HAND

By

Jae

CHANBAEK

Park Chanyeol – Byun Baekhyun

YAOI

( Song Recommendation : EXO – Touch It )


"Astaga… aku lupa dimana letak hotelnya."

Baekhyun menatap bingung wilayah yang dipadati oleh para penduduk dan juga para wisatawan asing. Namun, Baekhyun kini duduk termenung di sebuah kursi pinggiran trotoar dengan ekpresi panik. Baekhyun bingung bukan karena kehabisan uang atau ketinggalan pesawat. Tapi ia kebingungan dimana letak hotel, tempatnya menginap. Ini pertama kalinya ia melakukan solo traveling ke luar negeri tanpa orangtua, kakaknya dan teman-temannya. Dengan modal nekad, ia melakukan perjalanan ke Barcelona seorang diri dengan berbekal kamus bahasa inggris dan brosur peta Barcelona yang sialnya ia lupakan di hotel karena terlalu gembira untuk menjelajahi Barcelona.

"Baekhyun bodoh!" Ia meremas rambutnya kuat-kuat hingga kulit kepalanya memerah. Baekhyun tidak peduli jika rambutnya akan lepas dari kepalanya. Masa bodoh, kembali ke hotel lebih penting daripada harus memikirkan kepalanya gundul saat ini.

Setelah beberapa menit ia menyesali kebodohannya. Baekhyun bangkit lalu berjalan ke mana arah mata angin. Berharap seseorang menemukannya. Paling tidak ada orang yang mengenalnya, walaupun itu mustahil. Bodoh, mana mungkin ada yang mengenalnya disini. Kecuali para penjahat yang ingin menculiknya. Itupun kalau penjahatnya tahu ia anak siapa.

Ia melangkah gontai melewati sudut negara Barcelona yang sebentar lagi akan malam. Matahari sudah ingin kembali ke tempat asalnya. Namun Baekhyun masih seperti seekor anak ayam kehilangan induknya.

Andai saja ia mengajak Kyungsoo. Mungkin hidupnya tidak akan seperti ini. Paling tidak, Kyungsoo bisa membantunya untuk berkomunikasi dengan masyarakat setempat. Bukannya Baekhyun bodoh dalam bahasa asing apalagi bahasa inggris. Ia hanya terlalu tidak menguasai bahasa inggris, karena saat di dalam kelas ia hanya tidur atau membaca komik secara diam-diam jika Ms. Jessica menjelaskan.

Anggap saja itu karma baginya. Karena ia tersesat seperti orang bodoh.

Ia melewati jembatan yang menghubungkan wilayah pasar dan taman nasional yang kini semakin ramai oleh pengunjung. Baekhyun menghela napas, meratapi nasibnya untuk saat ini. Ia meraih ponselnya yang telah mati total sejak ia menjadi anak ayam kehilangan induknya.

Hidupnya benar-benar sial hari ini.

"Ibu, anakmu yang tampan ini akan menjadi gelandangan." lirihnya dengan ekspresi lucu dengan bibir mengerucut dan menunduk kepala ke bawah. Sangat seperti anak kecil yang sedang kehilangan ibunya di pusat perbelanjaan. Jika anak kecil akan menangis, Baekhyun mungkin melakukan hal yang sama jika ia tidak ingat umur untuk saat ini. Baekhyun itu manja dan cengeng. Ingat itu!

"Tidak akan…."

Baekhyun mendongakkan kepalanya ketika sebuah suara berat disampingnya. Seorang pria jangkung mengenakan kemeja kotak-kotak merah dan ripped jeans serta topi hitam yang menutup kepalanya.

"Kau ingin kembali ke hotel kan?" tanyanya.

Anehnya, Baekhyun mengangguk dengan mata mengerjap lucu seperti anak anjing. Pria itu tersenyum dan semakin membuat Baekhyun terpana melihat bagaimana senyum menawan itu memang menghipnotisnya.

"Ayo kuantar kau ke hotel, Baekhyun…" Pria itu menarik tangan Baekhyun yang masih tertegun ditempatnya dan mengenggam tangan kecil itu dengan tangan besarnya lalu membawa pria kecil itu kembali ke hotel.


[ HAND ]


Matahari telah menyising di ufuk timur. Suara burung menjadi sebuah alarm alam yang selalu membangunkan Baekhyun dari tidur nyenyaknya. Baekhyun mengerjapkan matanya ketika sinar matahari sudah masuk menerobos kaca jendela kamarnya yang hanya ia tutupi dengan kain transparan. Kebiasaan Baekhyun jika sedang bermain di balkon kamarnya di malam hari, ia akan lupa menutup tirai kamarnya jika sudah mengantuk.

