telah membunuh Gray.
Silahkan mulai membaca.
Pairing : Natsu D. & Lucy H.
Disclaimer : Hiro Mashima
Genre : Humor
Warning : Semoga cerita ini tidak membuat anda penasaran, kalo sampe iya, seharusnya fic ini bergenre mystery...bukan humor.
Pagi itu di kantor detective Magnolia.
Terlihat seorang pria berambut pink sedang duduk di depan TV kantor dan dengan seriusnya sedang menirukan akting si aktor dalam film itu. Sherlock Holmes.
"Sekarang aku tau siapa pelakunya. Pelakunya adalah kau! Elisabeth!" Teriak pria itu menirukan dialog si tokoh. (kayak yang di TV itu, niruin Bang Roma I.) setelah si aktor selesai berdialog, terdengar suara petir disertai dengan teriakkan seorang wanita yang histeris.
Pria berambut pink itu hanya mengangguk-angguk menirukan apa yang sedang dilakukan si aktor di dalam TV.
"Woi. Misi dong! Kita kan juga mau nonton!" Teriak salah seorang pegawai di kantor itu dengan wajah marah.
Pria berambut pink itu hanya menatap rekan kerjanya itu dengan tatapan melas. Seperti minta dikasihani.
"Gak bisa! Cepet geser ke sana!" Teriak pegawai itu sambil menarik baju pria itu ke samping, membuat pria itu bergeser dari tempatnya duduk.
"Cih, aku ini calon Sherlock Holmes tau!" Kata pria itu yang kemudian pergi meninggalkan mereka semua yang sedang serius menonton.
"Selalu saja kalo nonton film Sherlock Holmes aku diusir! Gak tau apa aku generasi penerus Sherlock Holmes!" Gerutu pria itu sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Ia pun sampai di depan sebuah pintu yang bertuliskan 'Ruangan Natsu-Lucy'. Kemudian dia masuk ke dalam ruangan itu.
Di dalam ruangan.
"Sepi..." Gumam pria itu ketika melihat ruangan itu kosong.
"Mana semuanya?" Tanya pria berambut pink itu pada dirinya sendiri.
"Ruang siapa ini? Sepertinya dulu tidak ada ruangan ini..." Terdengar suara seorang gadis dari luar ruangan. "Mungkin detective baru, udah gak usah masuk-masuk..." Kemudian terdengar suara seorang pria dari luar ruangan.
"Aku mau masuk! Siapa sih yang ada di dalem sini?" Tanya Gadis itu sambil membuka knop pintu ruangan itu.
Setelah terbuka, gadis dan pria berambut pink itu hanya diam dan saling menatap satu sama lain.
"Siapa kau...?" Tanya Gadis itu.
The Detective
"Harusnya aku yang bertanya siapa kau yang berani masuk ke ruangan orang tanpa ketok pintu!" Kata pria itu dengan nada sinis. Gadis itu masih terdiam melihat pria itu. Kemudian ekspresi wajahnya berubah menjadi marah.
"HEI KAU! Kau tau tidak, aku ini lebih lama darimu! Aku detective senior di sini!" Teriak gadis berambut kuning pucat itu sambil berkacak pinggang. Kemudian masuklah si pria yang tadi datang bersama gadis itu.
"Woi. Jangan teriak-teriak di ruangan orang! Malu tau!" Bisik si pria berambut hitam itu pada si gadis yang masih emosi.
Pria berambut pink itu masih terdiam dengan wajah marah. Tak lama, munculah seorang pria berambut hitam dan putih dengan mata berwarna merah dari ruang sebelah yang datang sambil mengorek lubang telinganya dengan jari kelingkingnya.
"Jangan berisik." Katanya, kemudian langung masuk kembali ke dalam ruangannya.
Mereka terdiam melihat pria yang tadi keluar sebentar.
"Aneh." Gumam pria berambut pink itu sambil menghela nafas ringan.
"SAMBUTAN APA ITU, MIDNIGHT?!" Teriak gadis itu tepat di depan pintu ruangan pria yang tadi sempat keluar. "Siapa yang bilang aku menyambutmu." Jawab pria itu dari dalam ruangan.
