"Apa benar Namikaze berpacaran sama Haruno?"

"Masa? Mana mungkin si cakep-ku Naruto berpacaran dengan cewek jelek seperti si Haruno? Tidak masuk akal."

"Lebih baik jangan. Aku tidak sudi lihat cewek impianku bersanding dengan cowok barbar seperti Namikaze. Ogah aku."

"Betul, bro. Tidak cocok dan tidak sepadan buat mereka berdampingan."

"Aku dukung dengan hubungan mereka. Habisnya mereka lucu."

"Setuju sama kamu."

Banyak sekali kalimat-kalimat muncul yang keluar dari mulut siswa-siswi St. Konoha President ini. Banyak sekali tidak memercayai pada apa yang terjadi. Ada yang mendukung. Ada yang menolak. Ada yang mengejek keduanya satu sama lain karena tidak cocok. Huft! Sangat payah dalam keadaan ini.

Hal ini memicu kecemburuan salah satu guru sekolah ini. Dia tidak suka gossip itu menyebar dengan sendirinya hanya karena mereka semua melihat pemandangan sering ada di sekolah ini. Pemandangan di mana gadis berambut merah muda pendek sebahu berjalan-jalan bersama pemuda berambut kuning jabrik tersebut. Sama-sama ketawa dan tidak peduli pada sekeliling yang menatap mereka penuh ejekkan dan kebencian.

.

Question & Answer

.

DISCLAIMER: NARUTO belong to KISHIMOTO MASASHI

WARNING: High School version. Ada typo. Deskripsi biasa. Alternate Universe. Genre: Romance, Fluff, Family, Friendship, Humor.

Chapter 01: Gossip?

Pemuda berambut kuning jabrik merasa tidak enak pada pandangan senonoh orang-orang di sekelilingnya, terasa mencekik. Hidupnya tidak tenang. Apalagi para laki-laki memintanya menyuruh dirinya putus dari Haruno Sakura, gadis yang merupakan sahabatnya dari kecil.

"Mereka itu tiada henti-hentinya bikin gossip parah. Dibilang pacaran. Dibilang tidak cocoklah. Inilah. Itulah. Aku capek banget," keluh pemuda itu seraya mengaduk-ngaduk baksonya.

"Makanya kalau jadi orang jangan terlalu populer," ucap orang di depannya yang memakan baksonya dengan lahap.

"Bukan begitu, Kiba. Aku heran sama mereka. Di mana mereka beranggapan aku berpacaran sama Sakura. Itu 'kan aneh," gerutu pemuda itu cemberut.

Pemuda berambut merah di sampingnya menutup buku, merapihkan letak kacamatanya. Menatap sahabat sebelahnya penuh intens. "Kamu tidak nyadar, ya. Kamu melakukan ini karena siapa? Kamu melakukannya karena melindungi Haruno, bukan?"

"Iya, aku tahu itu, Gaara." Pemuda itu ingin sekali menjitak si rambut merah itu, gemas banget. "Aku melakukannya karena ingin melindunginya dari si cowok manis si Akasuna Sasori itu. Tapi, aku takut."

"Takut kenapa?" tanyanya kedua orang secara bersamaan.

Pemuda itu malah mengatup bibirnya rapat-rapat malas membahas apa yang ditakutinya selama ini semenjak orang itu mengajar di sekolah ini. Karena tidak paham pada tingkah sahabat satu itu dan membiarkannya membisu, mereka melanjutkan apa yang tertunda.

Sesaat semuanya terdiam karena tidak ada memulainya, barulah muncul sahabat pemuda itu yang berlarian sambil terengah-engah. Sesampainya di depan mereka, dia mengatur napasnya. Pemuda itu mengernyit bingung pada pemuda berambut hitam klimis dan kulitnya putih pucat mirip orang sakit.

"Ngapain kamu berlari-lari seperti itu, seperti dikejar setan saja."

"Bu-bukan begitu, bodoh." Sahabatnya menjitak kepala pemuda berambut kuning jabrik sehingga pemuda itu meringis kesakitan. "Ini tentang Haruno."

Kesetanan, pemuda itu bangkit dan mengguncang sahabatnya yang membawa berita tentang Sakura. "Apa yang terjadi dengan Sakura, Sai? Dia tidak apa-apa 'kan?"

"Geng Akatsuki membawanya ke lorong di belakang sekolah. Bersama Ino tadi. Mereka sekarang butuh bantuanmu," ucap Sai, nama pemuda pembawa berita itu. Dengan kecepatan cahaya, pemuda memiliki mata langit langsung berlari menuju lorong belakang sekolah. Disusul ketiga sahabatnya.

Sedangkan yang satu, karena lama menunggu bakmi dihidangkan, dirinya malah ditinggalkan. Buru-buru merasakan sahabat satu tidak ada, Kiba langsung menarik lengannya dan mengikuti pemuda dan sahabat-sahabatnya.

Lorong sekolah ribut karena pemuda berambut durian dan keempat sahabatnya berlarian. Hal ini disadari salah satu guru yang melihatnya. Bingung juga heran. Tetapi melihat ekspresi pemuda durian tersebut, dia merasakan firasat tidak enak. Dengan berhati-hati diikuti langkah-langkah siswa-siswanya tanpa ketahuan.

.

.