Ia mengangkat tangan kanannya, lalu mengerjap bingung.

Setelah sekian detik ia menghela napasnya, "Hanya mimpi," ujarnya.

Apa yang ia alami tadi adalah hanya mimpi. Baekhyun tersenyum miris ketika apa yang ia harapkan sebenarnya selama ini hanya mimpi belaka.

Ia pun bergegas bangun dari ranjangnya menuju kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Semua siswa telah berada di dalam ketika bel telah berbunyi termasuk Baekhyun yang telah menempati tempat duduknya dan seperti biasa hari ini pelajaran pertama adalah kelas Miss Jessica, seorang perempuan berpostur badan seperti gitar spanyol dan darah campuran Amerika-Korea. Baekhyun lebih suka menyebutnya si nenek lampir, karena wanita cantik tubuh semampai itu sangat galak dan membosankan.

"Byun Baekhyun…" Baekhyun menegang ditempat duduknya dan menatap Kyungsoo dengan pandangan bertanya. Namun Kyungsoo hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Iya, Miss."

"Nanti temui aku di ruang guru."

Baekhyun mengangguk kaku setelah wanita cantik itu berkata dan meninggalkan kelas. Baekhyun menelan ludah gugup bukan main. Kenapa Ms. Jessica memanggilnya. Selama ini nilainya tidak buruk di mata pelajaran ini, walaupun bahasa inggrisnya rata-rata.

Dengan langkah berat ia mengabaikan tatapan prihatin Kyungsoo menuju ruang guru. Ia akan menceritakan pada Kyungsoo nantinya apa yang terjadi. Setelah langkahnya sampai didepan pintu ruang guru, Baekhyun mengetuk pintu itu lalu masuk ke dalam. Beberapa pasang mata menatap ke arahnya sebentar membuat Baekhyun membungkuk hormat ke arah guru-guru disana.

Setelah ia menghampiri meja Ms. Jessica, ia menatap wanita itu dengan gugup.

"Byun Baekhyun-ssi." Baekhyun mengangguk kaku walaupun wanita itu tersenyum padanya.

"Ada apa Miss?"

Tanpa menjawab pertanyaan dari muridnya. Jessica memberikan sebuah amplop coklat berukuran sedang pada Baekhyun yang menatap heran namun tetap ia terima.

"Kau buka setelah di rumah." ucap Jessica.

Baekhyun hanya mengangguk patuh dan permisi pada Miss Jessica, lalu membungkukkan badannya dan kemudian dari ruangan itu dengan beribu pertanyaan didalam benaknya sambil menatap amplop coklat ditangannya.

"Ada apa?" Tanya Kyungsoo begitu Baekhyun sudah menduduki kursinya.

"Hanya masalah nilai dan efektifitas kegiatanku di kelasnya." sahut Baekhyun menyimpan amplop coklat itu dalam tasnya.

"Itu apa?" Kyungsoo kembali bertanya padanya dengan penasaran dengan amplop coklat yang ia bawa. Setelah amplop itu berada didalam tasnya. Baekhyun menghela napas.

"Nilai-nilaiku." Jawabnya mencoba membuat Kyungsoo berhenti menanyainya. Kyungsoo memutar bola matanya malas dan kembali duduk di tempatnya dengan menatap punggung Baekhyun yang berada di depannya.


[ HAND ]


Baekhyun mengempaskan diri ke sofa di dalam kamarnya setelah ia melemparkan tasnya disampingnya. Ia menghela napas dan meletakkan lengannya untuk menutup sebagian wajahnya. Napasnya yang teratur tidak membuatnya tenang setelah hari ini ia dimarahi oleh guru-guru, karena ia melamun di dalam kelas.

Ini bukan dirinya yang melamun di dalam kelas kecuali tidur di mata pelajaran tertentu saja. Tapi hari ini setelah keluar dari ruang guru bertemu dengan Miss Jessica, otaknya seolah mendorongnya untuk melamun. Ia merasa penasaran kenapa wanita cantik dan galak itu tidak memarahinya seperti biasa jika ia tertidur dan menghukumnya berdiri dengan satu kaki di lorong kelas. Justru wanita itu hanya menegurnya saja dan menyuruhnya ke ruang guru dan lalu memberinya sebuah amplop coklat padanya.

Oh ya, Baekhyun melupakannya.

Ia buru-buru membuka matanya dan mengambil amplop coklat di dalam tasnya lalu membukanya. Disana ada dua buah lembaran berisikan sebuah lembaga private kursus yang tercantum namanya disana yang memunculkan kernyitan di dahinya.