Gadis itu hanya menahan marah di depan pintu pria yang dipanggil Midnight itu.
"Udah woi. Jangan marah-marah terus. Kan gak enak diliat orang." Kata pria berambut hitam itu menenangkan gadis yang masih marah itu.
"Gimana bisa tenang? Orang baru selesai mecahin kasus kok sambutannya kayak gitu?!" Kata gadis berambut kuning pucat itu duduk sambil menyilangkan kakinya.
"Jadi, siapa namamu, orang baru?" Tanya gadis itu pada pria berambut pink itu. "Natsu." Jawab pria itu singkat. "Natsu? Tunggu sebentar..." Gumam gadis itu sambil membaca tumpukkan kertas yang dibawanya.
"Natsu Dragneel, umur 18 tahun, hobi nonton film Sherlock Holmes, asistennya..." Kata gadis itu sambil membaca biodata pria bernama Natsu itu.
"Sudah cukup! Ngapain kau baca-baca biodata orang lain!?" Kata pria bernama Natsu itu sambil mengambil kertas yang dipengang oleh gadis yang sedang duduk itu.
"Oh ya, perkenalkan namaku Mavis. Mavis Vermilion. Dan ini Zeref. Aku adalah asistennya." Jelas gadis yang menyebut dirinya Mavis itu sambil menunjuk pria berambut hitam di sebelahnya.
"Cih, baru asisten detective aja pe-de banget!" Batin Natsu melihat sinis ke arah Mavis.
"Oh ya, tadi aku belum selesai membaca biodatamu. Kembalikan kertas itu." Kata Mavis sambil menjulurkan tangannya. "Tidak." Jawab Natsu singkat.
"Kalau begitu beritau siapa nama asistenmu." Kata Mavis dengan wajah kesal.
"Namanya—"
Tiba-tiba seorang gadis berambut blonde masuk ke ruangan setelah sebelumnya ia sempat kepeleset dan jatuh.
"Ma-maaf aku terlambat!" Kata gadis itu sambil membungkuk beberapa kali.
"Ah, itu dia asistenku...Lucy Hearfilia." Kata Natsu sambil tersenyum tipis.
"Nama, Lucy Heartfilia. Umur, 17 tahun, seorang asisten detective, hobi menulis novel..." Kata Mavis membaca kertas biodata gadis yang baru masuk ke ruangan itu.
"Iya! Namaku Lucy! Aku asisten detective Natsu!" Kata Lucy dengan pe-denya.
Natsu yang mendengar itu cuma ngangguk-ngangguk.
"Jadi, kalian udah pernah memecahkan kasus?" Tanya Mavis pada Natsu. "Belum." Jawab Natsu singkat. Mavis yang mendengar itu langsung terjatuh dari kursi dan dibantu berdiri oleh Zeref.
"Dasar bodoh..." Gumam Mavis.
"Tapi sebentar lagi aku yakin kalau aku dan asistenku akan diberikan sebuah kasus yang sangat rumit!" Kata Natsu antusias.
Mavis yang mendengar itu hanya diam karena sedang menahan rasa sakit akibat terjatuh dari kursi tadi.
The Detective
1 jam kemudian.
Datang seorang pria yang sudah cukup tua dengan sebatang rokok yang dijepit-?- oleh mulutnya.
"Oh, ada apa wakil kepala detective?" Tanya Natsu kepada si pria tua itu.
"Begini, kami berusaha mencari kasus untuk kalian dan sedang dalam proses. Jadi selama proses itu, kalian bisa berlibur sampai ada pemberitahuan." Kata si wakil kepala detective yang bernama Wakaba itu. "Baik." Jawab Natsu singkat.
Tak berapa lama, Mavis dan Zeref datang kembali dengan wajah marah.
"HEY! HEY! Baru aku tau, ruanganmu ini adalah ruanganku tau! Pantas saja dari tadi aku cari ruangan yang ada tulisan 'Zeref-Mavis'-nya gak ada! Taunya udah diganti ya?!" Kata Mavis dengan nada marah.