Gadis berambut merah muda sebahu terdorong hingga punggung tertabrak dinding di belakangnya. Rasa sakit menggelayut di punggungnya. Dia juga melihat sahabatnya jatuh terjengkal ke samping sehingga kakinya terkilir. Ingin sekali membantu sahabatnya, tetapi ada daya. Geng besar di St. Konoha President ini membuatnya tidak bisa berkutik.

"Seenaknya saja kamu berdekatan dengan Naruto kami. Kamu tidak tahu malu?! Hm?" ucapnya kesal dan gemas, salah satu anggota Geng Akatsuki. Tampangnya biasa saja, rambutnya berwarna putih dan berdada besar.

Sakura mendengus. "Memangnya kalian siapa? Seenak jidat mengatur hidup orang. Kalian itu yang tidak tahu malu." Tiba-tiba Sakura dengan entengnya tidak takut pada omongan kakak senior sekaligus geng paling ditakuti di sekolah. Sayang, Sakura tidak pernah takut kecuali satu orang.

"Kamu mau melawan?!" teriak Hidan sambil melayangkan pukulan buat cewek judes dan tidak tahu malu seperti Sakura. Sakura menutup mata, namun dirinya tidak merasakan apa-apa.

"Hentikan, Hidan! Kamu mau menyakitinya?" kata seorang cowok berambut merah menangkap tangan sahabatnya sedari kecil. "Kalau kamu menyukai Namikaze, jangan di sini. Bilang langsung ke orangnya."

Merasa tersindir oleh sahabatnya satu ini, Hidan menurunkan tangannya dan berbalik badan. Malas menatap Sasori, cowok manis yang sangat diincar di sekolah ini karena saking manisnya. Sasori menoleh menatap Sakura yang meringis, membantunya berdiri tegak.

"Kamu tidak apa-apa 'kan? Maafkan sahabat Kakak."

"Saya tidak apa-apa kok, senpai." Sakura menghindari tangan Sasori untuk menyentuhnya dan menghampiri sahabatnya, Ino. "Kamu tidak apa-apa, Ino?" Ino mengangguk.

"Sakura!"

Sakura dan beberapa orang ada di lorong itu menengok ke suara berasal. Sakura senang melihat sahabatnya datang ke tempatnya. Naruto, panggilan akrabnya, mendekati Sakura dan menatap sinis pada Sasori dan anggota geng Akatsuki.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Naruto khawatir seraya membantu Sakura berdiri juga Ino dibantu Sai. Naruto menoleh dan menatap kakak kelasnya yang berada satu tahun di atasnya. "Bisakah para senpai-senpai tidak memaksa Sakura berbicara. Ini hakku buat berada di sekitarnya. Kalian tidak pantas melakukan ini pada Sakura karena gossip tidak bermutu!"

Tercengang? Pastinya. Tidak menyangka Naruto paling anti berbicara dengan kakak senior akhirnya berbicara tepat di depannya. Saat Sasori mau membalas perkataan itu, muncullah sosok tidak diduga datang di depan mereka. Semuanya sontak terkejut dan memasang badan penuh hormat.

"Sa-Sasuke-sensei?"

"Ada apa ini?" tanyanya dingin.

Mereka menunduk, karena guru di depan mereka ini adalah guru paling kejam dalam soal nilai dan beberapa peraturan di sekolah ini. Dia juga membenci bullying. Dia terus menatap anak-anak didiknya penuh ketajaman mata bola hitamnya. Kemudian tatapannya mendarat ke mata sendu milik Sakura dan mata ketakutan milik Naruto.

"Haruno-san dan Namikaze-san, ikut ke ruangan saya sebentar." Kemudian melirik ke Sasori dan geng Akatsuki. "Kalian tidak boleh ke mana-mana. Sepulang sekolah, kalian harus datang ke ruangan saya. Jangan harap kalian kabur."

"Baik, sensei."

Tanpa membantu, pria berambut biru pun beranjak pergi dari sana. Semuanya menghembuskan napas lega. Mereka paling ketakutan kalau berurusan dengan guru satu itu ketimbang guru-guru lain yang kelewat serius, gokil dan bikin mereka gila-gilaan.

Sasori menatap tajam pada Naruto. "Namikaze, urusan kita belum selesai." Dia pun beranjak dari sana bersama sahabat-sahabatnya yang lain.

Pemuda berambut kuning mendengus kesal dan meneliti Sakura dari atas ke bawah. "Kamu tidak terluka 'kan, Sakura?" Sakura menggeleng cepat, namun kedua mata terfokus pada sosok di ujung sana. Sosok yang dirindukannya.

"Hei!" Semua yang tersisa di lorong menatap Shino. "Kalian mau membiarkanku makan di sini?" Semuanya tertawa terbahak-bahak pada sosok polos Aburame Shino yang membawa mangkuk bakmi. Kiba di sampingnya menggeleng dan menepuk pelan bahu sahabatnya.

"Mending makan di sini saja, bro!" katanya tertawa.

-To be continued-

.

A/N: Buat lagi? Di fandom Naruto? Hahaha… iya. Itu saya buat lagi. Ini pair SasuSaku buat seseorang yang special suka sama pair ini. Well, masih berdasarkan ficlet. Saya belum bisa membuatnya panjang-panjang. Nanti saja deh, pas akhir tahun ini kali ya :P

Terima kasih sudah mau membaca, ya! ^^

Sign,

Zecka Fujioka

04 Mei 2014