Sejak kapan ia mendaftarkan dirinya di lembaga private ini. Bahkan ibunya saja tidak pernah menyuruhnya untuk kursus belajar karena ia selalu merengek, menolak tidak ingin belajar disana dan berakhir Kyungsoo yang menjadi tutor dadakannya di rumahnya kadang.

Pintu kamarnya terbuka. Baekhyun buru-buru menyimpan berkas itu di dalam tasnya kembali. Dari sebalik pintu putih itu muncul sosok wanita paruh baya yang tersenyum ke arahnya.

"Ibu, kapan pulang?" Seru Baekhyun riang menghampiri sang ibu yang menyambut putra kesayangannya ke dalam pelukannya.

"Baru saja. Bibi Jung bilang kau kelelahan, baby." ucap Ibunya menangkup wajah manis putranya lalu mengecup hidung bangir itu.

"Ibu~ jangan lakukan itu." rengek Baekhyun.

Ibunya terkekeh, melihat tingkah Baekhyun yang benar-benar seperti anak kecil yang menggemaskan walaupun umurnya sudah belasan tahun.

"Kenapa ibu pulang lebih cepat dari biasanya? Apa bisnis ibu di London sudah selesaia?" Tanyanya membawa ibunya duduk di sofa yang ia duduki tadi, lalu memeluk ibunya dengan erat.

"Ehm, bagaimana ya ibu menjelaskannya." Jawaban ibunya membuat Baekhyun mendongak menatapnya. Ibunya menatap sendu pada putranya itu.

"Ada apa, bu?" tanya Baekhyun penasaran, ia tegak dari posisinya menatap lurus ke manik ibunya itu.

Wanita paruh baya itu mengelus kepala putra, sebelum kemudian berkata, "Ayahmu datang pada ibu ingin membawamu ke Amerika." ucapnya.

Baekhyun tersentak saat itu juga mendengar perkataan ibunya. Ada rasa tidak nyaman yang menggerogotin dirinya ketika ibunya berkata bahwa ayahnya yang telah meninggalkannya sejak kecil kini ingin membawanya pergi dari ibunya.

"Ibu tenang saja. Aku tidak ingin bersama ayah." ucapnya meyakinkan ibunya. Ia menggenggam tangan ibunya dan menatap pada ibunya dengan tegas bahwa apa yang ia katakan itu ada benarnya. Ia benar-benar tidak ingin pisah dengan ibunya.


[ HAND ]


"Kau sudah menyerahkan apa yang kuminta?"

Jessica memutar bola matanya malas lalu mengangguk. "Sudah."

Pria di hadapannya tersenyum penuh arti, begitu Jessica telah melakukan permintaannya untuk menyerahkan pendaftaran lembaga private itu pada Baekhyun.

"Kau ini pengecut sekali." Seorang gadis muncul dari belakangnya membuat pria itu tersentak dari duduknya. Gadis itu mengidik bahu acuh dengan tatapan pria itu yang ingin mengulitinya hidup-hidup.

"Aku tidak seperti yang kau katakan, adikku sayang. Ini terlalu awal untuk menunjukkan siapa diriku dihadapannya." Bantahnya tidak terima dengan ucapan adiknya itu.

Gadis itu kini duduk sofa dihadapan kakak laki-lakinya. Meminum teh miliknya yang sudah menjadi rutinitasnya setiap malam. "Lalu apa namanya yang diam-diam melihatnya dari jauh dan kau hanya bisa masuk ke dalam mimpinya." Gadis itu kembali menyindirnya.

Sementara Jessica terkekeh, Ia juga membenarkan perkataan adik bungsunya itu. bagaimana adik laki-lakinya itu tidak ubahnya seperti seorang pengecut.

Pria itu berdecak, kakak dan adiknya itu sama sekali tidak tahu bagaimana keinginannya. Ia hanya melakukan rencana yang telah ia susun jauh-jauh hari untuk mendekati laki-laki manis yang telah menempati ruang dihatinya sejak pertama kali mereka bertemu di salah satu kafe.

Sebenarnya itu hanya pertemuan yang tidak disengaja. Saat itu Baekhyun sedang menunggu temannya yang entah untuk apa. Ia tidak tahu, dan kebetulan ia juga berada di dalam kafe itu bersama Jongdae untuk membahas masalah proyek perusahaannya.

"Berani bertaruh…" Gadis itu memalingkan wajahnya pada Jessica yang menatapnya dengan kernyitan didahinya, "Malam ini si caplang ini akan masuk ke dalam mimpi pemuda manis itu lagi dan melakukan hal yang tidak terduga." ucapnya.