"Hah?" Natsu tampak heran melihat Mavis yang marah-marah sedangkan si Zeref hanya terdiam dengan wajah malas.
"Ya mana ku tau...yang kasih ruangan ini kan bukan aku..." Kata Natsu dengan wajah sinis. "Ini sebenernya yang asisten siapa sih?! Kok asistennya lebih cerewet dari detectivenya?" Batin Natsu saat melihat Mavis yang sedang memindahkan barang-barangnya ke dalam ruangan Natsu dibantu oleh Zeref.
"Apa yang kau lakukan!?" Tanya Natsu yang berdiri dari kursinya. "Memindahkan barang-barangku ke tempatnya semula." Jawab Mavis yang masih sibuk menata perabotan miliknya.
"Memangnya sudah berapa lama kau tidak kembali ke sini?" Tanya Natsu yang mulai ikut membantu memindahkan barang-barang Mavis.
"5 bulan." Jawab Mavis singkat. "Kasus apaan tuh sampe 5 bulan?" Tanya Natsu penasaran.
"Korupsi." Jawab Zeref yang berasa di belakang Natsu. "Masa korupsi pake detective sih?" Bantin Natsu sambil terus memindahkan satu persatu perabotan milik Mavis.
Seketika ruangan itu menjadi ruangan yang berisi. Tidak seperti sebelumnya, kosong dan hampa.
"Sesuai dengan 5 bulan yang lalu!" Kata Mavis sambil menepuk-nepuk tangannya untuk menghilangkan debu-debu yang menempel di tangannya.
Tak berapa lama setelah itu, datanglah Lucy yang membawa 2 buah kantong plastik berwarna hitam dan meletakkannya di atas meja.
"Apaan tuh?" Tanya Natsu sambil melihat isi di dalam kantong plastik itu.
"Makanan." Jawab Lucy singkat. "Boleh dimakan?" Tanya Natsu sambil mengeluarkan makanan itu dari kantong plastik. "Iya." Jawab Lucy singkat.
"Kalo gitu kita juga boleh dong! Kebetulan ada satu lagi tuh!" Kata Mavis sambil mengambil kantong plastik yang satunya.
"Lho?" Gumam Lucy bingung. "Kenapa? Kami kan juga bagian dari ruangan ini, yang berarti segala sesuatu di ruangan ini harus dibagi rata!" Kata Mavis yang mulai melahap makanan dari kotak itu.
"Tapi kan itu buat kepala detective..." Ujar Lucy yang langsung membuat Mavis memuntahkan makanan yang telah dikunyah-nya.
"Segala sesuatu di ruangan ini harus di bagi rata, dan kau yang harus membersihkan kotoran itu." Kata Natsu sambil menunjuk ke arah makanan yang telah dimuntahkan Mavis. Mavis hanya terdiam sambil menahan marah.
"Kalau buat kalian itu udah dijadikan satu ke dalam kantong plastik ini..." Kata Lucy sambil mengeluarkan satu kotak lagi dari dalam kantong plastik.
"Sialan! Aku terlalu rakus!" Kata Mavis sambil mengelap lantai yang terkena muntahannya tadi.
"Oh iya, kita dapet liburan sampe kita dapet kasus buat dikerjakan. Mau pergi kemana?" Tanya Natsu pada Lucy.
"Umm..." Lucy berpikir sejenak. "Kami juga ikut! Soalnya kami juga belom dapet kasus apapun!" Kata Mavis yang telah selesai dengan acara bersih-bersihnya.
"Kenapa sih ikut-ikutan terus!?" Tanya Natsu yang udah jengkel melihat tingkah laku Mavis.
"Aku mau berlibur." Jawab Mavis singkat. "Kau ini!" Kata Natsu yang berusaha untuk menjitak kepala Mavis akan tetapi digagalkan oleh Zeref.
"Kenapa?" Tanya Natsu sambil melihat Zeref dengan tatapan sinis. "Jangan berani macam-macam dengan asistenku atau kau akan berurusan denganku." Kata Zeref yang sayangnya memperlihatkan wajah melasnya yang gak akan bikin Natsu takut.