Jessica mengangguk setuju, "Call, apa yang mau kau taruhkan kali ini?" tanyanya semangat.

"Kau boleh mengambil satu koleksi boneka beruangku," tawarnya.

"Call."

"Jika kau yang menang, kau boleh mengambil koleksi tas channel milikku yang baru saja ku beli tadi." Ia mengangkat paperbag berwarna putih dengan logo terkenal itu. Jane Park, gadis itu mengangguk tak kalah semangat dengan mata berbinar melihat paperbag itu dan membayangkan kalau ia akan menang.

"Ya! orang yang kalian taruhkan itu ada di depan kalian." Pekik pria itu tidak terima karena dirinya menjadi barang taruhan oleh kedua perempuan dihadapannya.

Jessica dan Jane tertawa lebar melihat bagaimana seorang Park Chanyeol mengamuk karena mereka membuatnya menjadi barang taruhan.


[ HAND ]


Baekhyun mengerang dengan mata terpejam. Tubuhnya mengeliat tidak nyaman begitu sebuah tangan yang sedang memiling putingnya dengan sensual. Bibirnya bahkan mendesah nikmat begitu merasakan satu tangan lagi sedang meremas penisnya.

"Ahh….."

Desahan itu nyatanya tidak membuat matanya terbuka. Bahkan otaknya memaksa dirinya untuk menikmati apa yang sedang terjadi di dalam mimpinya itu.

Tubuh kecilnya dikukung oleh tubuh yang tegap dengan aroma maskulin yang begitu nyata di indera penciumannya. Sekali lagi, Baekhyun bahkan tidak bisa membuka matanya itu.

"Ohh… Astahha..gahhh…." ucapnya terengah-engah dengan bibir terbuka. Bahkan ia merasakan bibir tebal itu memberikannya kecupan begitu nyata di seluruh tubuhnya. "Lahh..giihhhh…Ohh…"

Mendengar permintaan Baekhyun yang menginginkan lebih. Sebuah seringai muncul di bibir tampan itu. Baekhyun sama sekali tidak bisa melihat jauh ke dalam mata itu karena begitu samar. Apa matanya sedang sakit atau mengantuk ia sama sekali tidak bisa melihat sosok yang berada diatasnya itu.

"Aku akan melakukannya, sayang." suara baritone itu terdengar di telinga sebelah kirinya. Begitu berat dan panas ketika telinganya dikulum oleh pria itu. Membuat libido Baekhyun semakin meningkatkan dan membuat kepalanya seketika pening merasakan nikmati surgawi yang berada didalam mimpinya.

Hingga penisnya dan penis milik pria diatas saling beradu, bergesekkan satu sama lain dengan celana masih terpasang di pinggul keduanya.

"Ahhh….Ohh..kehhnahhh..pahh i—iinihh… nikhhh..mathhh…Ohh." Pekiknya begitu penis di remas semakin kuat.

Dan pria diatasnya kini pindah mengecup puting merah merona miliknya. Tanpa Baekhyun sadari bajunya telah terlepas. Ia tidak tahu, apakah saat tidur ia membuka bajunya atau tidak. Tapi pada kenyataannya ia tidak pernah membuka bajunya ketika tidur, karena Baekhyun tidak tahan dengan udara dingin.

Ketika ia ingin membuka matanya. Pria dihadapannya tertarik oleh seseorang di belakangnya dan menghilang bagaimana debu yang di terbangkan oleh angin.

Saat itu juga mata bulan sabit itu terbuka dengan napas terengah-engah. Lalu menatap tubuhnya yang masih berpakaian lengkap membuat dirinya sedikit lega. Hanya saja yang membuatnya tidak nyaman adalah penisnya masih menegang dibawah sana.

Bagaimana bisa ia mimpi bercinta dengan sosok yang samar di pengelihatannya. Bahkan ia sama sekali tidak bisa melihat mata itu. Namun, suara dan aroma itu mengingatkan pada mimpinya yang sebelumnya. Ia seperti nyata tapi ia tidak merasakan lagi ketika terbangun.

Baekhyun pun mengerang frustasi. Ia menyibak selimut tebalnya lalu berlari ke dalam kamar mandi untuk menuntas hasratnya itu.


[ HAND ]


Chanyeol mengerang frustasi dan siap meledak melihat Jane yang tertawa seperti orang terserang penyakit lupus. Adik bungsunya itu dengan kejamnya menyeret dirinya keluar dari mimpi Baekhyun. Padahal sedikit lagi ia dan Baekhyun sudah akan ingin menuntaskan hasrat mereka.