"Cih, muka begitu mana bisa bikin gua takut!" Kata Natsu yang kembali duduk ke tempatnya.
Lucy yang sedang makan es krim pun memberikan beberapa lembar foto kepada Natsu.
"Apa ini?" Tanya Natsu sambil melihat foto itu satu persatu. "Ini kan fotonya Zeref. Tapi kok beda ya...apa yang beda ya?" Tanya Natsu yang dengan jeli melihat kumpulan foto Zeref itu.
"Foto itu aku ambil dari situs Detective_Magnolia_Community. Itu foto yang kebetulan diambil pas Zeref lagi marah lho." Ujar Lucy sambil membuka bungkusan es krim yang baru. Natsu pun melihat Zeref yang sedang minum teh dengan tatapan ketakutan sambil mengeluarkan keringat dingin.
"Oke, aku tidak akan berani macam-macam denganmu." Kata Natsu dengan suara seperti suara wanita. Zeref hanya menganggukan kepalanya yang berarti 'iya.'
"Gimana kalo kita ke Villa yang ada di deket pantai Docuia?" Kata Lucy sambil menunjukkan sebuah majalah yang berisi artikel tentang pantai dan villa tersebut.
"Boleh." Jawab Natsu singkat sambil melihat beberapa foto villa itu. "Kami akan menyusul." Kata Mavis yang sedang melihat majalah itu.
"Kok nyusul?" Tanya Lucy penasaran. "Kita kan belom lapor sama si Macao tua jelek itu kalau kita udah balik dari kasus kemarin." Kata Mavis sambil melihat Lucy yang sedang makan es krim.
"Ooh..Macao? Siapa itu?" Tanya Lucy sambil membuang batang es krimnya ke dalam tempat sampah.
"Dia kan kepala detective...masa gak tau..." Jawab Mavis singkat.
"Kepala detective...?" Gumam Lucy dengan wajah heran.
"Oke sudah diputuskan! Kalo besok kita pergi liburan ke pantai Docuia!" Kata Natsu sambil berdiri di atas kursi.
Mereka pun berteriak-teriak seperti monyet di dalam ruangan. Tiba-tiba pintu terbuka dan memperlihatkan Midnight yang sedang menutup kedua telinganya.
"BERISIK!" Katanya, dan kemudian kembali masuk ke dalam ruangannya. Semua kembali bengong melihat hal tadi, tetapi setelah itu mereka kembali berisik.
Tak berapa lama, pintu kembali terbuka dan memperlihatkan seorang perempuan berambut biru yang bertubuh seperti ikan dengan wajah yang garang. Ia pun berteriak, "JANGAN BERISIK!"
Seisi ruangan pun kembali terdiam melihat perempuan itu masuk kembali ke ruangan sebelah.
"Siapa sih?" Tanya Natsu. "Asistennya Midnight. Aquarius." Jawab Mavis masih dengan wajah bengongnya. Setelah itu, mereka gak berani berisik lagi karena takut mereka berdua akan datang sekaligus dan berteriak 'berisik' atau 'jangan berisik'.
"Aku jadi tidak sabar besok...mau liburan ke pantai..." Kata Lucy sambil tersenyum melihat daun-daun pohon yang bergoyang.
"Setelah berlibur kan kalian langsung disuguhi kasus...emangnya enak?" Tanya Mavis sambil meminum tehnya Zeref.
"Siapa tau pas liburan ada kasus yang gak disangka-sangka..." Kata Lucy sambil tertawa terkikik-kikik.
Mereka semua pun sweatdroop saat melihat Lucy.
The Detective
To Be Continued
Maap sebelumnya karena author telah sering melakukan yang namanya replace chapter atau fanfic, tapi gak apa kan? Dan di chapter berikutnya mereka akan segera tiba di pantai Docuia :D dan readers akan bertemu dengan orang-orang baru yang kemungkinan adalah pelakunya...
Jadi cobalah menebak terlebih dahulu siapa yang akan menjadi pelaku dari kasus ini XD
Ini author bikinnya pas 6 halaman MS Word lho...#gaknanya#
Jangan lupa Review :D