"Berhentilah tertawa atau kau akan kutendang ke kolam berenang." Ancam tidak main-main dengan kedua tangannya di kacakkan dipinggang.

Jane tidak mempedulikan ancaman Chanyeol. Gadis itu masih tertawa dengan memegang perutnya karena sudah mulai sakit.

"Astaga, caplang ini…" Ia kembali tertawa tanpa mempedulikan pelototan mata Chanyeol yang menatapnya garang.

"Ada apa ini?" Jessica datang dari arah timur bangunan dengan wajah mengantuk dan menatap heran ke arah kedua adiknya itu.

"Jess, lihatlah si caplang ini…" Ia menunjuk ke arah Chanyeol yang sudah ingin menelannya hidup-hidup. Seketika Jessica pun ikut tertawa melihat Chanyeol membuat pria itu mengerang frustasi melihat tingkah kedua perempuan di hadapannya ini.

"Astaga, Chanyeol. Apa yang terjadi padamu?" tanya Jessica dengan wajah memerah melihat penampilan Chanyeol yang hanya memakai celana panjang tanpa baju dengan tubuh penuh cakaran dan juga bagian bawahnya terlihat menegang.

"Dia mau memperkosa si Baekhyun." ucap Jane yang tawanya mereda sedikit namun perutnya terasa seperti kram karena tertawa tadi. Jessica melongo dengan bibir membulat tidak percaya.

"YA! SINI KAU BODOH!" Pekik Jessica membuat Chanyeol terperanjat memegang dadanya. Ia hampir saja jantungan dibuatnya.

"DASAR GILA! DIA MASIH BOCAH, DASAR MESUM…" Jessica memukul adiknya itu tanpa ampun, membuat Chanyeol berusaha menghindari pukulan kakaknya.

"YA! YA! AKU KAN… YA INI SAKIT! HENTIKAN NOONA…" Teriak Chanyeol heboh.

Jane kembali tertawa sambil memegang perutnya. Kali ini gadis itu terguling-guling di lantai melihat bagaimana kakak perempuannya berubah menjadi seorang monster memukul kakak laki-lakinya.

"NOONA, BERHENTILAH MENJADI MONSTER." Pekik Chanyeol yang kini sudah berada diatas meja makan menghindari kakaknya yang masih ingin meremukkan tubuhnya.

"Astaga, PARK CHANYEOL! APA OTAK DAN PENISMU ITU TIDAK PERNAH SALING KONSISTEN, HUH?!"

"Apa yang salah dengan otakku. Aku dan Baekhyun melakukannya karena kita saling menginginkan dan KAU BERHENTILAH MENATAP PENISKU." Ujar Chanyeol yang langsung menutup penis kebanggaannya itu dengan kedua tangannya. Sial sekali, penisnya belum juga tidur karena hasratnya belum tertuntaskan.

"Dasar sinting! kenapa aku harus menatap penismu itu. Dasar gila!" Maki Jessica yang langsung pergi meninggalkan Chanyeol yang melongos kesal padanya.

Wanita cantik itu melangkah melewati adik bungsunya yang terkapar lemas, lalu menatapnya dengan ekspresi datar.

"Aku menang. Jangan lupa taruhan kita." Ucap Jane yang tidak elitnya menarik-narik kaki Jessica yang berjalan menuju kamarnya. "Park Chanyeol. Terimakasih. Aku menang." Pekiknya riang yang membuat Chanyeol benar-benar ingin menelannya hidup-hidup.

"DASAR WANITA-WANITA SIALAN! AWAS KALIAN." Maki Chanyeol yang melompat turun dari meja makan dan berlari menuju kamarnya untuk menuntas hasratnya yang sempat gagal oleh adik bungsu sialannya itu.


[ To Be Continued ]


Halo, ada yang kangen denganku? wkwkwkwk XD

Aku kasih cerita baru ke kalian. Ini sebenarnya udah lama aku bikin. Udah dua tahun di dalam draft tapi belum sempat aku lanjutin. Semoga kalian suka wkwkwkwk soalnya ini cerita pertamaku buat CHANBAEK enaena. Part pertama masih dalam mimpi doang sih XDD penting enaena ya wkwkwkkwk XDD

Untuk cerita Love Abuse masih prosesnya. Belum tau kapan bisa di upadate tapi aku usahakan secepatnya.

And the last, kotak review kelamaan jaran goyang, silahkan digoyang disana biar bisa makin hot CHANBAEK enaena nya nanti wkwkwkwk XDD

CHANBAEK IS REAL!

Salam,

Sempak Chanyeol dan Baekhyun.